Anda di halaman 1dari 17

Persiapan Ujian Orthopedi

(M. Rachmat Sulthony)

DISCLAIMER
1. Please notice that there might be errors in this
book

2. Therefore I am not responsible for problems


that may occur due to the use of this book

3. Please use at your own risk.

- Tony -

0
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

FRAKTUR
DEFINISI
Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan

JENIS
Berdasarkan:
1. Etiologi
a. Traumatik  akibat trauma
b. Stress  akibat adanya tekanan/pembebanan yg berlebihan pada tulang yg biasanya terjadi dlm
jangka waktu yg relatif lama
Contoh:
 March Fracture  # Metatarsal II akibat berjalan jauh
 # Fibula  sering lari
 # Tibia  ballet dancer
 # Femur Neck  akibat aktivitas fisik yg berat
c. Patologis  kelemahan tulang akibat adanya suatu proses patologis
Contoh:
 Osteomielitis piogenik
 Atrofi tulang krn paralisis  Poliomielitis
 Paget Disease (ada woven bone)
 Osteoporosis senilis
 Tumor jinak  Kondroma, Osteoid Osteoma (Giant Cell Tumor)

2. Klinis/Eksposur
a. Open  ada kontak tulang dgn dunia luar
b. Closed  tdk ada kontak antara tulang & dunia luar
c. Commplicated  fraktur disertai komplikasi: malunion, delayed union, non union

Grade Open Fracture menurut R. Gustillo:


 Grade 1  luka <1 cm, kontaminasi minimal, kerusakan jaringan lunak sedikit
 Grade 2  luka >1 cm, kontaminasi sedang, kerusangan jaringan lunak tdk luas
 Grade 3  kontaminasi berat, kerusakan jaringan lunak yg luas
- 3A: ada kerusakan jaringan lunak yg luas (flap/avulsi) tapi masih ada jaringan lunak yg menutupi
fraktur
- 3B: tdk ada jaringan lunak yg menutupi fraktur
- 3C: luka pada arteri/saraf perifer tnpa melihat luas kerusakan jaringan

3. Orientasi/Bentuk Garis Patah


a. Transversal  garis patahan tegak lurus aksis tulang
b. Oblik  garis patahan menyilang (trauma angulasi)
c. Spiral  garis patahan menyilang & berputar/rotasi (trauma rotasi)
d. Segmental  garis patahan ada >2; jika ditarik garis khayal sejajar dgn garis patahan tulang maka titik
temu garis khayal tersebut bertemu di luar tulang
e. Kominutif  Shattered; Garis patahan ada >2; jika ditarik garis khayal sejajar dgn garis patahan
tulang maka titik temu garis khayal tersebut bertemu di dalam tulang

4. Ekstensi
a. Komplit  garis patahan melewati kedua korteks
b. Inkomplit  garis patahan tidak melewati 2 korteks
 Hairline: garis patahan seperti rambut, tipis
 Greenstick: fraktur pada satu korteks sedang pada korteks lainnya tdk fraktur, hanya mengalami
angulasi

1
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

5. Hubungan antar Fragmen Tulang


a. Undisplaced  alignment tulang masih normal
b. Displaced  tidak sesuai dengan alignment tulang
 Bersampingan
 Angulasi
 Rotasi
 Distraksi: menjauh
 Over-riding
 Impaksi

DIAGNOSIS
1. Anamnesis
 Umum: Riwayat trauma (dan Mechanism of Injury), gejala syok
 Lokal: nyeri, bengkak, gangguan fungsi gerak, krepitasi

2. Pemeriksaan Fisik
BANDINGKAN BAGIAN KIRI DAN KANAN...!!!
a. Look:
 Kulit  warna: hiperemi
 Deformitas  angulasi, rotasi, shortening
b. Feel:
 Suhu  teraba hangat
 Nyeri tekan (+)
 Length  True Leg Length, Apparent Leg Length
- True Leg Length: diukur dari SIAS s/d Maleolus Medial dan bandingkan kiri & kanan
- Apparent Leg Length: diukur dari garis tengah tubuh (umbilikus, dagu, dsb) s/d Maleolus
Medial dan bandingkan kiri & kanan
 Sensorik: DBN
c. Move:
 Krepitasi (+)
 Nyeri (+)
 Range of Movements:
1) Ada penurunan atau tidak?
2) Jika ada, pada saat melakukan movement yang mana & pada ekstremitas mana?
Movements yg dimaksud:
fleksi-ekstensi, adduksi-abduksi, rotasi medial-eksternal, pronasi supinasi, palmar flexi-dorso flexi
manus, inversi-eversi
 Motorik: DBN

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Lab
 HB: mungkin turun akibat syok hipovolemik/neurogenik
 HCT: mungkin naik akibat syok hipovolemik
 WBC: mungkin naik akibat infeksi
 BUN-SC: mungkin naik akibat dehidrasi akibat bleeding
b. Radiologis
a. Foto Polos: minimal 2 sisi proyeksi  AP & Lateral
b. CT Scan/MRI: tidak perlu digunakan sebab dgn foto polos sudah terlihat

Tujuan pemeriksaan radiologis:


 Konfirmasi fraktur
 Bagaimana pergeseran fragmen fraktur
 Fraktur baru atau lama
 Adanya benda asing

2
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

TATALAKSANA
Prinsip penanganan fraktur ada 4R:
1. Recognition  diagnosis adanya fraktur
2. Reduction = Reposisi  melakukan reposisi (mengembalikan alignment tulang)
3. Retention = Imobilisasi  melakukan imobilisasi (mempertahankan alignment tulang)
4. Rehabilitation  mengembalikan fungsi secepatnya

a. Fracture Management Goal


1) Union (penyambungan tulang)
Clinical Union
- Keluhan nyeri fraktur (-)
- Gangguan pergerakan (-)
- Coba digerakkan? Angulasi, rotasi  tidak ada pergerakan (is this safe???)
- Radiologis: biasanya masih ada garis patahan tulang
Radiological Union
- Garis patahan tulang sudah tak terlihat
2) Restore limb function
3) Hindari komplikasi

b. Closed Fracture  9 penanganan closed fracture:


1) Protection Alone (tanpa Reduksi atau Imobilisasi)
 Simple sling (mitela): ekstremitas atas, Crutch & non-weight bearing: ekstremitas bawah
 Indikasi: fraktur undisplaced, fraktur yg stabil pd falangs, metakarpal, kosta
2) Imobilisasi dengan splinting external (tanpa reduksi)
 Memakai gips
 Indikasi: fraktur undisplaced yg unstable
3) Closed Reduction dgn manipulasi lalu diikuti Imobilisasi
 Reduksi/reposisi manual yg dilakukan dgn anestesi agar pasien tak kesakitan lalu dilanjutkan
imobilisasi dgn gips
 Indikasi: fraktur displaced
4) Closed Reduction dengan traksi kontinyu lalu diikuti Imobilisasi
 Reduksi/reposisi dilakukan dgn memakai traksi
 Traksi kulit  beban <5 kg, dipasang maksimal 4 minggu
 Traksi tulang  dgn memakai wire
 Indikasi: fraktur unstable, misal: fraktur Oblik, Spiral, Kominutif (pada long bones)
5) Closed Reduction lalu diikuti dengan Functional Fracture-Bracing
 Tehnik closed reduction: manual atau traksi
 Functional Fracture-Bracing: Hoffman’s External Fixation
 Indikasi: fraktur pada Tibia, 1/3 distal Femur, Radius, Intra-artikular
6) Closed Reduction dengan manipulasi lalu diikuti Fiksasi Skeletal Eksternal
 Tehnik closed reduction: manual atau traksi
 Fiksasi Skeletal Eksternal: Fiksasi Eksterna Malaysia?
 Indikasi: fraktur kominutif Tibia
7) Closed Reduction dengan manipulasi lalu diikuti Fiksasi Skeletal Internal
 Tehnik closed reduction: manual atau traksi
 Fiksasi Skeletal Internal: insersi perkutaneus Metalic Nails atau Intramedullary Rods dgn tuntunan
radiologis
 Indikasi: fraktur unstable pada Neck of Femur
8) ORIF
 Memakai alat metalik: screw, plate and screw, dsb
 Indikasi: fraktur Intra-Artikuler, gagal closed reduction, ada fraktur displaced yg hebat
9) Eksisi Fragmen Fraktur & Replacement menggunakan Endoprosthesis
- Biasanya pada fraktur panggul & siku, hasil fiksasi interna tak memuaskan krn sering terjadi
Nekrosis Avaskuler (pada femoral head), Non Union, penyakit sendi post traumatik
- Pada kondisi ini fragmen artikular ini dapat dieksisi dan diganti dgn endoprosthesis & diganti dgn
sendi prostetik

