disusun oleh :
AINI MUTMAINAH
1607101030022
Pembimbing:
dr. Roosmy
dr. Muhammad, MPH
Disusun Oleh:
Aini Mutmainah
1607101030022
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian FamilyMedicine Fakultas Kedokteran Unsyiah
di UPTD Puskesmas Lampulo
Banda Aceh
Disahkan Oleh :
Banda Aceh, Mei 2018
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Penulis
LAMPIRAN I
PROMOSI KESEHATAN
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN (PENYULUHAN)
DIARE
DI PUSKESMAS LAMPULO
I. PENDAHULUAN
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan di negara berkembang
khususnya Indonesia karena merupakan penyebab angka kesakitan dan kematian
tertinggi pada kelompok umur balita yakni usia 1-4 tahun. Diare menyebabkan
kematian tidak kurang dari 1,5 juta anak setiap tahun di dunia dengan 17%
kematian anak yang disebabkan oleh diare terjadi di negara berkembang.1,2 Data
United Nations Children’s Fund (UNICEF) tahun 2004 menunjukkan diare
menjadi penyebab kematian terbanyak kedua pada anak di seluruh dunia.(1)
Diseluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare
setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di negara
berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi. Gangguan diare dapat
melibatkan lambung dan usus (Gastroenteritis), usus halus (Enteritis), kolon
(Kolitis) atau kolon dan usus (Enterokolitis).(2)
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan dasar (RISKEDAS) tahun 2013 insidensi
diare pada semua kelompok umur di Indonesia adalah 3,5%.(3) Pada Tahun 2016
jumlah kasus diare di Kota Banda Aceh dilaporkan adalah sebanyak 3.653 kasus
terdiri dari 1.781 kasus pada laki – laki dan 1.872 kasus pada perempuan.
Penderita diare terbanyak terdapat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Meuraxa
yaitu sebanyak 653 kasus (kasus pada laki – laki 333 dan perempuan 320) dan
paling rendah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuta Alam sebanyak 143 kasus
(kasus pada laki – laki 74 dan perempuan 69), jumlah kasus diare per UPTD
Puskesmas di Kota Banda Aceh dapat dilihat pada grafik di bawah ini.(4)
(Grafik 9.JUMLAH KASUS DIARE MENURUT UPTD PUSKESMAS DI KOTA BANDA
(4)
ACEH TAHUN 2016)
Diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit.7 Diare
dipengaruhi oleh berbagai faktor resiko. Faktor resiko pada anak yang dapat
meningkatkan kerentanan terhadap diare antara lain status gizi kurang
(malnutrisi).8 Terdapat kaitan yang erat antara infeksi dan malnutrisi. Infeksi
merupakan penyebab malnutrisi akibat penurunan intake makanan, penurunan
absorpsi nutrien di usus halus serta peningkatan katabolisme nutrien yang
dibutuhkan untuk perbaikan jaringan. Sebaliknya, malnutrisi dapat pula menjadi
faktor predisposisi terjadinya infeksi akibat penurunan proteksi barier mukosa
usus dan memicu perubahan kepada fungsi daya tahan tubuh penderita sehingga
meningkatkan resiko terjadinya infeksi khususnya infeksi enteral.(1)
II. NAMA KEGIATAN
Penyuluhan tentang Diare
III. TUJUAN KEGIATAN
1. Menjelaskan tentang pengertian diare
2. Menjelaskan tentang tanda dan gejala diare
3. Menjelaskan tentang tatalaksana diare
4. Menjelaskan tentang komplikasi diare
5. Menjelaskan tentang cara pencegahan diare
V. PESERTA KEGIATAN
Penyuluhan kesehatan ini dilakukan pasien dan keluarga pasien yang datang
ke puskesmas Lampulo
5. Pencegahan diare
Pencegahan diare menurut Pedoman Tatalaksana Diare Depkes RI (2006)
adalah sebagai berikut:
Pemberian ASI
ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya
antibodi dan zat- zat lain yang dikandungnya. ASI turut memberikan perlindungan
terhadap diare pada bayi yang baru lahir. Pemberian ASI eksklusif mempunyai
daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang
disertai dengan susu botol. Flora usus pada bayi-bayi yang disusui mencegah
tumbuhnya bakteri penyebab diare (Depkes RI, 2006).
Pemberian makanan pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap
mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Pada masa tersebut merupakan
masa yang berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian makanan pendamping
ASI dapat menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diare ataupun penyakit
lain yang menyebabkan kematian.
Menggunakan air bersih yang cukup
Mencuci tangan
Menggunakan jamban
Membuang tinja bayi yang benar
Pemberian imunisasi campak
Jawab :
Pemberian minuman seperti cola, gingerale, aple juice, dan minuman olah
raga (sports drink) umumnya mengandung kadar karbohidrat dan osmolaritas
yang tinggi. Minuman tersebut dapat menyebabkan diare osmotik yang lebih berat
disamping mengandung kadar Na yang rendah sehingga sering menyebabkan
hiponatremia. Teh sebaiknya tidak digunakan sebagai cairan rehidrasi karena juga
mengandung kadar Na yang rendah.
Jawab :
Bila anak yang sedang diare ditemukaan keadaan seperti ini, napas yang
cepat dan dalam, sangat lemas, keasadaran menurun, denyut nadi cepat, dan
kekenayalan kulit sangat menurun. Anak harus dibawa segera ke Rumah Sakit
untuk mendapat cairan rehidrasi melalui infus.
IX. PENUTUP
Penyuluhan telah dilakukan kepada pasien dan keluarga pasien yang berada
di Puskesmas lampulo dan dilakukan di ruang tunggu saat pasien menunggu
pelayanan. Penyuluhan dilakukan dengan alat bantu leaflet diikuti sesi tanya
jawab. Tanggapan para peserta penyuluhan cukup baik dan antusias dalam
mendengarkan serta adanya beberapa peserta yang bertanya. Adapun harapan
yang ingin dicapai dengan adanya penyuluhan ini adalah peserta dapat
mengetahui tanda dan gejala diare, mampu memberikan tatalaksana awal,
memahami kapan anak diare dibawa ke puskesmas atau rumah sakit dan
mengetahui cara pencegahan diare
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Ekky W, Deddy,S.P, Dewi,A. Korelasi Status Gizi dan Durasi Diare pada Balita
dengan Diare Akut di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau.JOM FK. 2015;Vol 2:2;p1
2. Donna L. Wong.et all. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik. Cetakan pertama.
Jakarta : EGC. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta; 2013 p.
243-245
3. Departemen Kesehatan RI. (2011). Buku Saku Diare Edisi 2011. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
4. Departemen Kesehatan RI. (2016). Profil kesehatan kota banda aceh tahun 2016.
From http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-
lain/Data%20dan%20Informasi%20Kesehatan%20Profil%20Kesehatan%20Indonesi
a%202016%20-%20%20smaller%20size%20-%20web.pdf. Diakses 31 desember
2016
5. Departemen Kesehatan RI. (2011). Buku Saku Diare Edisi 2011. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
6. Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
(2014) Bagaimana menangani diare pada anak. Ikatan dokter anak indonesia. From
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-
anak
XI. DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN
Gambar 1 :
Kegiatan penyuluhan diare di puskesmas Lampulo
Gambar 2 :
Leaflet penyuluhan Diare
Banda Aceh, November 2018
Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
KUNJUNGAN PERTAMA
I. Data Administrasi
Nama Fasillitas Pelayanan Keseshatan Puskesmas Lampulo
Nomor Rekam Medis 0499
Tanggal Kunjungan 30 Oktober 2018
Diisi oleh Aini Mutmainah
b. Status Generalis
Kepala
Mata : Cekung (-/-) sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra inferior
pucat (-/-)
THT : dalam batas normal
Paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)
Ekstremitas : CRT > 2 detik
Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianotik - - - -
Edema - - - -
Ikterik - - - -
c. Pemeriksaan Laboratorium
Pada saat kunjungan dilakukan, pasien tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Genogram
V. Rencana Penatalaksanaan Pasien
1. Health Promotion
Pasien dianjurkan diet hipertensi serta mulai menurunkan BB. Diet hipertensi
berupa menghindari makanan tinggi garam. Meminimalisir pengolahan makanan
dengan cara digoreng dan penggunaan garam yang sedikit. Mulai mengkonsumsi
sayur dan buah. Pasien juga diedukasi agar melakukan jalan santai sekitar 30
menit selama 3 atau 4 kali dalam seminggu. Keluarga pasien juga diedukasi agar
menjaga pola makan pasien, ikut mendukung pengobatannya dan tidak
membebankannya beban psikologis yang membuat pasien stres.
2. Spesific Protection
1. Follow Up
1. Keluhan
Keluhan sakit kepala sudah berkurang.
2. Keadaan Umum, tanda vital dan status gizi
KU : Baik TD : 150/90 mmHg BB : 80 Kg
Nadi: 88x/menit TB : 167 cm
RR: 20x/menit IMT : 28,6 kg/m2
Suhu : 36,6 0C (aksila) Status Gizi : Overweight
Status Generalis
Kepala
Mata : Cekung (-/-) sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra inferior
pucat (-/-)
THT : dalam batas normal
Paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)
Ekstremitas : CRT > 2 detik, sianosis perifer (-)
Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui