1. Bentuk dari jumlah kata singkatan yang meningkat dan terus bertambah
2. Penggunaan dari istilah atau bahasa asing yang juga terdapat dalam surat kabar dengan
jumlah yang semakin banyak
Dalam hal ini jelas pers memiliki jasa yang luar biasa pada proses perkembangan bahasa
Indonesia. Pasalnya melalui media tersebut lah masyarakat mulai diperkenalkan dengan beragam
istilah, kemudian ungkapan, penggunaan kata-kata baru seperti halnya rekonsiliasi, hujat,
konspirasi, kroni, provokator, arogan, proaktif, KKN dan juga beragam istilah serta kata-kata
lainnya yang sebelum itu tidak atau bahkan jarang digunakan.
Sementara itu, dalam perkembangan tersebut juga terlihat bagaimana kedudukan dari bahasa
Indonesia itu sendiri yang mana pada awalnya dikenal sebagai bahasa nasional serta bahasa
pemersatu.
Dengan demikian, berdasarkan kedudukannya tersebut jelas bahwa bahasa Indonesia tersebut
memiliki fungsi yang cukup beragam, dimulai dari :
Selain itu, dikenal sebagai bahasa resmi tentunya bahasa Indonesia pun memiliki dasar yuridis
konstitusional, yang berada pada bab XV pasal 36 dari UUD 1945. Memiliki kedudukan sebagai
bahasa resmi, tentunya bahasa Indonesia tersebut pun dalam perkembangannya memiliki fungsi
yang leibh beragam seperti halnya :
Badan penerbitan tersebut juga mulai menerbitkan beragam jenis novel seperti halnya Siti
Nurbaya dan lainnya yang disebarkan dalam bahasa Melayu.
Setelah itu perkembangan pun dilanjut pada tahun 1927 yang dilakukan oleh Jahja Datoek Kajo
yang mulai menggunakan bahasa Indonesia dalam pidato pertamanya. Sedangkan pada tanggal
28 Oktober 1928, Muhammad Yamin melakukan peresmian untuk menjadikan bahasa Melayu
sebagai bahasa persatuan dari bangsa Indonesia.
Kemudian tahun 1933 mulai berdiri para sastrawan muda seperti halnya pujangga baru yang
tentunya dipimpin oleh Takdir Alisyahbana, yang kemudian menyusun tata bahasa baru dari
bahasa Indonesia pada tahun 1936, dan pada tanggal 25 hingga 28 Juni 1938 mulai
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia yang mana penggunaannya berlanjut hingga saat ini.
Sejarah bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu yang disahkan menjadi bahasa persatuan
ketika Sumpah Pemuda tahun 1928. Perkembangan bahasa Indonesia didorong oleh kebangkitan
nasional. Dimana di dalamnya terdapat peranan-peranan penting pada kegiatan politik,
perdagangan, surat kabar maupun memodernkan bahasa Indonesia.
Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa negara
yang memiliki kedudukan dan fungsi yang tinggi. Hingga kini bahasa Indonesia menjadi bahasa
yang digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dan pemerintah memberi perhatian dengan
membentuk lembaga Pusat Bahasa dan Penyelenggara Kongres Bahasa Indonesia.
Sejarah bahasa Indonesia tidak berhenti begitu saja, karena perkembangannya di Nusantara
semakin pesat. Apalagi dengan sifat terbukanya membuat bahasa Indonesia menyerap kata-kata
dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun asing. Bahasa Indonesia mengalami
penyempurnaan dalam ejaannya. Berikut ini tahapan perkembangan ejaan bahasa Indonesia :
Pada masa Belanda menjajah Indonesia, bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar ialah
bahasa Melayu. Dan untuk memudahkan orang-orang Belanda dalam berkomunikasi kemudian
dibuat pembakuan ejaan oleh Belanda yaitu Prof. Charles van Ophuijen. Dalam pembakuan
ejaan ini Charles dibantu oleh Engku Nawawi atau Sutan Makmur dan Moh Taib Sultan Ibrahim.
Ejaan yang digunakan untuk menulis Melayu ini menggunakan huruf latin yang dimengerti oleh
orang Belanda. Bahkan tuturan bahasanya juga mirip dengan tuturan bahasa Belanda. Antara lain
huruf j (jang) menjadi y (yang), huruf oe (doeloe) menjadi u (dulu) dan tanda koma ain seperti
ma’mur menjadi makmur.
Ejaan ini diresmikan oleh Soewandi yang merupakan seorang Menteri Pendidikan Republik
Indonesia. Tujuan dibuatnya Ejaan Republik ini ialah untuk menggantikan serta
menyempurnakan ejaan sebelumnya.
Perubahan yang terdapat pada ejaan republik terdapat pada huruf oe menjadi u (doeloe=dulu),
koma ain menjadi k (pa’=pak). Kemudian kata ulang boleh disingkat dengan angka 2 (rumah-
rumah = rumah2) dan kata depan ‘di’ ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
Seiring perkembangan zaman, bahasa Indonesia juga turut berkembang. Pada tahun 1972
Presiden Republik Indonesia meresmikan EYD atau ejaan yang disempurnakan. Putusan
presiden No. 57 Tahun 1972 ini merupakan penyederhanaan dan juga penyempurnaan ejaan.
Yang diatur dalam EYD ini antara lain penulisan huruf kapital dan huruf miring, kata, tanda
baca, singkatan dan akronim. Kemudian penulisan angka dan lambang bilangan serta penulisan
unsur serapan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 50 Tahun 2015
menunjukkan peresmian ejaan bahasa Indonesia. Dimana didalamnya terkandung pedoman
umum ejaan bahasa Indonesia.
Yang terdapat pada penyempurnaan EBI antara lain pada penambahan huruf vokal diftong,
penggunaan huruf kapital pada julukan. Selain itu penggunaan huruf tebal pada penulisan lema
dan sublema dalam kamus juga dihapuskan dalam ejaan EBI.
Bahasa Indonesia bukan sekedar bahasa yang dibentuk begitu saja. Namun dalam sejarah bahasa
Indonesia, pembentukan bahasa ini mengalami perjalanan yang panjang. Sehingga kita sebagai
warga Indonesia harus bangga dengan bangsa dan bahasa kita.
Apalagi bahasa Indonesia menjadi bahasa yang dipandang unik oleh negara-negara lain.
Dikarenakan Indonesia yang memiliki banyak sekali suku, namun hanya bahasa Indonesia yang
menjadikan pemersatunya.
Nah, itulah informasi sejarah bahasa Indonesia yang bisa kita teladani. Sudah sepatutnya kita
bangga dalam menggunakannya di kehidupan sehari-hari kita.