PADA KLIEN DENGAN HENTI NAPAS DAN JANTUNG DI IGD RSUD dr. ADHYATMA MPH SEMARANG
Disusun oleh : NAHFI LUTFIATI P1337420615037
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG 2018 1. Pengertian Prosedur Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan gawat darurat akibat kegagalan sirkulasi dan pernafasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah kematian biologis. Resusitasi jantung paru (RJP) atau juga dikenal dengan cardio pulmonier resusitation (CPR), merupakan gabungan antara pijat jantung dan pernafasan buatan. RJP harus segera dilakukan dalam 4-6 menit setelah ditemukan telah terjadi henti nafas dan henti jantung untuk mencegah kerusakan sel-sel otak dan lain-lain. 2. Indikasi Prosedur a. Henti Napas (Apneu) Dapat disebabkan oleh sumbatan jalan napas atau akibat depresi pernapasan baik di sentral maupun perifer. Berkurangnya oksigen di dalam tubuh akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia. Frekuensi napas akan lebih cepat dari pada keadaan normal. Bila perlangsungannya lama akan memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2, kemudian mempengaruhi SSP dengan menekan pusat napas. Keadaan inilah yang dikenal sebagai henti nafas. b. Henti Jantung (Cardiac Arrest) Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas, maka oksigen akan tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan akibatnya henti jantung (cardiac arrest). 3. Alat dan Bahan Prosedur a. Resusitasi kit b. Jam / arloji c. Sungkup d. Handscoon 4. Sistematika Prosedur Langkah-langkah tincdakan RJP : a. Penentuan Tingkat Kesadaran ( Respon Korban ) Dilakukan dengan menggoyangkan korban. Bila korban menjawab, maka ABC dalam keadaan baik. Dan bila tidak ada respon, maka perlu ditindaki segera. b. Memanggil bantuan (call for help) Bila petugas hanya seorang diri, jangan memulai RJP sebelum memanggil bantuan. c. Posisikan Korban Korban harus dalam keadaan terlentang pada dasar yang keras (lantai, long board). Bila dalam keadaan telungkup, korban dibalikkan. Bila dalam keadaan trauma, pembalikan dilakukan dengan ”Log Roll” d. Posisi Penolong Korban di lantai, penolong berlutut di sisi kanan korban . e. Pemeriksaan Pernafasan Yang pertama harus selalu dipastikan adalah airway dalam keadaan baik yaitu tidak terlihat gerakan otot napas dan tidak ada aliran udara via hidung. Dapat dilakukan dengan menggunakan teknik lihat, dengan dan rasa, bila korban bernapas, korban tidak memerlukan RJP. f. Pemeriksaan Sirkulasi 1. Pada orang dewasa tidak ada denyut nadi carotis 2. Pada bayi dan anak kecil tidak ada denyut nadi brachialis 3. Tidak ada tanda-tanda sirkulasi 4. Bila ada pulsasi dan korban pernapas, napas buatan dapat dihentikan. Tetapi bila ada pulsasi dan korban tidak bernapas, napas buatan diteruskan. Dan bila tidak ada pulsasi, dilakukan RJP. g. Jika Pasien henti napas Pernapasan buatan diberikan dengan cara : 1. Mouth to Mouth Ventilation 2. Mouth to Stoma 3. Mouth to Mask ventilation 4. Bag Valve Mask Ventilation ( Ambu Bag) 5. Flow restricted Oxygen Powered Ventilation (FROP) h. Jika Pasien henti jantung RJP dapat dilakukan oleh satu orang penolong atau dua orang penolong. Lokasi titik tumpu kompresi yaitu : 1. 1/3 distal sternum atau 2 jari proksimal Proc. Xiphoideus 2. Jari tengah tangan kanan diletakkan di Proc. Xiphoideus, sedangkan jari telunjuk mengikuti 3. Tempatkan tumit tangan di atas jari telunjuk tersebut 4. Tumit tangan satunya diletakkan di atas tangan yang sudah berada tepat di titik pijat jantung 5. Jari-jari tangan dapat dirangkum, namun tidak boleh menyinggung dada korban Teknik Resusitasi Jantung Paru (Kompresi) 1. Kedua lengan lurus dan tegak lurus pada sternum
8. Rasio pijat dan napas 30 : 2 (15 kali kompresi : 2 kali hembusan napas)
9. Setelah empat siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi
5. Hasil Pelaksanaan Prosedur Pada hari rabu tanggal 06 Agustus 2018 pukul 07.30 WIB telah dilakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru. Tindakan tersebut dilakukan pada klien Tn. J dengan Hipertensi dan dispnea. Klien mengalami henti napas dan henti jantung. Setelah terpasang intubasi di lakukan kompresi 5 siklus dan di evaluasi nadi serta napas dengan hasil masih belum ada nadi dan napas. Kompresi terus dilakukan sampai ±30 menit. Hasil evaluasi terakhir klien mascih tidak ada napas dan tidak ada nadi, dilatasi pupil sudah maksimal, hasil ekg sudah menunjukkan asystole sehingga klien dinyatakan meninggal pada pukul 08.00 WIB
6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
a. RJP jangan berhenti lebih dari 5 detik dengan alasan apapun b. Tidak perlu memindahkan penderita ke tempat yang lebih baik, kecuali bila ia sudah stabil c. Jangan menekan prosesus xifoideus pada ujung tulang dada, karena dapat berakibat robeknya hati d. Diantara tiap kompresi, tangan harus melepas tekanan tetapi melekat pada sternum, jari-jari jangan menekan iga korban e. Hindarkan gerakan yang menyentak. Kompresi harus lembut, teratur dan tidak terputus f. Perhatikan komplikasi yang mungkin karena RJP..