Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan proses alamiah, namun apabila tidak di berikan
asuhan yang tepat dapat menyebabkan terjadinya komplikasi pada awal bulan
pertama kehamilan, salah satu komplikasi yang menyertai kehamilan adalah
perdarahan pada trimester pertama yang disebabkan oleh abortus (Saifuddin ;
2009. h.89). Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan. (kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram) (Prawirohardjo ; 2011. h.460).
Hamil dengan Abortus sebenarnya ada beberapa faktor penyebab misalnya
faktor paritas dan umur ibu. Resiko Abortus Imminens semakin tinggi dengan
bertambahnya paritas dan semakin tinggi paritas maka semakin tinggi angka
kejadian abortus dan semakin rendah paritas maka kejadian abortus akan
semakin rendah. Estimasi Nasional menyatakan setiap tahun terjadi 2 juta
kasus abortus di Indonesia, artinya terdapat 43 kasus abortus per 100 kelahiran
hidup pada perempuan usia 15-49 tahun (Prawirohardjo ; 2009. h.460).
Kehamilan dengan Abortus memang tidak banyak menyumbang AKI dan
AKB di Indonesia karena untuk abortus imminen sendiri masih dapat
dipertahankan apabila perdarahan bercak berhenti, servik tertutup (Bobak ;
2012. h.651). Penatalaksanaan abortus imminens tidak diperlukan pengobatan
medik yang khusus atau tirah baring secara total, cukup tidak terlalu melakukan
aktifitas secara berlebihan dan tidak melakukan hubungan seksual dahulu.
Namun apabila perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin dengan cara
USG untuk mengetahui kemungkinan adanya penyebab lain seperti hamil
ektopik atau mola (Saifuddin ; 2009. h. 149). Upaya untuk mengurangi Angka
Kematian Ibu (AKI) dengan ANC secara teratur, melakukan kunjungan
minimal sedikitnya 4x yaitu K1 sampai K4 pada hamil trimester 1 sebanyak 1
kali kunjungan, trimester 2 sebanyak 1 kali kunjungan, dan trimester 3

1
sebanyak 2 kali kunjungan, dengan harapan ANC dapat membantu mengurangi
AKI karena dapat men screening kesehatan sejak dini kemudian dapat
memberikan terapi/ intervensi yang bermanfaat hingga memberikan edukasi
tentang macam kegawatan pada kehamilan dan bagaimana cara mengatasinya
(Kemenkes ; 2010. h.15).
Abortus merupakan kejadian yang paling sering dijumpai pada kehamilan.
Umumnya prevalensi abortus sekitar 10-15 % dari semua tanda klinis
kehamilan yang dikenali, tapi secara empiris estimasi dan prevalensi masih
bervariasi dari yang terendah 2-3% sampai yang tinggi sekitar 30%. Tiga
penyebab klasik kematian ibu di dunia ini disebabkan oleh 3 faktor yaitu
keracunan kehamilan, perdarahan, infeksi sedangkan penyebab ke empat yaitu
abortus. World Health Organization (WHO) melaporkan setiap tahun 42 juta
wanita mengalami kehamilan yang tidak diinginkan yang menyebabkan
abortus, terdiri dari 20 juta merupakan unsafe abortion, yang paling sering
terjadi pada negara-negara dimana abortus itu illegal.

B. WOC
(terlampir)

2
BAB II
LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : Senin, 23 September 2019
Pukul : 07.00 WIB
Ruang/RS : Parikesit/RSWN

BIODATA
1. Biodata Klien
Nama : Ny. H
Tanggal lahir : 19 Juli 1997
Jenis kelamin : Perempuan
No RM : 447950
Pendidikan : SMK
Pekerjan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Gayamsari, Semarang
Tanggal masuk RS : September 2019
Diagnosa medis : Abortus imminens
2. Biodata Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 23 tahun
Hubungan dgn klien : Suami
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Teknisi
Agama : Islam
Alamat : Gayamsari, Semarang

