A. Latar Belakang
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan
bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapat pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat,dan kemampuannya. Pemberlakukan Kurikulum 2013 yang
merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2006. Hasil kajian pelaksanaan Kurikulum 2013
menunjukkan bahwa salah satu kesulitan pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013
adalah dalam perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, pemanfaatan dan pelaporan penilaian. Pada
perencanaan penilaian, pendidik kesulitan merumuskan indikator instrumen penilaian,
menentukan teknik penilaian yang tepat sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan,
mengembangkan butir-butir instrumen penilaian dan rubrik penilaian. Pada pelaksanaan
penilaian, pendidik kesulitan melakukan penilaian sikap dengan berbagai teknik penilaian dalam
waktu yang terbatas. Pendidik juga mengalami kesulitan dalam mengolah dan mendeskripsikan
capain hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Satuan pendidikan mengalami kesulitan dalam menentukan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), merumuskan kriteria kenaikan kelas, dan kriteria kelulusan peserta didik.
Permasalahan lain yang sering muncul adalah penetapan KKM dan secara teknis menerapkannya
pada setiap Kompetensi Dasar (KD) sebagai kompetensi minimal untuk selanjutnya menjadi
KKM mata pelajaran. Di samping itu, pendidik mengalami kesulitan dalam menentukan nilai
hasil remedial berkaitan dengan KKM. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi yang
menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan
menetapkan KKM dengan analisis dan memperhatikan mekanisme, yaitu prinsip dan langkah-
langkah penetapan.
Kenyataan dilapangan guru dalam menetapkan KKM tidak berdasarkan analisis dan tidak
memperhatikan prinsip serta langkah-langkah penetapan, oleh karena itu perlu ada kegiatan pada
awal tahun pelajaran yang dapat memberikan informasi kepada guru yang dijadikan pedoman
dalam penetapan KKM.
Dari gambaran kondisi Guru di SD Negeri 2 Kudap Kecamatan Tasik Putri Puyu
Kabupaten Kepulauan Meranti hampir 75 % ( 13 ) orang guru belum mampu menyusun dan
menetapkan kriteria ketuntasan minimal ( KKM) berdasarkan kurikulum 2013, maka perlu
pemecahan masalah dalam rangka peningkatan kemampuan guru dalam menetapkan kriteria
ketuntasan minimal ( KKM) melalui kegiatan pelatihan atau workshop yang dilaksankan di SD
Negeri 3 Mengkopot Kecamatan Tasik Putri Puyu Tahun Pelajaran 2019/2020.
B. Tujuan
2. Pelaksanaan
Dilaksanakan 17 Juli 2019 di SD Negeri 2 Kudap Kecamatan Tasik Putri Puyu Kabupaten
Kepulauan Meranti pukul 08.00 sampai 12.00.
4. Refleksi
a. Mencermati setiap tahapan yang telah dilakukan
b. Mencermati hasil monev dari kepala sekolah atau guru senior
c. Menganalisis hasil yang telah dan belum dicapai dengan proses tindakan yang telah
dilakukan, kemudian membuat rekomendasi untuk ditindak lanjuti secara mandiri dan
berkelanjutan.
5. Tindak lanjut
Jika hasil refleksi belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, maka
perlu disusun rencana tindak secara mandiri dan berkelanjutan berdasarkan kelemahan
atau kekurangan. Jika hasil refleksi telah mencapai indikator yang ditetapkan, siklus
kedua juga dapat terus dilakukan dengan meningkatkan atau menambah indikator
keberhasilan.
G. Penutup
Demikianlah Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dibuat, semoga dapat berjalan
sesuai yang diharapkan. Semoga Allah SWT meredoi, Amin YRA.