PBL B4
PBL B4
(102019031)
Kelompok : A1
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : clara.102019031@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Achondroplasia adalah entitas khusus dan tidak lagi dianggap identik dengan dwarfisme
tungkai-pendek. Kerdil Achondroplastik dideteksi saat lahir dengan anggota tubuh pendek,
badan ukuran normal, dan kelainan kraniofasial. Roentgenogram bersifat diagnostik dan
menunjukkan penyempitan caudal pada kanal tulang belakang lumbar, pedikel vertebral
pendek, takik sacrosciatic yang sempit, dan mikromelia rhizomelik. Masalah ortopedi yang
sering dijumpai termasuk bowlegs, supinasi kaki, kontraktur pinggul, fibromyositis, dan
radang kandung lendir. Malalignment tulang belakang, tidak termasuk lumbosis lumbalis yang
berlebihan, dapat diperkirakan terjadi pada 70 persen pasien. Kyphosis biasanya ringan, dan
terletak di daerah torakolumbar; scoliosis, biasanya juga ringan, terutama di vertebra lumbar.
Beberapa kesulitan neurologis yang serius, dijumpai pada setidaknya 12 persen pasien, dapat
terjadi akibat gangguan saraf medula spinalis atau saraf akar yang tidak terlihat pada individu
normal.
Abstract
Pendahuluan
Latar Belakang
Pembahasan
Pewarisan sifat atau yang sering dikenal dengan Hereditas merupakan suatu fenomena
dimana terjadinya pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Cabang ilmu yang
memepelajari mengenai pewarisan sifat ini disebut dengan Genetika. Pewaerisan sifat ini dapat
ditentuka dari Kromosom dan Gen. 1
A. Teori Pewarisan Sifat
1. Teori Embrio
Teori ini dikemukakan oleh Willam Harvey, 1578-1657 yang menyatakan
bahwa semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat oleh Raider de
Graff (1641-1673) peneliti pertama yang mengenal bersatunya sel sperma dengan
sel telur. Sel sperma dan Sel telur yang akan membentuk embrio. Rainer de Graff
menyatakan bahwa Ovarium pada burung sama dengan Ovarium pada kelinci.1
2. Teori Preformasi
Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang
menyatakan bahwa telur mengandung semua generasi yang akan dating sebagai
miniatur yang telah terbentuk sebelumnya. 1
5. Teori Pengenesis
Teori ini dikemukakan oleh C.R Darwin 1882-1980 yang menyatakan
bahwa setiap bagian tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang
disebut gemuaia. 1
Pengertian DNA
Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah polimer asam nukleat yang tersusun secara
sistematis dan merupakan pembawa informasi genetik yang diturunkan kepada keturunannya.
Informasi genetik disusun dalam bentuk kodon yang berupa tiga pasang nukleotida. Secara
struktural, DNA merupakan polimer nukleotida, di mana setiap nukelotida tersusun atas gula
deoksiribosa, fosfat, dan basa. Polimer tersebut membentuk struktur dua untai heliks ganda
yang disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang ada. Terdapat 4 macam basa di
dalam DNA, yaitu Adenin (A), Sitosin (C), Guanin (G), dan Timin (T). 2
Pengertian Kromosom
Kromosom adalah pembawa gen yang terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom
berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata chrome yang berarti warna dan soma berarti badan.
Kromosom dapat diartikan sebagai badan yang mampu menyerap warna. Istilah kromosom
diperkenalkan pertama kali oleh W. Waldeyer pada tahun 1888. Satuan terkecil dari makhluk
hidup adalah sel. Segala aktivitas sel diatur oleh inti sel (nukleus). Di dalam inti, terkandung
substansi genetik yang terdapat dalam kromosom. 3
Pengertian Gen
Gen merupakan unit terkecil materi genetik. Gen terdapat dalam setiap lokus yang khas
pada kromosom. Gen adalah substansi genetik terkecil yang terdiri atas sepenggal DNA yang
menentukan sifat individu melalui pembentukan polipeptida. Jadi, gen berperan penting dalam
mengontrol sifat-sifat individu yang diturunkan. Setiap gen terletak pada suatu lokus. Gen
memenuhi lokus suatu kromosom sebagai zarah kompak yang mengandung satuan informasi
genetik dan mengatur sifat-sifat menurun tertentu. Pada kenyataannya, batas-batas lokus satu
sama lain tidak seperti kotak dan gen itu sendiri masing-masing tidak kompak seperti butir-
butir kelereng. 4
1. Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang
dibawanya terekspresikan pada turunannya (suatu individu) dan biasanya
4
dinyatakan dalam huruf besar, misalnya A.
2. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan)
sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya. 4
3.
Gen heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel sperma (A)
dan sel telur (a). 4
4. Gen homozigot, dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan perpaduan
dari sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotipe AA. 4
5. Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduan
4
dua sel kelamin. Misalnya aa.
6. Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat dilihat,
seperti tinggi, rendah, warna, dan bentuk. 4
7. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya AA, Aa,
dan aa. 4
Bunyi hukum Mendel I (segresi bebas) menjelaskan bahwa pasangan alel akan berpisah
pada saat pembentukan gamet akan bertemu secara acak pada saat pembuahan.hukum Mendel
I dibuktikan dengan melalui persilangan monohibrid. Pada percobaan Mendel I ini
menunjukkan jika dominansinya penuh maka persilangan ini merupakan persilangan
5
monohibrid yang memiliki fenotif 3:1.
Linkage
Gen terangkain atau yang sering dikenal dengan Linkage adalah kejadian dimana gen
yang terletak pada kromosom yang sama. Alel – alel dari gen – gen yang terangkai dengan
sendirinya tidak dapat memisah secara bebas. 6
Autosom Resesif
Autosom Dominan
Achondroplasia
Achondroplasia disebabkan oleh mutasi dominan autosomal pada gen FGFR3 (fibroblast
growth factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16.3. Gen FGFR3 berfungsi
memberi instruksi dalam hal pembentukan protein yang terlibat dalam pembentukan dan
pemeliharaan tulang, khususnya pembentukan tulang secara osifikasi endokondral. Dua mutasi
spesifik pada gen FGFR3 bertanggungjawab pada hampir semua kasus Akondroplasia Mutasi-
mutasi ini mengakibatkan protein tidak bekerja sebagaimana mestinya, sehingga
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tulang. Adanya mutasi gen FGFR3 pada
Achondroplasia menyebabkan gangguan pada proses osifikasi endokondral, dimana kecepatan
perubahan sel kartilago menjadi tulang pada pelat pertumbuhan (growth plates) menurun
sehingga pertumbuhan dan perkembangan tulang terganggu. 8
Gejala umum pada penderita Achondroplasia adalah memiliki postur tubuh yang
pendek. Pada laki – laki akan memiliki tinggi sekitar 131 cm, sedangkan pada perempuan 124
cm. penderita juga akan Memiliki tangan dan kaki yang pendek dengan lengan dan paha atas
yang pendek, pergerakan siku terbatas, kepala besar dengan dahi yang lebar, dan memiliki jari
– jari yang pendek. 8
Simpulan
Dapat diketahui bahwa kelainan genetika Achondroplasia disebabkan oleh mutase gen
pada kromosom 4 yang mengakibatkan terjadinya disfungsu pada reseptor FGRF3 yang
menyebabkan protein tidak dihasilkan.
Daftar Pustaka
2. Brooker, J, R.. Genetics Analysis and Principle 4th Edition. Hill Internasional edition.
McGraw.
3. Mohammed O. Molecular detection of Salmonella species in bovine fecal
samples.Journal of V eterinary Diagnostic Investigation. 2013. 25(6), 756-758.
4. Smith, J. E. Biotechnology. Fifth Edition. UK. Cambridge University Press. 2009
5. Suryo. Genetika Manusia. Cetakan 8. Yogyakarta : Gadjah Mada Universuty Press.
2005
6. Susilowati RP. Kajian Sel dan Molekuler. Pena Persada. 2019. 1(1). 1-352
7. Goriely A, Wilkie AO. Paternal age effect mutations and selfish spermatogonial
selection: causes and consequences for human disease. Am J Hum
Genet. 2012;90:175–200.