Vahriany Proposal Bab I, Ii, Iii
Vahriany Proposal Bab I, Ii, Iii
A. Latar Belakang
badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan
panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median
standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi
kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi
ibu saat hamil, kesakitan pada bayi dan kurangnya asupan gizi pada bayi.
Balita stunting di masa yang akan datang, akan mengalami kesulitan dalam
mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal (Profil Kemenkes RI,
2018).
salah satu masalah gizi yang di alami oleh balita di dunia saat ini. Pada tahun
2017, 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Namun
dunia berasal dari Asia (55%) sedangkan lebih dari sepertiganya (39%) tinggal
di Afrika. Dari 83,6 juta balita stunting di Asia, proporsi terbanyak berasal dari
Asia Selatan (58,7%) dan proporsi paling sedikit di Asia Tengah (0,9%). (Joint
1
masalah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk. Prevalensi balita
pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi 29,6%
berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) 2017, balita yang mengalami stunting
tercatat sebesar 29,6%. Angka tersebut terdiri dari 9,8% masuk kategori sangat
diperoleh dari hasil Riskesdas tahun 2019 yang juga menjadi ukuran
2018).
Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2018 terbesar 32,2% dan tidak ada
penurunan meskipun pada tahun 2013 berada pada angka 37,3%. Kabupaten
yang memiliki angka prevalensi balita pendek terbesar adalah Banggai Laut
(36,7%) di susul Banggai Kepulauan yaitu (35,8%). Hal ini menunjukkan bahwa
Data cakupan faktor- faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita
pada tahun 2018 berjumlah 10.553 orang (25,2%) dari jumlah balita 41,898
Data Dinas Kesehatan Kota Palu kasus balita stunting yang terjadi
dibeberapa Wilayah Kerja Puskesmas tahun 2018 yaitu Kamonji 138 balita
(35,84%), Tipo 103 balita (44,40%) dan Mamboro 78 balita (37,50%). Dimana
peran bidan yang telah dilaksanakan terkait dengan kasus stunting seperti
2
Berdasarkan data dari Puskesmas Kamonji pada tahun 2018 jumlah
Berdasarkan dari data yang telah terkumpul diatas dan belum adanya
penelitian Peran Bidan Dalam Penanganan Kasus Stunting Pada Balita dan
B. Rumusan Masalah
masalah yaitu “ Peran Bidan Dalam Penanganan Kasus Stunting Pada Balita di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
balita.
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Puskesmas
3
3. Bagi Masyarakat
4. Bagi Peneliti
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1) Pengertian
Status Gizi Anak, pengertian pendek dan sangat pendek adalah status gizi
yang didasarkan pada Indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau
balita dengan status gizi berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut
badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur
dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar
termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti
kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi dan
kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan
2) Dampak Stunting
5
Stunting mengakibatkan otak seorang anak kurang berkembang. Ini
berarti 1 dari 3 anak Indonesia akan kehilangan peluang lebih baik dalam
hal pendidikan dan pekerjaan dalam sisa hidup mereka. Stunting bukan
semata pada ukuran fisik pendek, tetapi lebih pada konsep bahwa proses
2016).
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada
usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada
optimal; dan
6
4) Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat
terpadu;
f. Pemberantasan kecacingan;
7
h. Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2) Balita
dan
narkoba.
4) Remaja
5) Dewasa Muda
8
B. Tinjauan Tentang Balita
1. Pengertian
bulan berat badan naik 2 kali berat badan lahir dan berat badan naik
3 kali berat badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali pada
Supartini, 2017).
a. Pertumbuhan
Saputra, 2014).
b. Perkembangan
9
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi
diukur dengan Panjang atau tinggi badan yang lebih dari 2 minum
Adriani 2014).
10
Status gizi adalah tingkat keadaan gizi seseorang yang dinyatakan
menurut jenis dan beratnya keadaan gizi. Misalnya gizi lebih, gizi
baik, gizi kurang, gizi buruk (Depkes RI, 1992). Status gizi
makanan (Jellife, 1966 dan Beck, 1993, diacu dalam Adriani 2014).
juga ikut memengaruhi status gizi. Pada orang yang status gizinya
kurang, masalah kurangnya asupan zat gizi dan adanya infeksi yang
dan 98% zat yang dibuang atau sekitar 90-100 kkal/kg BB.
dengan (1.000 kkal) + 100 kkal setiap tahun umur. Jadi, anak
(Adriani,2014).
11
3-5 tahun komsumsi protein menjadi 1,57 g/kg/hari (Adriani,
2014).
a. Parameter antropemetri
dari tubuh manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan,
1. Umur
12
berat yang akurat menjadi tidak disertai dengan penentuan
month).
2. Tinggi badan
walaupun laju tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi lalu
remaja.
3. Berat badan
13
tumor. Berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar
2014).
pertimbangan,antara lain:
gangguan kesehatan.
secara meluas.
anak.
14
Menurut Gibson (1990) dalam Adriani (2014), ada
setempat.
menggunakannya.
sebelumnya.
15
dimasyarakat baik dalam kegiatan program maupun penelitian
kegiatan pengukuran.
penetapan kebijakan.
pertimbangan :
16
gizi. Di Indonesia, Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI (2001)
Batas
pengelompokkan
- 2 s/d + 2 SD Pendek
> + 2 SD Normal
Tinggi
- 3 s/d, - 2 SD Kurus
- 2 s/d + 2 SD Normal
> + 2 SD Gemuk
17
a. Nilai cerna makanan
lembek.
b. Status kesehatan
c. Keadaan infeksi
18
reaksi imunologis yang normal dengan menghabiskan
d. Umur
Adriani, 2014).
e. Jenis kelamin
19
f. Pemberian ASI ekslusif
jeruk, madu, air teh dan air putih. Pemberian ASI ekslusif
g. Riwayat makanan\
makanan bukan cair, karena gigi telah tumbuh dan lidah siap
pada usia 4-6 bulan, tidak berarti karena bayi telah siap
20
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor
(Adriani, 2014).
2014).
21
Faktor ekonomi merupakan akar masalah terjadinya gizi
22
demikian secara tidak langsung akan menurunkan nafsu
2014).
g. Ketersedian pangan
23
dialaminya. Kelompok pertama, faktor yang berhubungan
D. Peran Bidan
suatu posisi khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, perawat,
Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri,
24
a. Tugas Mandiri
kehamilan normal
menopause
melibatkan keluarga.
b. Tugas Kolaborasi
dan keluarga.
25
3) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam masa
keluarga.
keluarga.
c. Tugas Ketergantungan
keluarga.
kegawatdaruratan.
26
3) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan
pada ibu dalam masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan
keluarga.
mencakup:
bersama masyarakat.
27
3) Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan
dilaksanakan.
dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang berada
28
2) Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader
dan masyarakat.
29
jangka panjang dengan melibatkan unsur-unsur terkait,
termasuk klien.
kerjanya, mencakup:
hasil pengkajian.
unsur-unsur terkait.
bimbingan.
30
Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di atas, maka
E. Fungsi Bidan
1. Fungsi pelaksana
praperkawinan.
resiko tinggi.
tertentu.
d. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan resiko
tinggi.
sekolah.
wewenangnya.
31
2. Fungsi pengelolah
partisipasi masyarakat.
kebidanan.
3. Fungsi pendidik
4. Fungsi peneliti
kebidanan.
F. Kerangka Pikiran
32
Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antar
dengan meninjau teori yang disusun dan hasil-hasil penelitian yang terdahulu
yang terakit.
Peran Bidan
Stunting
Status Gizi
33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
a. Populasi
Palu.
b. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan
konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
semua bidan-bidan yang berada diwilayah kerja puskesmas Kamonji Palu, bersedia
34
sampel yang akan diambil menggunakan rumus untuk penelitian dihitung dengan
𝑁
𝑛=
1 + (𝑁 . 𝑒 2 )
Keterangan
n = jumlah Sampel
𝑁 = jumlah Populasi = 40
Maka :
40
𝑛=
1 + (40 . 0,122 )
40
n =
1 + 40.0,0144
40
n =
1,576
n = 25
1. Variable penelitian
Dalam penelitian ini variable yang akan diteliti adalah peran bidan
2. Definisi operasional
bersangkutan.
a. Pengetahuan
35
Yang dimaksud pengetahuan dalam penelitian ini adalah
Hasil ukur:
36
penanganan kasus stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas
Kamonji Palu.
2. Pengolahan data
a. Editing
b. Coding
c. Transferring
d. Tabulating
e. Cleaning
37
Cleaning adalah pembersihan data dengan melihat apakah
f. Describing
F. Analisis Data
terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Dalam analisis ini hanya
𝑓
×= 𝑥 100 %
𝑛
Keterangan:
x = hasil persentase
F = frekuensi/hasil pencapaian
38