Disusun oleh:
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim
yaitu usia kurang dari 20 minggu usia kehamilan dengan berat janin kurang dari 500
gram. Angka abortus sulit ditetapkan, sekitar 15 – 20 % kehamilan yang diketahui secara
klinis berakhir menjadi abortus spontan, dan 80 % terjadi pada trimester pertama dan satu
dari tujuh wanita mengalami abortus sekitarminggu ke-14 usia gestasi. Berbagai faktor
diduga sebagai penyebab abortus spontan, diantaranya adalah faktor janin, faktor ibu dan
faktor eksternal. [1]
Di dunia, terjadi 208 juta kehamilan dengan 41 juta mengarah ke aborsi dan 11
juta mengarah ke abortus spontan. Di negara berkembang, 90% abortus terjadi secara
tidak aman, sehingga berkontribusi 11%-13% terhadap kematian maternal. Menurut
WHO, diperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan setiap tahun di ASEAN dengan perincian
1,3 juta dilakukan di Vietnam dan Singapura, 750.000–1,5 juta dilakukan di Indonesia,
155.000–750.000 dilakukan di Filiphina dan 300.000–900.000 dilakukan di Thailand.
Laporan dari Australian Consortium for Indonesian Studies, bahwa hasil penelitian yang
dilakukan di 10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia menunjukkan terjadi 43 kasus
aborsi per 100 kelahiran hidup. [2]
Riskesdas tahun 2010 menunjukkan presentase keguguran di Indonesia sebesar
4% pada kelompok perempuan pernah kawin usia 10–59 tahun. Presentase kejadian
abortus spontan di Indonesia berdasarkan kelompok umur yaitu 3,8% pada kelompok
umur 15–19 tahun, 5,8 % pada kelompok umur 20-24 tahun, 5,8% pada kelompok umur
25-29 tahun dan 5,7% pada kelompok umur 30-34 tahun (Kemenkes RI, 2015). Besarnya
kemungkinan keguguran yang terjadi pada wanita usia subur adalah 10%–25%.[2]
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, angka kejadian abortus spontan di Jawa
Tengah cukup tinggi dengan berada pada angka 3,6% dari rentang 2,4%–6% angka
kejadian per provinsi. Menurut ketua pengurus harian daerah Persatuan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) Jateng, jumlah abortus yang dilakukan secara aman di Jawa
Tengah sekitar 60 kasus. Tidak diketahui jumlah yang pasti mengenai abortus spontan
yang tercatat di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Dikarenakan abortus tidak
terdapat dalam sistem pelaporan Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Kemenkes RI,
2015). Faktor lain yang berpengaruh terhadap abortus adalah usia, ibu hamil yang berusia
lebih dari 35 tahun dan grande multipara akan beresiko tinggi terhadap kehamilan. [2]
Di Indonesia, jumlah aborsi tentunya lebih besar, karena di dalam adat timur,
kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi yang sangat
tidak bisa diterima oleh masyarakat lingkungan, dan keluarga. Faktor sosial ekonomi
yang berpengaruh terhadap terjadinya abortus adalah pendidikan ibu dan pekerjaan ibu.
Sandrina menyatakan bahwa 90% dari ibu hamil yang mengalami abortus merupakan ibu
dengan pendidikan rendah. Pada 70 pasien abortus terdapat 63 pasien dengan pendidikan
rendah dan 7 pasien denganpendikan tinggi. Dalam penelitiannya bahwa dari 178 ibu
hamil yang mengalami abortus 37, 6% diantaranya adalah ibu yang bekerja. Maconochie
dkk dalam penelitiannya menyatakan bahwa ibu yang mengalami abortus, selama bekerja
duduk > 6 jam sehari sebesar 35%, berdiri > 6 jam sehari sebesar 20% dan mengangkat
beban berat sebesar 22%.[1]
Abortus spontan adalah abortus atau pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi tanpa
adanya tindakan medis untuk mengosongkan uterus. Perdarahan di desidua sekitar 10%
sampai 30% dari kehamilan berakhir aborsi spontan. Mayoritas (80%) terjadi pada 12
minggu pertama kehamilan dan lebih dari setengah dari mereka adalah hasil dari kelainan
kromosom. [2]
Abortus spontan secara klinis dapat dibedakan antara abortus imminens, abortus
insipiens, abortus inkompletus, abortus kompletus. Abortus imminens adalah perdarahan
bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam
kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. Abortus
insipiens, adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap) adalah Perdarahan pada kehamilan muda
dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis
servikalis. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau
lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada
abortus yang lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga
menyebabkan hipovolemia berat. Abortus kompletus (keguguran lengkap) adalah Proses
abortus di mana keseluruhan hasil konsepsi telah keluar melalui jalan lahir20. Tanda dan
gejalanya yaitu ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus
sudah mengecil. [1]
B. TUJUAN
a. TUJUAN UMUM
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan maternitas pada pasien abortus
b. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari abortus
2. Mahasiswa mengetahui cara penangan mengenai pasien yang
mengalami abortus
3. Mahasiswa mengetahui pengobatan mengenai pasien yang
mengalmi abortus
4. Mahasiswa mengetahui penyebab terjadinya abortus
5. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam abortus
C. MANFAAT
a. Bagi Masyarakat
Agar masyakrakat mengetahui tentang penyebab dan dampak dari abortus.
b. Bagi Mahasiswa
Untuk mengetahui dan menambah wawasan serta pengetahuan agar dapat
melakukan penatalaksaan abortus.
c. Bagi Institusi
Memberikan penambahan informasi tentang abortus khusunya bagi institusi
kesehatan agar dapat mengetahui tentang abortus dan penatalaksanaanya.
BAB III
Kasus: Nn. Lina18 tahun hamildiluar nikah, saat ini dibawa ke IGD RS karena perdarahan per
vagina setelah terjatuh di ruang makan. Saat dikaji : klien mengatakan sudah 3 bulan tidak
menstruasi,HPHT1November 2020, test gravindex (+), hasil USG masih ditemukan kantong
kehamilan.
A. PENGKAJIAN
Nama perawat yang mengkaji: Perawat laila
Unit : Rawat Inap
Ruang : issa / 230
Tanggal/waktu masuk : 4Februari 2021 / 23.00 WIB
Tanggal/waktu pengkajian : 5Februari 2021 / 08.10 WIB
Cara pengkajian : a. Autoanamnesa
b. Alloanamnesa
d. Studi dokumentasi
Keterangan :
: Laki-laki
: Tinggal serumah
: Perempuan
: Meninggal : Menikah
: Pasien
VII. Kebutuhan
Oksigen
Sebelum masuk RS :Pasien mengatakan dapat bernafas dengan
normal tanpa menggunakan alat bantu nafas
Selama berada di RS : Pasien mengatakan dapat bernafas dengan
normal tanpa menggunakan alat bantu nafas.
Cairan
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan minum air putih dalam
sehari 7 sampai 8 gelas
Selama berada di RS : Pasien mengatakan sejak masuk RS sampai
sekarang sudah minum air putih 8 gelas
Nutrisi
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan makan 3 kali dalam
sehari dengan porsi lauk,pauk dan sayuran
Antropometri:
BB : 60 kg
TB : 158 cm
BBI : (TB-100)-10%(TB-100)
= (158-100)-10%(158-100)
= 58 – 5,8
= 52,2 kg
BBN : BBI ± (10% xBBI)
= 52,2 ± (10% x 52,2)
= 52,2 ± 5,22
= 47 – 57 Kg
Biochemical : Hasil pemeriksaan Laboratorium : Hb = 12 gr/dL
Clinical Signs : Pasien tampak lemah,lemas turgor kulit elastis, terdapat
perdarahan per vagina.
Diit : Belum mendapatkan program diet khusus.
Perhitungan Kalori (perempuan):
= 655,1 + 9,6 x (berat badan dalam kilogram) + 1,9 x (tinggi badan dalam cm)
- 4,7 x usia
= 655,1 + 9,6(60kg) + 1,9(158cm) - 4,7x18
= 655,1 + 576 + 300,2 - 84,6
= 1.531,3 - 84,6
= 1446,7 kalori/hari
Selama berada di RS : Pasien mengatakan saat masuk rumah sakit
sampai sekarang sudah makan 1 kali pada pukul 07.00 WIB saat
mau berangkat ke kampus
Antropometri:
BB : 60 kg
TB : 158 cm
BBI : (TB-100)-10%(TB-100)
= (158-100)-10%(158-100)
= 58 – 5,8
= 52,2 kg
BBN : BBI ± (10% xBBI)
= 52,2 ± (10% x 52,2)
= 52,2 ± 5,22
= 47 – 57 Kg
Sebelum
Saat di
Aktivitas Keterangan masuk
RS
RS
Dapat mengerjakan sendiri √
Mandi Pada bagian tertentu dibantu
Memerlukan bantuan √
Seluruhnya tanpa dibantu √
Pada kondisi tertentu dibantu
Berpakaian
Seluruhnya memerlukan
√
bantuan
Dapat mengerjakan sendiri √
Pergi ke toilet Memerlukan bantuan
Tidak dapat pergi ketoilet √
Tanpa bantuan √
Berpindah atau
Dengan bantuan
berjalan
Tidak dapat melakukan √
Dapat mengontrol √ √
BAB dan BAK
Kadang-kadang ngompol
Dibantu seluruhnya
Tanpa bantuan √
Dapat makan sendiri kecuali
Makan
hal-hal tertentu
Seluruhnya dibantu √
SKOR A F
Keterangan:
A: Mandiri untuk 6 fungsi
B: Mandiri untuk 5 fungsi
C: Mandiri, kecuali mandi dan fungsi lain
D: Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan fungsi lain
E: Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan fungsi
lainnya
F:Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah
dan fungsi lainnya
G: Tergantung untuk 6 fungsi
Dari data tersebut untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sebelum
masuk rumah sakit pasien mandiri untuk 6 fungsi, dan selama di
rumah sakit pasien tergantung untuk 4 fungsi.
Tidur
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan tidur 7 sampai 9 jam
per hari dan dapat tidur dengan nyenyak dimalam hari
Selama berada di RS : Pasien mengatakan selama di bawa ke
UGD belum bisa tidur
Sexualitas
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan mengalami menstruasi
teratur,pasien mengatakan sudah pernah berhubungan badan
dengan pacarnya.
a. Riwayat menstruasi: pasien mengatakan menstruasi sejak
umur 12 tahun
b. Siklus menstruasi: pasien mengatakan siklus menstruasi 30
hari dan darah keluar banyak
c. Lama menstruasi: pasien mengatakan lama menstruasinya
selama 6 sampai 7 hari
Selama berada di RS : Pasien mengatakan hamil diluar nikah dan
sudah 3 bulan terakhir dirinya belum menstruasi Haid Pertama
Haid Terakhir tanggal1 November 2020.
Interaksi Sosial
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan dapat berinteraksi
dengan baik dengan tetangga lingkungannya.
Selama berada di RS : Pasien mengatakan dapat berinteraksi
dengan baik pada petugas kesehatan, pasien merasa malu saat ada
yang menjenguk.
Pencegahan masalah kesehatan
Sebelum masuk RS :Pasien mengatakan belum mengetahui cara
pencegahan tentang penyakitnya
Selama berada di RS :Pasien mengatakan belum mengetahui cara
pencegahan penyakitnya
Promosi kesehatan
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan sudah pernah
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang sex diluar nikah
Selama berada di RS : Pasien mengatakan sudah diberikan
pendidikan kesehatan tentang kondisinya saat ini seperti sudah
diberikan edukasi pada pasien Abortus
Psikososial
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan merasa tidak cemas,
tidak memiliki masalah dalam lingkungan keluarga dan sekitar.
Selama berada di RS :Pasien mengatakan cemas dengan
kondisinya saat ini
VIII. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Keadaan umum : Klien nampak lemah
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign :
a. TD : 100/80 mmHg
b. N : 55x/ menit
c. S : 38⁰C
d. RR : 24x/ menit
Konjungtiva
Konjungtiva : Konjungtiva anemis, iris coklat
Kelenjar getah bening
-
Payudara
Payudara : Payudara teraba kencang
Putting susu
Puting susu : Putting nampak kehitaman dan simetris
Abdomen
1) Keadaan : Uterus teraba halus, kontraksi kuat,
tinggi fundus uteri (TFU) 3 cm dibawah umbilicus
2) Diastasis rektus abdominis : Tidak terdapat diastasis rektus
abdominus
3) Kondisi luka : Tidak terdapat luka
4) Fundus uteri : Fundus tidak teraba
5) Pengeluaran pervaginam :
a. Lokia : 3 pembalut/ hari dengan bercak darah
Tgl (jam pemberian) Jenis Terapi Rute Terapi Dosis Indikasi Terapi
5 Januari 2021 Infus RL Parenteral 20 tpm Mengembalikan
Pukul 10.00 keseimbangan
elektrolit
5 Januari 2021 Papaverin IV Bolus 150 mg/ 12 Melemaskan kontraksi
Pukul 10.00 otot polos,
jam
otot uterus
5 Januari 2021 Premaston Oral 3x5mg Penguat kandungan bagi
Pukul 10.00 ibu hamil
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Resiko gangguan hubungan ibu dan janin berhubungan dengan gangguan
transport oksigen (perdarahan pervagina)
II. Resiko defisien volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
III. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan ditandai
dengan pasien mengatakan sudah 3 bulan tidak menstruasi HPHT 1 November
2020
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Manajemen
pengobatan (2380)
Monitor :
1. Monitor cara
pemberian obat
sesuai dengan
perintah yang
tertera
2. Monitor efek
samping obat
yang terjadi
pada pasien
apakah terdapat
efek
sampingyang
berbahaya bagi
pasien atau tidak
3. Monitor respon
pasien terhadap
perubahan
pengobatan
dengan cara
yang tepat sesuai
dengan perintah
yang ada
Mandiri :
1. Memperhatikan
kemampuan
pasien dalam
mengobati diri
sendiri dengan
cara yang tepat
sesuai prosedur
yang ada
2. Memberikan
informasi
mengenai
pemberian obat
secara tepat
kepada pasien
dan anggota
keluarga
Kolaborasi :
1. Pada pasien
yang melakukan
pengobatan
harap diberikan
resep dokter
untuk
menunjang
kesehatan pasien
2. Menentukan
obat yang
diperlukan
sesuai dengan
resep dokter
Edukasi : -
Jumat/ 2 Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan ManajemenElektrolit/ Manajemen
5-2-2021 Defisien selama 3x24 jam diharapkan masalah Cairan(2080) Elektrolit/Cairan(2080
Vol. kekurangan volume cairan dapat teratasi Observe : )
Cairan dengan kriteria hasil: 1. Pantau adanya tanda
Domain: Kesehatan Fisiologis (II) gejala overhidrasi yang Observe :
Kelas : Cairan dan Elektrolit memburuk atau dehidrasi 1. Karena jika
Outcome : Keseimbangan Cairan 2. Monitor TTV pasien terlalu
3. Monitor respon pasien dehidrasi maka
Indikator A T Keterangan terhadap terapi elektrolit akan lemah dan
yang diresepkan tak berenergi
Turgor kulit 2 5 1. sangat terganggu 4. Monitor kehilangan cairan 2. Karena
2.banyak tergangguNursing TTVuntuk
1. Berikan cairan, yang menentukan
3. cukup terganggu sesuai tindakan
4. sedikit terganggu 2. Tingkatkan intake/asupan keperawatan
cairan oral selanjutnya pada
5.tidak terganggu 3. Pastikan bahwa larutan pasien
intravena yang 3. Karena jika
mengandung elektrolit kebutuhan cairan
diberikan dengan aliran berkurang akan
Indikator A T Keterangan yang konstan mengakibatkan
Education dehidrasi
Tekanan 3 5 1 : 80/80 mmHg 1. Instruksikan pasien dan 4. Karena jika
Darah 2 : 90/80 mmHg keluarga pasien mengenai cairan dalam
3 : 100/80 mmHg alasan untuk pembatasan tubuh kurang
4 : 110/80 mmHg cairan, tindakan hidrasi, akan menjadi
5 : 120/80 mmHg atau administrasi elektrolit lemas
tambahan, seperti yang Nursing
dirujukan 1. Karena cairan
Collaboration yang cukup
Berikan suplemen elektrolit sesuai dengan
resep dokter kebutuhan
pasien akan
mencukupi
kebutuhan
pasien
2. Karena ciran
juga membantu
dalam
metabolisme
tubuh
3. Karena larutan
itu dibutuhkan
pasien untuk
proses
kesembuhannya
Education
1. Karena jika
cairan yang
diberiakan
kepada pasien
terlalu banyak
akan mual, jika
cairan yang
diberiakn cukup
maka pasien
tidak akan
mengalami
dehidrasi
Collaboration
1. Karena
suplemen
elektrolit akan
lebih efektik
menstabilkan
cairan yang
hilang
Jumat/ 3 Defisien Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Prenatal(6960) Perawatan
5-2-2021 Pengetahua selama 5x24 jam diharapkan masalah Observe: - Prenatal(6960)
n keperawatan defisien pengetahuan dapat Observe: -
teratasi dengan kriteria hasil : Nursing: -
Nursing: -
Domain: Pengetahuan tentang kesehatan Education
dan perilaku (IV) Education
Anjurkan untuk mengikuti Dengan
Kelas: Pengetahuan tentang kesehatan (S)
kelas prenatal mengikuti kelas
Outcome: Pengetahuan: Kehamilan (1810)
Diskusikan kebutuhan prenatal pasien
nutrisi dan kekhawatiran bias
yang dirasakan selama
mendapatkan
masa kehamilan
Indikator A T Keterangan banyak pelajaran
Perubahan 3 5 1: Tidak ada Diskusikan tingkat
mengenai
anatomi dan pengetahuan aktivitas bersama pasien
kehamilan
fisiologis 2: yang boleh dilakukan
selama masa kehamilan Mendiskusikan
kehamilan Pengetahuan kebutuhan
terbatas Diskusikan bersama
pasien mengenai adanya nutrisi yang
3: dibutuhkan
Pengetahuan perubahan citra tubuh
yang terjadi selama masa untuk memenuhi
Sedang
kehamilan kebutuhan
4:
Pengetahuan Berikan dukungan dan nutrisi pasien
banyak nasihat kepada pasien Mendiskusikan
5: yang mengalami aktivitas yang
Pengetahuan kehamilan yang tidak boleh dilakukan
sangat banyak direncanakan pasien selama
hamil untuk
Collaboration: -
mencegah
terjadinya
perdarahan
berulang
Memberikan
dukungan ke
pasien agar tetap
semangat dalam
menjalani masa
kehamilannya
Collaboration: -
FORMAT CATATAN KEPERAWATAN
HARI PERTAMA
A : Tujuan tercapai
P : Rencana tindakan dipertahankan
06 3 S : Pasien mengatakan selama hamil badannya Laila
Januari mengalami perubahan
2021 O:
11.30 Indikator A T C Keterangan
WIB Perubahan 3 5 5 Pengetahuan
anatomi sangat
dan banyak
fisiologis
kehamilan
A : Tujuan tercapai
P : Rencana tindakan dipertahankan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim yaitu usia
kurang dari 20 minggu usia kehamilan dengan berat janin kurang dari 500 gram. Abortus
ada 2 macam, baik itu spontan maupun buatan dan masing- masing dari abortus ini terbagi
lagi sehingga ada banyak bentuk-bentuk abortus yang kita temui. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi abortus dalam kehamilan baik itu dari faktor ibu, bapak, janin, dan faktor-
faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya abortus atau kehamilan yang tidak dapat
dipertahankan.
B. Saran
Sebagai mahasiswa yang baik kita harus tau apa itu abortus dan kita harus paham benar
dalam dunia keperawatan supaya kita bisa mencegah abortus pada ibu-ibu hamil.