Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Data Umum

1. Keadaan Geografis

1.1 Luas Wilayah

Puskesmas Alalak Tengah terletak di Jalan HKSN Komplek AMD Permai

RT.23 No.1 Kelurahan Alalak Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara. Luas

wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah 4,45 Km2, dan wilayah kerja Puskesmas

Alalak Tengah terdiri dari 2 (dua) Kelurahan, yaitu:

a. Kelurahan Alalak Tengah : 1,15 km2

b. Kelurahan Alalak Utara : 3,30 km2

1.2 Batas Wilayah

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah adalah sebagai berikut:

a. Kelurahan Alalak Tengah

1) Sebelah Utara dengan Sungai Barito dan Sungai Alalak

2) Sebelah Selatan dengan Kelurahan Alalak Selatan, Kelurahan Kuin

Utara dan Kelurahan Pangeran.

3) Sebelah Barat dengan Sungai Barito

4) Sebelah Timur dengan Kelurahan Sei. Miai

b. Kelurahan Alalak Utara

1) Sebelah Utara dengan Kabupaten Barito Utara

2) Sebelah Selatan dengan Kelurahan Kuin Utara dan Kelurahan

Pangeran
1
2

3) Sebelah Barat dengan Kelurahan Alalak Tengah dan Kelurahan

Alalak Selatan

4) Sebelah Timur dengan Kabupaten Barito Kuala

c. Jumlah Rukun Tetangga

1) Kelurahan Alalak Tengah : 25 RT

2) Kelurahan Alalak Utara : 46 RT

Informasi mengenai batas batas wilayah membantu mengetahui perbatasan

dengan daerah yang padat penduduk atau tidak, mengetahui berbatasan dengan

bangunan yang menjadi sumber pencemaran lingkungan atau tidak, mengetahui

apakah berbatasan dengan daerah endemis, dan mengetahui apakah termasuk

wilayah endemis penyakit-penyakit tertentu.

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah


3

1.3 Keadaan Tanah dan Iklim

Secara geografis Puskesmas Alalak Tengah terletak pada ketinggian 0,16

meter diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 2000-3000 mm/tahun.

Kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-rawa. Sebagian besar wilayah Kelurahan

Alalak Tengah dan Kelurahan Alalak Utara merupakan dataran rendah dan dilalui

sungai-sungai. Iklim yang berpengaruh adalah musim penghujan dan musim

kemarau. Faktor keadaan iklim berpengaruh terhadap munculnya penyakit seperti

ISPA yang merupakan salah satu penyakit terbanyak di puskesmas Alalak Tengah.

Selain itu penyakit Diare, DBD (Demam Berdarah Dengue) yang cenderung

dipengaruhi akan iklim dan mewabah dimusim musim tertentu.

1.4 Jangkauan Transportasi

Berdasarkan letak Puskesmas Alalak Tengah, maka jarak tempuh wilayah

kerja puskesmas dari yang terjauh ± 20 menit. Seluruh wilayah kerja puskesmas

dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4. Jalan menuju

Puskesmas sebagian besar sudah di aspal, namun karena terletak di dalam komplek

dan jauh dari mulut jalan sehingga agak sulit untuk menemukan bagi pasien yang

datang pertama kali ke Puskesmas Alalak Tengah. Sarana transportasi masyarakat

menggunakan jalan darat. Berdasarkan hal tersebut, disimpulkan bahwa

transportasi menuju Puskesmas Alalak mudah dijangkau.

2. Distribusi Penduduk

Data penduduk pada tahun 2018, di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah

menurut laporan Badan Pusat Statistik Banjarmasin, adalah sebagai berikut:


4

Tabel 1.1 Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2018
Kelurahan Jumlah
Alalak Tengah 10.017 jiwa
Alalak Utara 25.200 jiwa
Total 35.217 jiwa
(Sumber: Profil Puskemas Alalak Tengah tahun 2018)

Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan jumlah penduduk yang dibagi

atas luas wilayah sehingga di dapat jumlah penduduk tiap 1 km2. Menurut undang-

undang No 5 tahun 1960, tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah dapat

dikelompokan menjadi empat kategori yaitu:

Tidak padat : kepadatan penduduk mencapai 50 orang/km2

Kurang padat : kepadatan penduduk mencapai 51 - 250 orang/km2

Padat : kepadatan penduduk mencapai 250 - 400 orang/km2

Sangat padat : kepadatan penduduk melebihi 401 orang/km2

Tabel 1.2 Kepadatan Penduduk di Wilayah Kerja PKM Alalak Tengah Tahun
2018
No Kelurahan Luas Banyaknya Kepadatan (/Km2)
(Km2) Penduduk
1 Alalak Tengah 1.15 10.017 jiwa 8.710,4
2 Alalak Utara 3.30 25.200 jiwa 7.636,3
Total 4.45 35.217 jiwa 7.913,9
(Sumber: Kantor Statistik Banjarmasin tahun 2018)

Tingkat kepadatan penduduk pada wilayah kerja puskesmas Alalak Tengah

tergolong dalam sangat padat karena melebihi 401 orang/km2 (8.710,4 orang/km2

di Alalak Tengah dan 7.636,3 orang/km2 di Alalak Utara).

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah tahun 2018

adalah 35.217 jiwa dengan perincian berdasarkan wilayah kerja Puskesmas sebagai

berikut :
5

a. Berdasarkan Jenis kelamin

Distribusi Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin tersaji pada Tabel


1.3 dibawah ini:

Tabel 1.3 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas
Alalak Tengah Tahun 2018
Jumlah Penduduk
Jumlah
No Kelurahan
(jiwa)
Laki-Laki Perempuan

1 Alalak Tengah 5.027 4.947 10.017 jiwa


2 Alalak Utara 12.727 12.516 25.069 jiwa
Jumlah 17.754 17.463 35.217 jiwa

30,000 Laki-Laki Perempuan Jumlah


25,069
25,000

20,000

15,000 12,629 12,440


10,000
10,000
5,044 4,956
5,000

0
Kel. Alalak Tengah Kel. Alalak Utara

Gambar 1.2 Grafik Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah


Kerja Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2018

b. Berdasarkan Agama

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan agama di wilayah kerja puskesmas

Alalak Tengah pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:


6

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak
Tengah Tahun 2018
No Agama Jumlah
Alalak Tengah Alalak Utara
1 Islam 9.973 24.637
2 Kristen Katolik 7 61
3 Kristen Protestan 15 290
4 Hindu 2 27
5 Budha 3 54

Dari data ini, dapat membantu kita dalam hal pelaksanaan program

kesehatan misalnya di kelurahan Alalak Utara dan kelurahan Alalak Tengah,

agama yang mendominasi adalah Islam sehingga media yang dapat dimanfaatkan

untuk pelaksaan penyuluhan bisa dilakukan di masjid dengan tokoh alim ulama di

desa setempat.

c. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah kerja

puskesmas Alalak Tengah tahun 2018 sebagai berikut:

Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja


Puskesmas Alalak Tengah 2018
No. Tingkat Pendidikan Alalak Tengah (Jumlah) Alalak Utara (Jumlah)
1 SD/MI 1800 4125
2 SMP/MTS 1986 3002
3 SMA/MA/SMK 2689 5328
4 Diploma II 358 1216
5 Diploma III 489 1186
6 Diploma IV/S1 1304 3015
7 S2/S3 8 348
8 Tidak Memiliki Ijazah 565 5012

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat

paling banyak adalah lulusan SLTA. Kedua hal yang ini menjadikan adanya

keuntungan ataupun tantangan yang dimiliki puskesmas terutama dalam hal

promosi kesehatan, sehingga diperlukan strategi yang baik untuk mencapai tujuan
7

promosi kesehatan serta berguna sebagai pertimbangan dalam membina kader

penerus bangsa guna membantu pengembangan wilayah tersebut terutama terkait

dengan kesehatan di wilayah masing-masing. Selain itu, hal tersebut juga berfungsi

untuk memperkirakan kesadaran dan pengetahuan masyarakat. Dalam bidang

kesehatan terutama berhubungan dengan visi misi puskesmas biasanya gencar

diadakan upaya penyuluhan kesehatan. Upaya penyuluhan dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan dan usia masyarakat yang nantinya mengarah pada materi penyuluhan

yang sesuai dengan keadaan.

d. Berdasarkan Pekerjaan

Jumlah penduduk berdasarkan Pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Alalak

Tengah tahun 2018

Tabel 1.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Alalak Tengah


Tahun 2018
No Uraian Jumlah Persen
1 Tidak/belum bekerja 275 2,75 %
2 Ibu Rumah Tangga 785 7,85 %
3 Pelajar/mahasiswa 1706 17,06 %
4 Pensiunan 408 4,08 %
5 TNI 57 0,57 %
6 POLRI 28 0,28 %
7 Swasta 2897 28,97 %
8 Buruh 1890 18,9 %
9 Guru/ Dosen 208 2,08 %
10 PNS 1734 17,34 %
11 Lain-lain 12 0,12 %
JUMLAH 10.000
(Sumber: Profil Kelurahan Alalak Tengah Tahun 2018)
8

Tabel 1.7 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Alalak


Utara Tahun 2018
No Uraian Jumlah Persen
1 Tidak/belum bekerja 2087 8,33 %
2 Ibu Rumah Tangga 3809 15,19 %
3 Pelajar/mahasiswa 5028 20 %
4 Pensiunan 508 2,03 %
5 TNI 101 0,40 %
6 POLRI 250 0,99 %
7 Swasta 5722 22,83 %
8 Buruh 3882 15,49 %
9 Guru/ Dosen 1087 4,34 %
10 PNS 2086 8,32 %
11 Lain-lain 509 2,03 %
JUMLAH 25.069
(Sumber: Profil Kelurahan Alalak Utara Tahun 2018)

Berdasarkan data diatas sebagian besar mata pencaharian penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah adalah adalah sebagai pekerja swasta

diikuti dengan buruh sebagai peringkat kedua terbanyak.

e. Berdasarkan kelompok umur

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di wilayah kerja

puskesmas Alalak Tengah pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.8 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Alalak


Tengah Tahun 2018
No Uraian Laki- Perempuan Jumlah Sex Ratio
laki (%)

1 0 – 4 th 501 300 801 167 %


2 5 – 9 th 603 400 1003 150,75 %
3 10 – 14 th 583 486 1069 119,96 %
4 15 – 19 th 626 799 1425 78,35 %
5 20 – 29 th 687 812 1499 84,61 %
9

6 30 – 59 th 1626 1816 3442 89,54 %


7 Diatas usia 418 343 761
65th 121,87 %

8 Jumlah 5044 4956 10.000

Usia Produktif 71 %

Dependency Ratio 57 %

Sex Ratio 101,78 %

Dari tabel diatas didapat usia produktif sebesar 71% yang artinya lebih dari
setengah dari mayoritas penduduk dalam usia produktif (usia 15-64 tahun).
Dependency ratio di kelurahan Alalak tengah adalah 57% yang artinya
perbandingan antara usia produktif dan tidak produktif di Kelurahan Alalak
tengah hampir sama. Hal ini dapat diartikan baik karena usia produktif yang
presentasinya lebih banyak dapat memiliki peluang untuk meningkatkan
pertumbuhan produktifitas masyarakat. Sedangkan sex adalah 101,78% dapat
diartikan jumlah laki-laki lebih banyak dibanding wanita, hal ini dapat dikatakan
baik dikarenakan laki-laki merupakan tulang punggung dari keluarga. Pada grafik
dibawah, dijelaskan kategori usia berdasar jenis kelamin.

Tabel 1.9 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Alalak


Utara Tahun 2018
No Uraian Laki- Perempuan Jumlah Sex Ratio
laki (%)

1 0 – 4 th 930 907 1837 102,54 %


2 5 – 9 th 816 1115 1931 73,18 %
3 10 – 14 th 1006 1300 2306 77,38 %
4 15 – 19 th 2118 1806 3924 117,28 %
5 20 – 29 th 3418 3286 6704 104,02 %
6 30 – 59 th 3601 3582 7183 100,53 %
10

7 Diatas usia 740 444 1184


65th 166,67 %

8 Jumlah 12629 12440 25.069

Usia Produktif 75 %

Dependency ratio 38 %

Sex Ratio 101,52 %

Dari tabel diatas didapatkan usia produktif sebesar 75% yang artinya sebagian

besar penduduk di Kelurahan Alalak Tengah lebih dari setengah dari mayoritas

penduduk dalam usia produktif (usia 15-64 tahun). Dependency ratio di kelurahan

Alalak tengah adalah 38% yang artinya, perbandingan antara usia produktif dan

tidak produktif di Kelurahan Alalak tengah sangat berbeda. Hal ini dapat diartikan

kurang baik atau negatif karena usia produktif yang presentasinya lebih sedikit yang

dapat memiliki peluang untuk meningkatkan pertumbuhan produktifitas

masyarakat berkurang. Sedangkan sex ratio antara laki-laki dan perempuan adalah

101,52 % yang dapat diartikan jumlah laki-laki lebih banyak dibanding wanita, hal

ini dapat dikatakan baik dikarenakan laki-laki merupakan tulang punggung dari

keluarga. Pada grafik dibawah ini, dijelaskan tentang jumlah masyarakat di

Kelurahan Alalak Utara pada setiap kategori usia berdasarkan jenis kelamin.
11

Kelurahan Alalak Tengah


2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0-4 5-9 10 - 14 15-19 20-29 30-59 65
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
laki-laki perempuan keatas

Gambar 1.3. Grafik Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja Puskesmas
Alalak Tengah Tahun 2018

Kelurahan Alalak Utara


4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0-4 5-9 10 - 14 15-19 20-29 30-59 65
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
laki-laki perempuan keatas

Gambar 1.4. Grafik Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja Puskesmas
Alalak Utara Tahun 2018

Usia produktif dalam suatu produktif yang dapat dihitung dengan rumus

berikut:
12

𝑃15−64
𝑈𝑠𝑖𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
Keterangan:
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui dependency ratio atau

rasio beban tanggungan atau disebut juga rasio tanggungan keluarga

menggunakan rumus berikut:

𝑃0−14 + 𝑃65+
𝐷𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100%
𝑃15−64
Keterangan:
P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)
Dependency ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak

produktif (penduduk usia muda dan penduduk usia lanjut) dengan jumlah

penduduk usia produktif.

Berdasarkan data yang tersedia, dapat dilakukan perhitungan sex ratio, yaitu

angka yang menunjukkan perbandingan antara penduduk laki-laki dengan

penduduk perempuan dalam suatu wilayah/negara.

Sex Ratio = jumlah penduduk laki-laki x 100


jumlah penduduk perempuan

3. Sarana Prasarana

Sarana prasarana yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah

pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:


13

a. Fasilitas pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah

Tabel 1.10 Fasilitas Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah

No Kelurahan Sekolah
PAUD SD SMP SMA UNIV/PT
1 Alalak Tengah 5 4 2 1 0
2 Alalak Utara 9 6 3 3 1
Jumlah 14 10 5 4 1
(Sumber:Laporan Tahunan Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2018)

b. Fasilitas umum di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah

Tabel 1.11 Data Fasilitas Umum di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah tahun 2018
No Fasilitas Umum Alalak Tengah Alalak Utara
1 Masjid 1 2
2 Langgar/ Mushola 13 18
3 Bengkel 1 3
4 Bangsaw 50 20
5 Industri Makanan 11 20
6 Pasar 2 1
7 Warung Makan 19 26
8 Kios 20 35
9 Warnet 3 7
10 Lapangan 1 3
Olahraga

4. Data Dasar Puskesmas Alalak Tengah

a. Visi

Kayuh Baimbai Menuju Banjarmasin BAIMAN (Bertaqwa, Aman, Indah,

Maju, Amanah dan Nyaman)

b. Misi

Misi Puskesmas Alalak Tengah adalah:


14

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan

berkeadilan

2. Membangun profesionalisme dengan memberikan pelayanan kesehatan yang

optimal baik bagi individu, keluarga, dan masyarakat

3. Mendorong kemandirian perilaku sehat bagi masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Alalak Tengah

4. Menggerakkan peran aktif masyarakat dalam mewujudkan lingkungan sehat

c. Moto Puskesmas

“ASRI”

- Aman dalam melaksanakan pelayanan

- Sopan dalam bertindak

- Ramah dalam bersikap

- Integritas dalam bekerja

d. Sumber Daya Puskesmas

Puskesmas Alalak Tengah merupakan tempat pelayanan kesehatan dalam


wilayah kerjanya mempunyai sarana kesehatan masyarakat sebagai berikut
a. Gedung Puskesmas Lantai 1
 Ruangan Loket Umum
 Ruangan BP Anak
 Ruangan BP Dewasa
 Ruangan Apotik
 Ruangan gudang apotek
 Ruangan gudang barang
15

 Ruangan KIA
 Ruangan Konsultasi Gizi
 Ruangan Laktasi
 Ruangan PKPR
 WC umum dan WC pegawai
b. Gedung Puskesmas Lantai 2
 Ruangan Kepala Puskesmas
 Ruangan Tata Usaha
 Ruangan laboratorium
 Ruangan Kesehatan Lingkungan
 Ruangan Poli Gigi
 Ruangan dapur & WC pegawai
 Ruangan aula pertemuan

Gambar 1.5 Denah Gedung Puskesmas Alalak Tengah Lantai 1


16

Gambar 1.6 Denah Gedung Puskesmas Alalak Tengah Lantai 2

e. Tenaga kerja, sarana prasarana dan sumber dana

1. Tenaga Kerja

Berikut adalah jumlah dan rincian tenaga kerja di Puskesmas Alalak Tengah

pada tahun 2018 :

Tabel 1.12 Ketenagaan di Puskesmas Alalak Tengah

No Jenis Ketenagaan Jenis Pendidikan Jumlah


1 Dokter Umum SI 2 orang
2 Dokter Gigi S1 1 orang
3 Apoteker SI 1 orang
4 Gizi D III 2 orang
5 Bidan Kebidanan 1 orang
D III Kebidanan 5 orang
D4/S1 Kebidanan 1 orang
6 Perawat Gigi D III 3 orang
7 Perawat SPK 0 orang
D III 8 orang
8 Asisten Apoteker SMIF 2 orang
9 Tenaga Kesling D III 2 orang
10 Tenaga Laboratorium D4/S1 Analis 2 orang
11 Tenaga Nonnakes D III 3 orang
SMA 3 orang
17

Gambar 1.7 Struktur Organisasi Puskesmas Alalak Tengah

2. Sarana Prasarana

Sarana kesehatan dan sarana pendukung yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Alalak Tengah terdiri dari :

a. Puskesmas Pembantu (Pustu)

 Pustu Alalak Tengah

b. Posyandu Balita

 Kelurahan Alalak Tengah : 6 posyandu

 Kelurahan Alalak Utara : 9 posyandu

c. Posyandu Lansia

 Kelurahan Alalak Tengah : 2 posyandu

 Kelurahan Alalak Utara : 1 posyandu

d. Posbindu

 Kelurahan Alalak Tengah : 1 posbindu


18

 Kelurahan Alalak Utara : 1 posbindu

e. Bangunan Fisik

 Puskesmas Induk :1 buah

 Puskesmas Pembantu : 1 buah

 Rumah Dinas :3 buah

 Jumlah : 5 buah

f. Sarana Transportasi

 Kendaraan Roda Empat :1 buah

 Kendaraan Roda Dua :3 buah

 Jumlah : 4 buah

Dari data di atas jumlah posyandu balita dan lansia disesuaikan dengan

jumlah balita dan lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Jumlah posyandu

ideal menurut Departemen Kesehatan yaitu 1 posyandu untuk 100 balita atau

lansia, di wilayah kerja sendiri jumlah balita ada sekitar 1481(2368) balita

sedangkan jumlah posyandu balita ada 15. Melihat data tersebut maka jumlah

posyandu ini sudah sesuai dengan pedoman dari departemen kesehatan. Jumlah

posyandu lansia yang berada di wilayah kerja puskesmas Alalak Tengah masih

belum ideal jika disesuaikan dengan literatur dari Depkes tentang posyandu,

dimana 1 posyandu untuk 100 lansia, Puskesmas Alalak Tengah hanya memiliki

3 posyandu lansia dengan jumlah lansia sebanyak 1.277 jiwa.


19

3. Sumber Dana

Pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah pada

Tahun 2018 dibiayai dari berbagai sumber penganggaran antara lain APBD Kota

Banjarmasin dan APBN. Untuk anggaran kesehatan bersumber dari APBD Kota

Banjarmasin pada Tahun 2018 sebesar Rp.151.338.000,- dan bersumber dari APBN

pada Tahun 2018 sebesar Rp. 440.457.000,-. Angsuran kesehatan dari BPJS/ JKN

untuk Puskesmas Alalak Tengah Kota Banarmasin tahun 2018 sebesar

Rp.604.469.000,-. Pengembalian retribusi untuk Puskesmas Alalak Tengah Kota

Banjarmasin tahun 2018 adalah sebesar Rp.26.754.000,-

f. Program Kerja

Program kerja Puskesmas Alalak Tengah meliputi:

1. Program Upaya Kesehatan Wajib:

1. Upaya Promosi Kesehatan

a. Penyuluhan PHBS

b. Penyuluhan

c. Posyandu

d. Pembinaan UKS

e. Kelurahan Siaga Aktif

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

a. Inspeksi dan pengawasan SAB

b. Pengawasan Kualitas air bersih (PDAM)

c. Pembinaan TPM

d. Pengawasan kualitas air minum


20

e. Pemeriksaan sampel makanan

f. Inspeksi TPS

g. Pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan

h. Inspeksi sanitasi TTU

i. Pengawasan sanitasi TTU memenuhi syarat

j. Kunjungan ke klinik Sanitasi

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

a. Pelayanan Kesehatan Bumil sesuai standar untuk kunjungan lengkap

b. Drop Out K4 – K1

c. Pelayanan persalinan oleh Nakes yang mempunyai kompetensi bidan

d. Pelayanan Nifas lengkap (ibu dan neonates sesuai standar (KN3)

e. Penanganan dan atau rujukan Bumil resiko tinggi

f. Penanganan dan atau rujukan neonates resiko tinggi

g. Cakupan BBLR ditangani di MTBM

h. Cakupan kunjungan bayi

i. Cakupan kunjungan neonates Pertama (KN 1)

j. Pelayanan deteksi dan stimukasi dini tumbuh kembang balita

k. Pelayanan deteksi dan stimulasi tumbuh kembang anak pra sekolah

l. Pelayanan kesehatan anak SD oleh nakes atau tenaga terlatih/guru

UKS/dokter kecil

m. Cakupan pelayanan kesehatan remaja

n. Penjaringan anak sekolah

o. Akseptor KB Aktif Puskesmas (CU)

p. Akseptor aktif MKET dengan komplikasi


21

4. Upaya Perbaikan Gizi

a. Bumil KEK yang mendapat tambahan tablet tambah darah

b. Bumil mendapat tablet tambah darah

c. Bayi <6 bulan yang mendapatkan asi eksklusif

d. Bayi baru lahir mendapat inisiasi menyusui dini

e. Remaja putri yang mendapat tablet tambah darah

f. Pembinaan Kesehatan Bayi, Anak, dan Remaja

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

a. CDR TB Paru

b. Kesembuhan TB Paru

c. Konversi TB Paru

d. Imunisasi DPT 1 pada Bayi

e. Do=campak – DPT combo 1

f. Imunisasi hb 0-7 hari

g. Imunisasi campak bayi

h. Imunisasi LIL (lima imunisasi dasar lengkap)

i. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD

j. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3

k. Penemuan kasus diare di Puskesmas dan kader

l. Kasus diare ditangani oleh puskesmas dan kader dengan oral rehidrasi

m. Penemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat ditangan sesuai

standar

n. Angka bebas jentik nyamuk demam berdarah


22

o. Cakupan penyelidikan epidemiologi demam berdarah

p. Kasus DBD yang ditangani

q. Laporan STP

r. Laporan PWS KLB

2. Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) Pengembangan

1. Pelayanan Kesehatan Lansia

2. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat

3. Pelayanan Kesehatan Tradisional

4. Pelayanan Kesehatan Olah Raga

5. Pelayanan Kesehatan Indra

6. Pelayanan Kesehatan Jiwa

7. Pelayanan Kesehatan Kerja

3. Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ) .

1. Pelayanan pemeriksaan umum.

2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

3. Pelayanan KIA –KB yang bersifat UKP

4. Pelayanan tindakan

5. Pelayanan gizi yang bersifat UKP

6. Pelayanan persalinan

7. Pelayanan kefarmasian.

8. Pelayanan laboraturium.

4. Jaringan dan Jejaring Puskesmas

1. Pelayanan Puskesmas Pembantu.


23

2. Pelayanan Puskesmas Keliling.

3. Pelayanan Bidan Desa.

4. Posyandu balita, Posyandu lansia, Posbindu.

5. Pelayanan Administrasi Dan Tata Usaha

Program-program tersebut dilaksanakan di dalam gedung dan di luar gedung

puskesmas, yaitu dengan melaksanakan pelayanan dan pencatatan kegiatan serta

pelaporan hasil kegiatan.

B. Data Khusus

1. Penyakit dan Penggunaan Obat Terbanyak

Tabel 1.13 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2018

No Kode penyakit Nama Penyakit Jumlah kasus

1 J06 Infeksi Saluran pernapasan atas akut ytt 2017

2 K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 1346

3 M13 Artritis lainnya 694

4 I10 Hipertensi primer 639

5 R50 Demam yang tidak diketahui penyebabnya 621

6 A09 Diare dan gastroenteritis 553

7 K30 Dyspepsia 414

8 K08 Gangguan gigi dan jaringan penunjang lainnya 384

9 R51 Sakit kepala 357

10 K29,9 Gastroenteritis unspesifik 265


(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2018)
24

Tabel 1.14 10 Penggunaan Obat Terbanyak di Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2018
No Nama Obat Jumlah Pengeluaran
1 Paracetamol tablet 500 mg 34.840
2 Tablet tambah darah kombinasi 33.396
3 Amoksisilin kaplet 500 mg 19.158
4 Asam Askorbat (Vit C) Tablet 50 mg 18.990
5 Antasida doen tablet kombinasi 18.870
6 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg 18.119
7 Deksametason tablet 0,5 mg 16.699
8 Gliseril Guayakolat tablet 100 mg 16.506
9 Asam Mefenamat kaplet 500 mg 13.657
10 Vitamin B Komplek tablet 11.490

2. Upaya Pokok Puskesmas Alalak Tengah 2018

Tabel 1.15 Kegiatan dan capaian upaya pokok Puskesmas Alalak Tengah tahun
2018

 Upaya Promosi Kesehatan


Target
Pencapaian Cakupan
Sasaran
Variabel Target Satuan Sub
(T) (H)
Variabel
(SV)
Penyuluhan PHBS
1. Institusi 2 kali setahun/
48 48 100
Pendidikan sekolah
2. Institusi Sarana 2 kali setahun/
48 48 100
Kesehatan sarkes
3. Institusi Rumah 30% Rumah
1632 1632 100
Tangga Tangga
2 kali setahun/
4. Institusi TTU 30 30 100
TTU
2 kali setahun/
5. Institusi TTP 2 2 100
TTP
4 kali/ panti
6. Panti Asuhan 4 4 100
asuhan
7. Pesantren 4 kali/ pesantren 8 8 100
Penyuluhan
1. Keliling 12 kali/setahun 12 12 100
25

2. Kelompok 24 kali/setahun 24 24 100


Kelurahan Siaga 100% dari jumlah
0 0 0
Aktif kader posyandu
Tingkat Kemandirian
Posyandu
1. Posyandu Purnama 25% dari jumlah
4 0 0
dan Mandiri posyandu
2. Keaktifan kader 100% jumlah
80 80 100
Posyandu kader posyandu
Pembinaan UKS
1. Jumlah Sekolah yang
100% sekolah 24 24 100
melakukan UKS
2. Jumlah Dokter Kecil 10% / sekolah 13 13 100
3. Jumlah Dokter
10% / sekolah 7 7 100
remaja
4. Jumlah guru
1 orang/ sekolah 24 24 100
Pembina UKS
5. Kunjungan tenaga
7 kali/ sekolah 197 197 100
kesehatan ke sekolah

 Upaya Kesehatan Lingkungan


Target
Pencapaian Cakupan
Sasaran
Variabel Target Satuan Sub
(T) (H)
Variabel
(SV)
Penyehatan Air
1. Inspeksi Sanitasi Sarana
45% sarana 34 34 100
Air Bersih
Kelompok
2. Pembinaan Kelompok pemakai air yang
0 0 0
Masyarakat ada tahun
sebelumnya
3. Pengawasan Kualitas Air 96% dari titik
32 24 75
Bersih (PDAM) sampel
Hygiene dan Sanitasi
Makanan & Minuman
1. Pembinaan Tempat
26% Sarana 40 40 100
Pengelolaan Makanan
2. Pengawasan Kualitas Air
45% Sarana 20 20 100
Minum
Sampel makanan
3. Pemeriksaan Sampel
yg diperiksa tahun 20 20 100
Makanan
sebelumnya
26

Penyehatan Tempat
Pembangunan Sampah
dan Limbah
1. Inspeksi Tempat
100% Sarana 1 1 100
Pembuangan Sampah
2. Inspeksi Tempat
100% Sarana - - -
Pembuangan Akhir
Penyehatan Lingkungan
Pemukiman dan JAGA
1. Pemeriksaan Penyehatan
Lingkungan pada NT 1632 1632 100
Perumahan
Pengawasan Sanitasi
TTU
1. Inspeksi Sanitasi
80% Sarana 144 40 27.78
TTU
2. Sanitasi TTU
56% Sarana 7 0 0
Memenuhi Syarat
Pengamanan Tingkat
Pengolahan Pestisida
1. Inspeksi Sanitasi Sarana
70% Sarana 0 0 0
Pengelolaan Pestisida

2. Pembinaan Tempat
70% Sarana 0 0 0
Pengelolaan Pestisida
Klinik Sanitasi
20% dari jumlah
1. Kunjungan Ke kunjungan
206 206 100
Klinik Sanitasi berbasis
lingkungan

 Upaya KIA-KB
Target
Pencapaian Cakupan
Sasaran
Variabel Sub
(T) (H)
Variabel
(SV)

Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk KB

Kesehatan Ibu
1. Pelayanan Kesehatan
100%
Bagi Bumil Sesuai Standar 714 670 93.84
Bumil
untuk Kunjungan Lengkap
2. Drop Out K4-K1 10% Bumil 71 0 0.00
27

3. Pelayanan Persalinan oleh


Nakes yang mempunyai 100% Bulin 661 572 83.99
Komp-etensi Kebidanan
4. Pelayanan Nifas Lengkap
100%
(Ibu dan Neonatus) Sesuai 681 580 85.17
ibu/bayi
Standar (KN3)
5. Pelayanan dan atau
Rujukan Bumil Rujukan 20% Bumil 143 108 75.2
Bumil Risti/ komplikasi
Kesehatan Bayi
1. Penanganan dan atau 15%
Rujukan Neonatus Resiko Sasaran 95 9 9.47
Tinggi Bayi
2. Cakupan BBLR ditangani/ 100% Bayi
18 18 100
di MTBM BBLR
3. Cakupan Kunjungan Neo- 100%
636 545 85.7
natus Pertama (KN1) Neonatus
100% Bayi
4. Cakupan Kunjungan Bayi (Minimal 636 545 85.7
4kali)
Upaya Kesehatan Balita dan
Anak Pra Sekolah
1. Pelayanan Deteksi dan
100% Balita 636 521 81.92
Stimulasi Dini
2. Pelayanan Deteksi dan
100 % Anak
Stimulasi Dini Tumbuh 1334 1239 92.88
Pra Sekolah
Kembang Anak Pra Sekolah
Upaya Kesehatan Anak
Usia Sekolah dan Remaja
1. Pelayanan Kesehatan Anak
SD oleh Nakes atau Tenaga
Anak 315 315 100
Terlatih/ Guru UKS/ Dokter
Kecil
2. Cakupan Pelayanan 80%
5809 5305 91.3
Kesehatan Remaja Remaja
3. Penjaringan Anak Sekolah
a. Jumlah murid Kelas 1 SD
545 545 100
yang diperiksa
100%
b. Jumlah Murid Kelas 1
Jumlah 1051 1051 100
SMP/ SMA diperiksa
Kelas 1 SD,
28

SMP dan
SMA UKS

E. Pelayanan Keluarga
Berencana
1. Akseptor KB Aktif di
70%/ PUS 2726 1202 77,1
Puskesmas (CU)
2. Akseptor Aktif MKET di
Orang (NT) 16 16 100
Puskesmas
3. Akseptor MKET dengan
Orang (NT) 0 0 0
komplikasi
4. Akseptor MKET
Orang (NT) 0 0 0
mengalami kegagalan

 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Target Target
Pencapaian Cakupan
Satuan Sasaran

Variabel Sub
(T) (H)
Variabel

(SV)

Upaya Pencegahan dan


Pemberantasan Penyakit
Menular

A. TB Paru

1. CDR ≥ 70% 84 26 30

2. Kesembuhan ≥ 85% 0 0 0

3. Konversi ≥ 80% 0 0 0

B. Malaria

1. Pemeriksaan Sediaan 0,21 % x


Darah (SD) pada Penderita Jumlah 0 0 0
Malaria Klinis Penduduk
29

2.Penderita + (positif)
malaria di obati sesuai 100% 0 0 0
standar

C. Kusta

1. Penemuan Tersangka <1/10.000


3 0 0
Penderita Kusta orang

2. Pengobatan Penderita 100% jumlah


0 0 0
Kusta penderita

3. Pemeriksaan Kontak 100% jumlah


0 0 0
Penderita kontak

4. Pencegahan dan
100% dari
Pemberantasan Penyakit 0 0 0
yang di obati
Kusta

D. Pelayanan Imunisasi

1. Imunisasi HB 0 <7 hari 95% Bayi 639 544 85%

2. Imunisasi BCG 95% Bayi 639 495 77%

3. DPT-HB-Hib 1 95% Bayi 639 572 90%

4. DPT-HB-Hib 2 95% Bayi 639 568 89%

5. DPT-HB-Hib 3 95% Bayi 639 538 85%

6. Imunisasi Polio 1 95% Bayi 639 495 78%

7. Imunisasi Polio 2 95% Bayi 639 572 90%

8. Imunisasi Polio 3 95% Bayi 639 568 89%

9. Imunisasi Polio 4 95% Bayi 639 538 85%

10.Imunisasi campak/MR 95% Bayi 639 526 83%

11. Imunisasi Dasar Lengkap 92.5 % Bayi 639 526 83%

12. Imunisasi DPT-HB-Hib


70% baduta 12257 596 5%
baduta
30

13. Imunisasi Campak baduta 70% baduta 12257 389 3%


14. Imunisasi DT pada anak
>95% 614 515 84%
kelas 1 SD
15. Imunisasi TD pada anak
>95% 593 475 80%
kelas 2 SD
16. Imunisasi TT2 + pada
80% 704 7 1%
bumil
17.Imunisasi (kampanye) MR
>95% 8384 4285 51%
usia 9 bulan sampai 15 tahun
18. Drop out DPT/ HB/ Hib
<5% 5 34 68%
(1) –DPT/ HB/ Hib (3)
19. Drop out DPT/ HB/ Hib
<5% 7 46 14%
(1) –Campak

20. Drop out Polio (1) – polio


<5% 0 - -10%
(4)

E. Diare
1. Penemuan Kasus Diare di <214/100
7316 381 5.21
Puskesmas dan Kader penduduk
2. Kasus diare ditangani oleh
puskesmas dan Kader dengan 100% 381 381 100
Oral Rehidrasi (ORALIT)
F. ISPA
1. Penemuan Kasus
Pneumonia dan Pneumonia ≥ 95% dari
636 123 19.34
Berat oleh puskesmas dan perkiraan
Kader

(10% dari
jumlah bayi)

2. Jumlah Kasus Pneumonia


dan Pneumonia berat di 100% 123 123 100
tangani Sesuai Standar
G. Demam Berdarah
Dengue
1. Angka Bebas Jentik ≥ 95% 95% 85 89.4

2. Cakupan Penyelidikan
100% 83 83 100
Epidemiologi (PE)

3. Kasus DBD yang di


100% 83 83 100
Tangani
31

H. Pencegahan dan
Penanggulangan PMS dan
HIV/ AIDS

1. Infeksi Menular Sesuai 100% di


0 0 0
(IMS) yang diobati temukan

2. Klien yang Mendapatkan 100% di


0 0 0
Penanganan HIV/AIDS temukan

3. Penemuan Penderita <0,1/100


0 0 0
HIV/AIDS penduduk

I. Pencegahan dan
Penanggulangan Rabies
1. Cuci Luka terhadap Kasus
100% 0 0 0
Gigitan HPR
J. Pencegahan dan
Penanggulangan Fillariasis
dan Schistozomiasis
1. Kasus Filariasis yang
100% 0 0 0
ditangani

1. Laporan STP 100% 12 12 100


2. Laporan PWS KLB
100% 52 52 100
(W2)
1/100.000
3. AFP Pddk < 15 - - -
tahun

100%
ditangani
4. KLB - - -
dalam waktu
24 jam

 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Cakupan
Target
Pencapaian Sub
Variabel Target Satuan Sasaran Variabel
(H) Variabel
(T)
(SV) (V)
32

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 78,70

1. Bumil Jumlah Bumil KEK 48 48 100


KEK Mendapat
yang PMT/Bumil KEK x
mendapat
100%
PMT
pada
balita 2
kali/
tahun
2. Bumil Jumlah Bumil yang 704 699 99,29
Mendapat mendapat
Tablet TTD/Jumlah Bumil x
Tambah
100%
Darah
(TTD)
3. Bayi usia Jumlah bayi 6 bulan 298 157 52,68
< 6 bulan yang mendapat ASI
yang eksklusif/jumlah bayi
mendapat
6 bulan x 100%
ASI
Eksklusif
minimal
47%
4. Bayi baru Jumlah Bayi baru 671 599 89,27
lahir lahir mendapat
mendapat IMD/jumlah seluruh
Inisiasi
bayi lahir x 100 %
Menyusui
Dini
(IMD)
minimal
44%

5. Remaja Jumlah remantri yang 90 90 100


Putri mendapatkan /jumlah
yang remaja putri x 100%
mendapat
Tablet
Tambah
Darah
minimal
13
biji/bulan
sebesar
20%
33

3. Rekapitulasi Operasi Timbang (OPTIM) di Puskesmas Alalak Tengah

Tabel 1.16. Data rekapitulasi operasi timbang (OPTIM) pada bayi usia 0-23 bulan
di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah Agustus 2019

Status Gizi (BB/U) Status Gizi (TB/U)


Lokasi
No Gizi Gizi Gizi Gizi Sangat
Pengukuran Pendek Normal Tinggi
Buruk Kurang Baik Lebih Pendek
Posyandu:
1 Nusa Panida 0 3 10 2 1 2 11 1
Nusa
2 1 0 4 1 0 0 5 1
Rahimah
3 Bahagia 1 3 10 0 1 2 11 0’
Buana
4 0 0 5 1 0 0 5 1
Permai
5 Damai 1 5 16 2 3 3 15 3
6 Melati 0 2 16 0 5 2 10 1
7 Nusa Dua 0 3 9 1 3 2 7 1
8 Nusa Indah 2 4 52 2 7 10 40 3
Pokbang
9 0 0 10 1 0 0 10 1
AMD
10 Nusa Permai 0 2 18 0 2 5 13 0
11. Raga Sehat 0 0 18 1 0 0 19 0
12 Rahayu 0 1 2 0 0 1 2 0
13 Ruhui 0 1 15 1 1 4 11 1
14 Sentosa 1 0 11 0 1 1 10 0
Pokbang
15 0 1 8 0 0 1 8 0
Sudirapi
16 Sejahtera 1 5 22 0 4 2 19 3
Pokbang
17 0 2 12 0 0 3 10 1
Suryanata
18 Meranti 0 0 7 2 0 1 7 1
34

Jumlah Baduta di 7 32 245 28 39 213 18


14
Posyandu

Prevalensi:

-Sangat pendek: 28/298 = 9%

-Pendek: 39/194= 13%

Total 67/194= 34,5

Tabel 1.17. Data rekapitulasi operasi timbang (OPTIM) pada bayi usia 24-59
bulan di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah Agustus 2019

Status Gizi (BB/U) Status Gizi (TB/U)


Lokasi
No Gizi Gizi Gizi Gizi Sangat
Pengukuran Pendek Normal Tinggi
Buruk Kurang Baik Lebih Pendek
Posyandu:

1 Nusa Panida 2 5 7 0 3 4 7 0
2 Nusa Rahimah 4 5 11 0 4 6 9 1
3 Bahagia 8 14 15 2 10 10 19 0
4 Buana Permai 0 0 2 0 0 0 2 0
5 Damai 2 3 10 1 3 4 9 0
6 Melati 1 5 16 0 3 5 14 0
7 Nusa Dua 0 3 22 2 2 6 19 0
8 Nusa Indah 4 15 33 2 12 12 29 1
9 Pokbang AMD 0 1 10 0 0 1 10 0
10 Nusa Permai 4 3 23 1 8 3 20 0
11 Raga Sehat 0 1 19 0 0 1 19 0
12 Rahayu 1 6 16 1 3 4 17 0
13 Ruhui 3 1 8 0 6 1 4 1
14 Sentosa 0 3 24 0 2 3 22 0
Pokbang
15 0 2 5 0 0 2 5 0
Sudirapi
16 Sejahtera 2 9 36 2 3 13 29 4
Pokbang
17 0 4 10 0 1 1 12 0
Suryanata
18 Meranti 0 0 2 4 0 3 3 0
35

Jumlah Balita di 31 80 269 15 60 79 249 7


Posyandu

Prevalensi

-Sangat pendek: 60/395 = 15,1%

-Pendek: 79/395= 20%

Total : 139/395 = 35,1%

Berdasarkan Tabel 1.16 dan Tabel 1.17 jumlah balita yang mengalami

stunting pada Agustus 2019 adalah 206 balita dengan jumlah balita 589 sehingga

didapatkan angka kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Alalak

Tengah sebesar 34,9%.

Tabel 1.18. Data rekapitulasi operasi timbang (OPTIM) pada bayi usia 0-59
bulan di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah tahun 2018

Status Gizi (BB/U) Status Gizi (TB/U)


Lokasi
No Gizi Gizi Gizi Gizi Sangat
Pengukuran Pendek Normal Tinggi
Buruk Kurang Baik Lebih Pendek
Posyandu:
1 Nusa Panida 2 15 22 1 2 6 32 0
2 Nusa Rahimah 1 9 28 2 5 4 31 0
3 Bahagia 3 15 15 0 7 9 17 0
4 Buana Permai 1 1 11 1 2 1 11 0
5 Damai 3 8 28 1 5 7 27 1
6 Melati 2 12 35 0 7 11 31 0
7 Nusa Dua 1 8 34 1 1 9 34 0
8 Nusa Indah 4 6 60 2 5 3 63 1
9 Nusa Permai 2 10 27 1 8 3 28 1
10 Raga Sehat 0 1 27 2 0 1 29 0
11 Rahayu 2 7 31 0 3 4 32 1
12 Ruhui 4 3 32 0 4 3 32 0
36

13 Sentosa 3 3 30 2 7 2 29 0
14 Sejahtera 2 13 63 5 4 6 72 1
15 Meranti 0 2 32 0 1 0 32 1
Jumlah Balita di 30 113 475 18 61 69 500 6
Posyandu

Prevalensi:

-Sangat pendek: 61/636 = 9,5%

-Pendek: 69/636= 10,8%

Total 130/636= 20,4%

Tabel 1.19. Data rekapitulasi operasi timbang (OPTIM) pada bayi usia 0-59 bulan
di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah tahun 2017

Status Gizi (BB/U) Status Gizi (TB/U)


Lokasi
No Gizi Gizi Gizi Gizi Sangat
Pengukuran Pendek Normal Tinggi
Buruk Kurang Baik Lebih Pendek
Posyandu:
1 Nusa Panida 1 10 113 9 0 29 101 3
2 Nusa Rahimah 0 3 46 1 0 16 79 1
3 Bahagia 0 7 118 1 1 24 101 0
4 Buana Permai 0 5 30 0 0 6 29 0
5 Damai 1 6 68 0 2 12 59 2
6 Melati 0 8 87 2 0 22 74 1
7 Nusa Dua 0 9 45 1 0 16 39 0
8 Nusa Indah 0 21 119 1 0 38 103 0
9 Nusa Permai 0 3 17 1 0 6 15 0
10 Raga Sehat 0 3 65 3 0 7 41 2
11 Rahayu 0 9 56 5 0 24 43 3
12 Ruhui 0 3 34 4 0 9 32 0
13 Sentosa 0 2 47 1 0 6 44 0
14 Sejahtera 0 3 65 3 0 24 45 2
15 Meranti 0 2 35 6 0 8 31 4
37

Jumlah Balita di 2 95 968 39 3 247 836 18


Posyandu

Prevalensi:

-Sangat pendek: 3/1104 = 0,2%

-Pendek: 247/1104= 22%

Total 250/1104= 22,6%

C. Latar Belakang

Masalah Stunting atau anak pendek merupakan salah satu permasalahan gizi

yang sedang dihadapi dunia, khususnya di negara-negara miskin dan berkembang.

Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko

terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga

perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental. Menurut

World Health Organization (WHO) tahun 2017 menunjukkan 151 juta anak balita

mengalami stunting, 51 juta balita mengalami gizi kurang, dan 38 juta mengalami

overweight. Menurut United Nations Children’s Fund (UNICEF), pada tahun 2016

terdapat 22,9 persen, atau hampir satu dari empat anak berusia di bawah lima tahun

(balita) mengalami stunting. Lebih dari setengah balita yang mengalami stunting

tersebut tinggal di Benua Asia dan lebih dari sepertiga tinggal di Benua Afrika.

Menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) 2017,

prevalensi stunting di Indonesia menempati peringkat kelima terbesar di dunia.


38

Berdasarkan Riskesdas 2013 terjadi peningkatan anak stunting dari 36,8% pada

tahun 2010 menjadi 37,2% pada tahun 2013. Selama 20 tahun terakhir, penanganan

masalah stunting sangat lambat.1,2

Sedangkan menurut hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2015, sebesar 29%

balita Indonesia termasuk kategori pendek dengan persentase tiga provinsi tertinggi

angka kejadiannya, yaitu Nusa Tenggara Timur (41,2%), Sulawesi Barat (38,4%)

dan Kalimantan Selatan (37,2%). Pada tahun 2016 di Provinsi Kalimantan Selatan

kasus stunting sempat menurun menjadi 31,1% dan meningkat kembali pada tahun

2017 menjadi 34,1%.3

Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akibat

akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan

sampai usia 24 bulan. Keadaan pendek (stunting) menurut Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang

standar antropometri penilaian status gizi anak adalah suatu keadaan dimana hasil

pengukuran Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut

Umur (TB/U) berada di antara -3 Standar Deviasi (SD) sampai -2 SD. Sangat

pendek (severe stunting) adalah keadaan dimana hasil pengukuran PB/U atau TB/U

di bawah -3 SD.4,5

Masalah kurang gizi dan stunting merupakan dua masalah gizi yang belum

dapat diselesaikan. Gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi

bila tidak mendapatkan intervensi sejak dini akan berlanjut hingga dewasa.

Untuk itu diperlukan pemenuhan gizi yang adekuat pada usia dini 6,7 Perbaikan gizi
39

dan penurunan angka prevalensi stunting menjadi salah satu prioritas pembangunan

nasional 2015-2019.1,6

Chirande et al. (2015) menguraikan penyebab stunting menjadi beberapa

faktor baik dari faktor orang tua, faktor anak, dan faktor lingkungan rumah tangga.

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam memperhatikan

perkembangan anak dan mendukung upaya mengatasi masalah gizi pada anak.

Mencegah kekurangan gizi pada anak dimulai dengan ibu. Kesehatan ibu sangat

penting untuk masa depan kesehatan anaknya. Perkembangan seorang anak dalam

rahim dipengaruhi jika ibu mereka kekurangan gizi.7

Stunting pada anak usia 24-59 bulan erat kaitannya dengan kejadian kurang

energi kronis (KEK) pada wanita usia subur 15-49 tahun, baik hamil (24,2%)

maupun tidak hamil (20,8%). Penelitian Anindita (2012) menunjukkan bahwa

Berat Badan Lahir (BBL) anak dan pendapatan per kapita keluarga merupakan

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Menurut

penelitian Rohmatun (2014), balita yang tidak diberikan ASI eksklusif memiliki

risiko stunting 2,1 kali dibandingkan balita yang diberikan ASI eksklusif. Menurut

penelitian Ni’mah dan Nadhiroh (2015), pengetahuan ibu tentang gizi memiliki

hubungan yang bermakna dengan indeks status gizi TB/U pada balita. 8,9,10,11,12

Anak kerdil yang terjadi di Indonesia sebenarnya tidak hanya dialami oleh

rumah tangga/keluarga yang miskin dan kurang mampu, tetapi juga dialami oleh

keluarga/rumah tangga yang tidak miski yang berada di atas 40% tingkat

kesejahteraan sosial dan ekonomi.1,3 Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi

dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil
40

maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi

prevalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama

Kehidupan (HPK) dari anak balita.1,13

Secara lebih detil, beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting dapat

digambarkan sebagai berikut : 1). Praktek pengasuhan yang kurang baik, (termasuk

kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa

kehamilan, serta setelah ibu melahirkan. 2). Masih terbatasnya layanan kesehatan

termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama

masa kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas. 3).

Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi. Hal ini

dikarenakan harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal.Menurut

beberapa sumber (RISKESDAS 2013, SDKI 2012, SUSENAS), komoditas

makanan di Jakarta 94% lebih mahal dibanding dengan di New Delhi, India. Harga

buah dan sayuran di Indonesia lebih mahal daripada di Singapura. Terbatasnya

akses ke makanan bergizi di Indonesia juga dicatat telah berkontribusi pada 1 dari

3 ibu hamil yang mengalami anemia. 4). Kurangnya akses ke air bersih dan

sanitasi. Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa 1 dari 5 rumah

tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) diruang terbuka, serta 1 dari 3

rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih. Beberapa penyebab

seperti yang dijelaskan di atas, telah berkontibusi pada masih tingginya pervalensi

stunting di Indonesia dan oleh karenanya diperlukan rencana intervensi yang

komprehensif untuk dapat mengurangi pervalensi stunting di Indonesia.14,15,16


41

Kerangka Intervensi Stunting yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia

terbagi menjadi dua, yaitu Intervensi Gizi Spesifik dan Intervensi Gizi Sensitif.

Kerangka pertama adalah Intervensi Gizi Spesifik yang ditujukan kepada anak

dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30%

penurunan stunting. Kerangka kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan

pada sektor kesehatan. Intervensi ini juga bersifat jangka pendek dimana hasilnya

dapat dicatat dalam waktu relatif pendek. Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik dapat

dibagi menjadi beberapa intervensi utama yang dimulai dari masa kehamilan ibu

hingga melahirkan balita.15

Kerangka Intervensi Stunting yang direncanakan oleh Pemerintah yang

kedua adalah Intervensi Gizi Sensitif. Kerangka ini idealnya dilakukan melalui

berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan dan berkontribusi pada

70% Intervensi Stunting. Sasaran dari intervensi gizi spesifik adalah masyarakat

secara umum dan tidak khusus ibu hamil dan balita pada 1.000 Hari Pertama

Kehidupan/HPK. Kegiatan terkait Intervensi Gizi Sensitif dapat dilaksanakan

melalui beberapa kegiatan yang umumnya makro dan dilakukan secara lintas

Kementerian dan Lembaga. Ada 12 kegiatan yang dapat berkontribusi pada

penurunan stunting melalui Intervensi Gizi Spesifik sebagai berikut: 1).

Menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih. 2). Menyediakan dan

memastikan akses terhadap sanitasi. 3). Melakukan fortifikasi bahan pangan. 4).

Menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB). 5).

Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 6). Menyediakan Jaminan

Persalinan Universal (Jampersal). 7). Memberikan pendidikan pengasuhan pada


42

orang tua. 8). Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universal. 9).

Memberikan pendidikan gizi masyarakat. 10). Memberikan edukasi kesehatan

seksual dan reproduksi, serta gizi pada remaja. 11). Menyediakan bantuan dan

jaminan sosial bagi keluarga miskin. 12). Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi.

Kedua kerangka Intervensi Stunting diatas sudah direncanakan dan dilaksanakan

oleh Pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya nasional untuk mencegah dan

mengurangi pervalensi stunting.16

Berdasarkan data rekapitulasi jumlah balita menurut status gizi (sesuai

aplikasi e-PPGBM) per 31 Agustus 2019 di Puskesmas Alalak Tengah didapatkan

308 (22,7%) anak balita stunting dari 139 anak balita. Dari data bulan Agustus 2019

dari Puskesmas Alalak Tengah sebanyak 139 balita yang mengalami stunting.

Dengan sebaran angka kejadian stunting tertinggi di posyandu Nusa Indah. Menurut

WHO, pendek menjadi masalah kesehatan masyarakat jika prevalensinya 20% atau

lebih. Berlandaskan itulah di Indonesia khususnya di wilayah Puskesmas Alalak

Tengah Banjarmasin, stunting merupakan permasalahan kesehatan masyarakat

yang tidak kunjung terselesaikan.17,18

Disamping itu data Ibu hamil dengan kurang energi kronik (KEK) sebanyak

48 orang di tahun 2018. Kurangnya angka ASI eksklusif, capaian hanya sebesar

52,6% dan rendahnya tingkat pengetahuan terhadap dampak stunting serta

pendapatan yang rendah merupakan hal-hal yang menyebabkan meningkatkan

faktor risiko terjadinya stunting. Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama

puskesmas memiliki peran yang besar dalam deteksi dini stunting. Melihat hal ini

perlu dilakukan intervensi berupa penyuluhan tentang gizi seimbang dan makanan
43

ekonomis dalam dalam upaya pencegahan terjadinya stunting di wilayah kerja

Puskesmas Alalak Tengah.19

D. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk menentukan alternatif pemecahan masalah

agar angka stunting di Puskesmas Alalak Tengah menurun pada tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai