PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
1. Golongan sulfat: SO4 2-, SO3 2-, PO4 3-, , Cr2O42-, BO33- -, Cr2O42-,
AsO43-,AsO33-. Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana
basa.
2. Golongan halida : Cl-, Br-, I, S2-
Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).
Menurut G. Svehla (1985), Proses reaksi anion dapat dibagi kedalan dua
bagian yaitu:
1. Kelas A
a. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer:
Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfide,
nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
b. Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.
2. Kelas B
a. Reaksi pengendapan: sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit,
arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat,
salisilat, benzoate, dan suksinat.
b. Oksidasi dan reduksi dalam larutan
c. Golongan Kation Pertama: Timbal(II), Merkurium(I), Dan Perak(I)
Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa, dan
mempinyai rapatan 13, 534 g ml-1 apad 25oC. Ia tak dipengaruhi asam klorida
atau asam sulfat encer (2M), tetapi mudah bereaksi dengan asan nitrat. Asam
nitrat yang dingin dan sedang pekatnya (8M), dengan merkurium yang berlebihan
menghasilkan ion merkurium(I):
dengan asam nitrat pekat panas yang berlebihan, terbentuk ion merkurium(II):
asam sulfat pekat panas jga melarutkan merkurium. Hasilnya adalah ion
merkurium(I), jika merkurium terdapat berlebihan
Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa dan liat. Rapatannya tinggi
(10,5 g ml-1) dan ia melebur pada 960,5oC. Ia tak larut dalam asam klorida, asam
sulfat encer (1M) atau asam nitrat encer (2M). Dalam larutan asam nitrat yang
lebih pekat (8M) (a) atau dalam asam pekat panas (b), ia melarut:
Zink adalah logam yang putih-kebiruan, logam ini cukup mudah ditempa
dan liat pada 110-1500C. Zink melebur pada 4100C dan mendidih pada 9060C.
Logamnya yang murni melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali,
adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau tembaga, yang
dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini,
mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutannya zink-zink komersial. Yang
terakhir ini dengan mudah larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer
dengan hidrogen:
Pelarut akan terjadi dalam asam nitrat yang encer sekali, pada mana tak ada gas
yang dilepaskan:
Asam sulfat encer, asam asetat yang mudah dikenali dari baunya yang
seperti cuka, dilepaskan pada pemanasan.
CH3COO- + H+ → CH3COOH↑
Asam sulfat pekat, asam asetat yang dilepaskan pada pemanasan, bersama-
sama belerang dioksidasi, yang terakhir ini cenderung menutupi bau menusuk dari
uap asam asetat pekat itu. Karena itu, uji dengan asam sulfat encer dimana uap
asam asetat diencerkan dengan uap air, hendaknya lebih dipilih sebagai uji
terhadap asetat.[11]
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-
sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Rak tabung reaksi
4. Sikat pembersih
PEMBAHASAN
Golongan I
Ag+
Pb2+
Golongan II
Hg2+
HgI2 +2 KI → K2 HgI2
CU2+
1. CU2+ + 2KI → CUI2 + 2K+
Cd2+
1. Cd2+ + KI →
Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral /
amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
Golongan III A
Fe2+
Fe3+
Al3+
3. Al3+ + KSCN →
Golongan III B
Zn2-
Ni2+
CO2-
Golongan IV
Ba2-
Uji nyala
Ba → kuning kehijaun
Ca2+
Ca → merah kekuningan.
Sr2+
Sr → merah karmin
Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang
terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
Golongan V
Mg2+
Reaksi Anion :
Anion golongan A
Cl-
2. I- + Ba(NO3)2 →
SCN-
S2-
Ag2S + HNO3
Golongan C
CH3 COO-
2. CH3COO- + Ba(NO3)2
→ 3Fe (OH)2
Golongan D
SO32-
Golongan E
S2O3
Golongan F
PO43-
Golongan G
4.2 Pembahasan
Uji kualitatif kation Fe3+ digunakan sampel FeCl3, larutan FeCl3 sebagai
sampel yang mengandung kation Fe3+ tersebut ditambahkan dengan senyawa
kompleks K4Fe(CN)6 dan menghasilkan warna biru pada larutan. Endapan ini
terjadi saat ion heksasianoferat (III) mengoksidasi besi (II) menjadi besi (III).
Endapan ini diuraikan oleh larutan kalium hidroksida pada besi (III) hidroksida
sehingga menghasilkan endapan (Svehla. 1979: 259).
Uji kualitatif kation pada percobaan ini juga digunakan sampel ZnSO4
sebagai sampel yang mengandung kation Zn2+, sampel tersebut direaksikan
dengan K4Fe(CN)6 dan menghasilkan endapan putih. Endapan ini memiliki
komposisi yang berbeda-beda. Endapan tak larut dalam asam encer, tetapi larut
dengan mudah dalam natrium hidroksida, reaksi ini dapat digunakan untuk
membedakan aluminium dan zink (Svehla. 1979: 291).
Uji kualitatif yang terakhir adalah Ba2+, sampel yang digunakan adalah
BaSO4 direaksikan dengan CH3COOH dan K2CrO4, reaksi tersebut
menghasilkan endapan kuning BaCrO4. Fungsi dari asam asetat adalah untuk
mengasamkan larutan sebelum dicampur dengan kalium kromat yang berfungsi
untuk mengendapkan. Endapan kuning terjadi karena barium yang berwarna
kuning berikatan dengan dengan kromat yang dapat menghasilkan endapan
(Chadijah, 2012: 119).
Pada pratikum uji kualitatif anion ini tidak jauh berbeda dengan uji
kualitatif kation. Metoda yang dipakai pada praktek ini adalah reaksi basah. Yang
membedakan uji kualitatif kation dengan anion adalah pada uji kualitatif anion
tidak dilakukan secara sistematis. Uji pendahuluan pada reaksi ini berdasarkan
pada sifat fisika seperti bau, warna dan terbentuknya gas.
Sama seperti uji kation data diatas pun menunjukan reaksi dari suatu
senyawa yang direaksikan dengan senyawa lain maka akan dihasilkan senyawa
baru. Serta menimbulkan tampilan fisik yang baru juga seperti terbentuk endapan
dan perubahan warna.
Pada praktek ini seharusnya hasil yang diperoleh harus sama dengan data
yang ada di modul, namun ada beberapa reaksi yang berbeda, seperti pada reaksi
KCNS dengan H2SO4larutan yang dihasilkan berwarna kuning dan tidak terjadi
endapan, seharusnya larutan berwarna merah. Ini bisa disebabkan kurang berhati –
hati ketika menambahkan pereaksi atau alat yang tidak steril.
Dalam uji kation khusus ini kita akan menguji satu persatu larutan yang
kita belum ketahui kebenaran kandungan kationnya. Tidak seperti uji kation pada
praktek sebelumnya, uji kation khusus ini seharusnya tidak menggunakan reagen
seeperti uji kation yang lain, tetapi menggunakan uji nyala. Tapi pada praktek kali
ini uji kation khusus tidak menggunakan uji nyala, tetapi menggunkan metode
reaksi basah seperti uji kation sebelumnya. Kation golongan khusus atau golongan
5 meliputi Mg, K, NH4+, dan beberapa pereaksi yang digunakan adalah K2CrO4,
CH3COONa, dan K4Fe(CN)6.
Pada praktek ini seharusnya hasil praktek sama semua dengan data yang
ada di modul, tetapi ada satu pengujian yang hasilnya berbeda dengan data yang
ada di modul, yaitu MnSO4 yang direaksikan dengan HNO3, seharusnya larutan
yang dihasilkan berwarna ungu violet namun yang didapat adalah endapan
berwarna coklat. Ini disebabkan mungkin karena kurang benarnya dalam proses
praktek seperti zat yang direaksikan terlalu banyak atau alat yang dipakai kurang
steril
Pada pratikum uji kualitatif anion khusus ini tidak jauh berbeda dengan uji
kualitatif kation. Metoda yang dipakai pada praktek ini adalah reaksi basah. Yang
membedakan uji kualitatif kation dengan anion adalah pada uji kualitatif anion
khusus tidak dilakukan secara sistematis. Uji pendahuluan pada reaksi ini
berdasarkan pada sifat fisika seperti bau, warna dan terbentuknya gas.
Sama seperti uji kation data diatas pun menunjukan reaksi dari suatu
senyawa yang direaksikan dengan senyawa lain maka akan dihasilkan senyawa
baru. Serta menimbulkan tampilan fisik yang baru juga seperti terbentuk endapan
dan perubahan warna.
Pada praktek ini data yang di proleh sama atau sesuai seperti data yang
terdapat di modul pratikum.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adanya kation, anion serta kation dan anion yang terkandung dalam
pereaksi khusus yang sesuia dengan literatur. Uji kualitatif pada semua sampel
membuktikan keberaddan kation dan anion
5.2 Saran
ANALISA KUALITATIF
Disusun Oleh :
NPM : 18020076
Group : K4
Dosen : Sukirman,S.ST.,MIL.
2.Andri S.,Amd.
KIMIA TEKSTIL
2019
DAFTAR PUSTAKA