Balance Scorecard Dalam Manajemen Strate
Balance Scorecard Dalam Manajemen Strate
Kelompok 4:
Nama Anggota
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2
Daftar isi
1. Cover............................................................................................... 1
2. Daftar isi.......................................................................................... 2
3. BAB I Pendahuluan........................................................................ 3
a. Latar belakang.......................................................................... 3
b. Tujuan penulisan....................................................................... 3
4. BAB II Pembahasan........................................................................ 4
a. Definisi Dan Konsep Balance Scorecard.................................. 4
b. 4 Perspektif Balanced Scorecard............................................. 6
Persepektif keuangan...................................................... 6
Perepektif pelanggan...................................................... 7
Persepektif proses........................................................... 8
Persepektif pembelajaran dan pertumbuhan.................. 9
c. Keunggulan Balance Scorecard.............................................. 10
d. Balance Scorecard Sebagai Inti Sistem Manajemen Strategik.. 11
5. BAB III PENUTUP............................................................................. 13
a. Kesimpulan..................................................................................... 13
b. Saran............................................................................................... 13
c. Daftar pustaka................................................................................. 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sesuai dengan perkembangan jaman dan perkembangan teknologi yang semakin maju
menuntut adanya penggunaan metode yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jaman
teknologi, yang mana metode tersebut bisa digunakan untuk memaksimalkan kinerja
organisasi atau perusahaan terutama dalam pengelolaan sumber daya alam. Hal ini
dikarenakan sumber daya alam yang terbatas dan perlu adanya pemanfaatan secara benar dan
bertanggung jawab. Saat ini metode yang paling mendapat perhatian banyak pihak dalam
hubungannya dengan penyususnan strategi bisnis adalah Balanced Scorecard (BSC).
Termasuk dalam menyusun strategi lingkungan dalam pengelolaan sumber daya alam,
berdasarkan alasan diatas maka dari itu perlu adanya uraian mengenai metode tersebut dalam
makalah ini.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
BAB II
PEMBAHASAN
Ucapannya yang mengatakan “What you measure is what you get” menjadi
premis dalam penyusunan ukuran hasil yang diharapkan. Dalam studi yang
dilaksanakan oleh Kaplan dan Norton (1992) terhadap 12 korporasi, didapat sebenarnya
bahwa korporasi tersebut telah mengadopsi scorecard. Kapalan dan Norton melihat ada
kelemahan kepada pengukuran kinerja yang dapat menonjolkan pencapaian tujuan
secara terpisah, bahkan cenderung kompetitif yang pada akhirnya mengakibatkan
konflik korporasi. Oleh karena itu dibutuhkan alasan untuk menggunakan konsep
5
scorecard karena: 1) scorecard menyatukan alat dalam laporan manajemen yang utuh,
kelemahan pandangan terhadap berbagai bidang yang dinilai bersaing: menjadi
perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan, memperpendek waktu menanggapi,
memperbaiki kualitas terhadap team, mengurangi waktu meluncurkan produk, dan
mengelola untuk jangka waktu panjang; 2) scorecard menjadi pedoman untuk
mengoptimalkan pencapaian tujuan. Sejak 1992, konsep ini terus dikembangkan tidak
saja oleh Kaplan dan Norton bahkan oleh penulis lain. Demikian juga dengan bidang
yang mengadopsi BSC, semakin lama semakin banyak. Karathonous, D., and P.
Karathonous (2005), meggunakan BSC untuk pendidikan, Kocakulah, M.C dan Austill,
A.D.( 2007) di bidang Kesehatan.
Dari perkembangan awal dapat digarisbawahi bahwa peran BSC adalah sebagai
alat ukur hasil, dimaksudkan untuk evaluasi, jauh dari posisi strategis. Akan tetapi dari
seri buku-buku dan riset yang ditawarkan oleh Kaplan dan Norton akhirnya diakui
bahwa permasalahan BSC bukan pada level evaluasi semata, akan tetapi harus dimulai
dari penyusunan strategi. Karena dalam series buku dan eksperimen yang dikeluarkan
oleh Kaplan dan Norton, permasalahan BSC harus menjadi kesepakatan (komitmen)
manajemen puncak sejak dari awal.
scorecard awalnya berada pada tahap implementasi. Fungsi balanced scorecard di sini
hanya sebagai alat ukur kinerja secara komprehensif kepada para eksekutif dan
memberikan feedback tentang kinerja manajemen. Dampak dari keberhasilan penerapan
balanced scorecard memicu para eksekutif untuk menggunakan balanced scorecard pada
tahapan perencanaan strategik. Mulai saat itu, balanced scorecard tidak lagi digunakan
sebagai alat pengukur kinerja namun berkembang menjadi strategik management
sistem.
Perspektif Keuangan
Perspektif Keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka npendek dan jangka
panjang yang mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga perspektif lainnya.
Jadi, tujuan dan ukuran perspektif lain harus dihubungkan dengan tujuan keuangan.
Perspektif keuangan memiliki tiga tema strategis yang merupakan elemen penting bagi
pengembangan tujuan dan ukuran operasional spesifik.
Pertumbuhan Pendapatan
persentase pendapatan dari aplikasi baru, persentase pendapatan dari pelanggan dan
segmen pasar baru, serta profitabilitas produk atau pelanggan.
Penurunan Biaya
Penurunan biaya per unit produk, per pelanggan atau per jalur distribusi adalah
contoh tujuan penurunan biaya. Ukuran yang tepat sudah jelas, yaitu biaya per unit
dari obyek biaya tertentu. Tren dalam ukuran ini akan menyatakan apakah biaya
telah berkurang atau tidak. Untuk tujuan ini, keakuratan pembebanan biaya berperan
penting. Perhitungan biaya berdadarkan aktivitas dapat memainkan peranan
pengukuran yang penting, khususnya biaya penjualan dan administrasi, biaya yang
biasanya tidak dibebankan pada obyek biaya seperti pelanggan dan jalur distribusi.
Penggunaan Aset
Perbaikan pemanfaatan aset adalah tujuan utama. Ukuran keuangan seperti laba
atas investasi dan nilai tambah ekonomi digunakan.
Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses
Proses adalah sarana menciptakan nilai pelanggan dan pemegang saham. Perspektif
proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan dan
keuangan. Untuk memberikan kerangka kerja yang diperlukan perpspektif ini haus
mendefinisikan rantai nilai proses yang terdiri dari 3 proses, yaitu : proses inovasi, proses
operasi dan proses pascapenjualan.
Kemampuan Karyawan
a. Komprehensif
Balanced Scorecard menambahkan perspektif yang ada dalam perencanaan strategis,
dari yang sebelumnya hanya pada perspektif keuangan, meluas ke tiga perspektif yang
lain, yaitu : pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Perluasan perspektif rencana strategic ke perspektif nonkeuangan tersebut
menghasilkan manfaat sebagai berikut:
a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang,
b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
b. Koheren
Koheren berarti Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun
hubungan sebab akibat (causal relationship) diantara berbagai sasaran strategis yang
dihasilkan dalam perencanaan strategis. Setiap sasaran strategis yang ditetapkan
dalam perspektif non keuangan harus memiliki hubungan kausal dengan sasaran
keuangan, baik secara langsung maupun tak langsung. Kekoherenan strategis yang
dihasilkan dalam sistem perencanaan strategis memotivasi personel untuk
11
c. Seimbang
d. Terukur
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Balance score card merupakan alat untuk mengukur kinerja suatu organisasi. Yang di
mana balance score card sebagai penyeimbang dalam pengukuran kinerja seperti financial
dengan non financial, jangka pendek dan jangka panjang. Balance score card mempunyai
peran penting terutama dalam strategi suatu organisasi. Yang di mana visi dan misi suatu
organisasi di terjemahkan ke dalam 4 perspektif yaitu, persepektif pembelajaran dan
pertumbuhan, persepektif proses, persepektif pelanggan, dan persepektif keuangan. Artinya
untuk mencapai visi dan tujuan suatu organisasi maka keempat persepektif ini harus
berhubungan satu dengan yang lain agar visi dan tujuan suatu organsasi dapat tercapai.
SARAN
Di harapkan kepada setiap organisasi dapat menerapkan balance score card untuk
mencapai tujuan dan untuk mengukur kinerja. Karena sistem ini sangat baik, yang dimana
sistem pengukurannya tidak berdasarkan kinerja keuangan saja namun faktor non keuangan
juga di perhatikan seperti kinerja pegawai, inovasi, dan kepuasan pelanggan. Dalam
penggunaan balance score card perlu diperhatikan perspektif yang menjadi pondasi ketiga
persepektif lain. Yang di mana persepektif ini persepektif pembelajaran dan pertumbuhan
yang dimana perspektif ini terkait dengan pegawai. Persepektif ini menjadi vital karena baik
atau buruknya kinerja perusahaan ditentukan oleh persepektif ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://sulut.kemenag.go.id/file/file/minahasa/dvnm1332830077.pdf
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126147-5677-Analisa%20penerapan-
Literatur.pdf