DISCLAIMER
1. Please notice that there might be errors in this
book
- Tony -
0
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
FRAKTUR
DEFINISI
Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan
JENIS
Berdasarkan:
1. Etiologi
a. Traumatik akibat trauma
b. Stress akibat adanya tekanan/pembebanan yg berlebihan pada tulang yg biasanya terjadi dlm
jangka waktu yg relatif lama
Contoh:
March Fracture # Metatarsal II akibat berjalan jauh
# Fibula sering lari
# Tibia ballet dancer
# Femur Neck akibat aktivitas fisik yg berat
c. Patologis kelemahan tulang akibat adanya suatu proses patologis
Contoh:
Osteomielitis piogenik
Atrofi tulang krn paralisis Poliomielitis
Paget Disease (ada woven bone)
Osteoporosis senilis
Tumor jinak Kondroma, Osteoid Osteoma (Giant Cell Tumor)
2. Klinis/Eksposur
a. Open ada kontak tulang dgn dunia luar
b. Closed tdk ada kontak antara tulang & dunia luar
c. Commplicated fraktur disertai komplikasi: malunion, delayed union, non union
4. Ekstensi
a. Komplit garis patahan melewati kedua korteks
b. Inkomplit garis patahan tidak melewati 2 korteks
Hairline: garis patahan seperti rambut, tipis
Greenstick: fraktur pada satu korteks sedang pada korteks lainnya tdk fraktur, hanya mengalami
angulasi
1
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Umum: Riwayat trauma (dan Mechanism of Injury), gejala syok
Lokal: nyeri, bengkak, gangguan fungsi gerak, krepitasi
2. Pemeriksaan Fisik
BANDINGKAN BAGIAN KIRI DAN KANAN...!!!
a. Look:
Kulit warna: hiperemi
Deformitas angulasi, rotasi, shortening
b. Feel:
Suhu teraba hangat
Nyeri tekan (+)
Length True Leg Length, Apparent Leg Length
- True Leg Length: diukur dari SIAS s/d Maleolus Medial dan bandingkan kiri & kanan
- Apparent Leg Length: diukur dari garis tengah tubuh (umbilikus, dagu, dsb) s/d Maleolus
Medial dan bandingkan kiri & kanan
Sensorik: DBN
c. Move:
Krepitasi (+)
Nyeri (+)
Range of Movements:
1) Ada penurunan atau tidak?
2) Jika ada, pada saat melakukan movement yang mana & pada ekstremitas mana?
Movements yg dimaksud:
fleksi-ekstensi, adduksi-abduksi, rotasi medial-eksternal, pronasi supinasi, palmar flexi-dorso flexi
manus, inversi-eversi
Motorik: DBN
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Lab
HB: mungkin turun akibat syok hipovolemik/neurogenik
HCT: mungkin naik akibat syok hipovolemik
WBC: mungkin naik akibat infeksi
BUN-SC: mungkin naik akibat dehidrasi akibat bleeding
b. Radiologis
a. Foto Polos: minimal 2 sisi proyeksi AP & Lateral
b. CT Scan/MRI: tidak perlu digunakan sebab dgn foto polos sudah terlihat
2
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
TATALAKSANA
Prinsip penanganan fraktur ada 4R:
1. Recognition diagnosis adanya fraktur
2. Reduction = Reposisi melakukan reposisi (mengembalikan alignment tulang)
3. Retention = Imobilisasi melakukan imobilisasi (mempertahankan alignment tulang)
4. Rehabilitation mengembalikan fungsi secepatnya
3
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
c. Open Fracture:
1) Menganggap kondisi ini sebagai suatu kegawatan karena resiko sepsis, resiko osteomielitis tinggi
2) Mengevaluasi & mendiagnosis awal adanya suatu keadaan yg dapat mengancam nyawa syok
hipovolemik, sepsis
3) Pemberian Antibiotik Golongan Sefalosporin: Cefrtriaxone/Cefotaxime, Cefadroxil
4) Lakukan Debridemen secepatnya
5) Debridemen Ulang dalam 24-72 jam
6) Luka terbuka jangan ditutup selama 5-7 hari (maksudnya jangan dijahit, tapi tetap ditutup dengan
kassa steril); Leave open fractures open semua OF harus dibiarkan terbuka karena sudah terdapat
kontaminasi pada tulang, walaupun masih dalam Golden Period luka (6-7 jam) & walaupun
kontaminasi tidak ekstensif
7) Stabilisasi fraktur gunakan Back Slab
8) Dilakukan Autogenous Bone Graft secepatnya menggunakan graft tulang dgn donor yg berasal dari
pasien sendiri, biasanya yg diambil bagian tulang di pelvis atau krista iliaka
9) Rehabilitasi anggota gerak
KOMPLIKASI
a. Segera
Lokal
- Kulit: Laserasi, penetrasi dari luar oleh benda asing atau dari dalam oleh fragmen tulang
- Pembuluh darah: robekan perdarahan keluar, perdarahan internal (hematom)
- Sistem saraf: cedera otak, cedera medula, cedera saraf perifer
Umum syok hemoragik, syok neurogenik
b. Dini
Lokal
- Kulit: Nekrosis kulit, Gangren, Compartment syndrome
- Sendi: artritis septik
- Tulang: osteomielitis akut
Umum emboli paru, tetanus
c. Lanjut
Lokal
- Sendi: Ankilosis (kekakuan)
- Tulang: malunion, delayed union, non union, osteomielitis kronik
Umum: Batu ginjal???
4
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
Penyembuhan sekunder = Terbentuk kalus (sedangkan pada fraktur tulang kanselosa tidak disertai kalus)
1. Fase Hematom (Minggu II-III)
Pembuluh darah di kanal Haversian mengalami robekan di kedua sisi fraktur terjadi hematom
Hematom: medium pertumbuhan jaringan fibrosis
2. Fase Proliferasi Seluler (Subperiosteal dan Endosetal) [Minggu II/III – Minggu IV)
Hematom berubah menjadi jaringan fibrosis dgn kapiler di dalamnya
Jaringan fibrosis ini disebut Kalus Fibrosis, bersifat translusen pada pemeriksaan radiologis
Kalus Fibrosis = terdapat jaringan Kondroid & Osteoid
3. Fase Pembentukan Kalus (Clinical Union) [Bulan I-II]
Jaringan kondroid & osteoid mulai mengalami Osifikasi terbentuk Kalus Tulang
Kalus Tulang = Woven Bone (tulang imatur)
4. Fase Konsolidasi (Radiological Union) [Bulan II-III]
Penggantian Kalus Tulang yg masih imatur menjadi matur = Lamelar Bone
Kelebihan kalus tulang yg matur akan diresorbspi
5. Fase Remodelling (Bulan III s/d beberapa tahun)
Tulang-tulang mulai berisi Haversian canal & peronggaan membentuk sumsum tulang
1. Malunion
Definisi: fraktur sembuh & terbentuk kalus sesuai dengan waktunya namun terdapat adanya
deformitas (angulasi, valgus/varus, rotasi, shortening)
Etiologi:
- Fraktur tanpa pengobatan (neglected fracture)
- Pengobatan yg tdk adekuat
- Reduksi/Reposisi & Retensi/Imobilisasi yg tidak baik
Terapi: Osteotomi koreksi (Osteotomi Z) + Bone Graft bila perlu disertai fiksasi interna
2. Delayed Union
Definisi: durasi penyembuhan yg lambat, fraktur tidak sembuh setelah 3-5 bulan
Etiologi: (sama dgn malunion)
Radiologis: tak ada gambaran tulang baru pada ujung daerah fraktur
Terapi: fiksasi interna + bone graft
3. Non Union
Definisi: kegagalan penyembuhan tulang (tak ada konsolidasi) setelah 6-8 bulan sehingga terbentuk
pseudoarthrosis (sendi palsu)
Jenis:
- Hipertrofik ujung tulang bersifat sklerotik, lebih besar dari normal (elephant’s foot)
- Atrofik ujung tulang kecil + osteoporotik + avaskuler
5
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
OSTEOMIELITIS AKUT
DEFINISI
Infeksi akut pada tulang dan sumsum tulang
PREDISPOSISI
Pada bagian metafisis tulang
Bayi & anak-anak karena: banyak metafisis?
