Disusun oleh:
MELATI CAHYANI INDRI
190070300111059
A. Pengertian
Perawatan diri di definisikan sebagai memilih perilaku yang baik untuk melawan
stress fisik dan emosional (Hogan, 2016).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan serta toileting) kegiatan itu harus bisa
dilakukan secara mandiri (Herman, 2011).
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
(Ana, 2015). Self Care Defisit menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang
dan kekuatan untuk mencapai tujuan selfcare. Defisit perawatan diri tidak mengacu
pada batasan tertentu, tetapi menetapkan hubungan antara apa individu yang mampu
dengan kebutuhan. Ketika selfcare deficit didirikan, intervensi keperawatan
profesional yang dibuat untuk beberapa waktu untuk mengkompensasi itu Orem
menyebutnya Terapi Perawatan Diri Demand.
C. Etiologi
Menurut Keliat (2007), masalah kurang perawatan diri meliputi penyebab
antara lain: faktor predisposisi meliputi perkembangan, biologis, kemampuan realitas
turun, sosial. Faktor Prespitasi menurut Herman (2011) ialah penurunan motivasi,
kerusakan kognisi serta cemas, lelah yang dialami klien sehingga kurang perawatan
diri.
E. Proses Terjadi
Masalah Data yang perlu dikaji
keperawatan
Defisit Subjektif:
perawatan diri a. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingi, atau di RS
tidak tersedia alat mandi
b. Klien mengatakan dirinya malas berdandan
c. Klien mengatakan ingin disuapi makan
d. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK
atau BAB.
Objektif:
a. Ketidakmampuan mandi, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki, bau, serta kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berpakaian atau berhias, ditandai dengan rambut
acak-acakan, pakaian kotor atau tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak
bercukur dan tidak berdandan (wanita).
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri yang ditandai dengan tidak
mampu mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan
tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandai dengan
BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
dengan baik setelan BAB atau BAK.
F. Rentan Respon
Adaptif Maladaptif
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor kadang – kadang
klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresor.
G. Pohon Masalah
Pohon Masalah Defisit perawatan Diri (Herman, 2011)
Presipitasi Predisposisi
- Ditinggal orang - Kepribadian
yang dia cintai introvert
- Kehilangan - Genetik
- Musibah alam - Sosial budaya
H. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
2. Defisit perawatan diri
3. Isolasi sosial
I. Fokus Intervensi
Diagnosa keperawatan: penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
Tujuan Umum.
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan
diri.
Tujuan Khusus.
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Kriteriaevaluasi
Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat:
a. Wajah cerah, tersenyum
b. Mau berkenalan
c. Ada kontak mata
d. Menerima kehadiran perawat
e. Bersedia menceritakan perasaannya
Intervensi
a. Berikan salam setiap berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
f. Buat kontrak interaksi yang jelas.
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
h. Penuhi kebutuhandasar klien.
TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri juga ditujukan untuk
keluarga sehingga keluarga mampu mengarahkan pasien dalam melakukan perawatan
diri.
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan:
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
b. Tindakan keperawatan
1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri Untuk melatih pasien
dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat melakukan tanapan tindakan
yang meliputi:
a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
Kriteria evaluasi
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu
menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan
klien dapat meningkatkan cara merawat diri.
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik.
b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan
pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap
hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara
kebersihan diri.
f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan
diri.
g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan
sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas
dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Kriteriaevaluasi
Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan
disiram pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih sehari–hari, dan
merapikan penampilan.
Intervensi
PASIEN KELUARGA
SP 1 SP 1
1. Identifikasi masalah perawatan diri: 1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam
kebersihan diri, berdandan, makan/minum, merawat pasien.
BAB/BAK. 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri. proses terjadinya defisit perawatan diri
3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri. (gunakan booklet).
4. Latih cara menjaga kebersihan diri:mandi 3. Jelaskan cara merawat defisit perawatan
dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, diri.
potong kuku. 4. Latih cara merawat kebersihan diri
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
latihan mandi, sikat gigi (2 kali per hari), dan memberikan pujian.
cuci rambut (2 kali per minggu), potong
kuku (1 kali per minggu).
SP 2 SP 2
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/
pujian. melatih pasien kebersihan diri. Beri pujian.
2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan. 2. Bimbing keluarga membantu pasien
3. Latih cara berdandan setelah kebersihan berdandan.
diri: sisiran, rias muka untuk perempuan, 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
sisiran, cukuran untuk pria dan memberi pujian
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
kebersihan diri dan berdandan
SP 3 SP 3
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/
berdandan. Beri pujian. melatih pasien kebersihan diri dan
2. Jelaskan cara dan alat makan dan minum. berdandan. Beri pujian.
3. Latih cara makan dan minum yang baik. 2. Bimbing keluarga membantu makan dan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk minum pasien
latihan kebersihan diri, berdandan dan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
makan dan minum yang baik dan memberi pujian
SP 4 SP 4
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/
berdandan dan makan dan minum. Beri melatih pasien kebersihan diri, berdandan,
pujian. makan dan minum. Beri pujian.
2. Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik. 2. Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK
3. Latih BAB dan BAK yang baik. pasien.
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh,
latihan kebersihan diri, berdandan dan rujukan
makan dan minum yang baik, BAB dan 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
BAK. dan memberi pujian.
SP 5 SP 5
1. Evaluasi kegiatan latihan perawatan diri: 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat
kebersihan diri, berdandan, makan dan pasien kebersihan diri, berdandan, makan
minum, BAB dan BAK. Beri pujian. dan minum, BAB dan BAK. Beri pujian.
2. Latih kegiatan harian. 2. Nilai kemampuan merawat pasien.
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
4. Nilai apakah perawatan diri telah baik kontrol ke PKM.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri
1. SP-1 Pasien: Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-1
Orientasi
Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya perawat Anisa. Saya adalah Mahasiswa Keperawatan
UMM yang sedang praktek disini. Saya praktek disini selama 6 hari. Nama kamu siapa ya?
Senangnya dipanggil apa? Oh jadi anda senangnya dipanggil ibu/bapak saja”.
Evaluasi/Validasi
“Saya lihat dari tadi ibu/bapak menggaruk-garuk kepala, gatal ya?”
Kontrak
Topik: “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri?”
Waktu:“Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi ibu/bapak maunya kita ngobrol-
ngobrolnya selama 20 menit ya”.
Tempat:“Baiklah mau dimana kita ngobrolnya ibu/bapak? Oh jadi kita ngobrolnya diruang ini
saja ya”.
Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah mandi dan mengganti pakaian? Coba ibu/bapak
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah ibu/bapak lakukan tadi? Bagus
sekali sekarang ibu/bapak sudah tahu manfaat dan cara mandi yang baik”.
Evaluasi perawat/ objektif
“Ternyata ibu/bapak masih memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga kebersihan diri.
Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang ya ibu/bapak”.
Rencana lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. ibu/bapak Mau berapa kali sehari mandi
dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore. Kalau pagi jam berapa? kalau sore jam
berapa? Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan
baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan”
Kontrak yang akan datang
Topik: “Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan berdandan”
Waktu: “Kalau begitu kita akan latihan berdandan besok jam 9 pagi setelah ibu/bapak
melakukan kegiatan mandi”
Tempat : “ibu/bapak mau kita ketemu dimana? Kita ketemu di dalam kamar ibu/bapak besok
bagaimana?”
Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien/subjektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah latihan berdandan?”
Evaluasi perawat/objektif: “ibu/bapak terlihat segar dan cantik/ganteng”
a. Tindakan lanjut klien
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. ibu/bapak sehabis ibu/bapak melakukan
kegiatan mandi kemudian melakukan cara berdandan yang baik dan benar sesuai dengan
latihan kita hari ini. Beri tanda M (Mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (Bantuan)
kalau diingatkan dan T (Tidak) tidak melakukan”.
b. Kontrak yang akan datang
“Baik nanti siang kita akan bertemu kembali untuk latihan cara makan yang baik dan
benar” “Kalau begitu kita akan latihan cara makan nanti siang atau sesuai jadwal makan
ibu/bapak” “Siang nanti kita latihan makan yang baik diruang makan, bagaimana menurut
ibu/bapak?”
DAFTAR PUSTAKA
Almonacid, I.F., Alfredo, J.R., & Maria-aurora, B.2016. “Level of anxiety versus self-care
in the preoperative and postoperative periods of total laryngectomy
patients”.Online.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4916977/ .Diakses
pada tanggal 14 Juli 2019 pukul 13.47 WIB.
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Hartwerg, Donna.L & Judith Pickens.2016.”A Concept Analysis of Normalcy within
Orem’s Self-Care Deficit Nursing
Theory”.Online.https://static1.squarespace.com/static/55f1d474e4b03fe7646a4d5d/t/
56feb8e0f850820b9f00a168/1459534056695/Vol22_No01_Spring_2016-
1.pdf.diakses pada tanggal 14 Juli 2019 pukul 13.30 WIB.
Heardman dalam Nanda International. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.
Hogan Allison. 2016. “The Role of Stress and Self-Care in NursingStudents”.
Online.http://digitalcommons.brockport.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1135&conte
xt=honors. Diaksespada tanggal 14 Juli 2019 pukul 12.55 WIB.
Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2015). Keperawatan kesehatan jiwa
terapi aktivitas kelompok. Jakarta: EGC.
Nur khasanah, Ana.2015.“Defisit Keperawatan Diri”.
Online.http://www.askepkeperawatan.com/2015/10/laporan-pendahuluan-defisit-
perawatan-diri.html. Diakses tanggal 14 Juli 2019 pukul 20:54.
Mamnuah, dkk.2016. Literature review of mental health recovery in Indonesia.
Online.http://dl6.globalstf.org/index.php/jnhc/article/view/1584. Diakses tanggal 14
Juli 2019 pukul 17:46 WIB