Anda di halaman 1dari 9

Disminore

Pengertian

Menurut M. Anwar (2014), disminore adalah nyeri saat haid, biasanya


dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat
terjadi bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat. Nyeri haid yang
dimaksud adalah nyeri haid berat sampai menyebabkan perempuan tersebut
datang berobat ke dokter atau mengobati dirinya sendiri dengan obat anti nyeri.

Disminore adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat


menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari (Manuaba, 2009). Disminore
atau menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan salah satu masalah
ginekologi yang paling umum dialami wanita dari berbagai tingkatan usia
(Bobak, 2004). Menurut Wiknjosastro (2005). Maka disimpulkan bahwa
disminore merupakan nyeri haid yang

mengakibatkan rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama haid dan
sering kali menimbukan rasa mual.

Gejala disminore

Menurut manuaba (2010), gejala disminore terdiri dari nyeri abdomen


bagian bawah kemudian menjalar ke daerah pinggang dan paha, dan terkadang
disertai mual,

muntah, sakit kepala dan diare.

Menurut Maulana (2008) mengatakan bahwa gejala dan tanda dari


disminore adalah nyeri pada bagian bahwa yang bias menjalar ke punggung
bagian bawah dismenore sekunder berarti nyeri panggul yang disebabkan oleh
(sekunder) gangguan atau penyakit, penyebab dismenore sekunder meliputi
penyakit radang panggul, endometriosis, adenomiosis, dan penggunaan alat
kontrasepsi. Pada umumnya wanita

merasakan keluhan berupa nyeri atau kram perut menjelang haid yang dapat
berlangsung hingga 2-3 hari, dimulai sehari sebelum mulai haid.
Berdasarkan data dari berbagai negara, angka kejadian disminore di dunia
cukup tinggi. Diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita
disminore dalam sebuah siklus menstruasi (Calis, 2011). Di Amerika
Serikatdiperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore dan 10-15%
diantaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak
mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas hidup
pada individu masing-masing dari tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang
hilang timbul atau sebagian nyeri tumpul yang terus menerus ada. Biasanya
nyeri timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, serta mencapai puncaknya
dalam 24 jam dan setelah 2 hari akan hilang. Disminore juga sering disertai
sakit kepala, mual, sembelit, diare dan sering berkemih. Kadang terjadi sampai
muntah.

Jenis Disminore

a.Disminore Primer

Dismenore primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi


pada panggul. Disminore primer berhubungan dengan siklus ovulasi dan
disebabkan oleh kontraksi myometrium sehingga terjadi iskemia akibat adanya
prostaglandin yang diproduksi oleh endometrim fase sekresi. Peningkatan
kadar prostaglandin tertinggi saat haid terjadi pada 48 jam pertama. Hal ini
sejalan dengan awal muncul dan besarnya intensitas nyeri haid. Keluhan mual,
muntah, nyeri kepala, atau diare sering menyertai disminore yang diduga
karena masuknya prostaglandin ke sirkulasi sistemik (M.Anwar , 2014). Sifat
rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah,
tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha (Simanjuntak, 2008).

b. Disminore Sekunder

Disminore sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan berbagai


keadaan patologis di organ genitalia, misalnya endrometriosis, adenomiosis,
mioma uteri, stenosis serviks, penyakit radang panggul, perlekatan
panggul,atau irritable bowel syndrome (M. Anwar, 2014). Disminore biasanya
ditemukan jika terdapat penyakit atau kelainan pada alat reproduksi. Nyeri
dapat terasa sebelum, selama, dan sesudah haid (Laila, 2011). Proverawati dan
misaroh (2009), menyebutkan bahwa disminore atau yang sering disebut juga
disminore ekstrinsik terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami
disminore.

Derajat Disminore

Menurut Manuaba (2001), disminore secara klinis dibagi menjadi 3


tingkat keparahan, yaitu:

a. .Disminore ringan

Disminore yang berlangsung beberapa saat dan klien masih dapat


melaksanakan aktifitas sehari-hari.

b. Disminore sedang

Disminore itu membuat klien memerlukan penanganan dan kondisi penderita


masih dapat beraktivitas.

c. Disminore berat

Disminore berat membuat klien memerlukan istirahat beberapa hari dan dapat

disertai sakit kepala, migrain, pingsan, diare, rasa tertekan, mual dan sakit
perut dan

tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari.

Penatalksanaan Disminore

Adanya beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani disminore


sehingga menurunkan angka kejadian disminore dan mencegah disminore
tidak bertambah berat (Wiknjosastro, 2010):

1. Penerangan dan nasehat

Perlu dijelaskan kepaa penderita bahwa disminore primer adalah


gangguan siklus menstruasi yang tidak berbahaya untuk kesehatan.
Hendaknya dalam masalah ini diadakan penjelasan dan diskusi
mengenai informasi disminore, penanggulangan yang tepat serta
pencegahan agar disminore tidak mengarah pada tingkat yang sedang
bahkan ketingkat berat. Penjelasan tentang pemenuhan nutrisi yang baik
perlu diberikan, karena dengan pemenuhan nutrisi yang baik maka status
gizi remaja menjadi baik. Tidak menutup kemungkinan bahwa
ketahanan tubuh meningkat dan gangguan menstruasi dapat dicegah
dapat berguna dan terkadang juga diperlukan psikoterapi.

2. Pemberian obat analgesik

Obat analgesik yang sering digunakan adalah preparat kombinasi aspirin,


fenasetin, kafein. Contoh obat yang beredar di pasarkan antara lain
ponstan, novalgin, acetaminophen dan sebagainya.

3. Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat


sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar
berupa disminore primer, sehingga wanita dapat tetap melakukan
aktifitas sehari-hari. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian pil
kombinasi kontrasepsi.

4. Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin

Obat ini memegang peranan penting terhadap disminore primer.


Termasuk disini indometasin dan naproksen. Kurang lebih 70%
penderita mengalami perbaikan.

Upaya pengobatan yang digunakan

Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai, satu sampai tiga


hari sebelum haid dan pada hari pertama. Penanganan disminore menggunakan
terapi nonfarmakologi menurut Smeltzer & Bare (2002), mengemukakan
bahwa upaya yang digunakan adalah:

a. Stimulasi dan Masase


Kutaneus, masase adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum,sering di
pusatkan pada punggung dan bahu. Masase dapat membuatpasien lebih
nyaman karena masase membuat relaksasi otot. Terapi es dapat
menurunkan prostaglandinyang memperkuat sensitifitas reseptor nyeri dan
subkutan lain padatempat cedera dengan menghambat proses inflamasi.
Terapi panasmempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu
area dankemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat
penyembuhan.

b. Transcutaneus Elektrikal Nerve Stimulation

(TENS),TENS dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasireseptor


tidak nyeri (non-nesiseptor) dalam area yang sama sepertipada serabut
yang menstramisikan nyeri. TENS menggunakan unityang dijalankan oleh
baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan
sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri.

c. Distraksi

distraksi adalahpengalihan perhatian dari hal yang menyebabkan nyeri,


contoh:menyanyi, berdoa, menceritakan gambar atau foto dengan
kertas,mendengar musik dan bermain satu permainan.

d. Relaksasi

Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan


ketegangan.Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen
denganfrekuensi lambat, berirama (teknik relaksasi nafas dalam.
Contoh:bernafas dalam-dalam dan pelan.

e. Imajinasi

Imajinasi merupakan hayalan atau membayangkan hal yang lebih baik


khususnya

dari rasa nyeri yang dirasakan.

f. Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk
asuhankeperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
klienbagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat
(menahaninspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan
napassecara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik
relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru
danmeningkatkan darah (Smeltzer & Bare, 2002). Pada kondisi rileks
tubuh akan menghentikan produksi hormonadrenalin dan semua hormon
yang diperlukan saat stress. Karena hormonseks esterogen dan progesteron
serta hormon stres adrenalin diproduksidari blok bangunan kimiawi yang
sama.