3
RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan utama
Klien mengeluh mengalami perdarahan keluar dari vagina berupa
gumpalan darah.
2. Riwayat keperawatan sekarang
Klien mengatakan pada hari Sabtu, 21 September 2019 pada pukul 22.00
WIB keluar gumpalan darah dari vagina. Pada saat perdarahan klien
mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. Karena khawatir dengan kondisi
kehamilannya klien diantar suaminya untuk segera memeriksakan dirinya
ke IGD RSUD K.R.M.T Wongsonegoro dan kemudian klien menjalani
rawat inap di ruangan Parikesit.
3. Riwayat keperawatan dahulu
Klien dahulu pernah dirawat di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro dan
menjalani operasi kuretase pada tahun 2018 karena didiagnosa KET.
Kemudian pada bulan Maret 2019 klien masuk RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro kembali karena mengalami abortus pada usia kehamilan
1,5 bulan namun pada kehamilan yang kedua ini klien tidak menjalani
proses operasi kuretase.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit keturunan yaitu hipertensi
dan diabetes mellitus dari ibu kandungnya.
5. Riwayat obstetri
Status obstetri : G3P0A2
Anak Usia sekarang Jenis Penolong Ket
ke persalinan hidup/mati
1 - Hamil diluar - Mati (2018)
kandungan
(KET)

4
2 - Abortus usia - Mati (Maret
kandungan 2019)
1,5 bulan

6. Riwayat reproduksi
Menarche : 13 tahun
Siklus menstruasi : 28 hari
Lama : 5 hari
Masalah menstruasi : tidak ada
HPHT : 28 Juli 2019
7. Riwayat KB
Klien mengatakan dirinya belum menggunakan alat kontrasepsi karena
klien dan suami sedang menjalani program hamil.

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

1. Manajemen Kesehatan
Klien mengatakan jika dirinya sakit, dirinya hanya membeli obat di apotek.
Jika minum obat apotek saja tidak segera sembuh, maka klien
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas.
Selama hamil klien mengatakan belum pernah ke puskesmas maupun ke
dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan ANC.
2. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
a. Sebelum sakit
Sebelum sakit pasien makan 3x sehari dengan makanan yang
dikonsumsi nasi dan lauk pauk seadanya. Keluarga mengatakan klien
suka makan sayur dan buah-buahan. Klien mengatakan sehari-hari
dirinya minum air putih kurang lebih sebanyak 5 gelas. Klien
mengatakan memiliki riwayat alergi pada makanan kacang-kacangan.
b. Pada waktu sakit

5
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan nafsu makan selama
sakit. Klien makan habis 1 porsi dengan lauk pauk dan buah yang sudah
disediakan oleh RS. Klien minum hanya sedikit kurang lebih 450 cc.
Observasi :
- A (Antropometri)
 Berat Badan : 60 kg
 Tinggi Badan : 163 cm
 IMT : 22,58 (berat badan normal)
- B (Biochemical)
Tanggal 21 September 2019 :
 Hemoglobin : 13.6 g/dL
 Hematokrit : 39.80 %
 Trombosit : 299/uL
 Leukosit : 13.9/uL
- C (Clinical Sign)
 Turgor kulit elastis
 Rambut lebat, hitam dan panjang
 Konjungtiva tidak anemis
 Capillary refill : < 2 detik
- D (Diet)
Diet tinggi protein, vitamin dan mineral
3. Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
a. Sebelum Sakit
Pasien BAB 2 hari sekali dan BAK 4 kali/hari tanpa dibantu oleh orang
lain.
Fecal : klien mengatakan warna feses kecoklatan, berbau khas,
dengan konsistensi lembek.
Urine : klien mengatakan warna urine kekuningan berbau khas.
b. Pada waktu sakit
Selama sakit klien mengatakan belum pernah BAB.

6
Fecal : klien mengatakan selama sakit di RS dirinya belum pernah
BAB.
Urine : klien mengatakan warna urine kekuningan, bau khas urine,
tidak ada lendir atau darah.
4. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur
a. Sebelum sakit
Sebelum sakit klien mengatakan tidak ada keluhan dengan kebiasaan
tidurnya yaitu 6- 8 jam/ hari. Biasanya pasien tidur pukul 20.00 WIB dan
bangun pada pukul 03.30 WIB. Klien tidak mengalami gangguan tidur.
b. Pada waktu sakit
Selama sakit klien mengatakan dirinya sering tidur dan istirahat namun
juga sering terbangun karena keadaan ruangan di RS yang ramai.
5. Pemenuhan Aktivitas dan Latihan
a. Sebelum sakit
Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa selalu beraktivitas
seperti biasa. Klien merupakan seorang ibu rumah tangga. Klien dapat
melakukan aktivitasnya sehari-hari tanpa ada gangguan.
b. Pada waktu sakit
Klien mengatakan bahwa pada saat sakit seperti saat ini dirinya tidak
mampu melakukan kegiatan yang biasa ia kerjakan sebelum sakit. Klien
mengatakan perutnya terasa nyeri sehingga membuat kesulitan ketika
berjalan. Selama di RS klien dianjurkan untuk bedrest sehingga banyak
melakukan aktivitasnya diatas tempat tidur dan membutuhkan bantuan
dari orang lain.
Indeks Barthel selama dirawat di RS :
No Item yang Dinilai Skor Nilai
1 Personal hygiene 0 : tidak dapat melakukan 3
1 : bantuan penuh
3 : bantuan sedang
4 : bantuan minimal
5 : mandiri

7
2 Mandi 0 : tidak dapat melakukan 3
1 : bantuan penuh
3 : bantuan sedang
4 : bantuan minimal
5 : mandiri
3 Makan 0 : tidak dapat melakukan 8
2 : bantuan penuh
5 : bantuan sedang
8 : bantuan minimal
10 : mandiri
4 Toileting 0 : tidak dapat melakukan 5
2 : bantuan penuh
5 : bantuan sedang
8 : bantuan minimal
10 : mandiri
5 Menaiki tangga 0 : tidak dapat melakukan 5
2 : bantuan penuh
5 : bantuan sedang
8 : bantuan minimal
10 : mandiri
6 Berpakaian 0 : tidak dapat melakukan 8
2 : bantuan penuh
5 : bantuan sedang
8 : bantuan minimal
10 : mandiri
7 BAB 0 : tidak dapat melakukan 5
2 : bantuan penuh
5 : bantuan sedang
8 : bantuan minimal
10 : mandiri

8
8 BAK 0 : tidak dapat melakukan 8
2 : bantuan penuh
5 : bantuan sedang
8 : bantuan minimal
10 : mandiri
9 Ambulasi 0 : tidak dapat melakukan 8
3 : bantuan penuh
8 : bantuan sedang
12 : bantuan minimal
15 : mandiri
Kursi roda 0 : tidak dapat melakukan 3
1 : bantuan penuh
3 : bantuan sedang
4 : bantuan minimal
5 : mandiri
10 Transfer kursi- 0 : tidak dapat melakukan 8
tempat tidur 3 : bantuan penuh
8 : bantuan sedang
12 : bantuan minimal
15 : mandiri

Skor total : 64 (Ketergantungan sedang)

Keterangan :

- Ketergantungan total : 0-24


- Ketergantungan berat : 25-49
- Ketergantungan sedang : 50-74
- Ketergantungan ringan : 75-90
- Ketergantungan minimal : 91-99

9
6. Peran dan Hubungan
Klien mengatakan dirinya merupakan seorang istri. Klien memiliki hubungan
yang baik dengan suami, orang tua, saudara dan tetangganya.
7. Pola Presepsi, Kognitif, dan Sensori
P : kontraksi uterus
Q : seperti diremas-remas
R : perut bawah
S : skala 4
T : sewaktu-waktu
8. Pola Persepsi diri / Konsep Diri
a. Body Image : Klien mengatakan tidak pernah mengeluh tentang
kondisinya, klien mengatakan kondisinya
merupakan cobaan dari Tuhan.
b. Identitas Diri : Klien mengetahui siapa dan apa yang sedang terjadi
dengan dirinya pada saat ini. Klien merupakan
seorang wanita berusia 22 tahun.
c. Peran Diri : Peran klien adalah seorang istri bagi suaminya,
klien merupakan seorang ibu rumah tangga.
d. Ideal Diri : Klien mengatakan ingin segera pulang ke rumah
dan segera beraktivitas normal seperti dulu.
e. Harga Diri : Klien mengatakan tidak pernah malu dengan apa
yang terjadi dengan kondisinya saat ini. Klien
tampak sabar dan tabah menghadapi sakitnya.

9. Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas dan Reproduksi


Klien adalah seorang wanita berumur 22 tahun. Saat ini klien sedang
mengalami kehamilan yang ketiga dengan usia kehamilan 8 minggu 2 hari.
Klien mengatakan dirinya dan suami sedang program untuk memiliki anak.
Klien mengatakan mengalami haid pertama pada usia 13 tahun.
10. Pola Mekanisme dan Koping
Klien selalu memendam masalah ketika memiliki masalah karena dirinya
tidak ingin selalu merepotkan orang lain. Walaupun tidak pernah bercerita

10
kepada orang lain tentang masalahnya, keluarga klien selalu memberikan
support, motivasi, dan selalu menyemangati Ny. H agar tidak terlalu stress
dan tidak terlalu membebani hidupnya. Selain itu, keluarga klien selalu
menemani pasien secara bergantian ketika sedang dirawat di RS sehingga
klien tidak merasa sendirian. Klien mengatakan selalu optimis dan berdoa
kepada Tuhan YME untuk kesembuhan penyakitnya.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Sebelum sakit klien masih menjalankan ibadah rutin sholat 5 waktu sebagai
seorang muslim namun selama sakit klien tidak menjalankan sholat tetapi
terus berdoa untuk kesembuhan penyakitnya ini dan keluarganya juga
membantu untuk berdoa dan ibadah yang rutin.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital
- Kesadaran : Composmentis
- GCS : 15 (E = 4, M = 6, V = 5)
- Tekanan darah : 90/60 mmHg
- Suhu : 36,2oC
- Pernapasan : 19 x/menit
- Nadi : 83 x/menit
2. Kepala
a. Kepala : Normocephal, rambut hitam panjang, penyebaran
rambut merata.
b. Mata : Bentuk simetris, konjunctiva tidak anemis, tidak
ada nyeri tekan pada kelopak mata, warna pupil
mata hitam, sklera anikterik.
c. Hidung : Simetris, tidak ada kotoran di dalam lubang hidung,
tidak ada polip.
d. Telinga : Simetris, sedikit serumen, tidak ada benjolan.
e. Mulut : Bibir tampak lembab, mulut bersih, gigi lengkap,
tidak ada perdarahan gusi.

11
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
peningkatan vena jugularis.
g. Dada
 Paru-paru
- Inspeksi : Ekspansi dada optimal, pergerakan dada
sewaktu ekspirasi dan inspirasi simetris.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, vokal fremitus
seimbang kanan dan kiri.
- Perkusi : Sonor seluruh lapang paru.
- Auskultasi : Suara napas vesikuler.
 Jantung
- Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis.
- Palpasi : Ictus cordis teraba di intercosta ke IV-V,
pada mid clavicula 2cm medial sinistra.
- Perkusi : Suara perkusi jantung pekak.
- Auskultasi : Bunyi jantung S1-S2 reguler, tidak ada
bunyi jantung tambahan seperti murmur dan
gallop.
h. Perut
- Inspeksi : Perut klien terlihat datar, terdapat balutan
luka post operasi laparatomi, tidak ada
acites dan spider navi.
- Auskultasi : Bising usus 10x/menit.
- Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan limpa,
teraba skibala pada sigmoid, nyeri di
bagian luka post operasi
- Perkusi : Terdengar suara tympani.
i. Genetalia
Klien mengatakan dirinya memakai pembalut karena mengalami
perdarahan melalui vagina (flek) kurang lebih 3cc.
j. Ekstremitas

12
- Ekstremitas atas : Akral teraba hangat, terpasang infus
RL 20 tpm disebelah tangan kanan, tidak
ada edema, tidak sianosis, capillary refill <
2 detik, tidak terdapat kelumpuhan gerak.
- Ekstremitas bawah : Akral teraba hangat, tidak sianosis, tidak ada
edema, capillary refill < 2 detik, tidak
terdapat kelumpuhan gerak.

5 5

5 5

13
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 21 September 2019
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13.6 g/dL 13.2 – 17.3
Hematokrit 39.80 % 40 – 52
Trombosit 299 /uL 150 – 400
Leukosit 13.9 /uL 3.8 – 10.6

PROGRAM TERAPI

1. Infus RL 20 tpm intravena


2. Folic acid 3x1 mg peroral
3. Lexatrans 500 mg peroral
4. Nobor tab peroral
5. Asam traneksamat 500 mg intravena

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Masalah
No Tgl/Jam Data Fokus TTD
Keperawatan
1. 23/9/2019 DS : Gangguan rasa
07.00 WIB Klien mengatakan merasa nyaman : nyeri b.d
nyeri pada perut bagian kontraksi uterus
bawah
DO :
- Tanda-tanda vital
TD : 90/60 mmHg
Suhu : 36,2oC
RR : 19 x/menit

14
HR : 83 x/menit
- Klien tampak meringis
menahan sakit ketika
perut bawah ditekan
- Pengkajian PQRST :
P : kontraksi uterus
Q : seperti diremas-
remas
R : perut bawah
S : skala 4
T : sewaktu-waktu

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No NOC NIC TTD
Keperawatan
1 Gangguan a. Perilaku Manajemen nyeri :
nyaman : nyeri pengendalian 1. Kaji tingkat nyeri
b.d kontraksi nyeri efektif yang komprehensif :
uterus b. Tingkat nyeri lokasi, durasi,
terkontrol karakteristik,
c. Tingkat frekuensi, intensitas,
kenyamanan faktor pencetus
terpenuhi 2. Monitor skala nyeri
Setelah dilakukan dan observasi tanda
tindakan keperawatan non verbal dari
selama 3x24 jam ketidaknyamanan
diharapkan tingkat 3. Ajarkan teknik non
nyeri terkontrol dan farmakologi kepada
tingkat kenyamanan klien dan keluarga
terpenuhi dengan dengan melakukan

15
kriteria hasil sebagai penerapan jurnal
berikut : EBNP terapi
1. Melaporkan komplementer
gejala nyeri akupresur untuk
terkontrol mengurangi nyeri
2. Melaporkan akibat kontraksi
kenyamanan fisik uterus
dan psikologis 4. Kolaborasi medis
3. Tanda vital dalam untuk pemberian
rentang normal analgetik

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari,
Kode
tanggal, Implementasi Respon TTD
Dx. Kep
jam
Senin, 23 1 1. Kaji tingkat nyeri S :
September yang komprehensif Klien mengatakan nyeri
2019 2. Monitor skala nyeri di daerah perut bawah
07.00 dan observasi tanda O :
WIB non verbal dari - Klien tampak
ketidaknyamanan meringis kesakitan
ketika ditekan pada
perut bawah
- Pengkajian nyeri
PQRST :
P : kontraksi uterus
Q : seperti diremas-
remas
R : perut bawah
S : skala 4

