Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KASUS ABORTUS

Disusun oleh:

Laila Nur Janah (201811034)

S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES

ST. ELISABETH SEMARANG

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim
yaitu usia kurang dari 20 minggu usia kehamilan dengan berat janin kurang dari 500
gram. Angka abortus sulit ditetapkan, sekitar 15 – 20 % kehamilan yang diketahui secara
klinis berakhir menjadi abortus spontan, dan 80 % terjadi pada trimester pertama dan satu
dari tujuh wanita mengalami abortus sekitarminggu ke-14 usia gestasi. Berbagai faktor
diduga sebagai penyebab abortus spontan, diantaranya adalah faktor janin, faktor ibu dan
faktor eksternal. [1]
Di dunia, terjadi 208 juta kehamilan dengan 41 juta mengarah ke aborsi dan 11
juta mengarah ke abortus spontan. Di negara berkembang, 90% abortus terjadi secara
tidak aman, sehingga berkontribusi 11%-13% terhadap kematian maternal. Menurut
WHO, diperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan setiap tahun di ASEAN dengan perincian
1,3 juta dilakukan di Vietnam dan Singapura, 750.000–1,5 juta dilakukan di Indonesia,
155.000–750.000 dilakukan di Filiphina dan 300.000–900.000 dilakukan di Thailand.
Laporan dari Australian Consortium for Indonesian Studies, bahwa hasil penelitian yang
dilakukan di 10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia menunjukkan terjadi 43 kasus
aborsi per 100 kelahiran hidup. [2]
Riskesdas tahun 2010 menunjukkan presentase keguguran di Indonesia sebesar
4% pada kelompok perempuan pernah kawin usia 10–59 tahun. Presentase kejadian
abortus spontan di Indonesia berdasarkan kelompok umur yaitu 3,8% pada kelompok
umur 15–19 tahun, 5,8 % pada kelompok umur 20-24 tahun, 5,8% pada kelompok umur
25-29 tahun dan 5,7% pada kelompok umur 30-34 tahun (Kemenkes RI, 2015). Besarnya
kemungkinan keguguran yang terjadi pada wanita usia subur adalah 10%–25%.[2]
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, angka kejadian abortus spontan di Jawa
Tengah cukup tinggi dengan berada pada angka 3,6% dari rentang 2,4%–6% angka
kejadian per provinsi. Menurut ketua pengurus harian daerah Persatuan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) Jateng, jumlah abortus yang dilakukan secara aman di Jawa
Tengah sekitar 60 kasus. Tidak diketahui jumlah yang pasti mengenai abortus spontan
yang tercatat di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Dikarenakan abortus tidak
terdapat dalam sistem pelaporan Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Kemenkes RI,
2015). Faktor lain yang berpengaruh terhadap abortus adalah usia, ibu hamil yang berusia
lebih dari 35 tahun dan grande multipara akan beresiko tinggi terhadap kehamilan. [2]
Di Indonesia, jumlah aborsi tentunya lebih besar, karena di dalam adat timur,
kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi yang sangat
tidak bisa diterima oleh masyarakat lingkungan, dan keluarga. Faktor sosial ekonomi
yang berpengaruh terhadap terjadinya abortus adalah pendidikan ibu dan pekerjaan ibu.
Sandrina menyatakan bahwa 90% dari ibu hamil yang mengalami abortus merupakan ibu
dengan pendidikan rendah. Pada 70 pasien abortus terdapat 63 pasien dengan pendidikan
rendah dan 7 pasien denganpendikan tinggi. Dalam penelitiannya bahwa dari 178 ibu
hamil yang mengalami abortus 37, 6% diantaranya adalah ibu yang bekerja. Maconochie
dkk dalam penelitiannya menyatakan bahwa ibu yang mengalami abortus, selama bekerja
duduk > 6 jam sehari sebesar 35%, berdiri > 6 jam sehari sebesar 20% dan mengangkat
beban berat sebesar 22%.[1]
Abortus spontan adalah abortus atau pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi tanpa
adanya tindakan medis untuk mengosongkan uterus. Perdarahan di desidua sekitar 10%
sampai 30% dari kehamilan berakhir aborsi spontan. Mayoritas (80%) terjadi pada 12
minggu pertama kehamilan dan lebih dari setengah dari mereka adalah hasil dari kelainan
kromosom. [2]
Abortus spontan secara klinis dapat dibedakan antara abortus imminens, abortus
insipiens, abortus inkompletus, abortus kompletus. Abortus imminens adalah perdarahan
bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam
kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. Abortus
insipiens, adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap) adalah Perdarahan pada kehamilan muda
dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis
servikalis. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau
lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada
abortus yang lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga
menyebabkan hipovolemia berat. Abortus kompletus (keguguran lengkap) adalah Proses
abortus di mana keseluruhan hasil konsepsi telah keluar melalui jalan lahir20. Tanda dan
gejalanya yaitu ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus
sudah mengecil. [1]

B. TUJUAN
a. TUJUAN UMUM
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan maternitas pada pasien abortus

b. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari abortus
2. Mahasiswa mengetahui cara penangan mengenai pasien yang
mengalami abortus
3. Mahasiswa mengetahui pengobatan mengenai pasien yang
mengalmi abortus
4. Mahasiswa mengetahui penyebab terjadinya abortus
5. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam abortus

C. MANFAAT
a. Bagi Masyarakat
Agar masyakrakat mengetahui tentang penyebab dan dampak dari abortus.

b. Bagi Mahasiswa
Untuk mengetahui dan menambah wawasan serta pengetahuan agar dapat
melakukan penatalaksaan abortus.

c. Bagi Institusi
Memberikan penambahan informasi tentang abortus khusunya bagi institusi
kesehatan agar dapat mengetahui tentang abortus dan penatalaksanaanya.
BAB III

PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

Kasus: Nn. Lina18 tahun hamildiluar nikah, saat ini dibawa ke IGD RS karena perdarahan per
vagina setelah terjatuh di ruang makan. Saat dikaji : klien mengatakan sudah 3 bulan tidak
menstruasi,HPHT1November 2020, test gravindex (+), hasil USG masih ditemukan kantong
kehamilan.

A. PENGKAJIAN
 Nama perawat yang mengkaji: Perawat laila
 Unit : Rawat Inap
 Ruang : issa / 230
 Tanggal/waktu masuk : 4Februari 2021 / 23.00 WIB
 Tanggal/waktu pengkajian : 5Februari 2021 / 08.10 WIB
 Cara pengkajian : a. Autoanamnesa

b. Alloanamnesa

c. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

d. Studi dokumentasi

II. Identitas Klien


 Nama : Nn. Lina
 Jenis kelamin : Perempuan
 Tempat/ tgl lahir : Semarang, 3 mei 2003
 Pendidikan : Kuliah
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Status perkawinan : belum kawin
 Agama : islam
 Suku : Jawa
 Alamat :Semarang, Jl. gedungatu
 Status obstetric : G1P0A0
III. Identitas Penanggungjawab
 Nama : Nn. titik
 Alamat : Semarang, Jl. Gedungbatu
 Hubungan dengan klien : saudara kandung
IV. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki
: Tinggal serumah
: Perempuan

: Meninggal : Menikah

: Pasien

V. Riwayat Keperawatan Masa Lalu


 Penyakit yang pernah diderita: Pasien mengatakan pernah sakit seperti
demam.
 Penyakit keturunan dalam keluarga: Pasien mengatakan tidak mempunyai
riwayat penyakit keturunan dalam keluargannya seperti hipertensi,
kelainan kromosom.
 Operasi yang pernah dilakukan: Pasien mengatakan tidak pernah operasi
 Alergi: Pasien mengatakan mempuyai alergi dengan makanan seafood
 Imunisasi: Pasien mengatakan sudah dilakukan imunisasi dengan lengkap
 Kebiasaan buruk: Pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan buruk
seperti merokok atau minum alkohol.
 Obat-obatan: Pasien mengatakan saat sakit di rumah mengkonsumsi obat –
obatanyang dibeli di apotek.

VI. Riwayat Keperawatan Saat Ini


 Alasan masuk rumah sakit: Pada tanggal 4Februari 2021pukul 13.00 WIB
pasien dibawa saudara kandungnya ke UGD RS Elisabeth. Pasien
mengatakan bahwa dirinya mengalami perdarahan setelah jatuh terpeleset
diruang makan. Saat dikaji didapatkan hasil bahwa sudah 3 bulan pasien
tidak menstruasi HPHT 1November 2020test gravindex (+).
 Tindakan/ terapi yang sudah diterima: Pasien mendapat terapi infus RL 20
tpm, papaverin 500 mg/IV bolus dan sudah dilakukan tindakan USG
 Keluhan utama : Pasien mengatakan darah nya masih keluar
terus menerus
 Keluhan penyerta : Pasien mengatakan badanya terasa lemas

VII. Kebutuhan
 Oksigen
 Sebelum masuk RS :Pasien mengatakan dapat bernafas dengan
normal tanpa menggunakan alat bantu nafas
 Selama berada di RS : Pasien mengatakan dapat bernafas dengan
normal tanpa menggunakan alat bantu nafas.
 Cairan
 Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan minum air putih dalam
sehari 7 sampai 8 gelas
 Selama berada di RS : Pasien mengatakan sejak masuk RS sampai
sekarang sudah minum air putih 8 gelas

 Nutrisi
 Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan makan 3 kali dalam
sehari dengan porsi lauk,pauk dan sayuran

Antropometri:
BB : 60 kg
TB : 158 cm
BBI : (TB-100)-10%(TB-100)
= (158-100)-10%(158-100)
= 58 – 5,8
= 52,2 kg
BBN : BBI ± (10% xBBI)
= 52,2 ± (10% x 52,2)
= 52,2 ± 5,22
= 47 – 57 Kg
Biochemical : Hasil pemeriksaan Laboratorium : Hb = 12 gr/dL
Clinical Signs : Pasien tampak lemah,lemas turgor kulit elastis, terdapat
perdarahan per vagina.
Diit : Belum mendapatkan program diet khusus.
Perhitungan Kalori (perempuan):
= 655,1 + 9,6 x (berat badan dalam kilogram) + 1,9 x (tinggi badan dalam cm)
- 4,7 x usia
= 655,1 + 9,6(60kg) + 1,9(158cm) - 4,7x18
= 655,1 + 576 + 300,2 - 84,6
= 1.531,3 - 84,6
= 1446,7 kalori/hari
 Selama berada di RS : Pasien mengatakan saat masuk rumah sakit
sampai sekarang sudah makan 1 kali pada pukul 07.00 WIB saat
mau berangkat ke kampus
Antropometri:
BB : 60 kg
TB : 158 cm
BBI : (TB-100)-10%(TB-100)
= (158-100)-10%(158-100)
= 58 – 5,8
= 52,2 kg
BBN : BBI ± (10% xBBI)
= 52,2 ± (10% x 52,2)
= 52,2 ± 5,22
= 47 – 57 Kg

Biochemical : Hasil pemeriksaan Laboratorium: Hb 8-9


gr/dL
Clinical Signs : Wajah pucat, turgor kulit non elastis
Diit : Belum mendapatkan program diet khusus.
 Eliminasi fekal

a. Frekuensi Konsistensi Warna Bau Keluhan

Sebelum 1 x sehari Lembek Kuning Khas Tidak ada


masuk RS kecokla keluhan
tan

Selama 1x sehari Lembek Kuning Khas Tidak ada


berada di kecokla keluhan
RS tan
 Eliminasi urin

a. Frekuensi Warna bau Konsiste Keluhan


nsi
Sebelum 8 sampai 9 Kuning Khas Jernih Tidak ada
masuk RS x sehari keluhan

Selama 8 sampai 9 Agak Khas Keruh Pasien


berada x sehari kemera mengatakan
di RS han pipisnya
berwana agak
kemerahan
bercampur
dengan darah
 Aktivitas

Sebelum
Saat di
Aktivitas Keterangan masuk
RS
RS
Dapat mengerjakan sendiri √
Mandi Pada bagian tertentu dibantu
Memerlukan bantuan √
Seluruhnya tanpa dibantu √
Pada kondisi tertentu dibantu
Berpakaian
Seluruhnya memerlukan

bantuan
Dapat mengerjakan sendiri √
Pergi ke toilet Memerlukan bantuan
Tidak dapat pergi ketoilet √
Tanpa bantuan √
Berpindah atau
Dengan bantuan
berjalan
Tidak dapat melakukan √
Dapat mengontrol √ √
BAB dan BAK
Kadang-kadang ngompol
Dibantu seluruhnya
Tanpa bantuan √
Dapat makan sendiri kecuali
Makan
hal-hal tertentu
Seluruhnya dibantu √

