Anda di halaman 1dari 5

Perkembangan bahasa Indonesia terus berjalan termasuk pada masa reformasi.

Hal ini ditandai


dengan munculnya bahasa pers atau bahkan bahasa media massa yang dapat anda lihat melalui :

1. Bentuk dari jumlah kata singkatan yang meningkat dan terus bertambah
2. Penggunaan dari istilah atau bahasa asing yang juga terdapat dalam surat kabar dengan
jumlah yang semakin banyak

Dalam hal ini jelas pers memiliki jasa yang luar biasa pada proses perkembangan bahasa
Indonesia. Pasalnya melalui media tersebut lah masyarakat mulai diperkenalkan dengan beragam
istilah, kemudian ungkapan, penggunaan kata-kata baru seperti halnya rekonsiliasi, hujat,
konspirasi, kroni, provokator, arogan, proaktif, KKN dan juga beragam istilah serta kata-kata
lainnya yang sebelum itu tidak atau bahkan jarang digunakan.

Sementara itu, dalam perkembangan tersebut juga terlihat bagaimana kedudukan dari bahasa
Indonesia itu sendiri yang mana pada awalnya dikenal sebagai bahasa nasional serta bahasa
pemersatu.

Dengan demikian, berdasarkan kedudukannya tersebut jelas bahwa bahasa Indonesia tersebut
memiliki fungsi yang cukup beragam, dimulai dari :

Fungsi Bahasa Indonesia Berdasarkan Kedudukan

1. Sebagai lambang identitas atau pun jati diri bangsa


2. Sebagai lambang kebanggaan dari bangsa Indonesia
3. Sebagai alat pemersatu yang tentunya digunakan di berbagai kalangan dari masyarakat
Indonesia yang memiliki latar belakang dari etnis serta sosial budaya yang berbeda,
termasuk bermacam bahasa daerah yang turut berbeda pula.
4. Sebagai alat komunikasi atau penghubung yang dapat menyatukan antar daerah serta
antar budaya yang ada di Indonesia.

Selain itu, dikenal sebagai bahasa resmi tentunya bahasa Indonesia pun memiliki dasar yuridis
konstitusional, yang berada pada bab XV pasal 36 dari UUD 1945. Memiliki kedudukan sebagai
bahasa resmi, tentunya bahasa Indonesia tersebut pun dalam perkembangannya memiliki fungsi
yang leibh beragam seperti halnya :

Fungsi Bahasa Indonesia Lainnya

1. Sebagai bahasa resmi dari suatu negara


2. Sebagai bahasa pengantar resmi yang tentunya wajib untuk digunakan dalam setiap
lembaga pendidikan yang ada di Indonesia.
3. Sebagai bahasa resmi dalam hubungan tingkat nasional. Hal ini berkaitan dengan
kegunaannya yang penting dalam proses pelaksanaan perencanaan dari pembangunan
serta proses pemerintahan.
4. Sebagai bahasa resmi yang tentunya digunakan dalam pemanfaatan dari ilmu serta
teknologi dan juga pengembangan kebudayaan.
Selain melihat perkembangan bahasa Indonesia dari segi fungsi dan kedudukannya, berdasarkan
sejarah perkembangan bahasa ini dimulai sejak masa kolonial belanda yang mulai membangun
penerbit buku bacaan yang dikenal dengan nama Commissie voor de Volkslectuur atau disebut
pula sebagai Taman Bacaan Rakyat yang kemudian diubah menjadi Balai Pustaka pada tahun
1917.

Badan penerbitan tersebut juga mulai menerbitkan beragam jenis novel seperti halnya Siti
Nurbaya dan lainnya yang disebarkan dalam bahasa Melayu.

Setelah itu perkembangan pun dilanjut pada tahun 1927 yang dilakukan oleh Jahja Datoek Kajo
yang mulai menggunakan bahasa Indonesia dalam pidato pertamanya. Sedangkan pada tanggal
28 Oktober 1928, Muhammad Yamin melakukan peresmian untuk menjadikan bahasa Melayu
sebagai bahasa persatuan dari bangsa Indonesia.

Kemudian tahun 1933 mulai berdiri para sastrawan muda seperti halnya pujangga baru yang
tentunya dipimpin oleh Takdir Alisyahbana, yang kemudian menyusun tata bahasa baru dari
bahasa Indonesia pada tahun 1936, dan pada tanggal 25 hingga 28 Juni 1938 mulai
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia yang mana penggunaannya berlanjut hingga saat ini.

Perkembangan Bahasa Indonesia

Sejarah bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu yang disahkan menjadi bahasa persatuan
ketika Sumpah Pemuda tahun 1928. Perkembangan bahasa Indonesia didorong oleh kebangkitan
nasional. Dimana di dalamnya terdapat peranan-peranan penting pada kegiatan politik,
perdagangan, surat kabar maupun memodernkan bahasa Indonesia.

Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa negara
yang memiliki kedudukan dan fungsi yang tinggi. Hingga kini bahasa Indonesia menjadi bahasa
yang digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dan pemerintah memberi perhatian dengan
membentuk lembaga Pusat Bahasa dan Penyelenggara Kongres Bahasa Indonesia.

Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia

Sejarah bahasa Indonesia tidak berhenti begitu saja, karena perkembangannya di Nusantara
semakin pesat. Apalagi dengan sifat terbukanya membuat bahasa Indonesia menyerap kata-kata
dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun asing. Bahasa Indonesia mengalami
penyempurnaan dalam ejaannya. Berikut ini tahapan perkembangan ejaan bahasa Indonesia :

1. Ejaan Van Ophuijen (1901)

Pada masa Belanda menjajah Indonesia, bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar ialah
bahasa Melayu. Dan untuk memudahkan orang-orang Belanda dalam berkomunikasi kemudian
dibuat pembakuan ejaan oleh Belanda yaitu Prof. Charles van Ophuijen. Dalam pembakuan
ejaan ini Charles dibantu oleh Engku Nawawi atau Sutan Makmur dan Moh Taib Sultan Ibrahim.

Ejaan yang digunakan untuk menulis Melayu ini menggunakan huruf latin yang dimengerti oleh
orang Belanda. Bahkan tuturan bahasanya juga mirip dengan tuturan bahasa Belanda. Antara lain
huruf j (jang) menjadi y (yang), huruf oe (doeloe) menjadi u (dulu) dan tanda koma ain seperti
ma’mur menjadi makmur.

Sejarah Bola Basket

2. Ejaan Republik / Ejaan Soewandi (19 Maret 1947)

Ejaan ini diresmikan oleh Soewandi yang merupakan seorang Menteri Pendidikan Republik
Indonesia. Tujuan dibuatnya Ejaan Republik ini ialah untuk menggantikan serta
menyempurnakan ejaan sebelumnya.

Perubahan yang terdapat pada ejaan republik terdapat pada huruf oe menjadi u (doeloe=dulu),
koma ain menjadi k (pa’=pak). Kemudian kata ulang boleh disingkat dengan angka 2 (rumah-
rumah = rumah2) dan kata depan ‘di’ ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

3. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan / EYD (1972)

Seiring perkembangan zaman, bahasa Indonesia juga turut berkembang. Pada tahun 1972
Presiden Republik Indonesia meresmikan EYD atau ejaan yang disempurnakan. Putusan
presiden No. 57 Tahun 1972 ini merupakan penyederhanaan dan juga penyempurnaan ejaan.

Yang diatur dalam EYD ini antara lain penulisan huruf kapital dan huruf miring, kata, tanda
baca, singkatan dan akronim. Kemudian penulisan angka dan lambang bilangan serta penulisan
unsur serapan.

4. Ejaan Bahasa Indonesia / EBI (2015)

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 50 Tahun 2015
menunjukkan peresmian ejaan bahasa Indonesia. Dimana didalamnya terkandung pedoman
umum ejaan bahasa Indonesia.

Yang terdapat pada penyempurnaan EBI antara lain pada penambahan huruf vokal diftong,
penggunaan huruf kapital pada julukan. Selain itu penggunaan huruf tebal pada penulisan lema
dan sublema dalam kamus juga dihapuskan dalam ejaan EBI.

Bahasa Indonesia bukan sekedar bahasa yang dibentuk begitu saja. Namun dalam sejarah bahasa
Indonesia, pembentukan bahasa ini mengalami perjalanan yang panjang. Sehingga kita sebagai
warga Indonesia harus bangga dengan bangsa dan bahasa kita.
Apalagi bahasa Indonesia menjadi bahasa yang dipandang unik oleh negara-negara lain.
Dikarenakan Indonesia yang memiliki banyak sekali suku, namun hanya bahasa Indonesia yang
menjadikan pemersatunya.

Nah, itulah informasi sejarah bahasa Indonesia yang bisa kita teladani. Sudah sepatutnya kita
bangga dalam menggunakannya di kehidupan sehari-hari kita.

Sekilas Tentang Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai
pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang
satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan bangsa <?xml:namespace prefix = st1 ns = "urn:schemas-microsoft-
com:office:smarttags" />Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan
kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945
karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah
bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa
bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari
bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua
franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan
itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang),
Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka
Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari
berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya
karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor
ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku
pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di
Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun
sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara
lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159),
Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089).
Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta.
Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara,
yaitu bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan
Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh,
berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah
Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di
wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa
perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa
Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan
bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara
dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata
dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-
bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan
dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya
rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit
pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang
menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan
kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan
bahasa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan
dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia
dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/12911101#readmore

Anda mungkin juga menyukai