Anda di halaman 1dari 1

Pada dasar nya kandungan air dalam bahan pangan erat kaitannya dengan umur

simpannya. Karena kandungan air merupakan sumber kontaminan yang dikehendaki untuk
mikroorganisme tumbuh pada kadar air yang optimal bagi pertumbuhannya.
Dalam praktikum analisa kadar air kali ini dilakukan dengan menggunakan metode
destilasi, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar air suatu bahan
pangan yang mudah menguap, memiliki kandungan air tinggi, dan bahan yang mudah
teroksidasi. Metode ini digunakan agar pengeringan yang dilakukan tidak menghilangkan
kadar air seluruhnya. Destilasi dilakukan melalui tiga tahap, yakni evaporasi yaitu
memindahkan pelarut sebagai uap air dari cairan; pemisahan uap cairan di dalam klom,
untuk memisahkan komponen dengan titik didih lebih rendah yang lebih volatil dari
komponen lain yang kurang volatil; dan kondensasi dari uap cairan untuk mendapatkan
fraksi pelarut yang lebih volatil (Guenther 1987).

Metode destilasi ini menggunakan suatu pelarut yang immiscible yaitu pelarut
yang tidak dapat saling bercampur dengan air. Pelarutnya harus memiliki titik didih sedikit
di atas titik didih air. Pelarut yang digunakan kali ini adalah toluen dengan titik didih 110
derajat C. Toluen bersifat non polar. Metode ini sering digunakan pada produik-produk
bahan pangan yang mengadung sedikit air atau mengandung senyawa volatil, diantaranya
rempah-rempah yang banyak mengandung minyak volatil.

Sebelum proses destilasi dilakukan, toluen dijenuhkan terlebih dahulu dengan air,
agar toluen tidak menyerap air yang terkandung dalam sampel. 2 gram simplisia yang telah
dihaluskan didestilasi selama 2 jam. Dari hasil pengamatan didapat volume air yang
terdestilasi sebanyak 0,08 mL, yang berarti sampel simplisia memiliki kadar air sebanyak
3,97%.

Anda mungkin juga menyukai