SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2016
Lembar Persembahan
“Sesungguhnyabersamakesulitanadakemudahan, makaapabilaengkautelahselesai
(darisesuatuurusan), tetaplahbekerjakeras (untukurusan yang lain) danhanyakepada Allah
engkauberharap (Q.S. Asy-syarh: 6-8)”.
Segalapujibagi Allah, Tuhanserusekalianalam…
Ku bersujuddihadapan-Mu Yaa Allah, Engkauberikanakukesempatanuntukbisasampai di
penghujungawalperjuanganku.Sujudsyukurkupersembahkankepada Allah Yang MahaAgung nan
MahaTinggi nan MahaPenyayang, atastakdirmutelahEngkaujadikanakumanusia yang
senantiasaberpikir, berilmu, berimandanbersabardalammenjalanikehidupanini.
Semogakeberhasilaninimenjadilangkahawal yang baikuntukmeraihcita-
citabesarku.Lantunanshalawatberiringsalampenggugahhatidanjiwa,
menjadipersembahanpenuhkerinduanpada sang pembangunperadabanmanusia yang
beradabHabibanaWanabiyana Muhammad SAW. Lantunan Al-
fatihahberiringShalawatdalamsilahkumerintih, menadahkandoadalamsyukur yang tiadaterkira,
terimakasihkuuntukAyahandaBukharidanIbundaSinarwatitercinta.
KupersembahkansebuahkaryainikepadaAyahandadanIbunda yang
tiadapernahhentinyamemberikucintakasih, senantiasamendoakan, memberikansemangat,
membimbingsertapengorbanan yang taktergantikanhinggaakuselalukuatmenjalanisetiaprintangan
yang ada.Dalamsilah di limawaktumulaifajarterbithinggaterbenam, serayatangankumenadah
“Yaa Allah, terimakasihtelahkautempatkanakudiantarakeduamalaikatmu yang
senantiasaikhlasmenjagaku, mendidikku, membimbingku.
BerikanlahbalasansetimpalSurgaFirdausuntukkeduaorangtuaku.AamiinYaaRabbal’alamin...”
Uyasayang kalian….
TeruntukBrigadirMulya Putra, Terimakasihatassemangatdandukunganmuselamaini. Dan
teruntukadik-adikkuHannySyahyanidanArifSyahdan.Terimakasihatascintakasih,
doadandukungannyaselamaini. Terimakasihjugakepadaseluruhkeluargabesarku yang
senantiasamencintaidanmenyayangisertamendoakankeberhasilanku.Semoga Allah
satukankeluargakita di Surga-Nya kelak.
Untuk kalian teman-teman terbaikku April, Nana, Jon Mentari, Sendy, Ipeh, Totoh, Indah Toko,
Febi dan seluruh teman-teman angkatan 2012 program reguler A. Terima kasih untuk kesetiaan,
dukungan serta bantuan kalian selama ini. Semoga Allah eratkan persaudaraan ini dan
dipersatukan di surga-Nya kelak.
Ucapan terima kasih untuk pembimbing skripsiku Ibu Rini Minar Melati, BN.,MN yang
dengantulusikhlasdanpenuhkesabarantelahmeluangkanwaktunyadanpemikirandalammemberikan
bimbingandanarahansertadukunganmulaidariawalhinggaakhirpenulisanskripsiini.
Hanyasebuahkaryadanuntaian kata-kata ini yang dapatkupersembahkankepada kalian semua…
vi
MINISTRY OF RESEARCH, TECHNOLOGY AND HIGHER EDUCATION
SYIAH KUALA UNIVERSITY
FACULTY OF NURSING
SCRIPT
28July2016
ABSTRACT
Filariasisis a disease caused by filarial worms such asWuchereriabancrofti,
Brugiamalayi, and Brugiatimori and transmitted through mosquito bites.
BlangKrueng village Baitussalam of AcehBesar district is an area that is the
knowledge, attitude and behavior need to prevention filariasis disease because from
first data, BlangKruengvillage was still low about the prevention flariasis disease.
This study aims to achieve description of knowledge, attitude and behavior of the
people at BlangKruengvillage Baitussalam district of AcehBesar about prevention of
filariasis disease in 2016. This study is a descriptive cross sectional study design.
Data obtained using a guided interview to 94 respondents at BlangKrueng village
Baitussalam district of AcehBesar. The result obtained are the level of respondents
knowledge about prevention filariasis disease which is adequate (39,4%), respondents
attitudes regarding prevention of filariasis disease adequate 58,5%) and the overall
level of respondent behavior is low (95,7%). Conclusion the level of knowledge,
attitude and behavior of respondents at BlangKrueng village Baitussalam district of
Aceh Besarabout prevention filariasis disease is good. Suggested toBlangKrueng
village communities can work together properly to prevent filariasis disease by taking
medicines to prevent filariasis that given and keep the surrounding environment to
prevent filariasis disease.
vii
KATA PENGANTAR
Baitussalam Kabupaten Aceh Besar” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Salawat dan salam tak lupa pula penulis sampaikan kepada Rasulullah Muhammad
SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman jahilliyah menuju ke zaman
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
Kuala Darussalam Banda Aceh. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah
banyak mendapatkan bantuan baik secara langsung maupun secara tak langsung dari
berbagai pihak.
Ucapan terima kasih dan penghormatan penulis sampaikan teruntuk Ibu Rini
Minar Melati, BN.,MN, selaku dosen pembimbing dalam proses penyusunan skripsi
ini, yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan
berbagai masukan serta ilmu yang sekiranya dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Kemudian ucapan
viii
1. Bapak Dr. Hajjul Kamil, S.Kp., M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan
2. Kepada Ns. Darmawati, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan I, Ns. Ardia Putra,
MNS selaku Wakil Dekan II, kepada Ns. Cut Husna, MNS selaku Wakil Dekan III
dan Penguji I, kepada Ns. Fithria, MNS selaku Wakil Dekan IV.
3. Ibu Ns. Sri Intan Rahayuningsih, M.Kep., Sp.Kep.An selaku Ketua Program Studi
5. Ibu Ns. Putri Mayasari, MNS selaku Penguji II yang telah memberikan saran dan
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
7. Kepada Geuchik Desa Blang Krueng dan seluruh pejabat desa yang telah
membantu dan memberikan izin kepada penulis sehingga penelitian ini dapat
dilaksanakan.
8. Ayahanda Bukhari dan Ibunda Sinarwati serta keluarga tercinta yang selalu
skripsi ini.
2012 yang telah saling membantu dan memberikan dukungan sehingga penulis
ix
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dari seluruh pihak agar skripsi ini menjadi lebih baik dan dapat
diri karena tiada sesuatupun kejadian di dunia ini kecuali atas kehendak dan kuasa-
Nya.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR ORISINALITAS .............................................................................. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................ v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR SKEMA ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan ................................................................................ 6
B. Konsep Sikap .......................................................................................... 13
C. Konsep Perilaku ...................................................................................... 15
D. Konsep Masyarakat ................................................................................. 17
E. Konsep Filariasis ..................................................................................... 18
F. Pencegahan Filariasis .............................................................................. 28
xi
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 52
B. Pembahasan ............................................................................................. 55
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 59
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 60
B. Saran ....................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN
xii
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 39
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Dosis Obat Berdasarkan Berat Badan .................................................. 32
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8. Surat Izin Uji Instrumen dari Fakultas Keperawatan Universitas Syiah
Kuala
Lampiran 9. Surat Selesai Uji Instrumen dari Desa Baet Aceh Besar
Lampiran 10. Surat Izin Pengumpulan Data dari Fakultas Keperawatan Universitas
Syiah Kuala
viii
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai penyakit kaki gajah adalah golongan penyakit menular yang disebabkan
oleh cacing filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah digigit
nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan berkembang ketika sampai pada
jaringan sistem limpa. Penyakit kronis ini bersifat menahun, apabila tidak
pada kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki (Santoso,
Di Dunia 120 juta orang di 83 negara di dunia terinfeksi penyakit kaki gajah
dan lebih dari 1,5 milyar penduduk dunia (sekitar 20% populasi dunia) berisiko
terinfeksi penyakit ini. Menurut WHO tahun 2000, urutan negara yang terdapat
Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika dan banyak pula terjadi di Negara
bertambah setiap tahunnya. Dimulai pada tahun 2000 tercatat 6.233 kasus
filariasis dan meningkat hingga tahun 2009 tercatat 11.914 kasus filariasis (Lusi,
Utami, dan Nauli 2015, p.1). Tiga provinsi dengan jumlah kasus terbanyak
1
2
Tenggara Timur (NTT) (1.730 orang), dan Papua (1.158 orang). Kejadian
Filariasis di NAD sangat menonjol bila dibandingkan dengan provinsi lain dan
filariasis ini sangat berbahaya apabila tidak segera diatasi. Penyakit menular ini
bisa saja akan menjadi penyakit yang tidak lagi langka apabila pemerintah serius
Timur, Aceh Utara, Nagan Raya dan Aceh Besar (Pramono, Maryani &
Year 2020) dimulai berdasarkan deklarasi WHO pada tahun 2000. Sedangkan
Indonesia dimulai pada tahun 2002 untuk memberantas penyakit ini sampai
tuntas. Dasar pemberantasan penyakit ini di Indonesia itu didasari pada dua pilar.
dalam skala Nasional secara bertahap sejak tahun 2002. Bertepatan dengan
untuk Indonesia Bebas Penyakit Kaki Gajah (Kemenkes RI, 2015, p.1)
Pada 1 Oktober 2015, Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Nila Farid Moeloek
Indonesia Bebas Kaki Gajah pada tahun 2020. Selanjutnya, setiap bulan Oktober,
tahun, mulai dari 2015 – 2020 (Kemenkes RI, 2015, p.1). Salah satu kegiatan
pencegah yang dibagikan adalah Desa Cadek, yaitu 98% dari 65% sasaran, dan
Desa Blang Krueng yang paling rendah mengkonsumsi obat pencegah yang
dibagikan, yaitu 21% dari 65% sasaran penduduk yang minum obat pencegah
filariasis.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Bagi Peneliti
5
3. Bagi Institusi
keperawatan, dengan cara memberi tambahan data empiris yang sudah teruji
secara ilmiah. Di samping itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
1. Definisi
penciuman, raba dan rasa (Purnomo, Supriyo & Hidayati, 2014, p.19).
2. Tingkatan Pengetahuan
a. Tahu (Know)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang diterima.
b. Memahami (Comprehension)
6
7
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada
e. Sintesis (Synthesis)
baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
3. Kategori Pengetahuan
seluruh pertanyaan.
seluruh pertanyaan.
8
seluruh pertanyaan.
pengetahuan yaitu :
a. Pendidikan
lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahaminya. Semakin tinggi
b. Pekerjaan
langsung.
c. Umur
Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu
d. Minat
seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya
e. Pengalaman
positif.
f. Kebudayaan
lingkungannya.
g. Informasi
5. Pengukuran Pengetahuan
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan
mendasar dari penyakit ini menyebabkan mereka tidak tahu cara mencegah
tidak mengetahui gejala filariasis lebih berisiko untuk terinfeksi penyakit ini.
kejadian filariasis.
bahwa nyamuk merupakan penular filariasis. Begitu juga dengan gejala yang
Sebagian besar responden tidak mengetahui bahwa penyakit ini bisa diobati
dengan penanganan medis dan dapat dicegah dengan berbagai cara misalnya
peluang dua kali lebih besar untuk menderita filariasis dibandingkan dengan
bekerja sebagai petani memiliki peluang yang lebih besar untuk terinfeksi
(Sunaryo, 2008).
0,325 berarti kekuatan hubungan bersifat cukup erat (Purnomo, Supriyo, dan
responden yang berpendidikan rendah atau yang tidak tamat SD dan bekerja
Pengetahuan tentang penyakit ini sudah muncul sejak lama, namun mereka
tidak tahu penyebabnya. Biasanya mereka hafal betul tentang gejalanya oleh
tidak ada hubungannya dengan guna-guna atau sihir. Namun demikian, cukup
13
banyak responden yang mengetahui bahwa penyakit ini menular, yaitu sebesar
46,25%. Lima belas (18,75%) lainnya mengaku tidak tahu apakah penyakit ini
penularan filariasis melalui gigitan nyamuk hanya diketahui oleh 12,5% dari
2013, p.60).
B. Konsep Sikap
1. Definisi
Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat langsung ditafsirkan terlebih dahulu dari
yang diekspresikan ke dalam proses kognitif, afektif dan perilaku (Wawan &
2. Tingkat Sikap
yaitu:
a. Menerima (receiving)
b. Merespon (responding)
14
diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk
dari pekerjaan tersebut benar atau salah, berarti orang tersebut telah
menerima ide.
c. Menghargai (valuting)
d. Bertanggungjawab (responsible)
4. Pengukuran Sikap
p.52).
Lusi, Utami & Nauli (2015, p.5) mengatakan bahwa sebagian besar
masyarakat memiliki sikap positif yaitu sebanyak 56 orang (56%). Hal ini
C. Konsep Perilaku
1. Definisi
p.55).
bentuk reaksi seseorang akibat faktor yang berasal dari luar diri atau berasal
dari lingkungan.
2. Bentuk Perilaku
stimulus, perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu perilaku tertutup dan
pengetahuan dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut dan belum bisa diamati dengan jelas oleh orang lain. Sedangkan
b. Faktor Pendukung yang terdiri dari lingkungan fisik, dan tersedia atau
4. Pengukuran Perilaku
bakar.
D. Konsep Masyarakat
1. Definisi
Masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka” yang berarti ikut serta
yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
2009, p.5).
2. Ciri-ciri Masyarakat
mengenali antara yang satu dengan yang lain dan saling ketergantungan.
E. Konsep Filariasis
1. Pengertian
Filariasis atau yang lebih dikenal juga dengan penyakit kaki gajah
filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini dapat
dan buah zakar. Cacing filaria hidup di saluran dan kelenjar getah bening.
dimana cacing dewasanya hidup dalam kelenjar dan saluran limfe. Cacing
19
2. Vektor
3. Hospes
a. Manusia
infeksi bagi orang lain yang rentan (suseptibel). Biasanya pendatang baru
20
dan lebih menderita dari pada penduduk asli (Depkes RI, 2009).
b. Hewan
Beberapa jenis hewan dapat berperan sebagai sumber penularan
4. Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
b. Lingkungan Biologi
21
Mansonia sp. Daerah endemis Brugia malayi adalah daerah dengan hutan
rawa, sepanjang sungai atau badan air yang ditumbuhi tanaman air.
bekerja di kebun pada malam hari, keluar pada malam hari, dan kebiasaan
5. Etiologi
oleh tujuh spesies cacing filaria yang hidup di saluran dan kelenjar getah
a. Wuchereria bancrofti
bersarung pucat, lekuk badan halus, panjang ruangan kepala sama dengan
lebarnya, inti halus dan teratur. Tidak ada inti tambahan. Larva stadium 1
(L1) bentuk seperti sosis, ekor lancip, panjang 127 µm. Larva stadium 2
(L2) bentuk lebih panjang dari L1 , ekor pendek seperti kerucut, panjang
450 µm. Larva stadium 3 (L3) bentuk langsing panjang, panjang 1200 µm,
b. Brugia malayi
pewarnaan giemsa, lekuk badan kaku, panjang ruang kepalanya dua kali
c. Brugia timori
putih susu, yang betina berukuran 40 mm ekor lurus, dan cacing jantan
mula parasit ini memendek disebut L1, kemudian berganti kulit tumbuh
lebih gemuk dan panjang disebut L2, selanjutnya jadi L3 yang lebih kurus
larva tersebut masuk melalui luka dan masuk ke tubuh hospes dan
6. Cara Penularan
Siklus hidup Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi dimulai saat filaria
dalam tubuh nyamuk, dan ketika nyamuk menggigit manusia, larva infektif
24
akan masuk ke dalam tubuh manusia. Larva akan bermigrasi ke saluran limfe
dalam darah tepi setelah 6 bulan-1 tahun setelah terinfeksi dan bisa bertahan
7. Pola Penyebaran
mikrofilaria banyak terdapat dalam darah tepi pada malam hari. Wuchereria
tipe pedesaan ditularkan oleh nyamuk dengan berbagai spesies antara lain
ditemukan dalam darah tepi pada malam hari. Nyamuk penularnya adalah
periodik nokturna, mikrofilaria ditemukan lebih banyak pada siang hari dalam
Sumba. Brugia timori tipe non periodik, mikrofilaria ditemukan dalam darah
25
tepi pada malam maupun siang hari. Nyamuk penularnya adalah Mansonia
nokturna, mikrofilaria ditemukan dalam darah tepi pada malam hari. Nyamuk
Gejala klinis filariasis terdiri dari gejala klinis akut dan kronis. Pada
bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori adalah sama, tetapi gejala klinis
akut tampak lebih jelas dan lebih berat pada infeksi oleh Brugia malayi dan
pada saluran kemih dan alat kelamin, tetapi infeksi oleh Brugia malayi dan
Brugia timori tidak menimbulkan kelainan pada saluran kemih dan alat
disertai demam, sakit kepala, rasa lemah dan timbulnya abses (nanah).
Parut lebih sering terjadi pada infeksi Brugia malayi dan Brugia timori
Menurut Irianti (2013, p.7) ada beberapa gejala kronis dari penyakit
1) Limfadema
kadang pada kulit penis, sehingga saluran limfe tersebut mudah pecah
2) Kiluria
ke dalam saluran kemih. Gejala yang timbul adalah urin seperti susu,
berat badan.
3) Hidrokel
4) Lymph scrotum
pakaian. Ditemukan juga lepuh (vesicles) besar dan kecil pada kulit,
yang dapat pecah dan membasahi pakaian, ini mempunyai risiko tinggi
kronik penyakit. Gejala penyakit pada tahap awal (fase akut) bersifat
tidak khas seperti demam selama 3-4 hari yang dapat hilang tanpa
28
diobati, demam berulang lagi 1-2 bulan kemudian, atau gejala lebih
sering timbul bila pasien bekerja terlalu berat. Dapat timbul benjolan
dan terasa nyeri pada lipatan paha atau ketiak dengan tidak ada luka di
badan. Dapat teraba garis seperti urat dan berwarna merah, serta terasa
sakit dari benjolan menuju kearah ujung kaki atau tangan. Gejala
F. Pencegahan Filariasis
sebelum kejadian yang didasarkan pada data atau keterangan yang bersumber
2. Ikut serta dalam pemeriksaan darah jari yang dilakukan pada malam hari
4. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar bebas dari nyamuk penular
Menurut Widoyono (2011, p.190), ada tiga pencegahan yang bisa dilakukan
a. Pengobatan Massal
b. Pengendalian Vektor
30
1. Pengobatan Massal
daerah endemis filariasis, secara serentak bersamaan dalam waktu tidak lebih
dari dua bulan, setiap tahun selama minimal lima tahun berturut-turut
kasus filariasis hal ini dimungkinkan karena tersedia obat yang efektif dan
“blanket approach”, artinya obat diberikan kepada setiap orang dalam satu
wilayah tanpa memeriksa satu per satu terlebih dahulu. Obat yang saat ini
Albedazole. Diberikan dalam dosis tunggal sekali setahun dan diulang sekali
massal atau kunjungan dari rumah ke rumah. Obat diminum di depan petugas
31
Cara kerja DEC adalah melumpuhkan otot mikrofilaria, sehingga tidak dapat
dikenal sebagai obat yang digunakan dalam pengobatan cacing usus (gelang,
cacing filarial dewasa dan mikrofilaria tanpa menambah reaksi yang tidak
dikehendaki. Sebaiknya minum obat anti filariasis sesudah makan dan dalam
membunuh mikrofilaria dalam darah dan cacing dewasa (Depkes RI, 2009,
p.6).
b. Ibu hamil
e. Penderita hipertensi
pengobatan yang memadai agar tidak menderita klinis filariasis dan tidak
p.5).
umur :
76-83 5 1
>84 5,5 1
(Sumber: Depkes RI, 2009, p.6)
2. Reaksi Pengobatan
Albendazole adalah obat yang aman dan memiliki toleransi yang baik, tetapi
a. Reaksi Umum
yang dirasakan. Reaksinya terdiri dari sakit kepala, pusing, demam, mual,
menurunnya nafsu makan, muntah, sakit otot, sakit sendi, lesu, gatal-
b. Reaksi Lokal
34
Disebabkan oleh matinya cacing dewasa yang dapat timbul sampai tiga
2) Reaksi lokal pada infeksi Brugia malayi dan Brugia timori antara lain
limfadema.
sehingga penduduk tidak merasa takut dan tidak menolak untuk meminum
efek samping pada penggunaan obat pada umumnya, efek yang tidak
diharapkan pada pengobatan filariasis terdiri dari dua kelompok yang sangat
berbeda penyebabnya. Pertama adalah yang biasa disebut efek samping obat
35
pada umumnya. Efek samping obat ini adalah akibat efek obat terhadap tubuh
dan reaksi alergi obat. Kedua adalah yang disebut sebagai kejadian ikutan
dan mikrofilaria yang mati adalah benda asing bagi tubuh), bukan terhadap
obatnya.
seluruh dunia sehingga mungkin dapat terjadi juga di Indonesia seperti yang
berikut:
Ringan Demam, pusing, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, lemas,
mual, muntah, tidak nafsu makan dan keluar cacing
36
Kejadian ikutan hanya terjadi paling lama 3-5 hari setelah minum obat
massalnya karena reaksi lokal bengkak (hari 3-12) lebih mungkin terjadi. Pada
orang dengan riwayat hipertensi, penyakit jantung dan penyakit ginjal yang
dicurigai tidak terkontrol dengan baik, banyak hal terjadi secara mendadak
massal, misalnya stoke, infark miokard dan lain-lain yang dapat menyebabkan
2010, p.18).
4. Pengendalian Vektor
kasa pasa ventilasi udara, dan menggunakan obat nyamuk bakar atau obat
yang tepat guna, terutama vektor kontrol untuk spesies-spesies Mansonia dan
tempat istirahat vektor. Hal ini seringkali tidak mencapai sasaran, karena
secara khusus belum dilakukan. Yang sudah terjadi adalah efek samping
dari pengelolaan lingkungan yang ditujukan untuk hal lain terutama untuk
pemukiman.
pada malam hari pada saat ada kegiatan pemeriksaan darah, bersedia minum
obat anti pencegah kaki gajah secara teratur sesuai dengan ketentuan yang
A. Kerangka Konsep
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada kerangka konsep di bawah ini :
Upaya
Masyarakat pencegahan Baik
Desa Blang penyakit
filariasis Cukup
Krueng
meliputi :
1. Pengetahuan Kurang
2. Sikap
3. Perilaku
B. Pertanyaan Penelitian
40
41
C. Definisi Operasional
vektor baik
secara biologis,
kimiawi, maupun
non kimiawi
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian yang digunakan adalah cross sectional study, yaitu penelitian untuk
pengukuran variabel yang dilakukan sekaligus pada suatu saat dan setiap objek
1. Populasi Penelitian
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Blang
2. Sampel Penelitian
𝑁
n=
1+𝑁 (𝑒)2
1699
n=
1+1699 (0.1)2
43
44
1699
n=
17.99
n = 94.44
Keterangan:
10%, sehingga total sampel keseluruhan adalah 103 orang. Pemilihan sampel
akhir).
1. Tempat penelitian
2. Waktu Penelitian
dikembangkan oleh penulis sendiri dan terdiri dari tiga bagian yaitu:
oleh penulis dengan mengacu pada kerangka konsep yang ada untuk
bentuk format checklist skala Guttman. Adapun pilihan jawaban untuk setiap
pernyataan terdiri dari dua alternatif jawaban yaitu benar = 2 dan salah = 1.
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan19. Yang memuat pernyataan
oleh penulis dengan mengacu pada kerangka konsep yang ada untuk
oleh penulis dengan mengacu pada kerangka konsep yang ada untuk
dalam bentuk format checklist skala Likert. Adapun pilihan jawaban untuk
setiap pernyataan terdiri dari dua alternatif jawaban yaitu ya = 2 dan tidak =
1.
Kuesioner yang akan digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu diadakan
uji validitas dan reliabilitas untuk memenuhi persyaratan. Uji instrumen ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur (kuesioner) yang telah
1. Uji Validitas
mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari
a. Content Validity
yang sesuai dengan materi atau isi pelajaran yang ada (Arikunto, 2006,
b. Construct Validity
2. Uji Reliabilitas
penyataan pada variabel sikap dan perilaku valid dengan nilai melebihi dari
0,632.
48
hasilnya (r tabel) sama atau lebih dari angka kritis (r tabel) tersebut, maka
Keperawatan Universitas Syiah Kuala dan izin dari Keuchik Desa Blang
krueng.
G. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, selanjutnya data tersebut diolah melalui beberapa tahap
1. Editing
2. Coding
kode responden yang diawali dengan data demografi. Pada pendidikan diberi
3. Transfering
Data yang telah diberikan kode disusun secara berurutan mulai dari
4. Tabulating
kategori yang telah dibuat untuk tiap subvariabel yang diukur dan
dilakukan.
H. Analisa Data
Analisa data pada penelitian ini adalah analisa univariat, yaitu bertujuan
𝑓𝑖
P= × 100%
𝑛
Keterangan:
P: Persentase
n : Jumlah sampel
BAB V
A. Hasil Penelitian
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dari tanggal 30 Juni sampai
1. Data Demografi
Data demografi pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan
(35,1%).
52
53
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Data Demografi Masyarakat Desa Blang Krueng
Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar
No Kategori Frekuensi Persentase
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 41 43,6
Perempuan 53 56,4
2 Usia (Depkes, 2009)
Dewasa Awal (26-35 tahun) 50 53,2
Dewasa Akhir (36-45 Tahun) 44 46,8
3 Pendidikan Terakhir
Dasar 29 30,8
Menengah 42 44,7
Tinggi 23 24,4
4 Pekerjaan
PNS 14 14,9
Petani 16 17,0
Swasta 14 14,9
IRT 33 35,1
Tukang 8 8,5
Pedagang 9 9,6
Sumber: Data Primer (diolah tahun 2016)
2. Analisa Univariat
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat Terhadap Upaya
Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Blang Krueng Kecamatan
Baitussalam Kabupaten Aceh Besar (n=94)
No Pengetahuan Frekuensi Persentase
1 Baik 34 36,2
2 Cukup 37 39,4
54
3 Kurang 23 25,5
Sumber: Data primer (diolah tahun 2016)
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan
Penyakit Filariasis di Desa Blang Krueng Kecamatan Baitussalam
Kabupaten Aceh Besar (n=94)
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Perilaku Masyarakat Terhadap Upaya
Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Blang Krueng Kecamatan
Baitussalam Kabupaten Aceh Besar (n=94)
B. Pembahasan
tingkat pengetahuan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
pengetahuan tentang suatu hal tidak hanya melalui jenjang pendidikan saja,
tetapi didukung oleh terpapar informasi dari media massa yang ada seperti
televisi, radio, koran, majalah, dan sebagainya. Selain itu, motivasi juga
Semakin tinggi rasa ingin tahu semakin tinggi pula motivasi untuk mencari
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lusi, Utami dan Nauli (2015)
17 responden (17%).
domain kognitif dalam arti subjek atau individu mengetahui terlebih dahulu
kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau
lembaga pendidikan dan lembaga agama, faktor emosi dalam diri individu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lusi, Utami dan Nauli (2015)
sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata tetap diperlukan faktor pendukung
2003, p.70). Menurut teori Lewin dalam Notoatmodjo (2010, p.57), seseorang
upaya pencegahan terhadap suatu penyakit akan timbul jika seseorang merasa
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
bahwa 61,7% responden meminum obat dan yang tidak minum obat
B. Saran
sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat Desa Blang Krueng diharapkan dapat bekerja sama dengan
kesehatan jika ada masyarakat yang mengalami tanda dan gejala filariasis,
61
DAFTAR PUSTAKA
A. Identitas Pribadi:
1. Nama : Julia Novita Astri
2. Tempat/tanggal lahir : Banda Aceh, 24 Juli 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Status : Anak ke-1(pertama) dari 3 (tiga) bersaudara
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Mahasiswi
7. No. Hp : 085360137799
8. Email : uya24juli@yahoo.com
C. Riwayat Pendidikan:
1. SD : MIN Kota Jantho Tahun : 2006
2. SMP : SMPN 1 Kota Jantho Tahun : 2009
3. SMA : SMAN 5 Banda Aceh Tahun : 2012
4. Perguruan Tinggi : Fak. Keperawatan Unsyiah Banda Aceh 2012 - seka
LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Atas kesediaan dan partisipasi saudara sangat saya harapkan dan atas
perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa bersedia untuk
Unsyiah Banda Aceh yang bernama Julia Novita Astri, NIM 1207101020090, yang
Saya mengetahui informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya
bagi peningkatan dan pengembangan bidang keperawatan di masa yang akan datang.
Saya menyadari dan mengerti bahwa penelitian ini tidak membawa dampak apapun
bagi diri saya sehingga saya dengan sukarela dan tanpa rasa terpaksa bersedia
Responden
( )
KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN
PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN
FILARIASIS DI DESA BLANG KRUENG
KECAMATAN BAITUSSALAM
KABUPATEN ACEH BESAR
A. Data Demografi
1. Jenis Kelamin :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :( ) PNS ( ) Swasta
( ) Petani ( ) IRT
( ) TNI/POLRI ( ) Lain-lain
( ) Nelayan ……….
B. Pengetahuan
No Pernyataan B S
1 Nama lain dari kaki gajah adalah filariasis
2 Kaki gajah merupakan penyakit yang tidak
menular
3 Kaki gajah merupakan penyakit kronik menahun
4 Kaki gajah menular melalui gigitan nyamuk
5 Yang menjadi sumber penular kaki gajah adalah
cacing filaria
6 Penyakit kaki gajah ditularkan oleh nyamuk
7 Lingkungan yang buruk seperti rawa-rawa rentan
untuk terkena penyakit kaki gajah
8 Cacing filaria hidup di saluran getah bening
9 Wuchereria bancrofti merupakan salah satu jenis
cacing filaria
10 Cacing filaria – nyamuk – manusia, merupakan
cara penularan penyakit filariasis
11 Infeksi dari cacing filaria juga dapat menyebabkan
pembengkakan
12 Gejala yang ditimbulkan dari penyakit kaki gajah
adalah demam, sakit kepala dan lemah
13 Tindakan pencegahan penyakit kaki gajah dapat
dilakukan dengan cara minum obat anti kaki gajah
14 Anak-anak berusia kurang dari 2 tahun tidak
dianjurkan mengkonsumsi obat pencegah kaki
gajah
15 Obat pencegah kaki gajah diminum pada malam
hari sebelum tidur
16 Obat pencegah kaki gajah terdiri kombinasi dari
Diethyl carbamazine citrate (DEC) dan
Albendazole
17 Obat pencegah kaki gajah diminum berdasarkan
berat badan dan usia
18 Selain mengkonsumsi obat pencegah kaki gajah,
upaya yang bisa dilakukan adalah memberantas
tempat berkembangbiak nyamuk filaria
19 Tidur memakai kelambu termasuk ke dalam upaya
pencegahan penyakit kaki gajah
C. Sikap
No Pernyataan S R TS
1 Saya merasa senang diberikan obat pencegahan
kaki gajah
2 Saya tidak takut mengkonsumsi obat pencegah
kaki gajah
3 Saya takut bertambah berat badan jika saya
minum obat pencegah kaki gajah
4 Saya tidak takut merasa mual, sakit ginjal kalau
saya minum obat pencegah kaki gajah
5 Saya segera melaporkan ke petugas kesehatan
jika ada efek samping setelah minum obat
pencegah kaki gajah
D. Perilaku
Petunjuk : Berikan tanda checklist (√) pada kotak di samping pernyataan
yang anda pilih. Y = Ya
T = Tidak
No Pernyataan Y T
1 Saya turut hadir dalam penyuluhan dan pembagian
obat pencegahan kaki gajah
2 Saya tidak minum obat pencegahan kaki gajah karena
takut sakit
3 Saya menjaga lingkungan sekitar agar terhindar dari
nyamuk penular penyakit kaki gajah
4 Saya menggunakan lotion anti gigitan nyamuk untuk
mencegah gigitan nyamuk
5 Saya tidur malam hari tidak menggunakan kelambu
untuk mencegah gigitan nyamuk
Frequency Table
Je nis_Kel ami n
Cumulative
Frequency Percent Valid P ercent Percent
Valid Laki-laki 41 43,6 43,6 43,6
Perempuan 53 56,4 56,4 100,0
Total 94 100,0 100,0
Um ur
Cumulative
Frequency Percent Valid P erc ent Percent
Valid Dewas a A wal 50 53,2 53,2 53,2
Dewas a A khir 44 46,8 46,8 100,0
Total 94 100,0 100,0
Pe kerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid P erc ent Percent
Valid PNS 14 14,9 14,9 14,9
Petani 16 17,0 17,0 31,9
Swast a 14 14,9 14,9 46,8
IRT 33 35,1 35,1 81,9
Tukang 8 8,5 8,5 90,4
Pedagang 9 9,6 9,6 100,0
Total 94 100,0 100,0
Pe ndi dika n
Cumulative
Frequency Percent Valid P erc ent Percent
Valid SD 10 10,6 10,6 10,6
SMP 19 20,2 20,2 30,9
SMA 42 44,7 44,7 75,5
D3 9 9,6 9,6 85,1
S1 14 14,9 14,9 100,0
Total 94 100,0 100,0
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 34 36,2 36,2 36,2
Cukup 37 39,4 39,4 75,5
Kurang 23 24,5 24,5 100,0
Total 94 100,0 100,0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 4 4,3 4,3 4,3
Cukup 55 58,5 58,5 62,8
Kurang 35 37,2 37,2 100,0
Total 94 100,0 100,0
Perilaku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 2,1 2,1 2,1
Cukup 2 2,1 2,1 4,3
Kurang 90 95,7 95,7 100,0
Total 94 100,0 100,0