Anda di halaman 1dari 8

DINAMIKA TEKNOLOGI Oktober 2017 Vol. 9; No. 2; Hal.

43-50

MANAJEMEN RISIKO TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROYEK


PERUSAHAAN XYZ MELALUI KOMBINASI COBIT, PMBOK, DAN ISO
31000

Hurin Iin(1), Aris Tjahyanto(2)


Manajemen TeknologiInformasi,Magister Manajemen
TeknologiInstitut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
e-mail: hurin.iin@gmail.com, arist@its-sby.edu

ABSTRAK

Perusahaan XYZ merupakan perusahan yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan bangunan
dengan spesialisasi pekerjaan pemasangan Aluminium Composite Panel. Pada saat pelaksanaan proyek,
perusahaan XYZ sering menemui permasalahan yang menyebabkan waktu selesai proyek menjadi lebih
lama dari seharusnya. Permasalahan tersebut salah satunya bersumber dari unit kerja IT. Misalnya, proses
desain lambat, gambar rusak/hilang, data proyek tidak valid, dan lain-lain. Berdasarkan permasalahan
tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan menghasilkan panduan manajemen risiko teknologi
informasi untuk mendukung proses pengerjaan proyek pada perusahaan XYZ. Acuan yang digunakan
adalah PMBOK, COBIT 5 for Risk, dan ISO 31000. PMBOK memiliki keunggulan dalam menginisiasi
setiap fase dalam proyek, COBIT unggul pada detail proses teknologi informasi, dan ISO 31000 juga
memiliki keunggulan karena merupakan standar internasional yang khusus digunakan pada manajemen
risiko. Hasil berupa panduan manajemen risiko teknologi informasi dari kombinasi ketiganya tersebut
setelah diterapkan kemudian disurvei mengenai kemudahan penggunaan dan penerapannya di dalam unit
kerja IT perusahaan XYZ. Berdasarkan hasil survei, 50% responden menyatakan setuju bahwa panduan
tersebut mudah dipahami dan diterapkan. Dan dari penerapan panduan yang dihasilkan diperoleh 24
macam risiko yang berhasil diidentifikasi beserta level risikonya.

Kata kunci: COBIT 5 for Risk, ISO 31000, Manajemen risiko teknologi informasi, PMBOK.

PENDAHULUAN manajemen risiko teknologi informasi pada proyek


bagi perusahaan XYZ. Acuan yang dipakai untuk
Perusahaan XYZ telah menangani ratusan menyusun panduan manajemen risiko teknologi
proyek pemasangan Aluminium Composite Panel informasi adalah COBIT (Control Objective for
(ACP) sejak tahun 2014 hingga sekarang. Dalam Information Technology and Related Technology),
proses pengerjaan proyek, perusahaan XYZ sering PMBOK (Project Management Body of
menemui kendala sehingga menghambat proses Knowledge), dan ISO (International Standard
pelaksanaan pekerjaan. Salah satunya di dalam unit Organisation) 31000. PMBOK adalah standar
kerja IT juga sering ditemui kendala yang bisa yang banyak dipakai dalam manajemen proyek dan
menghambat pelaksanaan proyek. Sebagai contoh, telah banyak diterapkan di banyak perusahaan
desain yang diserahkan tidak memiliki keterangan karena kemudahannya untuk diaplikasikan pada
yang lengkap, file desain tidak terbaca pada proyek. Melalui PMBOK bisa dilihat lebih jelas
komputer, data hilang, kesalahan dalam risiko yang ada pada setiap fase proyek. Sedangkan
menghitung kebutuhan material, dan sebagainya. COBIT digunakan untuk mendukung tata kelola TI
Untuk menangani permasalahan tersebut di atas dengan menyediakan kerangka kerja untuk
dan mencegah terjadinya risiko buruk pada proyek mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Dalam
diperlukan upaya dan penanganan yang baik agar penelitian ini digunakan COBIT 5 for Risk karena
tidak memperlambat waktu pengerjaan dan lebih spesifik membahas mengenai manajemen
mengganggu pelaksanaan proyek. risiko teknologi informasi. Untuk ISO 31000 juga
Berdasar permasalahan tersebut diatas, maka digunakan karena merupakan standar internasional
penelitian ini dilakukan untuk membuat panduan yang khusus digunakan untuk manajemen risiko.

Dinamika Teknologi
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327 43
DINAMIKA TEKNOLOGI Oktober 2017 Vol. 9; No. 2; Hal. 1-8

Berdasarkan masing-masing keunggulan diatas, problem aktual dan krisis yang perlu penyelesaian
diharapkan melalui kombinasi dari ketiganya dapat kembali adalah risiko. Ciri manajemen risiko
menghasilkan panduan manajemen risiko teknologi adalah proaktif dan selalu melihat ke depan,
informasi yang mudah dipahami dan diterapkan berbeda dengan manajemen krisis yang berciri
bagi perusahaan XYZ. Dan nantinya juga reaktif dan melihat ke belakang. (d) keuntungan
diharapkan bisa membantu mempercepat dan tujuan (interest and objectives).
pengerjaan dan penyelesaian proyek. Jika peristiwa yang potensial terjadi di masa
depan tidak mempengaruhi tujuan suatu organisasi,
TINJAUAN PUSTAKA maka peristiwa yang berpotensi terjadi tersebut
bukanlah sebuah risiko bagi organisasi tersebut.
Dalam kegiatan sehari hari kita sering kali Menurut Rahmadhanty (2010), manajemen
menyebutkan proyek sebagai suatu pengerjaan risiko teknologi Informasi (TI) adalah kemampuan
suatu kegiatan namun dalam buku A Guide to the organisasi dalam mengurangi risiko-risiko TI yang
Project Management Body of Knowledge mungkin akan menghambat pencapaian tujuan
(PMBOK) disebutkan bahwa proyek adalah organisasi terkait dengan pemanfaatan TI itu
pekerjaan temporer yang dikerjakan untuk sendiri. Teknologi informasi juga bisa membawa
menciptakan suatu produk atau pelayanan yang risiko. Seringkali dalam melakukan bisnis dalam
memiliki keunikan. Karena sifat pekerjaan yang skala global, sistem dan jaringan telah menjadi
temporer, setiap proyek selalu memiliki siklus terlalu mahal bagi semua perusahaan untuk
yang disebut sebagai siklus kegiatan proyek ditangani. Di beberapa industri, teknologi
(Project Life Cycle). informasi merupakan sumber daya kompetitif
Di dalam pelaksanaan proyeknya, perusahaan untuk melakukan diferensiasi dan memberikan
XYZ juga memiliki siklus kegiatan proyek yang keunggulan kompetitif sedangkan di perusahaan
terdiri dari empat fase (tahapan proyek) yaitu, fase lainnya teknologi informasi membantu dalam
survei dan desain, fase kontrak, fase pengerjaan, mempertahankan hidup perusahaan.
dan fase serah terima. Dikarenakan fokus dalam Di dalam Jurnal Internasional De La Salle
penelitian ini hanya pada permasalahan pada University volume 13 (Flores et al. 2011)
teknologi informasi (TI) yang berkaitan dengan membahas mengenai kekuatan, kelemahan
proyek, maka dari keempat fase tersebut akan perusahaan, dan bagaimana teknologi informasi
disaring berdasar ada atau tidaknya aktifitas TI dapat mendukung proses bisnis. Serta bagaimana
yang dapat memberikan pengaruh pada kegiatan perusahaan dapat melacak posisi teknologi
proyek. informasinya dan meningkat ke level berikutnya.
Pada fase pertama, survei dan desain. Aktifitas Penelitian lainnya adalah mengenai pentingnya
TI yang ada pada fase ini adalah proses input hasil mengelola manajemen risiko yang dilakukan oleh
pengukuran dan proses desain. Risiko yang (Parent & Reich, 2009), (Enslin, 2012) yang
mungkin terjadi adalah kesalahan input angka membahas tentang macam-macam risiko yang
pengukuran pada komputer, pembuatan desain dapat ditimbulkan ketika teknologi informasi tidak
yang lama, file desain tiba-tiba rusak atau hilang, dikelola dengan benar.
dan sebagainya. Pada fase kedua, kontrak. Risiko
yang mungkin terjadi adalah kesalahan Project Management Body of Knowledge
perhitungan material, pembuatan spesifikasi teknis, (PMBOK)
dan pembuatan kontrak kerja. Sedangkan pada dua Definisi manajemen risiko menurut PMBOK,
fase berikutnya yaitu, fase pengerjaan dan serah yaitu sebagai berikut:
terima tidak terdapat aktifitas TI yang signifikan a) Merupakan proses formal, dimana faktor-faktor
dalam mengganggu terlaksananya proyek. risiko secara sistematis diidentifikasi, dianalisis
Ada 4 hal utama dalam mengkategorikan dan ditangani.
sebuah risiko, yaitu adanya (a) ketidakpastian b) Merupakan suatu metode pengelolaan
(uncertainty) ketiadaan informasi yang diperlukan sistematis yang formal yang berkonsentrasi
yang membuat sebuah risiko tidak dapat diprediksi pada mengidentifikasi dan mengendalikan area
(b) peristiwa (events) jika mengkategorikan atau kejadian-kejadian yang berpotensi untuk
penambahan biaya atau keterlambatan sebagai menyebabkan terjadinya perubahan yang tidak
risiko adalah keliru karena hal tersebut bukan diinginkan.
peristiwa melainkan dampak atau konsekuensi dari c) Di dalam konteks suatu proyek, merupakan
risiko peristiwa (c) masa depan (future) kejadian suatu seni dan ilmu pengetahuan dalam
masa lampau bukanlah sebuah risiko tetapi mengidentifikasi, menganalisis dan merespon

Dinamika Teknologi
44 Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327
DINAMIKA TEKNOLOGI Oktober 2017 Vol. 9; No. 2; Hal. 43-50

terhadap faktor-faktor risiko yang ada selama proses manajemen risiko dibagi menjadi lima
pelaksanaan suatu proyek. proses yaitu, penetapan konteks, identifikasi risiko,
analisis risiko, evaluasi risiko, dan penaganan
PMBOK ini memiliki tingkat kedetailan yang risiko. Kelima proses ini didampingi oleh dua
tinggi dan disertai penjelasan tekniknya. Kelebihan proses yaitu pemantauan pengendalian dan
inilah yang akan diunggulkan pada penelitian ini. komunikasi konsultasi.
Di dalam buku PMBOK edisi ke-5 disebutkan
Manajemen Risiko meliputi proses melakukan METODOLOGI PENELITIAN
perencanaan manajemen risiko, identifikasi,
analisis kualitatif, analisis kuantitatif, perencanaan Metodologi penelitian yang digunakan dalam
respon, dan pengendalian risiko pada proyek. penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan sebagai
PMBOK membagi siklus hidup proyek ke berikut:
dalam 5 fase yaitu inisiasi (initiation), perencanaan 1. Tahap pendahuluan
(planning), pelaksanaan (execution), pengawasan Tahap ini terdiri dari studi literatur dan studi
dan pengendalian (monitoring and controlling), kondisi perusahaan.
serta penutupan (closing). Dari pembahasan
sebelumnya mengenai siklus hidup proyek a. Studi literatur
perusahaan dan siklus hidup proyek menurut Proses ini dilakukan untuk mempelajari hal-
PMBOK, didapati bahwa risiko TI yang diteliti hal yang berkaitan dengan manajemen risiko
pada kasus ini menurut PMBOK masuk pada fase teknologi informasi. Studi literatur yang
awal proyek yaitu Fase Perencanaan. dilakukan menggunakan sumber dari buku dan
Fase Perencanaan dalam PMBOK mencakup jurnal yang membahas tentang manajemen
sembilan area pengetahuan (knowledge area) yang risiko teknologi informasi, PMBOK, COBIT 5
memiliki tujuan sebagai panduan dalam for Risk, dan ISO 31000. Pembahasan mengenai
pelaksanaan proyek. Salah satu area pengetahuan studi literatur ada di Bab 2 Teori dan Kajian
tersebut adalah manajemen risiko (risk Pustaka yang membahas mengenai Manajemen
management). risiko, PMBOK, COBIT 5 for Risk, dan ISO
31000.
COBIT 5 for Risk
Control Objective for Information & Related b. Studi kondisi perusahaan
Technology (COBIT) adalah sekumpulan Proses ini merupakan kegiatan pengumpulan
dokumentasi best practice untuk IT Governance data di lapangan melalui pembuatan daftar
yang dapat membantu auditor, pengguna (user), permasalahan teknologi informasi yang
dan manajemen, untuk menjembatani gap antara memiliki keterkaitan dengan proyek perusahaan
resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah- XYZ melalui wawancara dengan manajer TI
masalah teknis TI (Sasongko, 2009). mengenai risiko-risiko yang sering terjadi
COBIT mendukung tata kelola TI dengan selama fase awal proyek. Dari proses
menyediakan kerangka kerja untuk mengatur wawancara dapat diketahui bahwa risiko yang
keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka sering terjadi pada fase awal banyak yang
kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan terkait dengan TI dan hal ini rentan
bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko TI menimbulkan dampak terhadap kelangsungan
dikelola secara tepat, dan sumber daya TI dan kelancaran proyek. Diantaranya adalah
digunakan secara bertanggung jawab (Tanuwijaya penginputan data ukuran bangunan harus
dan Sarno, 2010). Proses manajemen risiko COBIT benar, perhitungan harus tepat, desain harus
terdiri dari 6 tahap yaitu, pengumpulan data, selesai tepat waktu, pembuatan spesifikasi
analisis risiko, menyusun profil risiko, teknis dan metode pelaksanaan pekerjaan harus
menjabarkan risiko, membuat portofolio kegiatan cepat, perhitungan kebutuhan material
manajemen risiko, dan respon risiko. Aluminium Composite Panel harus sesuai
dengan volume yang diperlukan, serta
ISO31000 pengiriman dokumen teknis (rencana gambar,
ISO 31000 merupakan sebuah standar kontrak kerja, dan sebagainya) melalui email
internasional yang disusun dengan tujuan harus dipastikan benar-benar terkirim pada
memberikan prinsip dan panduan generik untuk klien. Dari studi mengenai kondisi perusahaan
penerapan manajemen risiko. Dalam ISO 31000 diatas dapat diketahui bahwa setiap kegiatan
masing-masing diatas memiliki risiko gagal

Dinamika Teknologi
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327 45
DINAMIKA TEKNOLOGI Oktober 2017 Vol. 9; No. 2; Hal. 1-8

sehingga dibutuhkan antisipasi untuk mencegah risiko PMBOK menjelaskan opsi yang bisa
dan mengurangi risiko-risiko tersebut agar dipakai antara lain menggunakan matriks risiko,
proyek terus berjalan dengan lancar. sedangkan dalam COBIT hanya dijelaskan
aktivitasnya adalah analisis tanpa menjelaskan
2. Tahap pemodelan framework model metodenya.
Pada tahap ini dilakukan pemodelan PMBOK, COBIT, dan ISO 31000 sama-
framework menggunakan acuan PMBOK, sama memiliki tahap/proses untuk mengelola
COBIT 5 for Risk, dan ISO 31000. Dari risiko. Sebelum disusun tahapan proses
penelitian yang sudah ada, upaya manajemen risiko TI melalui kombinasi
mengintegrasikan beberapa framework ketiganya, terlebih dahulu masing-masing
dipandang bisa memberikan hasil yang paling proses pengelolaan risiko dari ketiganya dipilih
efisien dan aplikatif bagi perusahaan yang untuk menjadi proses terpilih. PMBOK akan
mencoba untuk mengadopsi framework- dipakai sebagai guidance utama dalam
framework tersebut. pemilihan proses ini. Urutannya adalah,
Buku terbitan IT Governance Institute yang PMBOK akan dibandingkan dengan COBIT,
berjudul Mapping of PMBOK with COBIT kemudian setelah itu akan dibandingkan dengan
menjabarkan bagaimana memetakan proses ISO 31000. Proses-proses yang memiliki
pada PMBOK ke dalam proses yang terdapat kesamaan aktivitas atau dinilai aktivitasnya
pada COBIT. Dimana masing-masing proses mirip, akan digabung ke dalam kelompok yang
dinilai melalui seberapa banyak proses yang sama.
terlibat, lalu hasilnya dituangkan ke dalam Pengkombinasiannya dilakukan melalui
tabel. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pengelompokan proses dari PMBOK, COBIT 5
PMBOK unggul dalam proses inisiasi fase for Risk, dan ISO 31000 seperti pada Gambar 1.
proyek, dimana COBIT tidak memiliki
penjelasan yang rinci mengenai hal tersebut.
Tetapi COBIT unggul dalam merinci proses
inisiasi aktivitas-aktivitas yang terkait dengan
TI. Sedangkan ISO 31000 pada penelitian ini
akan dimanfaatkan prinsip-prinsipnya pada saat
menyusun panduan manajemen risiko tersebut.
Tujuan pemetaan tersebut adalah untuk
mendorong proses dan mengembangkannya.
Pada jurnal penelitian “Towards a New
Approach For Combining the IT Framework”
metode kombinasi yang dilakukan adalah
dengan membandingkan proses, best practices,
dan pemetaan untuk standar TI. Di dalamnya
ditemukan beberapa persamaan pada beberapa
framework yang dipakai. Setiap framework,
baik sebagian kecil ataupun keseluruhan
digunakan untuk meningkatkan pelayanan TI
dan produktivitas bisnis.
Dalam buku COBIT 5 for Risk disebutkan
bahwa COBIT mampu memenuhi proses
manajemen risiko pada ISO 31000. Dari kedua
buku tersebut dapat disimpulkan bahwa COBIT
mampu mencakup PMBOK dan ISO 31000
dalam hal manajemen risiko. Namun, COBIT
tidak memberikan panduan implementasi
operasional pada manajemen risikonya. COBIT
hanya memberikan panduan “apa saja yang Gambar 1. Pengelompokan proses manajemen risiko
harus dikontrol” ketimbang “how-to-control” teknologi informasi dengan PMBOK, COBIT 5 for
Risk, dan ISO 31000
atau cara melakukannya. Sedangkan PMBOK
dan ISO 31000 dengan jelas memberikan “how- Masing-masing framework akan berperan
to”-nya. Sebagai contoh, dalam tahap analisis sesuai dengan keunggulannya masing-masing.

Dinamika Teknologi
46 Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327
DINAMIKA TEKNOLOGI Oktober 2017 Vol. 9; No. 2; Hal. 43-50

Dari awal telah dijelaskan bahwa keunggulan risiko yang menyediakan pertanyaan 5W
yang dimiliki PMBOK dalam penelitian ini (What, Who, Where, When, dan Why) + 1H
adalah memiliki penjelasan cara (how-to) dalam (How) untuk mendaftar risiko yang sedang
mengelola risiko. PMBOK akan digunakan terjadi dan yang mungkin terjadi. Dari
untuk menyusun fase proses manajemen risiko ketiganya proses pengumpulan data COBIT
yang disesuaikan dengan proyek perusahaan dinilai lebih lengkap karena risikonya telah
XYZ karena PMBOK mampu mencakup setiap terkategorisasi secara IT. Sehingga pada
fase dalam proyek yang dijalankan perusahaan tahap ini proses yang dipakai adalah proses
XYZ. Namun untuk rincian aktivitas TI di dari COBIT.
setiap fase, COBIT memiliki gambaran yang 3. Analisis Risiko
lebih lengkap, seperti operasional TI, keamanan Pada tahap ini PMBOK memiliki proses
TI, dan sebagainya sehingga cocok untuk analisis kualitatif dan analisis kuantitatif
mendetilkan bagian teknologi informasi dalam yang disertai beberapa jenis metode yang
setiap fase yang dihasilkan oleh PMBOK. Jika bisa dipakai. COBIT 5 for Risk memiliki
COBIT 5 for Risk merupakan bagian dari proses analisis tetapi di dalamnya tidak
COBIT dan manajemen risiko proyek menjelaskan detil metode yang harus
merupakan bagian dari PMBOK, maka berbeda digunakan untuk menganalisa. ISO 31000
dengan ISO 31000 yang berdiri sendiri dan memiliki proses analisis dan memberikan
memang khusus dibuat untuk panduan penjelasan cara melakukan analisa risiko
manajemen risiko. Oleh karena itu pada ISO dengan rinci. Oleh karena itu pada tahap ini
31000 terdapat pemisahan yang jelas antara dipilih PMBOK dan ISO 31000 karena
prinsip, framework, dan proses dalam menyediakan beberapa pilihan metode
manajemen risiko. Inilah salah satu kelebihan analisis risiko beserta detilnya.
ISO 31000 dibanding yang lain. 4. Perencanaan Penanganan Risiko
Adapun penjelasan mengenai kombinasi Pada tahap ini PMBOK, COBIT 5 for
pada setiap kelompok proses IT risk Risk, dan ISO 31000 memiliki opsi respon
management pada Gambar 1 di atas adalah yang sama terhadap risiko yaitu terhadap
sebagai berikut: risiko negatif terdapat opsi avoid, reduce,
1. Perencanaan Manajemen Risiko transfer/sharing, dan accept. Sedangkan
Pada tahap ini PMBOK, COBIT 5 for untuk risiko positif terdapat opsi exploit,
Risk, dan ISO 31000 akan dikombinasikan enhance, share, dan ignore. Sehingga pada
dengan cara membandingkan proses masing- tahap ini dari ketiganya bisa dipilih salah
masing. PMBOK memiliki proses satu.
perencanaan manajemen risiko dan ISO 5. Pemantauan dan Pengendalian Risiko
31000 memiliki proses penetapan lingkup Pada tahap ini PMBOK, COBIT 5 for
yang mirip dengan proses perencanaan Risk, dan ISO 31000 sama-sama memiliki
risiko. Sedangkan pada COBIT 5 for Risk proses pemantauan dan pengendalian risiko.
memiliki perencanaan optimasi risiko, tetapi Hanya saja dalam PMBOK dan COBIT 5 for
tidak dimasukkan ke dalam proses Risk aktivitas pemantauan dan pengendalian
melainkan risk governance. Hal ini karena risiko diletakkan di akhir proses, sedangkan
pada COBIT antara governance dan pada ISO 31000 aktivitas pemantauan dan
manajemen diletakkan secara terpisah. Oleh pengendalian risiko wajib ada di setiap tahap
karena itu yang digunakan pada tahap ini proses. Sehingga dipilihlah proses ISO
adalah PMBOK dan ISO 31000. 31000 pada tahap ini karena aktivitas setiap
2. Identifikasi Risiko tahap proses bisa dipantau dan dikendalikan.
Pada tahap ini PMBOK memiliki proses
identifikasi risiko yang meliputi input, tool, Proses-proses yang terpilih dapat
dan output. COBIT memiliki proses disimpulkan seperti yang disajikan pada Tabel
pengumpulan data yang meliputi pembuatan 1. Dari proses pengelompokan tersebut
risk scenario, yaitu daftar kemungkinan dihasilkan proses baru dari kombinasi PMBOK,
kejadian risiko positif dan negatif yang COBIT 5 for Risk dan ISO 31000 yang hasilkan
dikelompokkan berdasar jenis (kategori) disusun menjadi alur proses manajemen risiko
risiko. COBIT telah memiliki pembagian seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
jenis risiko menjadi 20 macam. Sedangkan
ISO 31000 memiliki proses identifikasi

Dinamika Teknologi
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327 47
DINAMIKA TEKNOLOGI Oktober 2017 Vol. 9; No. 2; Hal. 1-8

Tabel 1. Penilaian proses yang mendukung manajemen yang telah dibuat mudah dimengerti dan mudah
risiko TI pada perusahaan XYZ diterapkan oleh tim divisi TI perusahaan XYZ.
PMBO COBIT ISO
K 31000 Penilaiannya dilakukan melalui pembagian
Perencanaan    kuesioner kepada end user (staf IT) yang berisi
Manajemen Risiko pertanyaan mengenai kemudahan penerapan /
Identifikasi Risiko    penggunaan pedoman manajemen risiko teknologi
Analisis Risiko    informasi yang telah dibuat tersebut.
Perencanaan   
penanganan Risiko Tabel 2. Hasil Identifikasi Kriteria Risiko
Pemantauan dan    No Uraian Risiko Kemun Damp kemungkin Kriteria
(1) (2) gkinan ak x Dampak (6)
pengendalian Risiko (5)
(3) (4)
Ket. : : kurang mendukung
 : cukup mendukung 1 Staf merangkap tugas 4 2 8 Sedang
: sangat mendukung 2 Jumlah SDM terbatas 3 2 6 Sedang
3 Skill staf masih kurang 3 3 9 Sedang
Dari Tabel 1 di atas diperoleh hasil 4 Tidak ada pelatihan / 5 2 10 Tinggi
training untuk
kombinasi dari manajemen risiko PMBOK, meningkatkan skill staf
COBIT 5 for Risk, dan ISO 31000 sebagai berikut: 5 Tidak ada transfer 5 3 15 Tinggi
knowledge dari staf
yang resign ke staf baru
1 2 3 4 Staf lalai dan
6 1 3 3 Rendah
menyebabkan kerusakan
Perencanaan Identifikasi Analisis risiko Perencanaan pada hardware
Manajemen risiko (PMBOK, Penanganan 7 Staf salah dalam membaca 2 4 8 Sedang
risiko (COBIT) ISO) risiko ukuran gambar
(PMBOK, (PMBOK 8 Kesalahan dalam 2 4 8 Sedang
ISO) COBIT, menghitung kebutuhan
ISO) material (BoQ)
9 Keterlambatan staf 4 3 12 Tinggi
dalam sharing info
kebutuhan material
Pemantauan dan pengendalian risiko
10 Data hilang (tidak ada 2 4 8 Sedang
(ISO)
backup)
11 Data dari owner tidak 4 3 12 Tinggi
5 lengkap
12 Adanya informasi yang 3 3 9 Sedang
Gambar 2. Hasil Kombinasi Manajemen Risiko Teknologi hilang saat ada staf
Informasi dengan PMBOK, COBIT, dan ISO 31000 resign mendadak
13 Spesifikasi hardware 3 3 9 Sedang
3. Tahap Penerapan & Evaluasi rendah
14 Penyimpanan data 3 3 9 Sedang
Tahap ini merupakan penerapan / implementasi tidak teratur
panduan manajemen risiko TI yang telah dibuat. menyebabkan
Pada proses implementasi, data yang digunakan pencarian sulit
15 Software tidak update 1 3 3 Rendah
akan diambil dari survei kejadian yang sedang 16 Software rusak 1 3 3 Rendah
berlangsung di proyek dan juga catatan sejarah 17 Ada serangan malware 3 3 9 Sedang
(history) pada proyek-proyek sebelumnya. 18 Ada serangan virus 3 3 9 Sedang
19 Belum ada portal 5 3 15 Tinggi
Kendala-kendala yang berada di wilayah internal untuk shareing
teknologi informasi baik yang sudah terjadi atau info dan data proyek
sedang terjadi dideskripsikan dan ditulis. real time
20 Belum semua staf 5 3 15 Tinggi
Kemungkinan kendala yang terjadi di masa depan memiliki email internal
juga dicatat untuk mencegah atau mengurangi dan masih
dampak buruknya terhadap kelangsungan proyek menggunakan email
pribadi menyebabkan
perusahaan. Risiko-risiko yang mungkin belum lalu lintas data sulit
tercatat bisa digali lebih banyak melalui dipantau
wawancara dengan manajer tim TI. Wawancara ini 21 Belum ada aplikasi 3 2 6 Sedang
sebagai alat bantu
berguna untuk melengkapi risik-risiko krusial yang untuk menghitung
berkaitan dengan TI pada proyek perusahaan XYZ. kebutuhan material
22 Belum ada regulasi 4 2 8 Sedang
Wawancara ini juga berguna untuk menilai apakah tertulis untuk
suatu risiko memiliki tingkat risiko tinggi, sedang, penanganan masalah IT
atau rendah. 23 Belum ada perangkat 3 2 6 Sedang
keamanan TI
Pada saat penerapan atau implementasi ini akan 24 Belum semua PC 5 2 10 Tinggi
dilakukan evaluasi yang berupa penilaian apakah terhubung dan
panduan manajemen risiko teknologi informasi tersambung ke printer

Dinamika Teknologi
48 Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327
DINAMIKA TEKNOLOGI Oktober 2017 Vol. 9; No. 2; Hal. 43-50

ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari Tabel 2 tersebut kriteria / level risiko


dibuatkan Risk Map seperti pada Tabel 3.
Pada tahap tahap perencanaan dihasilkan
definisi dari level risiko, level kemungkinan Tabel 3. Hasil Risk Map
Dampak 1 2 3 4 5
(probability), level dampak (impact), dan ruang Sangat Kecil Biasa Besar Luar
lingkup risiko. Dari proses perencanaan dan Kemungkinan kecil Biasa
identifikasi risiko diperoleh 24 macam risiko yang 5 Sering 4,24 5,19,20
terjadi
ada pada saat pelaksanaan proyek di perusahaan
XYZ tahun 2014 hingga sekarang. Dari hasil 4 Sering 1,22 9,11
identifikasi risiko ini kemudian dilakukan
penilaian / analisa untuk mengetahui level / tingkat 3 Biasa 2,21,23 3,12,13
risikonya. Berikut ini Tabel 2 yang menunjukkan
14,17,18
hasil kriteria risiko dari identifikasi yang telah 2 Jarang 7,8,10
dilakukan.

Tabel 2. Hasil Identifikasi Kriteria Risiko 1 Sangat 6,15,16


No Uraian Risiko Kem Dam Mungkin Kriteria jarang
(1) (2) ungk pak x (6)
Dampak
inan (4)
(5)
(3)
1 Staf merangkap tugas 4 2 8 Sedang Dari hasil pemetaan risiko pada Tabel 3 di atas,
2 Jumlah SDM terbatas 3 2 6 Sedang diperoleh hasil bahwa risiko yang telah
3 Skill staf masih kurang 3 3 9 Sedang diidentifikasi pada tahap awal memiliki tiga
4 Tidak ada pelatihan / training 5 2 10 Tinggi
untuk meningkatkan skill staf macam kriteria risiko yaitu rendah, sedang, dan
5 Tidak ada transfer knowledge 5 3 15 Tinggi tinggi. Dimana terdapat tiga macam risiko rendah
dari staf yang resign ke staf yang membutuhkan pengendalian normal, enam
baru
6 Staf lalai dan menyebabkan 1 3 3 Rendah belas macam dengan risiko sedang yang
kerusakan pada hardware membutuhkan pengendalian yang baik, dan lima
7 Staf salah dalam membaca 2 4 8 Sedang macam dengan risiko tinggi yang membutuhkan
ukuran gambar
8 Kesalahan dalam menghitung 2 4 8 Sedang pengendalian yang sangat baik.
kebutuhan material (BoQ) Setelah dilakukan proses percobaaan
9 Keterlambatan staf dalam 4 3 12 Tinggi
sharing info kebutuhan
implementasi panduan manajemen risiko TI,
material selanjutnya diberikan kuesioner untuk
10 Data hilang (tidak ada 2 4 8 Sedang mengevaluasi kemudahan penggunaan panduan
backup)
11 Data dari owner tidak lengkap 4 3 12 Tinggi
kepada unit kerja IT. Berikut ini hasil dari
12 Adanya informasi yang hilang 3 3 9 Sedang kuesioner kepada seluruh staf unit kerja IT yang
saat ada staf resign mendadak berjumlah 4 orang dapat dilihat pada Tabel 4.
13 Spesifikasi hardware rendah 3 3 9 Sedang
14 Penyimpanan data tidak 3 3 9 Sedang
teratur menyebabkan Tabel 4. Hasil Kuesioner
pencarian sulit Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8
15 Software tidak update 1 3 3 Rendah ke-
16 Software rusak 1 3 3 Rendah Jumlah 2 1
17 Ada serangan malware 3 3 9 Sedang pemilih SS
18 Ada serangan virus 3 3 9 Sedang Jumlah 2 2 2 3 1 4 4 3
19 Belum ada portal internal 5 3 15 Tinggi
pemilih S
untuk shareing info dan data
proyek real time Jumlah 2 1
20 Belum semua staf memiliki 5 3 15 Tinggi pemilih N
email internal dan masih Jumlah 2 2 1
menggunakan email pribadi pemilih TS
menyebabkan lalu lintas data Jumlah
sulit dipantau pemilih ST
21 Belum ada aplikasi sebagai 3 2 6 Sedang
alat bantu untuk menghitung Jumlah Total 4 4 4 4 4 4 4 4
kebutuhan material
22 Belum ada regulasi tertulis 4 2 8 Sedang Dari hasil survei didapatkan hasil bahwa 50%
untuk penanganan masalah
IT responden setuju bahwa panduan manajemen
23 Belum ada perangkat 3 2 6 Sedang risiko TI yang dibuat mudah dipahami dan
keamanan TI dimengerti. Sedangkan 50% sisanya tidak setuju
24 Belum semua PC terhubung 5 2 10 Tinggi
dan tersambung ke printer karena tidak terbiasa dan butuh waktu lama untuk

Dinamika Teknologi
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327 49
DINAMIKA TEKNOLOGI Oktober 2017 Vol. 9; No. 2; Hal. 1-8

memahaminya. Hal ini mengindikasikan panduan 1. Melalui metode kombinasi COBIT, PMBOK
manajemen risiko TI cukup berpeluang untuk dan ISO 31000 dapat menghasilkan panduan
diterapkan di perusahaan melalui penerapan manajemen risiko TI yang bisa digunakan
berulang hingga terbiasa. untuk mengelola risiko TI dan membantu
Dari pernyataan kedua, 50% responden setuju kelancaran berjalannya proyek perusahaan
jika panduan mudah diikuti dan diterapkan. XYZ.
Sisanya sebanyak 50% tidak setuju dengan alasan 2. Dari hasil identifikasi risiko diperoleh
belum paham dan membutuhkan penjelasan lebih sebanyak 24 macam risiko TI yang berkaitan
lanjut untuk paham. dengan proyek perusahaan.
Dari pernyataan ketiga, 50% responden sangat 3. Risiko yang telah teridentifikasi diketahui
setuju, dan 50% sisanya setuju bahwa panduan tingkatan atau level risiko IT. Dua macam
yang dibuat sangat bermanfaat dalam mengelola risiko berada di tingkat rendah, tujuh belas
risiko. Hal ini menyiratkan bahwa panduan macam risiko berada di tingkat sedang, dan
manajemen risiko TI yang dibuat bernilai manfaat lima macam risiko berada di tingkat tinggi.
dalam membantu keberlangsungan proyek dan Belum ada risiko yang berada di tingkat
perusahaan. ekstrim.
Dari pernyataan keempat, sebanyak 25% sangat 4. Dari hasil kuesioner terhadap staf IT diketahui
setuju dan 75% sisanya setuju bahwa panduan bahwa panduan manajemen risiko TI yang
tersebut masih memerlukan perbaikan. Saran yang dibuat dinilai bermanfaat dalam mendukung
diberikan untuk perbaikan antara lain panduan kelancaran proyek perusahaaan.
memerlukan penjelasan lebih detil untuk cara
pengisian tabel-tabel, harapan untuk DAFTAR PUSTAKA
mengembangkan manajemen risiko, dan supaya
ada pemberian waktu lebih lama untuk memahami 1. Adelaide University, (2012), Risk Management
tahapan manajemen risiko. Handbook, Life Impact, Group of Eight, The
Dari pernyataan kelima, 25% setuju bahwa University of Adelaide, Australia: Adelaide.
panduan yang dibuat sudah mencukupi kebutuhan 2. Bahsani, Samir., Semma, Alami., Sellam,
perusahaan untuk mengelola risiko TI. Sedangkan Noura., (2015), “Towards a New Approach For
50% memilih netral, dan sisanya sebanyak 25% Combining The IT Frameworks”, International
menjawab tidak setuju dengan alasan mungkin Journal of Computer Science Issues Vol. 12,
masih bisa digali lagi untuk identifikasi risiko, No. 1, hal. 188 - 123.
analisis dan penanganan risikonya. 3. International Standard for Organization, (2009),
Dari pernyataan keenam, 100% responden Risk Management - Principles and Guidelines,
setuju bahwa panduan yang dibuat memudahkan International Standard for Organization,
dalam mengidentifikasi risiko TI. Geneva Switzerland.
Dari pernyataan ketujuh, 100% responden 4. Isaca, (2013), COBIT 5 for Risk, Isaca, USA.
setuju mendukung panduan manajemen risiko TI 5. Lark, John. (2015), ISO 31000: Risk
diterapkan secara reguler / periodik. Management – A Practical guide for SMEs,
Dari pernyataan kedelapan, 75% responden ISO, Geneva Switzerland.
setuju bahwa situasi pekerjaan / kantor 6. Marcelino, Sara., Villanueva, Pedro. (2013),
memungkinkan untuk penerapan panduan tersebut “Project risk management methodology for
secara rutin. Sedangkan 25% sisanya memilih small firms”, International Journal of Project
netral. Management, Vol. 32, hal. 327 – 340.
Dari keseluruhan pernyataan dan hasil survei 7. Project Management Institute, (2013), A Guide
dapat diambil kesimpulan bahwa panduan to the Project Management Body of Knowledge
manajemen risiko TI yang dibuat bermanfaat dan – Fifth Edition, Project Management Institute,
dapat diterapkan di perusahaan dengan disertai Inc, Pennsylvania.
penjelasan yang lebih lengkap agar lebih mudah 8. Rahmadhanty, Dwiani. (2010), Penerapan Tata
dipahami dan dimengerti. Kelola Teknologi Informasi dengan
Menggunakan COBIT Framework 4.1 (Studi
KESIMPULAN Kasus pada PT. Indonesia Power), Tesis,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Adapun beberapa kesimpulan yang didapatkan
antara lain:

Dinamika Teknologi
50 Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, ISSN: 1907-7327

Anda mungkin juga menyukai