Pria : Wanita = 4:1
Imunitas yg buruk, ada fokus infeksi sebelumnya (open fracture)
BAKTERI PENYEBAB:
1. Stafilokokus aureus
2. Haemofilus influenza (pada anak)
CARA PENYEBARAN
1. Hematogenik
Melalui sirkulasi darah septikemia, bakteremia
Emboli infeksi = infeksi multifokal pada daerah2 lain
2. Lokal
Subperiosteal abses
Selulitis akibat penerobosan abses melalui periosteum
Penyebaran ke sendi = septic arthritis
Penyebaran ke medua: membentuk sekuestrum
PATOGENESIS
Bakteri masuk di juxta epifisis terjadi hiperemi & edema pada metafisis terbentuk pus volume pus
semakin lama semakin banyak terjadi peningkatan tekanan intraoseus = NYERI tekanan intraoseus yg
tinggi menyebabkan:
1. Pendesakan periosteum pembentukan periosteum yg baru periosteum menonjol keluar yg di
dalamnya berisi pus: terbentuk INVOLUCRUM
Pus bisa keluar dari involucrum melalui lubang yg disebut KLOAKA (pada periosteum) dan SINUS (pada
kulit)
2. Gangguan vaskularisasi terjadi nekrosis tulang: terbentuk SEKUESTRUM (Tulang Mati)
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Umum: demam tinggi, malaise, anoreksia
Lokal: nyeri tekan, nyeri saat digerakkan gangguan pergerakan
- Demam muncul dulu saat demam turun pus mulai terbentuk
- Jika pus banyak = peningkatan tekanan intraoseus pasien sangat kesakitan
- Jika pus sudah keluar, rasa nyeri menjadi hilang
- Lokasi yg sering pada dewasa: vertebra torako-lumbal akibat torakosentesis
6
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Look:
Kulit warna: hiperemi, sinus (+) pada yg kronis
Deformitas (-)
b. Feel:
Suhu teraba hangat
Nyeri tekan (+)
Length: dbn
Sensorik: dbn
c. Move:
Krepitasi (-)
Nyeri (+)
Range of Movements:
1) Ada penurunan atau tidak?
2) Jika ada, pada saat melakukan movement yang mana & pada ekstremitas mana?
Motorik: dbn
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Lab
WBC meningkat (sampai 30.000)
LED meningkat
Titer antibodi antistafilokokus meningkat
b. Radiologis
Foto polos tak tampak apa-apa dalam 10 hari pertama; mungkin hanya tampak
pembengkakan jaringan lunak
USG untuk tau apakah ada efusi pada sendi atau tidak
DIAGNOSIS BANDING
- Selulitis
- Demam Reumatik (RA)
TATALAKSANA
1. Istirahat lokal
2. Analgesik
3. Antibiotik penyebab utama Stafilokokus aureus (bakter Gram +)
Antibiotik diberikan selama 3-6 minggu dan sampai 2 minggu setelah LED normal
4. Drainase Bedah
Syarat: Jika dalam 24 jam pengobatan lokal & sistemik gagal, tak ada perbaikan umum
Pus subperiosteal dieavkuasi untuk kurangi tekanan intraoseus + kultur kuman
Drainase dilakukan beberapa hari dgn menggunakan NaCl 0.9% dan antibiotik
KOMPLIKASI
Osteomielitis kronis
7
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
OSTEOMIELITIS KRONIS
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Demam dan nyeri lokal yang hilang timbul menahun
Riwayat osteomielitis
Riwayat operasi tulang
2. Pemeriksaan Fisik
a. Look:
Kulit warna: normal, sinus (+)
Deformitas (-)
b. Feel:
Suhu teraba normal
Nyeri tekan (+)
Length: dbn
Sensorik: dbn
c. Move:
Krepitasi (-)
Nyeri (+)
Range of Movements:
1) Ada penurunan atau tidak?
2) Jika ada, pada saat melakukan movement yang mana & pada ekstremitas mana?
Motorik: dbn
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Lab
WBC meningkat
LED meningkat
Titer antibodi antistafilokokus meningkat
Kultur pus yg keluar
b) Radiologis
Foto Polos:
- Kavitas (involukrum) dgn sekuestrum di tengahnya
- Tanda porosis & sklerosing tulang
- Elevasi periosteum
CT Scan/MRI sejauh mana kerusakan tulang telah terjadi
TATALAKSANA
1. Antibiotik bukan mengobati! Hanya utk cegah penyebaran lebih luas & kontrol eksaserbasi akut
2. Operatif: Debridemen harus dikerjakan
Dikerjakan setelah eksaserbasi akut terlewati & telah diberikan antibiotik yg adekuat
KOMPLIKASI
Fraktur Patologis
Kerusakan epifisis gangguan pertumbuhan
8
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
SPONDILITIS TB
PATOGENESIS
Infeksi berawal dari bagian sentral atau anterior korpus (body) vertebra
Hiperemi & eksudasi = osteoporosis & perlunakan korpus
Kerusakan korpus vertebra, diskus intervertebralis, vertebra sekitar
Kerusakan pada bagian depan kifosis
Eksudat akan menyebar juga pada servikal akan protrusi ke depan: abses retrofaring
Ada 5 stadium:
1. Stadium Implantasi
Bakteri masuk ke tulang klo imunitas buruk, bisa duplikasi
1.5 – 2 bulan
2. Destruksi Awal
Destruksi korpus + kerusakan minimal intervertebral disc
0.5 – 1.5 bulan
3. Destruksi Lanjut
Destruksi masif: kolaps vertebra + kerusakan intervertebral disc
Terbentuk massa kaseosa + pus paravertebra COLD ABSCESS
2 thn setelah destruksi awal
4. Gangguan Neurologis
Akibat tekanan abses di medula spinalis
Ada 4 derajat
Derajat I: kelemahan tungkai bawah muncul setelah aktivitas lama
Derajat II: kelemahan tungkai (+), aktivitas normal (+)
Derajat III: kelemahan tungkai (+), aktivitas normal (-), hipesthesia (+)
Derajat IV: kelemahan tungkai + hipesthesia + gangguan defekasi & miksi
5. Deformitas Residual
Gibus/kifosis
35 thn setelah stadium implantasi
9
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Gejala TB demam malam, batuk, keringat malam, makin kurus, anoreksia
Gejala Spondilitis gangguan menelan (abses retrofaring), gejala motorik (paraparese) & sensorik
2. Pemeriksaan Fisik
a) Look:
Kulit Warna, Permukaan, Sikatrik, Sinus
Deformitas Kifosis, Gibus
b) Feel
Suhu kulit
Nyeri tekan
ROM: tde
Sensorik: hipestesi/anestesi
+++ Kontur tulang Gibus
c) Move
Krepitasi (-)
Nyeri pergerakan
ROM Sendi spinal:
- Flexi = normal 80o
- Ekstensi = normal 30 o
- Fleksi Lateral = normal 35 o
- Rotasi = normal 45 o
Motorik: Parese/Plegi
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Lab
Leukosti naik
LED naik
Uji mantoux (+)
Sputum BTA
b) Radiologis
Foto Thorax PA gambaran TB paru
Foto Servikal, Thorako-Lumbal (AP & Lateral):
- Servikal = abses paravertebral memberikan gambaran sarang burung (Bird’s nest)
- Thorakal = abses berbentuk bulbus
- Lumbal = abses berbentuk fusiform
CT Scan/MRI + Mielografi untuk mengetahui penekana medulla spinalis
TATALAKSANA
1. Konservatif
Bed rest
Perbaiki KU
Pasang Brace baik pre op & post op
Pemberian OAT
2. Operatif
3 minggu sebelum operasi pasien diberikan OAT terlebih dahulu
Indikasi:
Cold abscess debridemen + drainase bedah
Paraplegia laminektomi = pasang spine
Kifosis fusi posterior atau operasi radikal (??????)
10
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
ETIOLOGI
1. Defek fetal ketidakseimbangan otot invertor dan evertor
Invertor (supinasi sendi talotarsalis) = Semua otot di kompartemen Anterior, Dorsal Superfisial & Dorsal
Profunda (kecuali Extensor digitorum longus) Tibialis anterior, Extensor hallucis longus, dst
Evertor (pronasi sendi talotarsalis) = Fibularis peroneus longus & brevis
KLINIS
1. Adduksi kaki depan (forefoot) terhadap kaki belakang (hindfoot)
2. Inversi kaki depan (forefoot)
3. Heel Varus
4. Equinus
5. Pengecilan otot betis & peroneus
TATALAKSANA
1. Konservatif:
Selama 6 minggu pemasangan gips secara bertahap selama 3-4 bulan, diganti tiap 1-2 minggu agar
tak mengganggu pertumbuhan kaki
Setelah 6 minggu jika deformitas masih ada: Operatif
2. Operatif:
Pemanjangan komponen medial kaki: tendon Tibialis Posterior, Flexor Digitorum, Flexor Hallucis
Longus
Setelah operasi pemasangan gips selama 3-4 bulan
Setelah gips pemasangan bidai Denis Browne
11
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
SEPTIC ARTHRITIS
PENDAHULUAN
Definisi: radang pada sendi akibat adanya infeksi oleh mikroorganisme
Disebabkan oleh: S. aureus yang paling sering
Sendi yg paling sering terkena (pada anak & dewasa):
- Sendi lutut (45-56%)
- Sendi panggul (16-38%)
FAKTOR PREDISPOSISI
Diabetes melitus
Obat imunosupresi
Pasien hemodialisis
Faktor lokal: sendi prostetik, infeksi kulit, operasi sendi, trauma sendi, osteomielitis
PATOGENESIS
Sinovium merupakan struktur yang kaya dengan vaskular yang kurang dibatasi oleh membran basal,
memungkinkan mudah masuknya bakteri secara hematogen.
Di dalam ruang sendi, lingkungannya sangat avaskular (karena banyaknya fraksi kartilago hyalin) dengan
aliran cairan sendi yang lambat, sehingga suasana yang baik bagi bakteri berdiam dan berproliferasi.
Sumber infeksi:
1. Hematogen
Kebanyakan kasus
Terjadi pada 55% kasus dewasa dan 90% pada anak-anak
Sumber bakteremia:
a. Infeksi atau tindakan invasif pada kulit, saluran nafas, saluran kencing, rongga mulut
b. Pemasangan kateter intravaskular (pemasangan vena sentral)
c. Injeksi obat intravenus
12
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Umum: Demam, malaise, anoreksi, ada faktor predisposisi
Lokal: nyeri sendi yg muncul saat istirahat maupun bergerak aktif/pasif, pembengkakan sendi,
penurunan kemampuan gerak sendi
2. Pemeriksaan Fisik
a. Look
Kulit: eritema, sinus (+)/(-)
Deformitas: (-)
b. Feel
Suhu: hangat (+)
Nyeri tekan: (+)
Length: dbn
Sensorik: dbn
c. Move
Krepitasi: (-)
Nyeri: (+) baik aktif maupun pasif
ROM: menurun
Motorik: dbn
3. Penunjang
a. Lab
1) WBC, LED meningkat
2) Kultur darah: (+) pada 70% kasus
3) Aspirasi cairan sendi:
Tampak keruh
Leukosit >50.000/mm3 dominan PMN
Pengecatan gram: coccus Gram (+)
Kultur (+)
b. Radiologis
Tahap awal: dbn, atau pembengkakan kapsul sendi ditandai dgn pelebaran ruang sendi
Dalam 1-2 minggu: ruang sendi menyempit akibat destruksi kartilago
TERAPI
Tujuan:
1. Dekompresi sendi
2. Sterilisasi sendi
3. Restore fungsi sendi
a) Non farmaklogis:
Istirahatkan sendi
b) Farmakologis:
1. Antibiotik
Antibiotik IV selama 2 minggu
Antibiotik oral selama 1-4 minggu
2. Drainase: dengan cara diaspirasi 2-3 kali sehari
13
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
14
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
3. Fraktur Galeazzi
Fraktur pada bagian distal radius
Dislokasi sendi radio ulna distal
4. Fraktur Montegia
Fraktur pada bagian proksimal ulna
Dislokasi sendi radio ulna proksimal
TULANG
1. Vaskularisasi
a) Arteri
Arteri Periosteal: arteri masuk menembus periosteum sampai ke korteks tulang & berlanjut ke
Havarsian canal & Volkman’s canal
Arteri Nutrient: arteri masuk secara oblik ke dalam medulla tulang & tulang spongiosa
Arteri Metafisial: utk metafisis tulang
Arteri Epifisial: utk epifisis tulang
b) Vena
Vena Periosteal
Vena Nutrient
2. Sistem Limfatik
Pembuluh limfatik ada di periosteum
3. Inervasi
Nervus Periosteal: ada di sepanjang periosteum yg sensitif terhadap robekan & tension
SENDI
1. Vaskularisasi
Arteri artikular: berasal dari pembuluh darah di sekitar sendi arteri-arteri ini membentuk anastomosis
(network)
2. Inervasi
Nervus Artikular: Nerve endings banyak di kapsul sendi; propriosepsi informasi mengenai
pergerakan & posisi bagian tubuh
Hilton’s law: nervus yg mensuplai sendi juga mensuplai otot yg menggerakkannya dan kulit yang
menutupi sendi tersebut
15
Persiapan Ujian Orthopedi
(M. Rachmat Sulthony)
16