3
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

c. Open Fracture:
1) Menganggap kondisi ini sebagai suatu kegawatan  karena resiko sepsis, resiko osteomielitis tinggi
2) Mengevaluasi & mendiagnosis awal adanya suatu keadaan yg dapat mengancam nyawa  syok
hipovolemik, sepsis
3) Pemberian Antibiotik  Golongan Sefalosporin: Cefrtriaxone/Cefotaxime, Cefadroxil
4) Lakukan Debridemen secepatnya
5) Debridemen Ulang dalam 24-72 jam
6) Luka terbuka jangan ditutup selama 5-7 hari (maksudnya jangan dijahit, tapi tetap ditutup dengan
kassa steril); Leave open fractures open  semua OF harus dibiarkan terbuka karena sudah terdapat
kontaminasi pada tulang, walaupun masih dalam Golden Period luka (6-7 jam) & walaupun
kontaminasi tidak ekstensif
7) Stabilisasi fraktur  gunakan Back Slab
8) Dilakukan Autogenous Bone Graft secepatnya  menggunakan graft tulang dgn donor yg berasal dari
pasien sendiri, biasanya yg diambil bagian tulang di pelvis atau krista iliaka
9) Rehabilitasi anggota gerak

Tindakan operatif Open Fracture = OREF


 Memakai: Screw & Akrilik Gigi, Hoffman’s External Fixation, Fiksasi Eksterna Malaysia
 Indikasi:
- Open Fracture (OF) Grade 2-3
- OF disertai hilangnya jaringan lunak atau tulang yg hebat
- Fraktur yg sangat infeksius

KOMPLIKASI
a. Segera
 Lokal
- Kulit: Laserasi, penetrasi dari luar oleh benda asing atau dari dalam oleh fragmen tulang
- Pembuluh darah: robekan  perdarahan keluar, perdarahan internal (hematom)
- Sistem saraf: cedera otak, cedera medula, cedera saraf perifer
 Umum  syok hemoragik, syok neurogenik

b. Dini
 Lokal
- Kulit: Nekrosis kulit, Gangren, Compartment syndrome
- Sendi: artritis septik
- Tulang: osteomielitis akut
 Umum  emboli paru, tetanus

c. Lanjut
 Lokal
- Sendi: Ankilosis (kekakuan)
- Tulang: malunion, delayed union, non union, osteomielitis kronik
 Umum: Batu ginjal???

4
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG KORTIKAL (COMPACT BONE)

Penyembuhan sekunder = Terbentuk kalus (sedangkan pada fraktur tulang kanselosa tidak disertai kalus)
1. Fase Hematom (Minggu II-III)
 Pembuluh darah di kanal Haversian mengalami robekan  di kedua sisi fraktur terjadi hematom
 Hematom: medium pertumbuhan jaringan fibrosis
2. Fase Proliferasi Seluler (Subperiosteal dan Endosetal) [Minggu II/III – Minggu IV)
 Hematom berubah menjadi jaringan fibrosis dgn kapiler di dalamnya
 Jaringan fibrosis ini disebut Kalus Fibrosis, bersifat translusen pada pemeriksaan radiologis
 Kalus Fibrosis = terdapat jaringan Kondroid & Osteoid
3. Fase Pembentukan Kalus (Clinical Union) [Bulan I-II]
 Jaringan kondroid & osteoid mulai mengalami Osifikasi  terbentuk Kalus Tulang
 Kalus Tulang = Woven Bone (tulang imatur)
4. Fase Konsolidasi (Radiological Union) [Bulan II-III]
 Penggantian Kalus Tulang yg masih imatur menjadi matur = Lamelar Bone
 Kelebihan kalus tulang yg matur akan diresorbspi
5. Fase Remodelling (Bulan III s/d beberapa tahun)
Tulang-tulang mulai berisi Haversian canal & peronggaan membentuk sumsum tulang

