TENTANG
PELAYANAN KETENAGAKERJAAN
WALIKOTA CILEGON,
Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 14 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pelayanan bidang
ketenagakerjaan merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah ;
3. Undang ...
16. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan
Pekerjaan ;
17. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 13 Tahun 2002 tentang Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2002 Nomor
122) ;
18. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kota Cilegon (Lembaran Daerah
Kota Cilegon Tahun 2008 Nomor 4) ;
19. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 7 tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi Dinas Daerah Kota Cilegon (Lembaran Daerah Kota Cilegon
Tahun 2008 Nomor 7).
dan
WALIKOTA CILEGON
MEMUTUSKAN :
BAB …
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
11. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
baik di dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa
atau barang dengan menggunakan keterampilan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat ;
12. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk lain ;
15. Lembaga Pelatihan Swasta yang selanjutnya disingkat LPS adalah suatu
badan, organisasi atau lembaga yang menyelenggarakan latihan kerja
bagi angkatan kerja dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan ;
16. Antar Kerja bentuk Satu yang selanjutnya disingkat AK-1 adalah kartu
yang ditetapkan sebagai tanda bukti seseorang yang telah mendaftarkan
diri sebagai pencari kerja ;
17. Dewan Latihan Kerja Daerah yang selanjutnya disingkat DLKD adalah
Suatu Lembaga yang bertugas mengkoordinasikan kegiatan latihan kerja
di daerah ;
18. Lembaga Latihan Swasta yang selanjutnya disingkat LLS adalah suatu
badan, organisasi atau lembaga yang menyelenggarakan latihan kerja
bagi angkatan kerja dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan ;
20. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disingkat TKI adalah Warga
Negara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja
di luar negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja;
24. Kantor Cabang PPTKIS adalah perwakilan PPTKIS di Kota Cilegon yang
bertindak untuk dan atas nama PPTKIS Pusat ;
25. Bursa Kerja Khusus yang selanjutnya disingkat BKK adalah Bursa Kerja
yang berada di satuan pendidikan Menengah Kejuruan dan Pendidikan
Tinggi untuk melakukan kegiatan antar kerja khusus bagi
siswa/mahasiswa dan alumninya sendiri ;
26. Antar kerja adalah suatu proses kegiatan penempatan Tenaga Kerja
yang meliputi pelayanan Informasi pasar kerja (IPK), pendaftaran
pencari kerja, pendaftaran lowongan kerja, bimbingan dan penyuluhan
jabatan, penempatan dan tindak lanjut penempatan ;
27. Antar Kerja Lokal yang selanjutnya disingkat AKL, adalah antar kerja
antar Dinas Tenaga Kerja Kota/Kabupaten dalam satu wilayah kerja
Dinas Tenaga Kerja Propinsi Banten ;
28. Antar Kerja Antar Daerah yang selanjutnya disingkat AKAD adalah antar
kerja antar Dinas Tenaga Kerja Propinsi dalam wilayah Republik
Indonesia ;
31. Pengguna Tenaga Kerja adalah orang atau badan hukum yang
menggunakan tenaga kerja dengan imbalan upah ;
40. Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah organisasi yang dibentuk dari oleh
dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun diluar perusahaan
yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan
bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi
hak dan kepentingan pekerja/buruh, meningkatkan kesejahteraan
pekerja/buruh dan keluarganya ;
52. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian
khusus dari luar Pemerintah/Pemerintah Daerah untuk mengawasi
ditaatinya Undang-Undang tentang Keselamatan Kerja ;
53. Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber atau sumber bahaya.
BAB II
Bagian Pertama
Pelatihan
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
(1) Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti
pelatihan kerja ditempat penyelenggaraan pelatihan sesuai bidang
tugasnya.
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Bagian Kedua
Penyelanggaraan Latihan
Pasal 8
Pasal 9
Pasal ...
Pasal 10
(1) Semua jenis pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh LPS wajib
memperoleh izin penyelenggaraan latihan dari Dinas ;
d. Keterangan domisili.
h. Struktur Organisasi;
Pasal 11
Bagian Ketiga
Pemagangan
Pasal 12
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada pasar kerja dan dunia
usaha, pelatihan kerja dapat diselenggarakan dengan sistem pemagangan.
Pasal ...
Pasal 13
Pasal 14
c. Program pemagangan ;
d. Jangka waktu ;
Pasal 15
Pasal 16
Pasal ...
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Bagian Keempat
Akreditasi
Pasal 21
Pasal ...
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
BAB III
Bagian Pertama
Umum
Pasal 26
(5) Apabila dalam pemenuhan lowongan kerja tidak bisa diisi oleh pencari
kerja yang terdaftar pada Dinas, maka Pengguna Tenaga Kerja
diperbolehkan memasang iklan di media massa dengan menyampaikan
surat pemberitahuan kepala Dinas ;
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
Tata cara dan kewajiban laporan lowongan pekerjaan dan jumlah karyawan
sebagaimana dimaksud Pasal 26 dan 28 diatur lebih lanjut oleh Walikota.
Pasal 30
Pasal ...
Pasal 31
(1) Setiap pencari kerja yang terdaftar mempunyai kesempatan yang sama
untuk mengisi lowongan pekerjaan;
(2) Untuk mengisi lowongan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mengutamakan pencari kerja lokal yang memenuhi kualifikasi
persyaratan jabatan yang dibutuhkan;
(3) Bahwa dalam mengisi lowongan pekerjaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) setiap kecamatan yang penduduknya telah terdaftar
sebagai pencari kerja mempunyai kesempatan yang sama.
(4) Pencari kerja lokal sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3) berhak
memperoleh pendidikan dan pelatihan di PLKM Kota Cilegon sesuai
dengan bidang penempatan tenaga kerja yang dibutuhkan.
Bagian Kedua
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Pasal 32
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diselenggarakan secara tertib,
efisien dan efektif untuk meningkatkan perlindungan, kesejahteraan,
perluasan lapangan kerja, kualitas dan peningkatan penerimaan devisa
dengan memperhatikan harkat dan martabat manusia, Bangsa dan Negara.
Pasal 33
(1) Dalam menyelenggarakan kegiatan penempatan TKI sebagaimana
dimaksud Pasal 32, Dinas melaksanakan :
a. Penerimaan dan penelitian job order dari PPTKIS yang telah
mendapat pengesahan dari KBRI dimana TKI akan ditempatkan;
b. Penyuluhan kepada calon TKI;
c. Pendaftaran calon TKI;
d. Seleksi administrasi, tes kesehatan, kemampuan dan keterampilan;
e. Penyerahan hasil seleksi kepada PPTKIS;
f. Penerimaan dan penelitian perjanjian penempatan dari PPTKIS;
g. Pembekalan akhir pra pemberangkatan;
h. Penerimaan formulir laporan penempatan dari PPTKIS;
(2) Dinas memberikan rekomendasi bebas fiskal luar negeri kepada TKI
yang akan bekerja dengan menggunakan visa panggilan perorangan
setelah yang bersangkutan melapor kepada Walikota melalui kepala
Dinas dengan menunjukan visa kerja panggilan ;
Bagian Ketiga
Lembaga Penempatan
Pasal 34
a. Dinas;
c. PPTKIS;
Pasal 35
Pasal 36
Bagian ...
Bagian Keempat
Pasal 37
(2) Penghuni tempat penampungan TKI adalah calon TKI yang melengkapi
dan mengikuti persyaratan penempatan ke luar negeri sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan kesehatan ;
b. Pelatihan ;
c. Pembukaan paspor ;
e. Visa ;
f. Ansuransi ;
h. Pembelian tiket ;
Pasal 38
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur lebih lanjut oleh
Walikota.
Pasal 39
BAB …
BAB IV
Pasal 40
Pengguna TKA yang izin kerja TKA nya telah habis masa berlakunya wajib
untuk memperpanjang Izin Kepada Dinas.
Pasal 41
d. Paspor ;
f. Tanda bukti setor dari Bank Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dana Pengembangan Keahlian dan
Keterampilan (DPKK) di setiap ke Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah ;
Pasal 42
Pasal 43
BAB ...
BAB V
Bagian Pertama
Pasal 44
Pasal 45
(3) Tata Cara dan persyaratan pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Bagian ...
Bagian Kedua
Pasal 46
c. Jenis Pekerjaan ;
d. Besarnya Upah.
(3) PKWT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dicatatkan pada
Pemerintah Daerah selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak
ditandatangani ;
(4) Tata Cara Pencatatan PKWT sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Pasal 47
(2) Tata Cara memiliki ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Bagian Ketiga
Pasal 48
Bagian ...
Bagian Keempat
Pasal 49
(2) Dalam Hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan
kerja tidak dapat di hindari, maka pemutusan hubungan kerja wajib
dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/buruh atau dengan
pekerja/buruh, apabila dalam hal perundingan tidak menghasilkan
persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja
dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
Bagian Kelima
Pasal 50
(2) Mediator sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Bagian Keenam
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 53
Bagian Ketujuh
Pasal 54
(2) Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) di atas berfungsi sebagai forum komunikasi dan konsultasi mengenai
hal ketenagakerjaan di perusahaan.
Pasal ...
Pasal 55
(1) Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit yang sudah terbentuk harus
diberitahukan untuk dicatat pada instansi yang bertanggungjawab
dibidang ketenagakerjaan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
setelah pembentukan ;
Pasal 56
Pasal 57
Bagian Kedelapan
Pasal 58
(4) Tata kerja dan susunan organisasi LKS Tripartit sebagaimana dimaksud
ayat (1) mengacu kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VI
Pasal 59
(1) Pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam jaminan sosial
tenaga tenaga kerja.
(2) Tata cara pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai
dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
Bagian Kesatu
Pasal 60
Bagian ...
Bagian Kedua
Pasal 61
Pasal 62
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2), terdiri dari
pemeriksaan dan/atau pengujian terhadap ketel (uap, air panas, minyak,
listrik), bejana uap, pemanas air, superheater dan ekonomiser yang
berdiri sendiri, bejana tekan, instalasi pemipaan, dapur atau tanur,
pesawat pembangkit gas karbit, pembangkit listrik atau generator,
lokomotif, jalan rel industri, konveyor, escalator, mesin perkakas, mesin
produksi, pesawat angkat (crane), gondola, forklift, sky lift, perancah,
tangki apung, instalasi listrik, instalasi alarm kebakaran otomotic,
instalasi pemadam kebakaran, alat pemadam api ringan, instalasi
hydrant, instalasi springkler, instalasi pemadam otomotic, instalasi
pemadam radio, instalasi menara kontrol, instalasi elektromedic, pesawat
penerima gelombang elektronik, instalasi penyalur petir, lift, kipas
tekanan udara, instalasi pengolah limbah, instalasi radiasi, dan bahan
kimia berbahaya ;
Pasal 63
Bagian Ketiga
Pasal 64
(3) Tata cara dan bentuk laporan sebagaimana dimaksud ayat (2) sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Keempat
Pasal 65
(2) Tata cara Pelaksaaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
PELAKSANAAN PENGAWASAN
Pasal 66
BAB IX
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 67
(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini,
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Cilegon tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang berlaku;
(3) Penyidik …
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 68
(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), merupakan
tindak pidana pelanggaran.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 69
Pasal 70
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
mengenai pelaksanaannya, akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Walikota.
BAB ...
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 71
Pasal 72
Ditetapkan di Cilegon
pada tanggal 15 April 2009
WALIKOTA CILEGON,
ttd
Diundangkan di Cilegon
pada tanggal 15 April 2009
H. EDI ARIADI