Anda di halaman 1dari 6

Permasalahan yang dihadapi DISPARBUD Kabupaten Pangandaran:

Bekaitan dengan upaya peningkatan kinerja sumber daya manusia sektor publik, dalam Kep.

Menpan 25/KEP/M.PAN/04/2002 diuraikan beberapa keadaan yang terjadi saat ini berkaitan

komitmen dari organisasi publik, diantaranya adalah masih rendahnya komitmen dan

konsistensi terhadap visi dan misi karena belum memahami benar mengenai urgensi dan

makna visi dan misi, banyak sorotan masyarakat terhadap profesionalisme aparatur negara,

menandakan bahwa masyarakat belum puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh aparatur

negara, kedisiplinan dan keteraturan kerja aparatur masih rendah, serta masih terdapat oknum

aparatur negara yang tidak memegang teguh amanah dan tidak konsisten dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari. Berdasarkan wawancara awal, DISPARBUD

Kabupaten Pangandaran menghadapi beberapa permasalahan diantaranya adalah belum

optimalnya kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan standar kebutuhan suatu unit

kerja, masih adanya penempatan pegawai di masing-masing bidang yang belum sesuai

dengan kompetensi dan kualifikasi pendidikan dan keahlian, toleransi terhadap resiko

pekerjaan masih rendah sehingga kondisi ini mengancam sifat inovasi pada para pegawai

yang ada, dan sharing data dan informasi belum berjalan dengan baik karena pemanfaatkan

sistem informasi yang tersedia belum optimal.

Kerangka Pemikiran

Pemimpin adalah orang yang mampu mepengaruhi karyawan dan memiliki

wewenang manajerial. Pemimpin yang dibutuhkan untuk tercapai tujauan organisasi selain

cerdas dan bijaksana, pemimpin harus memiliki perilaku melayani. Perilaku melayani dapat

dikatakan sebagai gaya servant leadership. Servant leadership merupakan gaya

kepemimpinan yang berawal dari hati yang berkehendak untuk melayani dan menjadi pihak

pertama yang melayani.


Ningsih dkk (2016) mengatakan bahwa “Servant leadership merupakan gaya

kepemimpinan yang sangat peduli atas pertumbuhan dan dinamika kehidupan pengikut

dirinya serta komunitasnya dimulai dari perasaan natural yang ingin melayani”. Winston

dalam Dumatubun (2018:37) menguraikan ‘Dampak servant leadership terhadap cinta,

komitmen, kemanjuran diri, dan motivasi intrinsik karyawan atau bawahan yang dapat

mengubah sikap karyawan dan juga mengubah sikap pemimpin, agapao (cinta) dari

pemimpin dengan karyawan yang bisa membentuk lingkaran positif’. Komitmen merupakan

salah satu dampak dari servent leadership, komitmen organisasi merupakan tanggapan afektif

terhadap organisasi. (grand theory)

Stephen Robbins dan Judge (2015) mengatakan bahwa “Komitmen organisasi

didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak pada organisasi serta

tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi”.

Sifat dan gaya servant leadership dapat mempengaruhi karyawan untuk melakukan tindakan-

tindakan yang efektif bagi perusahaan. Dengan demikian, penerapan servant leadership dapat

mempengaruhi komitmen organisasi.

Servant Leadership Komitmen Organisasi

1. Altruistic Calling 1. Affective Commitment


2. Emotional Healing 2. Continuance
3. Wisdom Commitment
4. Persuasive Mapping 3. Normative
5. Organizational Commitment
Stewarship
Allen dan Meyer dalam
Wheleer dalam Kuswanto Jati (2013:88)
(2015:516)
Hipotesis

Menurut Sugiyono (2017:63) menjelaskan bahwa:

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,


dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Dari kerangka pemikiran, maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian adalah

“Terdapat pengaruh antara servant leadership dengan komitmen organisasi”.

Metode penelitian yang digunakan

Jenis penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2015 : 13) Metode kuantitatif adalah :

Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitaif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapakan.
Sedangkan penelitian survey yaitu penelitian yang digunakan untuk menjelaskan

hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2015:14) pengertian penelitian

survey sebagai berikut :

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan
antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Populasi

Berdasarkan informasi dari DISPARBUD Kabupaten Pangandaran jumlah pegawainya yaitu

42 orang. Sehinggan dari data tersebut dijadikan sebagai jumlah populasi untuk keperluan

penelitian.
Sampel

Karena jumlah populasi telah diketahui, yaitu jumlah pegawai DISPARBUD Kabupaten

Pangandaran berjumlah 42 orang, maka untuk menentukan besarnya ukuran sampel dalam

penelitian ini digunakan metode sampel jenuh atau sensus atau total sampling. Alasan

penggunaan metode ini karena jumlah populasi kurang dari 100. Apabila jumlah populasi

kurang dari 100 maka semua populasi dijadikan sampel sebagaimana oleh Arikunto

(2007:112), “Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan populasi”.

Sumber data yang digunakan

1. Data primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan melalui pengisian

kuesioner yang disebarkan kepada konsumen tentang servant leadership dan

komiten organisasi.

2. Data sekunder

Yaitu data yang dikumpulkan dari pihak lain yang mana data tersebut mereka

jadikan sebagai sarana untuk kepentingan mereka sendiri,data sudah ada atau

tersedia yang kemudian diolah kembali untuk tujuan tertentu, data ini berupa sejarah

dan keadaan perusahaan, literatur, artikel, tulisan ilmiah yang dianggap relevan

dengan topik diatas.

Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner atau Angket

Menurut Sugiyono (2017:142) menyatakan “Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.


2. Observasi

Menurut Sugiyono (2017:145) memaparkan “Observasi sebagai teknik pengumpulan

data mempunyai ciri yang spesifik dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu

wawancara dan kuesioner”.

3. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan melihat, menelaah, dan menganalisis

dokumen, catatan ataupun arsip resmi lainnya yang relevan dengan peneliti. Hal ini

dimaksudkan untuk melengkapi data yang belum diperoleh melalui wawancara dan

observasi.

Anda mungkin juga menyukai