PENYEMBUHAN ABNORMAL FRAKTUR

1. Malunion
 Definisi: fraktur sembuh & terbentuk kalus sesuai dengan waktunya namun terdapat adanya
deformitas (angulasi, valgus/varus, rotasi, shortening)
 Etiologi:
- Fraktur tanpa pengobatan (neglected fracture)
- Pengobatan yg tdk adekuat
- Reduksi/Reposisi & Retensi/Imobilisasi yg tidak baik
 Terapi: Osteotomi koreksi (Osteotomi Z) + Bone Graft bila perlu  disertai fiksasi interna

2. Delayed Union
 Definisi: durasi penyembuhan yg lambat, fraktur tidak sembuh setelah 3-5 bulan
 Etiologi: (sama dgn malunion)
 Radiologis: tak ada gambaran tulang baru pada ujung daerah fraktur
 Terapi: fiksasi interna + bone graft

3. Non Union
 Definisi: kegagalan penyembuhan tulang (tak ada konsolidasi) setelah 6-8 bulan sehingga terbentuk
pseudoarthrosis (sendi palsu)
 Jenis:
- Hipertrofik  ujung tulang bersifat sklerotik, lebih besar dari normal (elephant’s foot)
- Atrofik  ujung tulang kecil + osteoporotik + avaskuler

5
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

OSTEOMIELITIS AKUT

DEFINISI
Infeksi akut pada tulang dan sumsum tulang

PREDISPOSISI
 Pada bagian metafisis tulang
 Bayi & anak-anak  karena: banyak metafisis?
 Pria : Wanita = 4:1
 Imunitas yg buruk, ada fokus infeksi sebelumnya (open fracture)

BAKTERI PENYEBAB:
1. Stafilokokus aureus
2. Haemofilus influenza (pada anak)

MENGAPA SERING TERJADI DI METAFISIS?


1. Teori Vaskuler (Trueta)
Pembuluh darah di metafisis berkelok-kelok  aliran lebih lambat  tempat kolonisasi bakteri yang baik
2. Teori Fagositosis (Rang)
 Daerah pembentukan sistem Retikulo-Endotelial
 Banyak sel fagosit yg imatur yg tdk bs memfagosit bakteri
3. Teori Trauma
Ada trauma yg menyebabkan hematom pd epifisial plate

CARA PENYEBARAN
1. Hematogenik
 Melalui sirkulasi darah  septikemia, bakteremia
 Emboli infeksi = infeksi multifokal pada daerah2 lain
2. Lokal
 Subperiosteal abses
 Selulitis  akibat penerobosan abses melalui periosteum
 Penyebaran ke sendi = septic arthritis
 Penyebaran ke medua: membentuk sekuestrum

PATOGENESIS
Bakteri masuk di juxta epifisis  terjadi hiperemi & edema pada metafisis  terbentuk pus  volume pus
semakin lama semakin banyak  terjadi peningkatan tekanan intraoseus = NYERI  tekanan intraoseus yg
tinggi menyebabkan:
1. Pendesakan periosteum  pembentukan periosteum yg baru  periosteum menonjol keluar yg di
dalamnya berisi pus: terbentuk INVOLUCRUM
Pus bisa keluar dari involucrum melalui lubang yg disebut KLOAKA (pada periosteum) dan SINUS (pada
kulit)
2. Gangguan vaskularisasi  terjadi nekrosis tulang: terbentuk SEKUESTRUM (Tulang Mati)

DIAGNOSIS
1. Anamnesis
 Umum: demam tinggi, malaise, anoreksia
 Lokal: nyeri tekan, nyeri saat digerakkan  gangguan pergerakan
- Demam muncul dulu  saat demam turun pus mulai terbentuk
- Jika pus banyak = peningkatan tekanan intraoseus  pasien sangat kesakitan
- Jika pus sudah keluar, rasa nyeri menjadi hilang
- Lokasi yg sering pada dewasa: vertebra torako-lumbal  akibat torakosentesis

6
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

2. Pemeriksaan Fisik
a. Look:
 Kulit  warna: hiperemi, sinus (+) pada yg kronis
 Deformitas (-)
b. Feel:
 Suhu  teraba hangat
 Nyeri tekan (+)
 Length: dbn
 Sensorik: dbn
c. Move:
 Krepitasi (-)
 Nyeri (+)
 Range of Movements:
1) Ada penurunan atau tidak?
2) Jika ada, pada saat melakukan movement yang mana & pada ekstremitas mana?
 Motorik: dbn

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Lab
 WBC meningkat (sampai 30.000)
 LED meningkat
 Titer antibodi antistafilokokus meningkat
b. Radiologis
 Foto polos  tak tampak apa-apa dalam 10 hari pertama; mungkin hanya tampak
pembengkakan jaringan lunak
 USG  untuk tau apakah ada efusi pada sendi atau tidak

DIAGNOSIS BANDING
- Selulitis
- Demam Reumatik (RA)

TATALAKSANA
1. Istirahat lokal
2. Analgesik
3. Antibiotik  penyebab utama Stafilokokus aureus (bakter Gram +)
Antibiotik diberikan selama 3-6 minggu dan sampai 2 minggu setelah LED normal
4. Drainase Bedah
 Syarat: Jika dalam 24 jam  pengobatan lokal & sistemik gagal, tak ada perbaikan umum
 Pus subperiosteal dieavkuasi untuk kurangi tekanan intraoseus + kultur kuman
 Drainase dilakukan beberapa hari dgn menggunakan NaCl 0.9% dan antibiotik

KOMPLIKASI
Osteomielitis kronis

7
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

OSTEOMIELITIS KRONIS

Ada Sekuestrum di dalam Involucrum


Pus di dalam involucrum tak bisa direabsorpsi medulla, harus dikeluarkan lewat tindakan operatif
Proses selanjutnya  terjadi destruksi tulang lebih luas & sklerosis pada tulang

DIAGNOSIS
1. Anamnesis
 Demam dan nyeri lokal yang hilang timbul  menahun
 Riwayat osteomielitis
 Riwayat operasi tulang

2. Pemeriksaan Fisik
a. Look:
 Kulit  warna: normal, sinus (+)
 Deformitas (-)
b. Feel:
 Suhu  teraba normal
 Nyeri tekan (+)
 Length: dbn
 Sensorik: dbn
c. Move:
 Krepitasi (-)
 Nyeri (+)
 Range of Movements:
1) Ada penurunan atau tidak?
2) Jika ada, pada saat melakukan movement yang mana & pada ekstremitas mana?
 Motorik: dbn

3. Pemeriksaan Penunjang
a) Lab
 WBC meningkat
 LED meningkat
 Titer antibodi antistafilokokus meningkat
 Kultur pus yg keluar
b) Radiologis
 Foto Polos:
- Kavitas (involukrum) dgn sekuestrum di tengahnya
- Tanda porosis & sklerosing tulang
- Elevasi periosteum
 CT Scan/MRI  sejauh mana kerusakan tulang telah terjadi

TATALAKSANA
1. Antibiotik  bukan mengobati! Hanya utk cegah penyebaran lebih luas & kontrol eksaserbasi akut
2. Operatif: Debridemen  harus dikerjakan
Dikerjakan setelah eksaserbasi akut terlewati & telah diberikan antibiotik yg adekuat

KOMPLIKASI
Fraktur Patologis
Kerusakan epifisis  gangguan pertumbuhan

8
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

SPONDILITIS TB

 Radang granulomatosa pada vertebra yg bersifat kronik destruktif oleh M. tuberculosa


 Selalu merupakan infeksi sekunder dari fokus di tempat lain
 50% dari seluruh TB tulang
 Lokasi tersering: Thorakal bawah, Lumbal atas  karena di sana kanalis vertebralis lebih sempit (gangguan
neurologis lebih sering terjadi di sini)
 Mengenai >1 vertebra

PATOGENESIS
 Infeksi berawal dari bagian sentral atau anterior korpus (body) vertebra
 Hiperemi & eksudasi = osteoporosis & perlunakan korpus
 Kerusakan korpus vertebra, diskus intervertebralis, vertebra sekitar
 Kerusakan pada bagian depan  kifosis
 Eksudat akan menyebar juga  pada servikal akan protrusi ke depan: abses retrofaring

Ada 5 stadium:
1. Stadium Implantasi
 Bakteri masuk ke tulang  klo imunitas buruk, bisa duplikasi
 1.5 – 2 bulan
2. Destruksi Awal
 Destruksi korpus + kerusakan minimal intervertebral disc
 0.5 – 1.5 bulan
3. Destruksi Lanjut
 Destruksi masif: kolaps vertebra + kerusakan intervertebral disc
 Terbentuk massa kaseosa + pus paravertebra  COLD ABSCESS
 2 thn setelah destruksi awal
4. Gangguan Neurologis
 Akibat tekanan abses di medula spinalis
 Ada 4 derajat
Derajat I: kelemahan tungkai bawah muncul setelah aktivitas lama
Derajat II: kelemahan tungkai (+), aktivitas normal (+)
Derajat III: kelemahan tungkai (+), aktivitas normal (-), hipesthesia (+)
Derajat IV: kelemahan tungkai + hipesthesia + gangguan defekasi & miksi
5. Deformitas Residual
 Gibus/kifosis
 35 thn setelah stadium implantasi

9
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

DIAGNOSIS
1. Anamnesis
 Gejala TB  demam malam, batuk, keringat malam, makin kurus, anoreksia
 Gejala Spondilitis  gangguan menelan (abses retrofaring), gejala motorik (paraparese) & sensorik

2. Pemeriksaan Fisik
a) Look:
 Kulit  Warna, Permukaan, Sikatrik, Sinus
 Deformitas  Kifosis, Gibus
b) Feel
 Suhu kulit
 Nyeri tekan
 ROM: tde
 Sensorik: hipestesi/anestesi
 +++ Kontur tulang  Gibus
c) Move
 Krepitasi (-)
 Nyeri pergerakan
 ROM  Sendi spinal:
- Flexi = normal 80o
- Ekstensi = normal 30 o
- Fleksi Lateral = normal 35 o
- Rotasi = normal 45 o
 Motorik: Parese/Plegi

3. Pemeriksaan Penunjang
a) Lab
 Leukosti naik
 LED naik
 Uji mantoux (+)
 Sputum BTA
b) Radiologis
 Foto Thorax PA  gambaran TB paru
 Foto Servikal, Thorako-Lumbal (AP & Lateral):
- Servikal = abses paravertebral memberikan gambaran sarang burung (Bird’s nest)
- Thorakal = abses berbentuk bulbus
- Lumbal = abses berbentuk fusiform
 CT Scan/MRI + Mielografi untuk mengetahui penekana medulla spinalis

TATALAKSANA
1. Konservatif
 Bed rest
 Perbaiki KU
 Pasang Brace  baik pre op & post op
 Pemberian OAT
2. Operatif
3 minggu sebelum operasi pasien diberikan OAT terlebih dahulu
Indikasi:
 Cold abscess  debridemen + drainase bedah
 Paraplegia  laminektomi = pasang spine
 Kifosis  fusi posterior atau operasi radikal (??????)

10
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

CONGENITAL TALIPES EQUINOVARUS (CONGENITAL CLUBFOOT)


 Sering ditemukan pada bayi lahir
 Mudah didiagnosis namun penanganannya cenderung sulit
 Laki : Perempuan = 2:1
 Ada kombinasi deformitas:
a. Adduksi forefoot (phalangs & metatarsal)
b. Supinasi (inversi) di sendi talotarsal
c. Heel Varus pada sendi subtalar
d. Equinus pada ankle joint

ETIOLOGI
1. Defek fetal  ketidakseimbangan otot invertor dan evertor
Invertor (supinasi sendi talotarsalis) = Semua otot di kompartemen Anterior, Dorsal Superfisial & Dorsal
Profunda (kecuali Extensor digitorum longus)  Tibialis anterior, Extensor hallucis longus, dst
Evertor (pronasi sendi talotarsalis) = Fibularis peroneus longus & brevis

KLINIS
1. Adduksi kaki depan (forefoot) terhadap kaki belakang (hindfoot)
2. Inversi kaki depan (forefoot)
3. Heel Varus
4. Equinus
5. Pengecilan otot betis & peroneus

TATALAKSANA
1. Konservatif:
 Selama 6 minggu  pemasangan gips secara bertahap selama 3-4 bulan, diganti tiap 1-2 minggu agar
tak mengganggu pertumbuhan kaki
 Setelah 6 minggu  jika deformitas masih ada: Operatif
2. Operatif:
 Pemanjangan komponen medial kaki: tendon Tibialis Posterior, Flexor Digitorum, Flexor Hallucis
Longus
 Setelah operasi  pemasangan gips selama 3-4 bulan
 Setelah gips  pemasangan bidai Denis Browne

GENU VALGUM (KNOCK KNEES)


 Bila lutut didekatkan maka kaki berjauhan
 Jarak antar maleolus medial > jarak antar lutut
 Kekenduran pada Medial Colateral Ligament (MCL)
 Kausa:
- Duduk dalam posisi menonton televisi
- Kongenital
 Penanganan: Latihan duduk dalam posisi sebaliknya

GENU VARUM (BOW LEGS)


 Lutut berjauhan bila kaki berdekatan
 Jarak antar maleolus medial < jarak antar lutut
 Kombinasi torsi interna & varus tibia + Torsi eksterna femur

11
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

SEPTIC ARTHRITIS

PENDAHULUAN
 Definisi: radang pada sendi akibat adanya infeksi oleh mikroorganisme
 Disebabkan oleh: S. aureus yang paling sering
 Sendi yg paling sering terkena (pada anak & dewasa):
- Sendi lutut (45-56%)
- Sendi panggul (16-38%)

FAKTOR PREDISPOSISI
 Diabetes melitus
 Obat imunosupresi
 Pasien hemodialisis
 Faktor lokal: sendi prostetik, infeksi kulit, operasi sendi, trauma sendi, osteomielitis

PATOGENESIS
 Sinovium merupakan struktur yang kaya dengan vaskular yang kurang dibatasi oleh membran basal,
memungkinkan mudah masuknya bakteri secara hematogen.
 Di dalam ruang sendi, lingkungannya sangat avaskular (karena banyaknya fraksi kartilago hyalin) dengan
aliran cairan sendi yang lambat, sehingga suasana yang baik bagi bakteri berdiam dan berproliferasi.

Sumber infeksi:
1. Hematogen
 Kebanyakan kasus
 Terjadi pada 55% kasus dewasa dan 90% pada anak-anak
 Sumber bakteremia:
a. Infeksi atau tindakan invasif pada kulit, saluran nafas, saluran kencing, rongga mulut
b. Pemasangan kateter intravaskular (pemasangan vena sentral)
c. Injeksi obat intravenus

2. Inokulasi langsung bakteri ke ruang sendi


a. Sendi tanpa prostetik: 22%-37% alami inokulasi langsung
Contoh:
 Tindakan operasi sendi
 Sekunder dari trauma penetrasi, gigitan binatang, atau tusukan benda asing ke dalam ruang
sendi
b. Sendi dgn prostetik: 62% alami inokulasi langsung
Inokulasi bakteri terjadi saat prosedur operasi dilakukan

3. Infeksi pada jaringan muskuloskeletal sekitar sendi


 Terjadi pada osteomielitis, infeksi kulit & ulkus DM
 Infeksi dari metafisis meluas sampai epifisis & menembus korteks dan mencapai artilar cartilage yg
berada di dalam rongga sendi (misal: sendi bahu, sendi panggul)
 Pada anak: infeksi meluas melewati epifisial plate sampai ke artilar cartilage

12
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

DIAGNOSIS
1. Anamnesis
 Umum: Demam, malaise, anoreksi, ada faktor predisposisi
 Lokal: nyeri sendi yg muncul saat istirahat maupun bergerak aktif/pasif, pembengkakan sendi,
penurunan kemampuan gerak sendi

2. Pemeriksaan Fisik
a. Look
 Kulit: eritema, sinus (+)/(-)
 Deformitas: (-)
b. Feel
 Suhu: hangat (+)
 Nyeri tekan: (+)
 Length: dbn
 Sensorik: dbn
c. Move
 Krepitasi: (-)
 Nyeri: (+) baik aktif maupun pasif
 ROM: menurun
 Motorik: dbn

3. Penunjang
a. Lab
1) WBC, LED meningkat
2) Kultur darah: (+) pada 70% kasus
3) Aspirasi cairan sendi:
 Tampak keruh
 Leukosit >50.000/mm3 dominan PMN
 Pengecatan gram: coccus Gram (+)
 Kultur (+)
b. Radiologis
 Tahap awal: dbn, atau pembengkakan kapsul sendi ditandai dgn pelebaran ruang sendi
 Dalam 1-2 minggu: ruang sendi menyempit akibat destruksi kartilago

TERAPI
Tujuan:
1. Dekompresi sendi
2. Sterilisasi sendi
3. Restore fungsi sendi

a) Non farmaklogis:
Istirahatkan sendi
b) Farmakologis:
1. Antibiotik
 Antibiotik IV selama 2 minggu
 Antibiotik oral selama 1-4 minggu
2. Drainase: dengan cara diaspirasi 2-3 kali sehari

13
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

KNEE JOINT ANATOMY  baca Laporan


HIP DISLOCATION  baca Laporan
COMPARTMENT SYNDROME  baca Laporan
KOMPARTEMEN CAIRAN

14
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

FRAKTUR ANTEBRACHII DISTAL


TERAPI: Closed reduction dgn manipulasi diikuti dengan imobilisasi

1. Fraktur Coles (Dinner Fork Deformity)


 Fraktur pada radius bagian distal dgn fragmen patahan bagian distal bergeser ke sisi dorsal/posterior
 Jarak garis patahan +2.5 cm dari persendian
 Ada subluksasi sendi radio ulna distal

2. Fraktur Smith (Garden Spade Deformity)


 Fraktur pada radius bagian distal dgn fragmen patahan bagian distal bergeser ke sisi ventral/anterior
 Jarak garis patahan +2.5 cm dari persendian
 Ada subluksasi sendi radio ulna distal

3. Fraktur Galeazzi
 Fraktur pada bagian distal radius
 Dislokasi sendi radio ulna distal

4. Fraktur Montegia
 Fraktur pada bagian proksimal ulna
 Dislokasi sendi radio ulna proksimal

TULANG
1. Vaskularisasi
a) Arteri
 Arteri Periosteal: arteri masuk menembus periosteum sampai ke korteks tulang & berlanjut ke
Havarsian canal & Volkman’s canal
 Arteri Nutrient: arteri masuk secara oblik ke dalam medulla tulang & tulang spongiosa
 Arteri Metafisial: utk metafisis tulang
 Arteri Epifisial: utk epifisis tulang
b) Vena
 Vena Periosteal
 Vena Nutrient

2. Sistem Limfatik
Pembuluh limfatik ada di periosteum

3. Inervasi
Nervus Periosteal: ada di sepanjang periosteum yg sensitif terhadap robekan & tension

SENDI
1. Vaskularisasi
Arteri artikular: berasal dari pembuluh darah di sekitar sendi  arteri-arteri ini membentuk anastomosis
(network)
2. Inervasi
 Nervus Artikular: Nerve endings banyak di kapsul sendi; propriosepsi  informasi mengenai
pergerakan & posisi bagian tubuh
 Hilton’s law: nervus yg mensuplai sendi juga mensuplai otot yg menggerakkannya dan kulit yang
menutupi sendi tersebut

15
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)

LAJU ENDAP DARAH


 LED = Kecepatan sedimentasi eritrosit (Eritrocyte Sedimentation Rate)
 Yang mempengaruhi sedimentasi  komponen di dalam plasma
 Pada infeksi, LED meningkat (laju pengendapapan/sedimentasi eritrosit menjadi lebih lama) akibat adanya
peningkatan leukosit di dalam darah sehingga pengendapan eritrosit menjadi lebih lama
 Ada 2 jenis:
1. Wintrobe = Normal 0-20 cc/jam
2. Westergreen = Normal 0-15 cc/jam

AMPUTASI EKSTREMITAS BAWAH


Ada 7 jenis amputasi ekstremitas bawah:
1) Hemipelvectomy  dieksisi sebagian dari os pubis
2) Hip Disarticulation  dilakukan amputasi setinggi level articulatio coxae
3) Transfemoral  setinggi femur (nama lain: Above Knee Amputation)
4) Knee Disarticulation  amputasi setinggi level articulatio genu
5) Transtibial  setinggi tibia (nama lain: Below Knee Amputation)
6) Syme Amputation  amputasi setinggi ankle joint tapi masih menyisakan calcaneus utk weight bearing
7) Foot Amputation
a. Chopart  Amputasi sampai midfoot
b. Lysfranc  Di dekat metatarsal
c. Trans metatarsal  melewati tulang metatarsal

16

Anda mungkin juga menyukai