SKOR A F

Keterangan:
 A: Mandiri untuk 6 fungsi
 B: Mandiri untuk 5 fungsi
 C: Mandiri, kecuali mandi dan fungsi lain
 D: Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan fungsi lain
 E: Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan fungsi
lainnya
 F:Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah
dan fungsi lainnya
 G: Tergantung untuk 6 fungsi
Dari data tersebut untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sebelum
masuk rumah sakit pasien mandiri untuk 6 fungsi, dan selama di
rumah sakit pasien tergantung untuk 4 fungsi.
 Tidur
 Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan tidur 7 sampai 9 jam
per hari dan dapat tidur dengan nyenyak dimalam hari
 Selama berada di RS : Pasien mengatakan selama di bawa ke
UGD belum bisa tidur
 Sexualitas
 Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan mengalami menstruasi
teratur,pasien mengatakan sudah pernah berhubungan badan
dengan pacarnya.
a. Riwayat menstruasi: pasien mengatakan menstruasi sejak
umur 12 tahun
b. Siklus menstruasi: pasien mengatakan siklus menstruasi 30
hari dan darah keluar banyak
c. Lama menstruasi: pasien mengatakan lama menstruasinya
selama 6 sampai 7 hari
 Selama berada di RS : Pasien mengatakan hamil diluar nikah dan
sudah 3 bulan terakhir dirinya belum menstruasi Haid Pertama
Haid Terakhir tanggal1 November 2020.
 Interaksi Sosial
 Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan dapat berinteraksi
dengan baik dengan tetangga lingkungannya.
 Selama berada di RS : Pasien mengatakan dapat berinteraksi
dengan baik pada petugas kesehatan, pasien merasa malu saat ada
yang menjenguk.
 Pencegahan masalah kesehatan
 Sebelum masuk RS :Pasien mengatakan belum mengetahui cara
pencegahan tentang penyakitnya
 Selama berada di RS :Pasien mengatakan belum mengetahui cara
pencegahan penyakitnya
 Promosi kesehatan
 Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan sudah pernah
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang sex diluar nikah
 Selama berada di RS : Pasien mengatakan sudah diberikan
pendidikan kesehatan tentang kondisinya saat ini seperti sudah
diberikan edukasi pada pasien Abortus
 Psikososial
 Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan merasa tidak cemas,
tidak memiliki masalah dalam lingkungan keluarga dan sekitar.
 Selama berada di RS :Pasien mengatakan cemas dengan
kondisinya saat ini
VIII. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum
 Keadaan umum : Klien nampak lemah
 Kesadaran : Composmentis
 Vital Sign :
a. TD : 100/80 mmHg
b. N : 55x/ menit
c. S : 38⁰C
d. RR : 24x/ menit
 Konjungtiva
 Konjungtiva : Konjungtiva anemis, iris coklat
 Kelenjar getah bening
 -
 Payudara
 Payudara : Payudara teraba kencang
 Putting susu
 Puting susu : Putting nampak kehitaman dan simetris
 Abdomen
1) Keadaan : Uterus teraba halus, kontraksi kuat,
tinggi fundus uteri (TFU) 3 cm dibawah umbilicus
2) Diastasis rektus abdominis : Tidak terdapat diastasis rektus
abdominus
3) Kondisi luka : Tidak terdapat luka
4) Fundus uteri : Fundus tidak teraba
5) Pengeluaran pervaginam :
a. Lokia : 3 pembalut/ hari dengan bercak darah

b. Keputihan : Pasien tidak mengalami keputihan


c. Darah : Vagina pasien nampak perdarahan
6) Perineum :
a. Keadaan : Utuh
b. Tanda REEDA : Nampak normal
c. Kebersihan : Nampak perdarahan dari vagina
d. Hemoroid : Tidak terdapat hemoroid
7) Anus : Tidak terdapat benjolan
8) Ekstermitas :
a. Varises : Tidak terdapat varises
b. Tanda homan : Tidak terdapat pembesaran
IX. Pemeriksaan Diagnostik
 Data laboratorium

Tgl dan jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Interpretasi


dan nilai normal
5 Februari 2021 - Gravidex (-) Gravidex (+)
Hemoglobin : 11-12 g/ 8-9 g/dl
dl
- USG
Tidak terdapat kantong Terdapat kantong kehamilan
kehamilan

 Hasil pemeriksaan diagnostic lain


Tgl dan jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
X. Tidak ada pemeriksaan Terapi

Tgl (jam pemberian) Jenis Terapi Rute Terapi Dosis Indikasi Terapi
5 Januari 2021 Infus RL Parenteral 20 tpm Mengembalikan
Pukul 10.00 keseimbangan
elektrolit
5 Januari 2021 Papaverin IV Bolus 150 mg/ 12 Melemaskan kontraksi
Pukul 10.00 otot polos,
jam
otot uterus
5 Januari 2021 Premaston Oral 3x5mg Penguat kandungan bagi
Pukul 10.00 ibu hamil

 Program terapi (obat, cairan, dan gizi)


B. ANALISA DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI

DS: Resiko Gangguan Gangguan transport


- Keluarga pasien Hubungan Ibu dan Janin oksigen (perdarahan
mengatakan pasien pervagina)
terjatuh diruang
makan
DO:
- Test gravindex (+)
- Hasil USG:
terdapat kantong
kehamilan

DS: Resiko Defisien Vol. Kehilangan cairan aktif


- Pasien mengatakan Cairan
bahwa dia
terpeleset dan
terjadi pendarahan
DO:
- Pasien tampak
lemah, lemas

DS: Defisien Pengetahuan Kurang sumber


- Pasien mengatakan pengetahuan
sudah 3 bulan tidak
menstruasi HPHT 1
November 2020
DO:
- Hasil USG:
terdapat kantong
kehamilan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Resiko gangguan hubungan ibu dan janin berhubungan dengan gangguan
transport oksigen (perdarahan pervagina)
II. Resiko defisien volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
III. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan ditandai
dengan pasien mengatakan sudah 3 bulan tidak menstruasi HPHT 1 November
2020
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Hari/ No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


tanggal .
Dx
Jumat/ 1 Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengurangan Perdarahan : Pengurangan
5-2-2021 gangguan selama 5x24 jam diharapkan masalah Uterus Antepartum (4021) Perdarahan : Uterus
ibu dan keperawatan resiko gangguan hubungan Observe: Antepartum (4021)
janin ibu-janin dapat teratasi dengan kriteria 1. Monitor tanda – tanda Observe:
hasil: vital ibu sesuai dengan 1. Pasien yang
Domain: Kesehatan Keluarga (VI) kebutuhan, berdasarkan mengalami
Kelas: Status Kesehatan Anggota Keluarga jumlah kehilangan darah abortus akan
(Z) Nursing : mengalami
Outcome: Status Maternal: Anterpartum 1. Periksa perineum untuk perdarahan
(2509) mengetahui jumlah dan sehingga jumlah
Indikator A T Keterangan karakteristik perdarahan darah dalam
Pendarahan 3 5 1. Berat 2. Mulai prosedur-prosedur tubuh akan
di vagina 2. Cukup darurat untuk perdarahan berkurang oleh
Berat antepartum, dengan cara yang karena itu perlu
3. Sedang tepat (misalnya terapi iv) untuk
4. Ringan 3. Mulai tindakan-tindakan memonitor
5. Tidak keamanan (misalnya istirahat tanda-tanda vital
ada tidur atau bedrest yang ketat seperti TD,
dan posisi lateral) NADI,RR, HR,
4. Lakukan atau bantu dengan T dan SPO2
pemeriksaan spekulum untuk untuk
melihat kehilangan darah dan mengetahui
status serviks status perubahan
Education : dinamika pada
1. Instruksikan pasien untuk pasien
diketahuimelaporkan Nursing:
peningkatan perdarahan 1. Pemeriksaan
vagina (misalnya perineum guna
menyembur, pembekuan mengetahui
dan menetes selama rawat jumlah
inap) perdarahan yang
2. Ajarkan pasien untuk dialami dan
Domain: Fungsi kesehatan (I) membedakan antara untuk melihat
Kelas: Pertumbuhan dan perkembangan (B) perdarahan tua dan segar bagaimana
Collaboration : karekterisitik
Indikator A T Keterangan 1. Lakukan USG utuk perdarahan yang
Hasil 3 5 1. Sangat mengetahui lokasi plasenta dialami pasien
ultrasonograf buruk dengan abortus
i janin 2. Cukup 2. Dengan memulai
Buruk prosedur darurat
3. Buruk dengan cepat
4. Baik Perawatan Kehamilan Resiko dan tepat
5. Sangat Tinggi (6800) perdarahan dapat
Baik Observe : tertangani
 Monitor ketat status fisik
dan psikologis selama 3. Dengan
Outcome: Status Janin: Anterpartum (0111) kehamilan mengistirahatka
Nursing : n pasien dengan
 Motivasi untuk ketat untutk
mengungkapkan perasaan mengcegah
dan ketakukan terhadap terjadinya
perubahan gaya hidup, perdarahn dan
kondisi janin, perubahan dapat
financial, fungsi keluarga meningkatkan
dan keamanan personal kesehatn pasien
 Kaji pengetahuan klien 4. dengan
dalam mengidentifikasi melakukan
factor resiko pemeriksaan
Education : maka kondisi
 Berikan materi pendidikan serviks dapat
kesehatan yang membahas diketahui
faktor resiko, pemeriksaan sehingga
surveilans dan tindakan kesehatan pasien
yang biasa dilakukan dapat terpantau
 Ajarkan pasien mengenai dan jumlah
Teknik perawatan mandiri darah yang
untuk meningkatkan keluar
kemungkinan dapatdiketahui
mendapatkan hasil akhir sehingga
yang sehat masalah dapat
Collaboration : tertangani.
1. Laporkan adanya Education:
penyimpangan dari 1. Apabila keluarga
keadaan normal pada pasien
status ibu dan atau bayi mengetahui apa
kepada dokter atau yang harus
perawat maternitas dilakukan saat
pasien
Monitor Janin Secara mengalami
Elektronik : Antepartum (6771) perdarahan yang
Observe: - berlebihan maka
Nursing: keluarga dapat
1. Verifikasi denyut jantung secepatnya
ibu dan janin sebelum melaporkan
memulai pemantauan janin sehingga
secara elektronik perdarahan yang
2. Tempelkan transduser terjadi dapat
ultrason kedaerah rahim teratasi dengan
dimana suara jantung janin cepat.
terdengar dan terdeteksi 2. Agar pasien bisa
dengan jelas mengetahui
3. Cek kembali apakah perdarahan yang
denyut jantung normal dialami
termasuk apakah terdapat Collaboration:
hal yang salah dalam 1. Untuk
prosedur pengujian, sinyal mengetahui letak
hilang saat pemantauan plasenta pada
janin,laporan pantauan rahim
terlalu tinggi, dan
penampilan pemantauan Perawatan Kehamilan
yang berantakan Resiko Tinggi (6800)
Education: - Observe:
Collaboration:
1. Melakukan ultrasonografi 1. Monitor ketat
untuk pengujian status fisik dan
profilbiofisik, sesuai psikologis
peraturan atau perintah sehingga pasien
dokter atau bidan tidak mengalami
2. Komunikasikan hasil tes kecemasan
kepada para ahli atau disaat kehamilan
bidan lainnya
Nursing :
Manajemen pengobatan (2380)  Dengan
Monitor: memotivasi
1. Monitor efektifitas cara pasien untuk
pemberian obat yang mengungkapkan
sesuai perasaanya guna
2. Monitor efek samping masalah yang
obat dialami oleh
3. Monitor respon terhadap pasien dapat
perubahan pengobatan dengan cepat
dengan cara yang tepat teratasi
Mandiri:  Mengkaji
1. Tentukan kemampuan pengetahuan
pasien untuk mengobati klien dalam
diri sendiri dengan cara mengidentifikasi
yang tepat factor resiko
2. Berikan pasien dan
anggota keluarga Education :
mengenai informasi  Dengan
mengenai pemberian obat diberikan
Kolaborasi: pendidikan
1. Dapatkan resep dokter kesehatan maka
bagi pasien yang pasien beserta
melakukan pengobatan kelurga dapat
2. Tentukan obat apa yang mengetaahui
diperlukan menurut resep faktor
dokter resiko,tindakan
Edukasi: - yang akan
diberikan
sehingga pasien
dan kelurga
tidak merasa
cemas
 Mengajarkan
pasien Teknik
perawatan
mandiri untuk
meningkatkan
kemungkinan
mendapatkan
hasil akhir yang
sehat (misalnya
diet, hidrasi,
modifikasi
aktifitas,
pentingnyamela
kukan
pemeriksaan
kehamilan yang
rutin,
pengontrolan
glukosa darah
dan pencegahan
aktifitas seksual
yang aman
termasuk tidak
melakukan
hubungan
seksual)
Collaboration :
Dengan berkolaborasi
dengan dokter
mengenai
penyimpangan keadaan
ibu dan bayi agar
penyimpangan tersebut
dapat segera teratasi
dan kondisi ibu dan
bayi tetap baik.

Monitor Janin Secara


Elektronik :
Antepartum (6771)
Observe : -
Nursing :
1. Cek denyut
jantung ibu dan
janin sebelum
dilakukan
pemantauan
janin agak hasil
lebih akurat
2. Memberikan
transduser
ultrason ke
daerah rahim
agar suara
jantung janin
terdengar dan
terdeteksi
dengan jelas
sehingga
mendapatkan
hasil yang baik
3. Lakukan
pengecekan
denyut jantung
janin agar hasil
yang didapat
sesuai dengan
data dari pasien
dan apabila
terdapat hasil
yang tidak
normal maka
akan segera
berkolaborasi
dengan dokter
untuk tindak
lanjut
selanjutnya
Education : -
Collaboration:
1. Melakukan
ultrasonografi
sesuai dengan
anjuran dokter agar
mendapatkan hasil
yang sesuai
2. Laporkan hasil tes
kepada para ahli
atau bidan agar
segera mendapatkan
tindak lanjut yang
sesuai

Manajemen
pengobatan (2380)
Monitor :
1. Monitor cara
pemberian obat
sesuai dengan
perintah yang
tertera
2. Monitor efek
samping obat
yang terjadi
pada pasien
apakah terdapat
efek
sampingyang
berbahaya bagi
pasien atau tidak
3. Monitor respon
pasien terhadap
perubahan
pengobatan
dengan cara
yang tepat sesuai
dengan perintah
yang ada
Mandiri :
1. Memperhatikan
kemampuan
pasien dalam
mengobati diri
sendiri dengan
cara yang tepat
sesuai prosedur
yang ada
2. Memberikan
informasi
mengenai
pemberian obat
secara tepat
kepada pasien
dan anggota
keluarga
Kolaborasi :
1. Pada pasien
yang melakukan
pengobatan
harap diberikan
resep dokter
untuk
menunjang
kesehatan pasien
2. Menentukan
obat yang
diperlukan
sesuai dengan
resep dokter
Edukasi : -
Jumat/ 2 Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan ManajemenElektrolit/ Manajemen
5-2-2021 Defisien selama 3x24 jam diharapkan masalah Cairan(2080) Elektrolit/Cairan(2080
Vol. kekurangan volume cairan dapat teratasi Observe : )
Cairan dengan kriteria hasil: 1. Pantau adanya tanda
Domain: Kesehatan Fisiologis (II) gejala overhidrasi yang Observe :
Kelas : Cairan dan Elektrolit memburuk atau dehidrasi 1. Karena jika
Outcome : Keseimbangan Cairan 2. Monitor TTV pasien terlalu
3. Monitor respon pasien dehidrasi maka
Indikator A T Keterangan terhadap terapi elektrolit akan lemah dan
yang diresepkan tak berenergi
Turgor kulit 2 5 1. sangat terganggu 4. Monitor kehilangan cairan 2. Karena
2.banyak tergangguNursing TTVuntuk
1. Berikan cairan, yang menentukan
3. cukup terganggu sesuai tindakan
4. sedikit terganggu 2. Tingkatkan intake/asupan keperawatan
cairan oral selanjutnya pada
5.tidak terganggu 3. Pastikan bahwa larutan pasien
intravena yang 3. Karena jika
mengandung elektrolit kebutuhan cairan
diberikan dengan aliran berkurang akan
Indikator A T Keterangan yang konstan mengakibatkan
Education dehidrasi
Tekanan 3 5 1 : 80/80 mmHg 1. Instruksikan pasien dan 4. Karena jika
Darah 2 : 90/80 mmHg keluarga pasien mengenai cairan dalam
3 : 100/80 mmHg alasan untuk pembatasan tubuh kurang
4 : 110/80 mmHg cairan, tindakan hidrasi, akan menjadi
5 : 120/80 mmHg atau administrasi elektrolit lemas
tambahan, seperti yang Nursing
dirujukan 1. Karena cairan
Collaboration yang cukup
Berikan suplemen elektrolit sesuai dengan
resep dokter kebutuhan
pasien akan
mencukupi
kebutuhan
pasien
2. Karena ciran
juga membantu
dalam
metabolisme
tubuh
3. Karena larutan
itu dibutuhkan
pasien untuk
proses
kesembuhannya
Education
1. Karena jika
cairan yang
diberiakan
kepada pasien
terlalu banyak
akan mual, jika
cairan yang
diberiakn cukup
maka pasien
tidak akan
mengalami
dehidrasi
Collaboration
1. Karena
suplemen
elektrolit akan
lebih efektik
menstabilkan
cairan yang
hilang
Jumat/ 3 Defisien Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Prenatal(6960) Perawatan
5-2-2021 Pengetahua selama 5x24 jam diharapkan masalah Observe: - Prenatal(6960)
n keperawatan defisien pengetahuan dapat Observe: -
teratasi dengan kriteria hasil : Nursing: -
Nursing: -
Domain: Pengetahuan tentang kesehatan Education
dan perilaku (IV) Education
 Anjurkan untuk mengikuti  Dengan
Kelas: Pengetahuan tentang kesehatan (S)
kelas prenatal mengikuti kelas
Outcome: Pengetahuan: Kehamilan (1810)
 Diskusikan kebutuhan prenatal pasien
nutrisi dan kekhawatiran bias
yang dirasakan selama
mendapatkan
masa kehamilan
Indikator A T Keterangan banyak pelajaran
Perubahan 3 5 1: Tidak ada  Diskusikan tingkat
mengenai
anatomi dan pengetahuan aktivitas bersama pasien
kehamilan
fisiologis 2: yang boleh dilakukan
selama masa kehamilan  Mendiskusikan
kehamilan Pengetahuan kebutuhan
terbatas  Diskusikan bersama
pasien mengenai adanya nutrisi yang
3: dibutuhkan
Pengetahuan perubahan citra tubuh
yang terjadi selama masa untuk memenuhi
Sedang
kehamilan kebutuhan
4:
Pengetahuan  Berikan dukungan dan nutrisi pasien
banyak nasihat kepada pasien  Mendiskusikan
5: yang mengalami aktivitas yang
Pengetahuan kehamilan yang tidak boleh dilakukan
sangat banyak direncanakan pasien selama
hamil untuk
Collaboration: -
mencegah
terjadinya
perdarahan
berulang
 Memberikan
dukungan ke
pasien agar tetap
semangat dalam
menjalani masa
kehamilannya
Collaboration: -
FORMAT CATATAN KEPERAWATAN

