melakukan pengiriman sertifikat kematian ke panitera. Hal ini biasanya dilakukan dengan
meminta bantuan keluarga untuk mengirimkannya. Amplop tersedia dari kantor Panitera.
Alternatif lain dapat dilakukan dengan mengirimkan melalui pos atau langsung kepada
panitera.
Jika tidak diperlukan informasi dalam I (b) dan I (c), maka harus dibiarkan kosong.
Contoh:
I. (a) Edema paru akut
(B) infark miokard
(c) Penyakit jantung iskemik
II Penyakit paru obstruktif kronis
Dokter mungkin terbiasa untuk menggunakan istilah seperti MI, IHD dan COPD, tetapi
singkatan harus dihindari. Hal ini penting untuk dapat memberikan informasi sebanyak
mungkin untuk memberikan statistik kematian yang akurat dan sespesifik mungkin. Misalnya,
jelaskan subtipe dari neoplasma ganas (jika mungkin) dan tentukan 'pneumonia
pneumokokus' daripada hanya mencatat 'pneumonia'. Silakan lihat penjelasan berikut.
Kadang-kadang lebih dari tiga penyakit dapat terjadi dalam urutan. Dalam hal ini , penulisan
dapat dilakukan dengan membuat kalimat pada bagian I (c) misalnya ‘glomerulonefritis akibat
lupus sistemik erythematosus’. Selain itu terkadang perlu menulis dua penyebab kematian
pada bagian I (a). Hal ini dilakukan ketika dua kondisi teradi bersamaan, saling mengisi dan
keduanya bersama menjadi penyebab kematian. Contohnya adalah: I (a) Lobar
pneumonia dan edema paru.
Pada lansia, terkadang kita ingin menuliskan penyebab kematian sebagai 'usia tua'. Hal ini
sebisa mungkin harus dihindari. Istilah ini tidak boleh digunakan jika ada penyebab kematian
yang jelas, dan pasien sudah berusia lebih dari 80 tahun. 'Usia tua' seharusnya hanya dicatat
jika pasien telah di bawah perawatan dokter tersertifikasi untuk beberapa waktu (berbulan-
bulan atau bertahun-tahun) dan kematiannya tidak memenuhi kriteria untuk rujukan ke
Coroner.
Persyaratan yang harus dihindari saat menyelesaikan Surat Keterangan Kematian Medis
termasuk deskripsi non-klinis seperti 'kelelahan'. Kondisi ini merupakan sebuah ‘cara
kematian’ dan bukan penyebab kematian. Cara kematian lainnya termasuk sinkop, asfiksia
dan koma. Begitu pula kegagalan organ spesifik, membutuhkan informasi lebih lanjut jika
terdaftar sebagai penyebab utama kematian. Ini digolongkan sebagai mode sekarat.
Kegagalan organ hanya dapat digunakan jika dokter mendaftar faktor-faktor yang terlibat,
misalnya:
I (a) Gagal hati
I (b) Sirosis hati
I (c) Sindrom ketergantungan alkohol
Bagi dokter praktek mandiri, baik baginya apabila mellakukan audit terkait sertifikasi kematian.
Proses ini melibatkan peninjauan dalam jangka waktu untuk menentukan apakah penyebab
kematian bagian diselesaikan dengan tepat. Data ini kemudian bisa digunakan untuk
menerapkan perubahan dalam praktik dan audit ulang dilakukan setelah 6 hingga 12 bulan
berikutnya.
Dokter harus memperhatikan dengan rinci terkait adanya kemungkinan etiologi industri.
Kondisi paling umum ditemui kondisi dari tipe ini adalah mesothelioma paru dan asbestosis
terkait dengan paparan asbes. Pada kasus seperti itu karena ini, keluarga dapat meminta
saran dan kompensasi hukum setelah kematian pasien; oleh karena itu, pemeriksaan post
mortem selalu dilakukan.
BMA juga merekomendasikan, meskipun bukan persyaratan hukum di Inggris, bahwa semua
kematian akibat medis atau