16
T : sewaktu-waktu
09.00 1 1. Ajarkan teknik non S :
WIB farmakologi Klien mengatakan rasa
kepada klien dan nyerinya berkurang
keluarga dengan O :
melakukan - Klien sangat
penerapan jurnal kooperatif
EBNP terapi - Klien tampak lebih
komplementer rileks
akupresur untuk - Klien tampak
mengurangi nyeri antusias untuk
2. Monitor skala nyeri menanyakan hal-
dan observasi tanda hal yang dirasa
non verbal dari belum paham
ketidaknyamanan dalam melakukan
terapi akupresur
- Skala nyeri setelah
dilakukan terapi
akupresur
berkurang menjadi
3
12.00 1 Kolaborasi medis untuk S : -
WIB pemberian analgetik O:
Klien tampak rileks
Selasa, 24 1 1. Kaji tingkat nyeri S :
September yang komprehensif Klien mengatakan nyeri
2019 2. Monitor skala nyeri di daerah perut bawah
15.00 dan observasi tanda sudah berkurang
WIB non verbal dari O :
ketidaknyamanan - Klien tampak rileks

17
- Pengkajian nyeri
PQRST :
P : kontraksi uterus
Q : seperti tertekan
benda tumpul
R : perut bawah
S : skala 2
T : jika ditekan

18.00 1 Kolaborasi medis untuk S : -


WIB pemberian analgetik O:
Klien tampak rileks
20.00 1 1. Ajarkan teknik non S :
WIB farmakologi Klien mengatakan
kepada klien dan meminta tolong
keluarga dengan keluarganya untuk
melakukan melakukan terapi
penerapan jurnal akupresur saat dirinya
EBNP terapi merasakan nyeri
komplementer kembali
akupresur untuk O :
mengurangi nyeri - Klien tampak rileks
2. Monitor skala nyeri - Nyeri perut
dan observasi tanda berkurang
non verbal dari - Klien dan keluarga
ketidaknyamanan paham tentang
terapi akupresur
bermanfaat untuk
mengurangi nyeri

18
Rabu, 25 1 1. Kaji tingkat nyeri S :
September yang komprehensif Klien mengatakan
2019 2. Monitor skala nyeri sudah tidak nyeri
15.00 dan observasi tanda O :
WIB non verbal dari - Klien tampak rileks
ketidaknyamanan - Klien boleh pulang.
Rencana pulang sore
(16.00 WIB)

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl/Jam Kode Dx Evaluasi (SOAP) TTD


Kep
23/9/2019 1  S : Klien mengatakan rasa nyeri
14.00 WIB berkurang
 O:
- Tanda tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
HR : 83 x/mnt
RR : 19 x/mnt
Suhu : 36,2oC
- Klien tampak meringis
kesakitan ketika dipegang
perut bagian bawah
- Pengkajian nyeri PQRST :
P : kontraksi uterus
Q : seperti diremas-remas
R : perut bawah
S : skala 4
T : sewaktu-waktu

19
 A : Masalah gangguan rasa
nyaman : nyeri b.d kontraksi
uterus belum teratasi
 P : Lanjutkan intervensi gangguan
rasa nyaman : nyeri b.d kontraksi
uterus :
1. Kaji tingkat nyeri
2. Monitor skala nyeri dan
observasi tanda-tanda non
verbal dari ketidaknyamanan
3. Ajarkan teknik non
farmakologi terapi akupresur
kepada klien dan keluarga
4. Kolaborasi medis untuk
pemberian analgetik
24/9/2019 1  S : Klien mengatakan masih
21.00 WIB merasakan nyeri, namun sudah
jauh berkurang
 O:
- Tanda tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
HR : 93 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Suhu : 36,4oC
- Klien tampak rileks
- Pengkajian nyeri PQRST :
P : kontraksi uterus
Q : seperti tertekan benda
tumpul
R : perut bawah

20
S : skala 2
T : jika ditekan
 A : Masalah gangguan rasa
nyaman : nyeri b.d kontraksi
uterus teratasi sebagian
 P : Lanjutkan intervensi gangguan
rasa nyaman : nyeri b.d kontraksi
uterus :
- Kaji tingkat nyeri
- Monitor skala nyeri dan
observasi tanda-tanda non
verbal dari ketidaknyamanan
- Ajarkan teknik non
farmakologi terapi akupresur
kepada klien dan keluarga
- Kolaborasi medis untuk
pemberian analgetik
25/9/2019 1 5. S : -
15.00 WIB 6. O :
- Klien tampak lebih rileks
- Klien tidak merasakan nyeri
- Klien rencana pulang pukul
16.00 WIB
7. A : Masalah keperawatan
gangguan rasa nyaman : nyeri b.d
kontraksi uterus teratasi
8. P : Pasien pulang, discharge
planning :
1. Kolaborasi medis untuk
pemberian analgetik

21
2. Anjurkan melakukan teknik
non farmakologi (terapi
akupresur) untuk mengurangi
nyeri
3. Anjurkan untuk kontrol
kehamilan dan keluhan lanjut
ke RS

22
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. ANALISA KASUS
Klien bernama Ny. H, klien hamil 8 minggu 2 hari, berumur 22 tahun datang
ke IGD RSUD K.R.M.T Wongsonegoro pada hari Sabtu, 21 September 2019
karena mengeluh mengalami perdarahan melalui vagina berupa gumpalan
darah yang cukup banyak dan perut bawah terasa nyeri. HPHT klien yaitu
tanggal Di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro klien menjalani serangkaian
pemeriksaan dan kemudian didiagnosa oleh dokter abortus imminens karena
kehamilan klien masih bisa dipertahankan walaupun klien mengalami
perdarahan pervagina. Setelah didiagnosa oleh dokter kemudian klien dirawat
inap di ruang Parikesit.
Klien memiliki riwayat keperawatan G3P0A2. Klien mengatakan ini
merupakan kehamilan ketiganya. Sebelumnya klien mengalami 2x kegagalan
dalam kehamilan, yang pertama pada tahun 2018 klien mengalami hamil diluar
rahim (KET) dan menjalani operasi kuretase di RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro dan kedua pada bulan Maret 2019 klien mengalami keguguran
dengan usia kehamilan 1,5 bulan tanpa menjalani operasi kuretase. Untuk
riwayat pemeriksaan kehamilan (ANC), klien mengatakan dirinya tidak pernah
memeriksakan kandungannya ke dokter spesialis kandungan maupun ke
Puskesmas.
Abortus imminens merupakan salah satu jenis abortus spontan dimana
abortus imminens merupakan peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan
tanpa dilatasi serviks. Pada kondisi ini, kehamilan masih mungkin berlanjut
dan dipertahankan (Khumaira, 2012). Kelemahan pertumbuhan hasil konsepsi,
kelainan pada plasenta maupun kelainan maternal dapat mennyebabkan
abortus. Abortus dapat menyebabkan resiko ancaman kesehatan pada janin,
kontraksi uterus yang dapat menyebabkan gangguan rasa nyaman : nyeri,
perdarahan yang menyebabkan klien mengalami defisit volume cairan dan

23
pada klien juga diharuskan istirahat total atau bedrest sehingga klien
mengalami hambatan mobilitas fisik.
Selama dirawat di ruang Parikesit RSUD K.R.M.T Wongsonegoro, klien
mendapatkan beberapa terapi untuk memperkuat kandungannya yaitu terapi
medis infus RL 20 tpm, Folic acid 3x1 mg peroral, Lexatrans 500 mg peroral,
Nobor tab peroral, Asam traneksamat 500 mg intravena.

B. ANALISA INTERVENSI KEPERAWATAN


Dari alur permasalahan yang dialami oleh klien dengan abortus imminens,
dapat dirumuskan beberapa masalah keperawatan yaitu resiko ancaman
kesehatan ibu dan janin, cemas terhadap keselamatan janin, gangguan rasa
nyaman : nyeri, defisit volume cairan dan hambatan mobilitas fisik. Dari
beberapa masalah tersebut, yang paling menonjol sesuai dengan keadaan klien
yaitu gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus.
Intervensi (NIC) dan rasionalisasi dari masalah keperawatan gangguan rasa
nyaman : nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus antara lain :
1. Kaji tingkat nyeri yang komprehensif : lokasi, durasi, karakteristik,
frekuensi, intensitas dan faktor pencetus
Rasional : untuk memberikan tindakan keperawatan yang sesuai
2. Monitor skala nyeri dan observasi tanda non verbal dari
ketidaknyamanan
Rasional : mengetahui respon nyeri yang dirasakan
3. Ajarkan teknik non farmakologi kepada klien dan keluarga
Rasional : menurunkan nyeri dengan teknik non farmakologi
4. Kolaborasi medis untuk pemberian analgetik
Rasional : menurunkan nyeri dengan teknik farmakologi

Selama melakukan asuhan keperawatan, penulis mengajarkan teknik non


farmakologi kepada klien dan keluarga berupa teknik komplementer akupresur
sesuai dengan jurnal untuk mengurangi rasa nyeri akibat kontraksi uterus yang
dialami oleh klien.

24
Akupresur merupakan terapi komplementer alternatif yang efektif dalam
menurunkan tingkat nyeri akut maupun kronis sehingga dapat mengurangi
penggunaan obat-obat farmakologi yang mempunyai efek samping. Akupresur
juga efektif dalam menghilangkan berbagai gejala yang menyertai penyakit
dengan cara menyeimbangkan aliran energi qi tubuh (Kurniyawan, 2016).
Pada klien dilakukan teknik akupresur pada titik SP 6. Setelah 2 hari
dilakukan intervensi terapi komplementer non farmakologi akupresur klien
mengalami penurunan skala nyeri dari skala 4 menjadi tidak ada rasa nyeri.

25
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
1. Pada pengkajian keperawatan, didapatkan data Ny. H berumur 22 tahun
sedang hamil dengan usia kehamilan 8 minggu 2 hari mengalami
perdarahan melalui vagina pada hari Sabtu, 21 September 2019.
Kemudian klien periksa ke IGD RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
didiagnosa oleh dokter mengalami abortus imminens dan klien dirawat
di ruang Parikesit. Klien memiliki riwayat keperawatan G3P0A2.
Kehamilan pertama klien mengalami KET (hamil di luar kandungan)
pada tahun 2018 dan menjalani operasi kuretase di RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro. Kehamilan kedua klien mengalami keguguran pada
usia kandungan 1,5 bulan namun klien tidak menjalani operasi kuretase.
Pada kehamilan ketiga, klien mengalami perdarahan pervagina namun
kandungannya masih bisa dipertahankan. Klien dianjurkan untuk tidak
terlalu lelah dalam melakukan aktivitas dan tidak melakukan hubungan
seksual terlebih dahulu.
2. Diagnosa keperawatan yang difokuskan penulis pada pengkajian Ny. H
dengan adhenomiosis post operasi laparatomi H+2 yaitu gangguan rasa
nyaman : nyeri berhubungan dengan post op laparatomi
3. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, tindakan yang dilaksanakan
pada klien disesuaikan dengan perencanaan yang telah disusun. Selain
itu penulis melakukan tindakan keperawatan berdasarkan evidence
based nursing practice yaitu menerapkan terapi komplementer
akupresur untuk mengurangi nyeri secara non farmakologi.
4. Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. H, masalah
keperawatan dapat teratasi. Hal ini dapat dilihat dari data-data yang
didapatkan.

26
B. SARAN
Diharapkan pihak rumah sakit khususnya tenaga kesehatan yaitu perawat
agar dapat meningkatkan dan mempertahankan pelayanan terhadap klien
dengan menyediakan sarana dan fasilitas-fasilitas yang lebih memadai.
Selain itu para tenaga kesehatan juga dapat memberikan motivasi kepada
keluarga untuk senantiasa menjaga kondisi lingkungan dan kondisi tubuh
klien.

27

Anda mungkin juga menyukai