TGL NO IMPLEMENTASI DAN RESPON NAMA &


DAN DP TTD
WAKTU
05 1 Melakukan ultrasonografi laila
Februari
2021 RS : Pasien mengatakan ya
08.10
WIB RO : Masih terdapat kantong kehamilan

05 1 Memberikan obat premaston 1x5mg laila


Februari
2021 RS : Pasien mengatakan mau minum obat
10.00
RO : Obat masuk pasien tidak muntah
WIB
05 1 Memonitor tanda-tanda vital laila
Februari
RS:
2021
10.00 -
WIB
RO:
Suhu: 39,9 °C, RR: 20x/menit, Nadi 90x/menit,
SPO2: 95%
05 1 Memonitor tanda dan gejala perdarahan laila
Februari
2021 RS : Pasien mengatakan masih mengalami
10.20 perdarahan
WIB
RO : Terdapat perdarahan sebanyak 1 pembalut
berwarna merah, konsisten sedikit encer

05 1 Menganjurkan pasien untuk bedrest laila


Februari
2021 RS : Pasien mengatakan ya
10.30
WIB RO : Pasien tampak nyaman dengan posisi
lateral

05 2 Memonitor tekanan darah pasien Laila


Februari
2021 RS : Pasien mengatakan masih lemas
11.00
WIB RO : Tekana darah pasien 110/80 mmHg
06 1 Melakukan ultrasonografi laila
Februari
2021 RS : Pasien mengatakan ya
08.05 RO : Masih terdapat kantong kehamilan
WIB
06 1 Memberikan obat premaston 1x5mg Sanda
Februari
2021 RS : Pasien mengatakan mau minum obat
08.05
RO : Obat masuk pasien tidak muntah
WIB
06 1 Memberikan obat papaverin 1x500mg Sanda
Februari
2021 RS : Pasien mengatakan sedikit sakit
08.40 RO : Obat masuk seluruhnya
WIB
06 1 Memonitor tanda dan gejala perdarahan Sanda
Februari
2021 RS : Pasien mengatakan perdarahan sudah agak
09.20 berkurang
WIB RO : Terdapat perdarahan sebanyak 1 pembalut
berwarna merah, konsisten sedikit encer
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN/EVALUASI

HARI PERTAMA

TGL NO EVALUASI (SOAP) NAMA &


DAN Dx TTD
WAKTU
05 1 S : Pasien mengatakan masih mengalami laila
Januari perdarahan
2021 O:
09.35 Indikator A T C Keterangan
WIB Hasil 3 5 3 Cukup baik
Ultrasonograf
i janin
Perdarahan di 3 5 3 Sedang
vagina

A : Tujuan belum tercapai


P : Rencana tindakan dilanjutkan
05 2 S : Pasien mengatakan badannya masih lemas laila
Januari O:
2021 Indikator A T C Keterangan
10.10 Tekanan 3 5 4 110/80
WIB Darah mmHg

A : Tujuan belum tercapai


P : Rencana tindakan dilanjutkan
06 1 S : Pasien mengatakan perdarahannya sedikit Laila
Januari berkurang
2021 O:
09.30 Indikator A T C Keterangan
WIB Hasil 3 5 4 Baik
Ultrasonograf
i janin
Perdarahan di 3 5 4 Ringan
vagina

A : Tujuan tercapai sebagian


P : Rencana tindakan dilanjutkan

06 2 S : Pasien mengatakan badannya sudah Laila


Januari mendingan
2021 O:
10.10 Indikator A T C Keterangan
WIB Tekanan 4 5 5 120/80
Darah mmHg

A : Tujuan tercapai
P : Rencana tindakan dipertahankan
06 3 S : Pasien mengatakan selama hamil badannya Laila
Januari mengalami perubahan
2021 O:
11.30 Indikator A T C Keterangan
WIB Perubahan 3 5 5 Pengetahuan
anatomi sangat
dan banyak
fisiologis
kehamilan

A : Tujuan tercapai
P : Rencana tindakan dipertahankan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim yaitu usia
kurang dari 20 minggu usia kehamilan dengan berat janin kurang dari 500 gram. Abortus
ada 2 macam, baik itu spontan maupun buatan dan masing- masing dari abortus ini terbagi
lagi sehingga ada banyak bentuk-bentuk abortus yang kita temui. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi abortus dalam kehamilan baik itu dari faktor ibu, bapak, janin, dan faktor-
faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya abortus atau kehamilan yang tidak dapat
dipertahankan.

B. Saran
Sebagai mahasiswa yang baik kita harus tau apa itu abortus dan kita harus paham benar
dalam dunia keperawatan supaya kita bisa mencegah abortus pada ibu-ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai