Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

UPTD PUSKESMAS LAMPULO


PERIODE 22 OKTOBER 2018 – 03 NOVEMBER 2018

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menjalani Kepaniteraan Klinik


di SMF/Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

disusun oleh :
AINI MUTMAINAH
1607101030022

Pembimbing:

dr. Roosmy
dr. Muhammad, MPH

SMF/BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2018
LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
UPTD PUSKESMAS LAMPULO
PERIODE 22 Oktober 2018 – 03 November 2018

Disusun Oleh:

Aini Mutmainah
1607101030022

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian FamilyMedicine Fakultas Kedokteran Unsyiah
di UPTD Puskesmas Lampulo
Banda Aceh

Disahkan Oleh :
Banda Aceh, Mei 2018

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Roosmy dr. Muhammad, MPH


NIP. 19641116 200112 2 001 NIP. 19721018 200012 1 002

Mengetahui

Kepala UPTD Puskesmas Lampulo

Hayatun Rahmi, S.KM


NIP. 19670703 199805 2 001

Kepala Bagian Family Medicine

Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si


NIP. 19831012 201404 2 001
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkah dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Unsyiah di Puskesmas Lampulo periode 22 Oktober 2018 – 03
November 2018 .
Penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang ada, bimbingan dan
hasil pengamatan yang dilakukan di Puskesmas Lampulo selama mengikuti
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Unsyiah.
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Kepala
Puskesmas Hayatun Rahmi, SKM dan dokter pembimbing saya dr. Roosmy dan
dr. Muhammad, MPH beserta seluruh staf yang telah banyak membimbing saya
mulai pelaksanaan tugas hingga pembuatan laporan ini, juga kepada teman-teman
dokter muda yang telah turut memberikan kontribusinya berupa ide, semangat dan
dukungan moral, tak lupa pula kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga semua tugas dapat dilaksanakan dengan baik.
Saya menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Banda Aceh, November 2018

Penulis
LAMPIRAN I
PROMOSI KESEHATAN
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN (PENYULUHAN)
DIARE
DI PUSKESMAS LAMPULO

I. PENDAHULUAN
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan di negara berkembang
khususnya Indonesia karena merupakan penyebab angka kesakitan dan kematian
tertinggi pada kelompok umur balita yakni usia 1-4 tahun. Diare menyebabkan
kematian tidak kurang dari 1,5 juta anak setiap tahun di dunia dengan 17%
kematian anak yang disebabkan oleh diare terjadi di negara berkembang.1,2 Data
United Nations Children’s Fund (UNICEF) tahun 2004 menunjukkan diare
menjadi penyebab kematian terbanyak kedua pada anak di seluruh dunia.(1)
Diseluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare
setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di negara
berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi. Gangguan diare dapat
melibatkan lambung dan usus (Gastroenteritis), usus halus (Enteritis), kolon
(Kolitis) atau kolon dan usus (Enterokolitis).(2)
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan dasar (RISKEDAS) tahun 2013 insidensi
diare pada semua kelompok umur di Indonesia adalah 3,5%.(3) Pada Tahun 2016
jumlah kasus diare di Kota Banda Aceh dilaporkan adalah sebanyak 3.653 kasus
terdiri dari 1.781 kasus pada laki – laki dan 1.872 kasus pada perempuan.
Penderita diare terbanyak terdapat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Meuraxa
yaitu sebanyak 653 kasus (kasus pada laki – laki 333 dan perempuan 320) dan
paling rendah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuta Alam sebanyak 143 kasus
(kasus pada laki – laki 74 dan perempuan 69), jumlah kasus diare per UPTD
Puskesmas di Kota Banda Aceh dapat dilihat pada grafik di bawah ini.(4)
(Grafik 9.JUMLAH KASUS DIARE MENURUT UPTD PUSKESMAS DI KOTA BANDA
(4)
ACEH TAHUN 2016)

Diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit.7 Diare
dipengaruhi oleh berbagai faktor resiko. Faktor resiko pada anak yang dapat
meningkatkan kerentanan terhadap diare antara lain status gizi kurang
(malnutrisi).8 Terdapat kaitan yang erat antara infeksi dan malnutrisi. Infeksi
merupakan penyebab malnutrisi akibat penurunan intake makanan, penurunan
absorpsi nutrien di usus halus serta peningkatan katabolisme nutrien yang
dibutuhkan untuk perbaikan jaringan. Sebaliknya, malnutrisi dapat pula menjadi
faktor predisposisi terjadinya infeksi akibat penurunan proteksi barier mukosa
usus dan memicu perubahan kepada fungsi daya tahan tubuh penderita sehingga
meningkatkan resiko terjadinya infeksi khususnya infeksi enteral.(1)
II. NAMA KEGIATAN
Penyuluhan tentang Diare
III. TUJUAN KEGIATAN
1. Menjelaskan tentang pengertian diare
2. Menjelaskan tentang tanda dan gejala diare
3. Menjelaskan tentang tatalaksana diare
4. Menjelaskan tentang komplikasi diare
5. Menjelaskan tentang cara pencegahan diare

IV. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Kegiatan penyuluhan kesehatan ini dilakukan pada :
Hari/Tanggal : Kamis/ 01 November 2018
Waktu : 10.00 wib s/d 10.30 wib
Tempat : Puskesmas Lampulo
Topik : Diare

V. PESERTA KEGIATAN
Penyuluhan kesehatan ini dilakukan pasien dan keluarga pasien yang datang
ke puskesmas Lampulo

VI. METODE PENYULUHAN


Metode pada penyuluhan ini dilakukan melalui 3 tahap yaitu :
a. Tahap pengenalan dan penggalian pengetahuan peserta
Pada tahap ini, pemateri memperkenalkan diri dilanjutkan dengan
pertanyaan kepada peserta untuk menilai tingkat pengetahuan mengenai
Diare. Kemudian leaflet dibagikan kepada peserta.
b. Penyampaian Materi dan Tanya Jawab
Pada tahap ini dilakukan penyampaian materi selama 15 menit yang
dijelaskan secara langsung dengan menggunakan alat bantu berupa leaflet
yang telah dibagikan pada tahap awal. Penyuluhan dilanjutkan dengan tanya
jawab kepada para peserta selama 10 menit.
c. penutup
Setelah penyampaian materi, kegiatan penyuluhan ditutup oleh pemateri

VII. MATERI PENYULUHAN


1. Pengertian Diare
Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi
cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua
kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi misalnya buang air
besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire. Begitu juga
apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari,
maka itu bukan diare. (5)
2. Tanda dan Gejala Diare
Menurut Depkes RI (2003), tanda dan gejala diare adalah :
1. Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi tanda-tandanya adalah :
berak cair 1 – 2 kali sehari, muntah tidak ada, haus tidak ada, masih mau
makan dan bermain.
2. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/ sedang tanda-
tandanya adalah : berak cair 4 – 9 kali sehari, kadang muntah 1 – 2 kali
sehari, kadang panas, haus, tidak mau makan, dan badan lemas.
3. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat tanda-tandanya
adalah : berak cair terus-menerus, haus sekali, mata cekung, bibir kering
dan bau, tangan dan kaki dingin, sangat lemah, tidak mau makan, tidak
mau bermain, tidak kencing 6 jam atau lebih, kadang-kadang kejang dan
panas tinggi.

3. Tatalaksana awal diare


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencegah atau mengatasi
dehidrasi pada anak yang mengalami diare, yaitu (1) mengganti kehilangan cairan
yang telah terjadi, (2) mengganti kehilangan cairan yang sedang berlangsung, dan
(3) pemberian cairan rumatan. (6)
 Tanpa dehidrasi
Pada keadaan ini, buang air kecil masih seperti biasa. ASI diteruskan,
tidak perlu membatasi atau mengganti makanan, termasuk susu formula.
Dapat diberikan oralit 5-10 ml setiap buang air besar cair. (6)
 Dehidrasi ringan-sedang
Anak terlihat haus dan buang air kecil mulai berkurang. Mata terlihat agak
cekung, kekenyalan kulit menurun, dan bibir kering. Pada keadaan ini, anak harus
diberikan cairan rehidrasi dibawah pengawasan tenaga medis, sehingga anak perlu
dibawah ke rumah sakit. Oralit diberikan sebanyak 15-20 ml/kgBB/jam. Setelah
tercapai rehidrasi, anak segera diberi makan dan minum. ASI diteruskan.
Pemberian terapi Oralit cukup dilaksanakan pada ruang observasi di UGD atau
Ruang Rawat Sehari. Muntah bukan larangan untuk pemberian oralit. Oralit harus
diberikan secara perlahan-lahan dan konstan untuk mengurangi muntah. Keadaan
anak harus sesering mungkin direevaluasi. (6)
 Dehidrasi Berat
Selain gejala klinis yang terlihat pada dehidrasi ringan-sedang, pada
keadaan ini juga terlihat napas yang cepat dan dalam, sangat lemas, keasadaran
menurun, denyut nadi cepat, dan kekenayalan kulit sangat menurun. Anak harus
dibawa segera ke Rumah Sakit untuk mendapat cairan rehidrasi melalui infus.(6)
4. Komplikasi diare
Kebanyakan penderita diare sembuh tanpa mengalami komplikasi, tetapi
sebagian kecil mengalami komplikasi dari dehidrasi, kelainan elektrolit atau
pengobatan yang diberikan. Komplikasi paling penting wlaupun jarang
diantaranya yaitu: hipernatremia, hiponatremia, demam, edema/overhidrasi,
asidosis, hipokalemia, ileus paralitikus, kejang, intoleransi laktosa, malabsorpsi
glukosa, muntah, gagal ginjal.

5. Pencegahan diare
Pencegahan diare menurut Pedoman Tatalaksana Diare Depkes RI (2006)
adalah sebagai berikut:
 Pemberian ASI
ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya
antibodi dan zat- zat lain yang dikandungnya. ASI turut memberikan perlindungan
terhadap diare pada bayi yang baru lahir. Pemberian ASI eksklusif mempunyai
daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang
disertai dengan susu botol. Flora usus pada bayi-bayi yang disusui mencegah
tumbuhnya bakteri penyebab diare (Depkes RI, 2006).
 Pemberian makanan pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap
mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Pada masa tersebut merupakan
masa yang berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian makanan pendamping
ASI dapat menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diare ataupun penyakit
lain yang menyebabkan kematian.
 Menggunakan air bersih yang cukup
 Mencuci tangan
 Menggunakan jamban
 Membuang tinja bayi yang benar
 Pemberian imunisasi campak

VIII. TANYA JAWAB DENGAN PESERTA


1. Apakah boleh memberikan teh pada anak diare

Jawab :
Pemberian minuman seperti cola, gingerale, aple juice, dan minuman olah
raga (sports drink) umumnya mengandung kadar karbohidrat dan osmolaritas
yang tinggi. Minuman tersebut dapat menyebabkan diare osmotik yang lebih berat
disamping mengandung kadar Na yang rendah sehingga sering menyebabkan
hiponatremia. Teh sebaiknya tidak digunakan sebagai cairan rehidrasi karena juga
mengandung kadar Na yang rendah.

2. Kapan anak diare di bawa ke rumah sakit atau puskesmas?

Jawab :
Bila anak yang sedang diare ditemukaan keadaan seperti ini, napas yang
cepat dan dalam, sangat lemas, keasadaran menurun, denyut nadi cepat, dan
kekenayalan kulit sangat menurun. Anak harus dibawa segera ke Rumah Sakit
untuk mendapat cairan rehidrasi melalui infus.

IX. PENUTUP
Penyuluhan telah dilakukan kepada pasien dan keluarga pasien yang berada
di Puskesmas lampulo dan dilakukan di ruang tunggu saat pasien menunggu
pelayanan. Penyuluhan dilakukan dengan alat bantu leaflet diikuti sesi tanya
jawab. Tanggapan para peserta penyuluhan cukup baik dan antusias dalam
mendengarkan serta adanya beberapa peserta yang bertanya. Adapun harapan
yang ingin dicapai dengan adanya penyuluhan ini adalah peserta dapat
mengetahui tanda dan gejala diare, mampu memberikan tatalaksana awal,
memahami kapan anak diare dibawa ke puskesmas atau rumah sakit dan
mengetahui cara pencegahan diare
X. DAFTAR PUSTAKA

1. Ekky W, Deddy,S.P, Dewi,A. Korelasi Status Gizi dan Durasi Diare pada Balita
dengan Diare Akut di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau.JOM FK. 2015;Vol 2:2;p1
2. Donna L. Wong.et all. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik. Cetakan pertama.
Jakarta : EGC. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta; 2013 p.
243-245
3. Departemen Kesehatan RI. (2011). Buku Saku Diare Edisi 2011. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
4. Departemen Kesehatan RI. (2016). Profil kesehatan kota banda aceh tahun 2016.
From http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-
lain/Data%20dan%20Informasi%20Kesehatan%20Profil%20Kesehatan%20Indonesi
a%202016%20-%20%20smaller%20size%20-%20web.pdf. Diakses 31 desember
2016
5. Departemen Kesehatan RI. (2011). Buku Saku Diare Edisi 2011. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
6. Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
(2014) Bagaimana menangani diare pada anak. Ikatan dokter anak indonesia. From
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-
anak
XI. DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN

Gambar 1 :
Kegiatan penyuluhan diare di puskesmas Lampulo
Gambar 2 :
Leaflet penyuluhan Diare
Banda Aceh, November 2018
Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Roosmy dr. Muhammad, MPH


NIP. 19641116 200112 2 001 NIP. 19721018 200012 1 002

Mengetahui

Kepala UPTD Puskesmas Lampulo

Hayatun Rahmi, S.KM


NIP. 19670703 199805 2 001
LAMPIRAN II
KEGIATAN KUNJUNGAN
RUMAH (HOME VISIT)
LAPORAN KEGIATAN HOME VISIT I

KUNJUNGAN PERTAMA
I. Data Administrasi
Nama Fasillitas Pelayanan Keseshatan Puskesmas Lampulo
Nomor Rekam Medis 0499
Tanggal Kunjungan 30 Oktober 2018
Diisi oleh Aini Mutmainah

II. Data Pasien


Nama Ny. H
Umur 45 Tahun
Alamat Gampong Lampulo
Jenis Kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Swasta
Status Perkawinan Menikah
Kunjungan yang ke satu
Pengobatan Sebelumnya Amlodipin 10 mg, Bisoprolol 5 mg
Alergi Obat Tidak ada

III. Data Pelayanan


Anamnesis (dilakukan secara autoanamnesis)
Keluhan Utama
Pasien dengan keluhan sakit kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala sejak dua hari ini. Pasien
merasa sakit kepala tersebut sampai mengganggu aktivitasnya. Pasien seorang
yang bekerja di asuransi swasta yang selalu pergi jam 08.00 sampai jam 17.00
sore. Pasien mengaku sudah tiga hari obat darah tinggi nya habis, namun belum
sempat mengambil obat rutin nya di puskesmas.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan rutin
mengambil obat tiap bulan di puskesmas.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien anak keempat dari tujuh bersaudara. Ayah pasien mempunyai
riwayat hipertensi. Begitu juga dengan kakak kandung yang pertama juga
menderita hipertensi.
Riwayat Pemakaian Obat
Pasien mengkonsumsi obat antihipertensi berupa amlodipin dan bisoprolol.
Riwayat Kebiasaan Sosial
Pasien seorang karyawan di asuransi swasta yang bekerja dari jam 08.00 –
17.00. Pasien juga merupakan perokok aktif dan memiliki kebiasaan minum kopi
tiap pagi sebelum pergi kerja. Pasien jarang melakukan olahraga.
Keadaan Lingkungan Rumah dan Sekitarnya
Rumah pasien berada di samping puskesmas berdekatan kantor keuchik
lampulo dengan bahan rumah terbuat dari beton. Terdapat 1 ruang tamu, 2 kamar
tidur, 1 kamar mandi dan dapur. Halaman rumah sempit dan jalan didepan juga
kecil. Ventilasi kurang baik karena berhimpitan dengan rumah yang lain.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan umum, tanda vital, dan status gizi
KU : Baik TD : 160/100 mmHg BB : 89 Kg
Nadi: 86x/menit TB : 167 cm
RR: 20x/menit IMT : 28,6 kg/m2
Suhu : 36,7 0C (aksila) Status Gizi : Overweight

b. Status Generalis
Kepala
Mata : Cekung (-/-) sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra inferior
pucat (-/-)
THT : dalam batas normal
Paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)
Ekstremitas : CRT > 2 detik
Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianotik - - - -
Edema - - - -
Ikterik - - - -

c. Pemeriksaan Laboratorium
Pada saat kunjungan dilakukan, pasien tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium.

IV. Diagnosis Holistik


1. Aspek personal :
Pasien mengatakan tekanan darahnya selalu tinggi, pasien beberapa hari
ini sering merasakan sakit kepala, lemas, dan nyeri di leher belakang.
2. Aspek Klinik :
Hipertensi grade 2
3. Aspek Risiko Internal :
Pasien seorang karyawan di asuransi swasta yang bekerja dari jam 08.00
– 17.00. Pasien juga merupakan perokok aktif dan memiliki kebiasaan
minum kopi tiap pagi sebelum pergi kerja. Pasien jarang melakukan
olahraga. Ayah pasien memiliki riwayat hipertensi sehingga pasien
berisiko mengalami hipertensi.
4. Aspek Resiko Eksternal :
Pasien dan istrinya kurang memahami penyakit hipertensi, sehingga
tidak memperbaiki pola hidup yang bisa mendatangkan komplikasi dari
hipertensi. Akses terhadap kesehatan pasien cukup mudah, namun
pasien datang hanya untuk mengambil obat rutin tiap bulannya, tidak
memeriksa tekanan darah tiap minggu.
5. Derajat Fungsional :
Derajat 1, dimana pasien tidak memiliki keterbatasan fungsi

Genogram
V. Rencana Penatalaksanaan Pasien
1. Health Promotion

Pasien dianjurkan diet hipertensi serta mulai menurunkan BB. Diet hipertensi
berupa menghindari makanan tinggi garam. Meminimalisir pengolahan makanan
dengan cara digoreng dan penggunaan garam yang sedikit. Mulai mengkonsumsi
sayur dan buah. Pasien juga diedukasi agar melakukan jalan santai sekitar 30
menit selama 3 atau 4 kali dalam seminggu. Keluarga pasien juga diedukasi agar
menjaga pola makan pasien, ikut mendukung pengobatannya dan tidak
membebankannya beban psikologis yang membuat pasien stres.
2. Spesific Protection

Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan jantung ke spesialis


jantung untuk menaikkan dosis atau mengganti obat antihipertensi, karena
tekanan darah pasien selalu diatas 140/90 sedangkan pasien sudah minum obat
secara rutin. Jika terdapat gejala seperti pusing hebat, pasien dianjurkan untuk
memeriksakan kesehatan termasuk tekanan darahnya, dikarenakan pasien
memiliki riwayat hipertensi.
3. Prompt Treatment
Amlodipin 1 x 10 mg
Bisoprolol 1 x 5 mg
4. Disability Limitation
Pasien tidak ada disability limitation
5. Rehabilitasi
Pasien tidak memerlukan rehabilitasi
Pasien 2
Istri dan anak-anak pasien saat ini sedang berada dikampung sehingga tidak bisa
diperiksaa.
KUNJUNGAN II (Sabtu, 3 November 2018)
Pasien I : Tn. H

1. Follow Up
1. Keluhan
Keluhan sakit kepala sudah berkurang.
2. Keadaan Umum, tanda vital dan status gizi
KU : Baik TD : 150/90 mmHg BB : 80 Kg
Nadi: 88x/menit TB : 167 cm
RR: 20x/menit IMT : 28,6 kg/m2
Suhu : 36,6 0C (aksila) Status Gizi : Overweight

Status Generalis
Kepala
Mata : Cekung (-/-) sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra inferior
pucat (-/-)
THT : dalam batas normal
Paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)
Ekstremitas : CRT > 2 detik, sianosis perifer (-)

Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada

II. Diagnosis Holistik


1. Aspek personal :
Keluhan sakit kepala sudah berkurang.
2. Aspek Klinik :
Hipertensi stage 2
3. Aspek Risiko Internal :
Pasien belum mengurangi konsumsi makanan berlemak, asin dan manis.
Karna saat ini istri pasien sedang dikampung, sehingga pasien selalu beli
makanan diluar.
4. Aspek Resiko Eksternal :

Pasien belum rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah. Karena tidak


memiliki waktu untuk ke puskesmas tiap harinya.
5. Derajat Fungsional :
Derajat 1, dimana pasien tidak memiliki keterbatasan fungsi
III. Rencana Penatalaksanaan Pasien
1. Health Promotion
Pasien dianjurkan tetap menjaga pola makan yang sudah diterapkan, yaitu
rendah lemak dan rendah garam. Sayur dan buah-buahan harus dikonsumsi
setiap hari. Olahraga berupa jalan santai harus mulai dilakukan minimal 30
menit selama 3x/minggu.
2. Spesific Protection
Seperti sebelumnya, Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
jantung ke spesialis jantung untuk menaikkan dosis atau mengganti obat
antihipertensi, karena tekanan darah pasien selalu diatas 140/90 sedangkan
pasien sudah minum obat secara rutin
3. Prompt Treatment
Amlodipin 1 x 10 mg
Bisoprolol 1 x 5 mg
4. Disability Limitation
Pasien tidak ada disability limitation
5. Rehabilitasi
Pasien tidak memerlukan rehabilitasi
IV Faktor Pendukung dan Penghambat Pengobatan
Faktor pendukung pengobatan yang terdapat pada pasien antara lain adalah :
 Pasien bersedia mengikuti saran dokter untuk mulai mengubah pola makan
dengan cara mengurangi makanan berlemak dan menggunakan sedikit
garam serta mulai mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.
 Pasien memiliki akses yang mudah dan cepat apabila terdapat keluhan
sakit kepala hebat dan sesak
Faktor penghambat pengobatan yang terdapat pada pasien antara lain adalah :
 Pasien tidak memiliki waktu untuk ke puskesmas tiap minggu nya untuk
mengontrol darah tingginya, karena pasien sebagai tulang punggung
kelurga.
VIII. Dokumentasi

Gambar Home Visit

Gambar dapur dan kamar mandi di rumah pasien


Banda Aceh, November 2018
Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Roosmy dr. Muhammad, MPH


NIP. 19641116 200112 2 001 NIP. 19721018 200012 1 002

Mengetahui

Kepala UPTD Puskesmas Lampulo

Hayatun Rahmi, S.KM


NIP. 19670703 199805 2 001

Anda mungkin juga menyukai