Ketika kita mengurangi stresmaka mengurangi produksi


keduahormon seks tersebut. Jadi, perlunyarelaksasi untuk memberikan
kesempatan bagi tubuh untuk memproduksihormon yang penting untuk
mendapatkan haid yang bebas dari nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).
Smeltzer & Bare (2002), menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas
dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli,memelihara pertukaran
gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkanefisiensi batuk, mengurangi
stress baik stress fisik maupun emosionalyaitu menurunkan intensitas
nyeri dan menurunkan kecemasan.

g. Kompres Hangat

Perry & Potteer (2005), mengemukakan bahwa kompres hangat adalah


pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakanbuli-buli panas
yang dibungkus kain yaitu secara konduksi dimanaterjadi
pemindahanpanas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga
akanmenyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi penurunan
ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurangatau
hilang. Menurut Smeltzer & Bare (2002), kompres hangat mempunyai
keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dankemungkinan
dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.
Bobak (2005) menyatakan bahwa kompres hangat berfungsi untuk
mengatasi atau mengurangi nyeri, dimana panas dapat meredakan iskemia
dengan menurunkan konstraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah
sehingga dapat meredakan nyeri denganmengurangi ketegangan dan
meningkatkan perasaan sejahtera, meningkatkan aliran menstruasi, dan
meredakan vasokongesti pelvis.Menurut Perry & Potteer (2005) tujuan
dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot
tubuh lebih rileks, menurunkan rasa nyeri, da memperlancar pasokan
aliran darah dan memberikan ketenangan pada klien. Kompres hangat
yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah,
menstimulasi sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan.

Penyebab yang mempengaruhi disminore

Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), wanita yang beresiko


mengalami disminore meliputi wanita yang merokok, wanita yang berminum
alkohol atau soda selama menstruasi (soda cenderung untuk memperpanjang
nyeri haid), wanita yang mmengalami menstruasi sebelum usia 11 dan ada
riwayat nyeri menstruasi pada keluarga.

Mahavashet. All (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa latihan


fisik memiliki pengaruh yang positif terhadap kejadian disminore. Menurut
Wiknjosastro (2007) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
disminore antara lain:

a. .Faktor Kejiwaan (Stres)

Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka
tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul
disminore. disminore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang
mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun
psikis. Ketidak siapan remaja putri dalam menghadapi perkembangan dan
pertumbuhan pada dirinya tersebut, mengakibatkan gangguan psikis yang
akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya, misalnya gangguan haid
seperti disminore (Hurlock, 2007). Wanita mempunyai emosional yang
tidak stabil, sehingga mudah mengalami disminore primer. Faktor
kejiwaan, bersamaan dengan disminore akan menimbulkan gagguan tidur
(insomnia).

b. Faktor Konstitusi

Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan sebagai penyebab


timbulnya disminore primer yang dapat menurunkan ketahanan seseorang
terhadap nyeri. Faktor ini antara lain:

1) Anemia

Anemia adalah defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau dapat keduannya


hingga menyebabkan kemampuan mengangkat oksigen berkurang.
Sebagian besar penyebab anemia adalah kekurangan zat besi yang
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga disebut anemia
kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi ini dapat menimbulkan
gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel
otak dan dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang, termasuk daya
tahan tubuh terhadap rasa nyeri.

2) Penyakit menahun

Penyakit menahun yang diderita seorang perempuan akan menyebabkan


tubuh kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri.
Penyakit yang termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asma dan
migrain (Wiknjosastro, 2010).

c. Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis

Teori tertua menyatakan bahwa disminore primer disebabkan oleh


stenosis kanalis servikalis. Pada perempuan dengan uterus dalam
hiperantifleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan
tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai
penyebab disminore. Banyak perempuan yang menderita disminoretanpa
stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantifleksi. Sebaliknya
terdapat perempuan tanpa keluhan disminore, walaupun ada stenosis
servikalis dan uterus terletak dalam hiperantiinfeksi atau hiperretofleksi.
Mioms submukosum bertangkai atau polip endometrium dan
menyebabkan disminore karena otot-otot uterus berkontraksi keras dalam
usaha untuk melainkan kelainan tersebut.

d. Faktor Endokrin

Kejang pada disminore primer disebabkan oleh kontraksi yang berlebihan.


Hal ini disebabkan karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi
prostaglandin F2 aberlebih akan dilepaskan dalam peredaran darah, maka
seladisminore, dijumpai pula efek umum, seperti diare, nausea, dan
muntah.

e. Faktor Alergi

Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara disminore primer


dengan urtikaria, migren atau asma bronkial.

Sumber:

Manuba. 2010. ilmu kebidanan penyakit kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro.2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka

Proverawati dan Misaroh. 2009. Mensrch Menstruasi Pertama Penuh Makna.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai