SKRIPSI
Oleh:
Febi Listiyarini
NIM.6411411018
Febi Listiyarini.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang Pencegahan Penularan Filariasis
dengan Kondisi Fisik Lingkungan Kelurahan Kuripan Kertoharjo Kota
Pekalongan 2015,
XIV + 64 halaman + 12 tabel + 4 gambar + 18 lampiran
ii
Public Health Science Departement
Faculty of Sport Science
Semarang State University
July 2015
ABSTRACT
Febi Listiyarini.
Relationship of Knowledge and Attitudes about Prevention of Transmission of
Filariasis with Physical Environment Sub Kuripan Kertoharjo Pekalongan
City in 2015,
XIV + 64 pages + 12 tables + 4 pictures + 18 attachments
Filariasis is a systemic infection caused by adult filarial worms that live in
the human lymph nodes and blood transmitted by mosquitoes. In 2014 Kertoharjo
have mf-rate 9,7%.
This study aims to determine the relationship between knowledge and
attitudes about the prevention of transmission of filariasis with the physical
condition of the environment.
This type of research is analytic with cross sectional approach. In this study
used random sampling. The number of samples is 70.
From the results of this study, the data of respondents who have enough
knowledge (24.3%) and a good knowledge (75.7%). Respondents who has enough
attitude (40.0%) and a good attitude (60.0%). Respondents who have poor physical
environmental conditions (40.0%) and good (60.0%). there is no relationship of
knowledge about the prevention of transmission of filariasis with the physical
condition of the environment with a p-value (0.584> 0.005) and there was a
relationship attitudes about the prevention of transmission of filariasis with the
physical condition of the environment with a p-value (0.014 <0.005).
Suggestions researchers recommend is to improve understanding attitude on
the prevention of transmission of filariasis well to the physical condition of the
environment.
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasik pekerjaan saya sendiri dan
didalamnya tidak terdapat karya yang pernah digunakan untuk memperoleh gelar
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian manapun yang belum atau tidak
Penulis
iv
v
MOTTO dan PERSEMBAHAN
Motto:
Persembahan:
sahabatku.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya
Dalam penulisan skripsi ini sudah tentu banyak pihak yang telah turut serta
memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
persetujuan penelitian.
3. Penguji I, Bapak Sofwan Indarjo, S.KM, M.Kes atas arahan dan persetujuan
penelitian.
4. Penguji II, Bapak Eram Tunggul Pawenang, S,KM, M.Kes atas arahan dan
vii
6. Lurah Kuripan Kertoharjo, Bapak Bilal, S.Sos atas ijin dilakukannya penelitian
oleh penulis.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Raminto dan Almarhumah Ibu Sudjinah serta
kakakku Subandi dan Siswoyo atas motivasi, doa, kasih sayang, dan dukungan
8. Teman-teman Novia, Emy, Ina, Gilang, Mumun, Wulan yang telah terlibat
dalam penelitian.
9. Teman-teman D’Kepo Fika, Dyas, Tyas, Exa, Dinda, Yuyun, Izza yang selalu
memberikan semangat.
10. Dan semua pihak yang terlibat dalam penelitian dan penyususnan skripsi ini.
Semoga amal baik dari semua pihak selalu diberkahi oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Penulis yakin dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
untuk itu penulis menerima kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. Atas saran
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ....................................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
PERNYATAAN ......................................................................................... iv
PENGESAHAN ......................................................................................... v
2.4 Vektor.................................................................................................... 13
ix
2.5 Cara Penularan Filariasis....................................................................... 14
x
5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian ................................................... 59
LAMPIRAN ............................................................................................... 65
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.9: Hubungan antara Sikap tentang Pencegahan Penularan Filariasis dengan
Kondisi Fisik Lingkungan ........................................................................... 52
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 16: Analisis Chi Square Data Pengetahuan dengan Kondisi Fisik
Lingkungan ................................................................................................. 91
Lampiran 17: Analisis Chi Square Data Sikap dengan Kondisi Fisik Lingkungan
..................................................................................................................... 93
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
dewasa yang hidup dalam kelenjar limfe dan darah manusia yang ditularkan oleh
nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun dan bila tidak mendapatkan pengobatan
pembesaran lengan, payudara, dan alat kelamin pada wanita maupun laki-laki.
kerugian yang tidak sedikit akibat kehilangan jam kerja yang disebabkan penyakit
Data WHO menunjukkan bahwa 1,3 milyar penduduk dunia yang tinggal di
83 negara berisiko tertular filariasis dan 60% kasus berada di Asia Tenggara. Di
Asia Tenggara jumlah kasus mencapai 851 juta penderita dan Indonesia menjadi
negara dengan jumlah kasus tertinggi. Di Indonesia pada tahun 2005 sampai dengan
2009 berturut-turut jumlah kasus klinis yaitu 8.242, 10.427, 11.473, 11.699, dan
Pada tahun 2011 di Jawa Tengah jumlah kasus 537 dengan 141 kasus baru
yang mana 125 kasus ditemukan di Kota Pekalongan dan sisanya tersebar di 8
Kabupaten/Kota lain (Dinkes Provinsi Jateng, 2011:29). Pada tahun 2012 jumlah
kasus 565 penderita (Dinkes Provinsi Jateng, 2012:26). Kota Pekalongan adalah
daerah dengan jumlah kasus terbanyak di Jawa Tengah. Kasus filariasis di Kota
1
2
Pekalongan ditemukan tahun 2002. Pada tahun 2004 mulai dilakukan Survei Darah
Jari (SDJ) yang menunjukkan bahwa Kota Pekalongan endemis filariasis karena
Angka kasus filariasis tahun 2010 berjumlah 63 kasus yang terdiri dari 55
kasus klinis dan 8 kasus kronis. Pada tahun 2011 menjadi 117 kasus yang terdiri
dari 110 kasus klinis dan 7 kasus kronis. Pada tahun 2012 jumlah kasus menjadi 66
penderita yang terdiri dari 59 kasus klinis dan 7 kasus kronis dan tahun 2013 7
filariasis yang sudah dicanangkan Kota Pekalongan adalah Pemberian Obat Masal
sampai 2013 berturut-turut 3,79%; 3,81%; dan 4,26% penduduk tidak minum obat.
Pada tahun 2013 penduduk tidak minum obat dengan alasan 60% bepergian, 11%
menolak, 2% meninggal, dan 27% dengan alassan lain (Dinkes Kota Pekalongan,
2013).
Survei pemeriksaan darah jari yang dilakukan dari tahun 2009 sampai 2012
Kelurahan Kertoharjo hasil Mf-rate-nya >1 % yaitu sebesar 3,5%. Tahun 2014
tidak hanya pengobatan masal tetapi pengendalian vektor dan peran serta
3
2008:141).
Kondisi fisik lingkungan tercipta dari perilaku yang dipengaruhi dari praktik
diperlukan pendirian yang kuat untuk mencegah penularan filariasis dari kondisi
pengetahuan yang didapat untuk mengetahui tujuan dan manfaat bagi kesehatan.
90% terdapat semak-semak, 70% terdapat saluran pembuangan air limbah yang
terbuka dan limbah tidak mengalir, 25% terdapat genangan air, 10% terdapat
ternak disekitar rumah, dan 45% dari 20 responden pernah mengikuti penyuluhan
filariasis.
Kertoharjo Kota Pekalongan 2015”. Penelitian ini bagian dari penelitian hibah
Pekalongan 2015?
2015?
2015?
Pekalongan 2015.
diperoleh dalam perkuliahan dan penelitian dapat dilakukan untuk tugas akhir
atau skripsi.
tersistematis.
penelitian, nama peneliti, tahun, tempat penelitian, desain penelitian, variabel, dan
2. Faktor Risiko Risky 2013, Case Control Variabel Bebas: Variabel faktor
Kejadian Amelia Kelurahan praktik menutup yang
Filariasis Di Kertoharjo kasa ventilasi, berhubungan
Kelurahan Pekalongan tempat dengan faktor
Kertoharjo Selatan perindukan risiko filariasis
Kecamatan nyamuk, adalah praktik
Pekalongan kebiasaan keluar menutup kasa
Selatan Tahun rumah malam ventilasi
2013 hari, kebiasaan p=0,034; tempat
menggunakan perindukan
obat nyamuk nyamuk
oles, kondisi p=0,015;
sanitasi sekitar kebiasaan keluar
rumah, tingkat rumah malam
pengetahuan hari 0,006;
filariasis, jenis kebiasaan
pekerjaan, menggunakan
kebiasaan obat nyamuk
menggunakan oles p=0,002;
baju dan celana kondisi sanitasi
panjang pada sekitar rumah
malam hari, p=0,015; tingkat
praktik minum pengetahuan
obat filariasis, filariasis
keberadaan p=0,012; jenis
kandang ternak, pekerjaan
p=0,034;
9
Variabel yang
tidak
berpengaruh
adalah
keberadaan
kandang ternak
dan jenis
kelamin.
Variabel
Terikat:
kejadian
filariasis
lingkungan.
sectional.
Pekalongan 2015”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dewasa yang hidup dalam kelenjar limfe dan darah manusia yang ditularkan oleh
nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun dan bila tidak mendapatkan pengobatan
pembesaran lengan, payudara, dan alat kelamin pada wanita maupun laki-laki.
kerugian yang tidak sedikit akibat kehilangan jam kerja yang disebabkan penyakit
Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit menular pada saluran dan
kelenjar kemih yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh nyamuk.
Penyakit ini bersifat manahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan
dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat
kelamin baik pada perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat
bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga
menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara (Ditjen PP & PL Depkes RI,
2009:1).
11
12
ditemukan di kota Jakarta, Tangerang, Pekalongan, Semarang, dan kota lain (Inge
Sutanto, 2009:40).
Kesehatan menunjukkkan bahwa prevalensi infeksi cukup tinggi, mulai dari 0,5%
sampai 19,46%. Prevalensi dapat berubah dan pada umumnya kondisi akan berubah
lingkungan. Oleh karena itu perlu diperhatikan faktor-faktor seperti hospes, hospes
filariasis dan timbulnya daerah endemis filariasis. Perilaku vektor tersebut yaitu: (1)
derajat infeksi alami yang dapat diketahui dengan hasil pembedahan nyamuk yang
tersebar dialam (2) sifat antropofilik dan zoofilik yang meningkatkan jumlah
sumber infeksi (3) umur nyamuk yang panjang hingga mampu mengembangkan
terhadap spesies nyamuk lain (5) mudah menggunakan tempat pengandung air
sebagai tempat perindukan nyamuk dari telur sampai dewasa (Rosdiana Safar:
2010:246).
susu. Panjang tubuh cacing jantan sekitar 4 cm, ekor yang melengkung dilengkapi
spikulum yang tidak sama panjang. Panjang cacing betina sekitar 10 cm,
2.4 VEKTOR
spesies nyamuk yang diketahui bertindak sebagai vektor yaitu dari genus
Mansonia, Culex, Anopheles, Aedes dan Armigeres. Oleh karena itu filariasis
menular sangat cepat. Dijelaskan bahwa vektor nyamuk itu sebagai berikut:
14
yang tempat perindukannya air kotor dan tercemar (Inge Sutanto, 2009:41).
Selain itu dapat hidup pada tempat yang berair jernih dan permukaan dapat
Armigeres.
pedalaman.
yaitu nyamuk yang mengandung larva. Nyamuk mendapat cacing filaria kecil
selanjutnya ke thoraks.
Bancrofti antara 10-14 hari dan untuk B. Malayi dan B. Timori 7-10
hari.
4) Lava stadium III menuju alat tusuk (probosis) nyamuk dan akan
1) Larva stadium III dalam tubuh manusia menuju sistem limfe dan
(Sumber: http://www.dpd.cdc.gov/dpdx)
terdiri dari:
1) Demam berulang selama 3-5 hari. Demam akan hilang setelah istirahat dan
3) Radang saluran kelenjar getah bening yang berasa panas dan sakit yang
pemeriksaan:
darah harus dilakukan pada malam hari yaitu pukul 20.00 s.d 02.00 waktu
evaluasi hasil pengobatan. Pemeriksaan ini hanya bisa digunakan untuk infeksi
filaria W. Bancrofti.
Bancrofti dalam sirkulasi darah. Hasil tes positif menunjukkan adanya infeksi aktif
darah. Kadang mikrofilaria tidak dijumpai di dalam darah, tetapi ada di dalam
2.8 PENGOBATAN
antipiretik dan analgesik. Sedangkan jika sudah mikrofilaremia negatif, yaitu ketika
cacing dewasa sudah terlihat, barulah DEC menjadi acuan obat utama. Penggunaan
standar DEC yaitu 6 mg/kgBB (total dosis 72 mg) selama 12 hari yang mampu
malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam darah dalam 3 jam, dan
Ivermecitin diberikan 400 mg dua kali sehari selama 21 hari, obat ini
2.8.3 Albendazole
Albendazole diberikan 400 mg dua kali sehari selama 21 hari, obat ini
2.8.4 Doksisiklin
dalam cacing filaria. Jika bakteri tersebut dibunuh maka cacing tersebut juga mati.
2.9 PENCEGAHAN
dengan:
berusia 2 tahun ke atas. Pengobatan dapat ditunda pada orang yang sedang sakit,
anak-anak di bawah usia 2 tahun, dan wanita hamil (Ditjen PP & PL Depkes RI,
2009:6).
melalui saluran pembuangan air limbah, pengaliran air yang tergenang, penebaran
ikan pemakan jentik, menghindari dai gigitan nyamuk dengan memasang kelambu,
menggunakan obat nyamuk oles, memasang kasa pada ventilasi rumah, dan
daerah dengan ketinggian tertentu dari permukaan laut. Perubahan musim, iklim
yang panas, udara dingin, udara kering, angin, curah hujan, dan tanah tandus yang
adalah:
sehingga terbentuk lingkungan yang tidak cocok untuk yang dapat mencegah
atau membatasi perkembangan vektor. Cara ini paling aman karena tidak
misalnya (1) mengatur irigasi, (2) menimbun tempat yang dapat menampung air
atau mengalirkan genangan air, (3) pengubahan rawa menjadi sawah, (4) dan
dapat dilakukan dengan cara pembersihan atau pemeliharaan sarana yang ada
supaya tidak menjadi tempat perindukan vektor dan hasilnya tidak bersifat
resistensi pada vektor. Misalnya (1) pemakaian paris green, temefos, dan
penggunaan alat listrik untuk pengadaan angin dan penyinaran. Misalnya, (1)
memasang hembusan angin keras pada pintu masuk, (2) memasang lampu
bagi vektor. Pemangsa yang efktif untuk nyamuk yaitu ikan yang dapat
berbahaya dengan populasi yang baru dan tidak berbahaya. Caranya yaitu
suatu daerah. Misalnya karantina dipelabuhan laut dan udara untuk mencegah
meminum obat anti filariasis secara teratur sesuai dengan ketentuan petugas,
Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas baik yang dapat diamati maupun
tidak dapat diamati yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
2.10.1.1 Pengetahuan
yaitu:
24
1) Tahu (know)
2) Memahami (comprehention)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
tertentu.
lingkungan itu tidak menjadi tempat perindukan dan peristirahatan nyamuk, maka
perilaku menjaga kondisi fisik lingkungan dapat dilakukan selama seumur hidup.
25
untuk membentuk kondisi lingkungan supaya tidak cocok sebagai perindukan dan
tentang filariasis berisiko 10,714 kali dengan kejadian filarisis. Dalam penelitian
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dalam subjek penelitian (Soekidjo
Notoatmodjo, 2012:140).
2.10.1.2 Sikap
meliputi faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan untuk mengungkapkan dari
sikap merupakan kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksaan motif tertentu.
utuh. Dalam menentukan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan
diberikan.
yang diberikan
terhadap objek
keyakinannya, harus berani mengambil risiko bila ada orang lain yang
filariasis diperlukan pendirian atau keyakinan yang kuat bahwa kondisi fisik
Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasana yang mendukung untuk perilaku
Sosialisasi ini merupakan upaya yang dilakukan untuk melindungi masyarakat dari
supaya orang mau minum obat untuk mencegah filariasis. Maka sosialiisasi
dukungan keluarga.
disayangi, memiliki rasa nyaman, dipedulikan, dihargai, dan dibantu atau di dukung
(Eunike R. Rustiana, 2005:80). Dukungan yang diberikan orang tua adalah dasar
Notoatmodjo, 2012:44).
oleh latar belakang pengetahuan kepada keluarga yang lainnya. Semakin tinggi
2.10.4.1 Pendidikan
perubahan perilaku memakan waktu lama, tetapi bila perilaku dapat diadopsi oleh
2012:18). Karena pendidikan yang semakin tinggi akan mudah menyerap informasi
suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku agar perilaku
tersebut kondusif untuk kesehatan. Dengan kata lain mengupayakan agar perilaku
2.10.4.2 Umur
Umur atau usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan, dan kekuatan
sesorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (A Wawan, 2010:17).
Dalam penelitian ini ditentukan usia dewasa yaitu umur 18 sampai 55 tahun.
dengan intensitas kontak dengan vektor. Insiden filariasis pada laki-laki lebih tinggi
daripada perempuan karena umumnya laki-laki lebih sering kontak dengan vektor
sering bekerja lembur pada malam hari. Kebiasaan bekerja lembur pada malam hari
dilakukan responden tidak dilakukan pada siang hari sebaliknya jika pekerjaan yang
dilakukan pada malam hari maka tindakan pencegahan terhadap penyakit rendah.
30
preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif untuk mencapai kesehatan. Selain itu
R. Rustiana, 2005:5).
LINGKUNGAN
fisik, lingkungan biologi, lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya (Ditjen P2 & PL
adalah:
31
Penderita yang tidak mempunyai SPAL akan membiarkan air limbah mengalir
begitu saja, dan mengakibatkan genangan air yang dapat menjadi tempat
bahwa tempat perindukan nyamuk (breeding place) berisiko 8,556 kali terhadap
kejadian filariasis.
Genangan air disekitar rumah atau tempat tinggal memiliki risiko terhadap
kejadian filariasis karena genangan air tersebut sebagai habitat vektor filariasis.
Genangan air mempunyai risiko 38,031 kali terhadap kejadian filariasis (Ardias
dkk, 2012:203). Menurut Mulyono dalam Ardias dkk (2012:203) bahwa genangan
air merupakan faktor risiko untuk terjadinya filariasis sebesar 4,12 kali lebih besar
dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki genangan air. Oleh karena itu
supaya tidak menjadi habitat vektor filariasis. Menurut Ike Ani Windiastuti dkk
(2013:54) bahwa habitat nyamuk dengan kejadian filariasis didapatkan nilai (p-
8,707 kali lebih besar menderita filariasis dibandingkan dengan responden yang
rumahnya tidak memiliki habitat nyamuk, karena genangan air menjadi habitat
nyamuk Cx. Quinquefasciatus diluar rumah, dengan jumlah air (50 cc) nyamuk
kandang ternak di dekat rumah mempunyai dampak yang besar untuk tertular
perkembangbiakan vektor.
jarak rumah dengan semak-semak maka semakin besar peluang untuk tertular
Mulyono dalam Ike Ani Windiastuti dkk (2013:55) bahwa semak-semak berisiko
4,194 kali terhadap kejadian filariasis. Dalam penelitian Ardias, dkk (2012:202)
4,840).
33
dari sektor lingkungan biologi dapat dibagi dalam beberapa hal sebagai berikut:
penghambat agar nyamuk tidak menggigit manusia bila kandang ternak terletak
sebagai akibat adanya interaksi manusia, termasuk perilaku, adat istiadat, budaya,
kebiasaan dan tradisi penduduk. Kebiasaan bekerja pada malam hari perlu
filariasis pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan karena umumnya laki-laki
Karakteristik Individu
1. Umur
2. Pendidikan
3. Jenis pekerjaan Pelayanan Kesehatan
Faktor predisposisi
(predisposing factors)
1. Pengetahuan
pencegahan filariasis Praktik pencegahan
Kondisi
2. Sikap pencegahan filariasis terhadap
fisik
filariasis kondisi fisik
lingkungan
lingkungan
Faktor pemungkin
(enabling factors)
1. Sosialisasi
pencegahan
penularan filariasis Pelayanan kesehatan
Faktor Penguat
(reinforcing faktor)
1. Dukungan TPE
2. Dukungan keluarga
(2012), Ike Ani Windiastuti, dkk (2013), Bagus Febrianto, dkk (2008),
Mukono, (2000)).
BAB III
METODE PENELITIAN
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan konsep serta variabel yang akan
Variabel Perancu:
1. Tingkat pendidikan
2. Umur
35
36
ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang berbeda dengan
yang dimiliki kelompok lain. Pada penelitian ini variabel yang digunakan yaitu:
2010:104). Variabel bebas yang diteliti adalah pada penelitian ini adalah
Kota Pekalongan.
variabel bebas dengan variabel terikat tetapi bukan variabel antara (Sudigdo
dengan restriksi. Restriksi yaitu menyingkirkan variabel perancu dari setiap subyek
Notoatmodjo, 2010:105).
Pekalongan 2015.
itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena antar
faktor risiko dengan faktor efek. Sedangkan pendekatan yang digunakakan adalah
cross sectional yaitu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antar faktor-
faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya tiap subjek penelitian
hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,
dibulatkan menjadi 66
Keterangan:
n = besar sampel
N = besar populasi
= standar deviasi normal untuk 1,64 dengan confidence interval 90% (Stanley
Lemeshow, 1997:54).
variabel perancu tingkat pendidikan minimal lulusan SMA dan umur 18-55 tahun,
tabel berikut:
2. VI 551
41
3. VII 575
4. VII 395
5. IX 674
6. X 609
Jumlah 3334 66
3.7 SUMBER DATA
Sumber data penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber
peneliti (Eko Budiarto, 2002:5). Data primer diperoleh melaui kuesioner. Kuesioner
dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan informasi melalui jawaban dari
filariasis.
orang lain dan tidak dilakukan oleh penelliti sendiri (Eko Budiarto, 2002:5). Data
sekunder yang diambil diperoleh dari buku, jurnal, instansi, referensi lain yang
3.8.1.1 Kuesioner
pengetahuan sebanyak 10 dari 10 soal dan skor sikap sebanyak 10 dari 10 soal.
3.8.2.1 Wawancara
3.8.2.2 Observasi
2015.
43
3.9.1 Validitas
dengan cara melakukan korelasi antara skor seriap variabel dengan skor totalnya.
Suatu pertanyaan dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi secara
Keterangan:
N = jumlah subjek
X = skor item
Y = skor total
tabel Pearson Product Moment 0,444. Setelah dilakukan perhitungan dari 12 butir
soal pengetahuan yang diujikan, terdapat 2 butir soal yang tidak valid yaitu nomor 5
dan 6. Sedangkan soal sikap yang diujikan dengan jumlah soal 10 butir, semua soal
valid.
44
3.9.2 Reliabilitas
hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
r1=
Keterangan:
2010:185).
1. Uji coba alat ukur ( kuesioner) dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas.
berikut:
3.11.1.1 Editing
Sebelum diolah data yang sudah terkumpul perlu diperiksa terlebih dahulu.
Data atau keterangan yang telah dikumpulkan yang berupa daftar pertanyaan dibaca
sekali lagi dan diperbaiki jika dirasakan masih ada kesalahan dan keraguan data.
3.11.1.2 Coding
Data yang sudah dikumpulkan dapat berupa kalimat yang pendek atau
panjang, untuk memudahkan analisa, maka jawaban tersebut perlu diberi kode.
Cara memberikan kode yaitu dengan memerikan angka pada tiap jawaban.
3.11.1.3 Scoring
Yaitu memberikan skor atau nilai pada setiap jawaban yang diberikan oleh
responden
3.11.1.4 Tabulasi
Analisis univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
dan mendeskripsikan variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan sikap serta
untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan
adalah uji Chi Square, karena skala variabel berbentuk kategorik. Taraf signifikan
yang digunakan adalah 95% atau taraf kesalahan 0,05. Syarat uji Chi Square adalah
tidak ada sel yang nilai observed-nya bernilai nol, dan sel yang digunakan
mempunyai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Jika syarat uji
Jika probabilitas <0,05 maka Ho ditolak. Ini berati kedua variabel ada hubungan.
Akan tetapi jika probabilitas >0,05 maka Ho diterima, berarti variabel tersebut tidak
ada hubungan.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 SIMPULAN
pengetahuan dan sikap tentang pencegahan penularan filariasis dengan kondisi fisik
bahwa:
2015
6.2 SARAN
60
61
Kertoharjo.
DAFTAR PUSTAKA
62
63
Risky Amalia, 2014, Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Filariasis, Unnes
Journal of Public Health, Volume III, No 1, Maret 2014, hlm. 1-12.
_______, 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Stanley Lemeshow, dkk, 1997, Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
III. SIKAP
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar dengan memberi tanda (√)
pada kotak yang disediakan
2. Pilihlah jawaban S (setuju), TS (tidak setuju).
Jawaban Skor
No. Pertanyaan
S TS
1. Jika ada salah satu anggota keluarga yang menderita
filariasis, untuk mencegah penularan filariasis
anggota keluarga yang lain berusaha mencegah
gigitan nyamuk
2. Dalam suatu pertemuan disampaikan bahwa
penderita filariasis disarankan untuk berobat ke
dokter. Tetapi penderita tidak mau periksa ke dokter
karena nantinya takut ketahuan bahwa dia menderita
filariasis
3. Pada suatu pertemuan RT disampaikan bahwa
seluruh masyarakat dihimbau untuk mengikuti kerja
bakti tiap bulan untuk memberantas perindukan
nyamuk agar mengurangi penularan filariasis
4. Kondisi SPAL yang menggenang dan tersumbat
sampah, maka sumbatan tersebut dibiarkan saja agar
airnya dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman
5. Keberadaan kandang ternak dalam satu rumah, maka
pemilik ternak diminta untuk memisah kandang
ternak dari rumah yang ditempatinya
6. Dihalaman rumah terdapat semak-semak yang
rimbun, pemilik rumah diminta untuk membersihkan
semak-semak agar tidak menjadi tempat
peristirahatan nyamuk
7. Dengan adanya kasus filariasis pada suatu daerah,
maka kegiatan 3M (menutup, menguras, mengubur)
tidak seharusnya dilakukan karena tidak dapat
mencegah filariasis
8. Setelah terjadi hujan terdapat genangan air disekitar
rumah, genangan tersebut tidak harus
ditimbun/dialirkan karena genangan itu nantinya
akan kering sendiri
9. Barang bekas yang sudah tidak digunakan dapat
menampung air hujan, barang bekas tersebut harus
dibalik untuk mencegah timbulnya perindukan
nyamuk
10. Saluran air di area persawahan tidak mengalir, maka
harusnya diadakan kegiatan kerja bakti untuk
mengalirkan saluran di area persawahan untuk
mencegah perindukan nyamuk
75
Hasil Observasi
No. Kondisi Fisik Lingkungan Keterangan
Ya Tidak
1. Keberadaan kandang ternak
serumah dengan responden
2. Keberadaan genangan air
karena tidak memiliki
SPAL/tampungan air
hujan/kolam tanpa
ikan/tampungan air pada pot
tanaman air dalam radius
100 m
3. Keberadaan semak-
semak/tanaman hias rimbun
dalam radius 100 m
4. Keberadaan SPAL
5. Kondisi SPAL tertutup
6. Kondisi SPAL mengalir
76
NOMOR
RESPONDEN NAMA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
1 AZAM 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
2 ROMLAH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 AHMAD ROZI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 SOFIATUN 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
5 ELY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 RINA 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
7 FITRIALISTIANA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 FAHAT 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
9 KUSUMAWATI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 NIKMATUL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 MASRUROH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 MAEMUNAH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 M.LUTFI 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
14 FITROTUN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 USWATUN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 MAHI 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
17 DINDA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 FIKI RIDWANA 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
19 KHAIR ZUDIN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 MUSABAH 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
77
R23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R25 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2
R26 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2
R27 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
R28 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2
R29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R32 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2
R33 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
R34 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 1
R35 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2
R36 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2
R37 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 2
R38 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2
R39 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 1
R40 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2
R41 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
R42 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
R43 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
R44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R45 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 5 0
R46 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1
80
R47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R49 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2
R50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R51 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 1
R52 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
R53 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2
R54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R55 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 1
R56 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 1
R57 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 6 1
R58 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2
R59 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 1
R60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R61 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1
R62 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 5 0
R63 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 1
R64 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 1
R65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R67 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
R68 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 5 0
R69 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 2
R70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
81
R23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R25 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1
R26 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1
R27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R28 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
R29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R34 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 6 1
R35 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1
R36 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1
R37 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 6 1
R38 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1
R39 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1
R40 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1
R41 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1
R42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R43 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1
R44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R45 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
R46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
83
R48 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
R49 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2
R50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R51 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1
R52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R56 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1
R57 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 1
R58 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2
R59 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1
R60 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1
R61 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1
R62 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R65 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1
R66 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1
R67 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1
R68 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1
R69 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
R70 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1
84
R22 Ikrilah Khairunnisa RT 2 RW 6 18 Perempuan Tamat SMA Tdak Bekerja 10 100% 2 10 100% 2 3 1
R23 Umi Kulsum RT 1 RW 7 40 Perempuan Tamat SMA PNS 10 100% 2 10 100% 2 2 0
R24 Adil Amri RT 1 RW 7 33 Laki-laki Tamat SMA Pegawai Swasta 10 100% 2 10 100% 2 2 0
R25 Riza RT 1 RW 7 20 Perempuan Tamat PT Tdak Bekerja 8 80% 2 8 80% 1 3 1
R26 Nur Hikmah RT 1 RW 7 35 Perempuan Tamat SMA PNS 8 80% 2 7 70% 1 2 0
R27 Nasrudin RT 1 RW 7 37 Laki-laki Tamat PT PNS 9 90% 2 10 100% 2 3 1
R28 Siti Rohmah RT 2 RW 7 49 Perempuan Tamat SMA Wirausaha 8 80% 2 9 90% 2 3 1
R29 Nurma RT 2 RW 7 34 Perempuan Tamat SMA Tdak Bekerja 10 100% 2 10 100% 2 3 1
R30 Uliyah RT 2 RW 7 26 Perempuan Tamat SMA Wirausaha 10 100% 2 10 100% 2 3 1
R31 Dwi RT 2 RW 7 23 Laki-laki Tamat SMA Buruh 10 100% 2 10 100% 2 1 0
R32 Dani RT 2 RW 7 20 Laki-laki Tamat SMA Pegawai Swasta 8 80% 2 10 100% 2 3 1
R33 Nurul Athasp RT 2 RW 7 29 Laki-laki Tamat PT Wirausaha 9 90% 2 10 100% 2 3 1
R34 Saidin RT 1 RW 8 45 Laki-laki Tamat SMA Wirausaha 6 60% 1 60 60% 1 3 1
R35 Pujiati RT 1 RW 8 51 Perempuan Tamat SMA Wirausaha 8 80% 2 7 70% 1 3 1
R36 Maslihah RT 1 RW 8 25 Perempuan Tamat SMA Wirausaha 8 80% 2 7 70% 1 3 1
R37 Masatus Sholihah RT 1 RW 8 19 Perempuan Tamat SMA Wirausaha 6 60% 2 6 60% 1 3 1
R38 Zar'ah RT 1 RW 8 32 Perempuan Tamat SMA Tdak Bekerja 8 80% 2 7 70% 1 2 0
R39 Mila RT 2 RW 8 25 Perempuan Tamat SMA Buruh 7 70% 1 8 80% 1 1 0
R40 Umi RT 2 RW 8 51 Perempuan Tamat SMA Tdak Bekerja 8 80% 2 7 70% 1 3 1
R41 Surono RT 2 RW 8 47 Laki-laki Tamat SMA Pegawai Swasta 9 90% 2 8 80% 1 3 1
R42 Sri Kaum RT 2 RW 8 47 Perempuan Tamat SMA Wirausaha 9 90% 2 10 100% 2 2 0
R43 Amalia RT 2 RW 8 28 Perempuan Tamat SMA Wirausaha 9 90% 2 8 80% 1 2 0
R44 Razaq RT 1 RW 9 25 Laki-laki Tamat PT Pegawai Swasta 10 100% 2 10 100% 2 3 1
R45 M. Karimu Sidiq RT 1 RW 9 32 Laki-laki Tamat SMA Wirausaha 5 50% 0 9 90% 2 3 1
R46 Lutfinnisa RT 1 RW 9 24 Perempuan Tamat SMA Tdak Bekerja 7 70% 1 10 100% 2 2 0
86
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.859 12
Item Statistics
Std.
Mean Deviation N
P1 .70 .470 20
P2 .65 .489 20
P3 .80 .410 20
P4 .80 .410 20
P5 .85 .366 20
P6 .80 .410 20
P7 .95 .224 20
P8 .95 .224 20
P9 .90 .308 20
P10 .95 .224 20
P11 .90 .308 20
P12 .95 .224 20
88
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
P1 9.50 5.421 .625 .843
P2 9.55 5.418 .594 .846
P3 9.40 5.516 .688 .837
P4 9.40 5.516 .688 .837
P5 9.35 6.555 .171 .873
P6 9.40 6.358 .234 .871
P7 9.25 6.197 .685 .845
P8 9.25 6.197 .685 .845
P9 9.30 6.011 .600 .845
P10 9.25 6.197 .685 .845
P11 9.30 6.011 .600 .845
P12 9.25 6.197 .685 .845
Scale Statistics
Std.
Mean Variance Deviation N of Items
10.20 7.011 2.648 12
89
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.906 10
Item Statistics
Std.
Mean Deviation N
P1 .75 .444 20
P2 .60 .503 20
P3 .90 .308 20
P4 .80 .410 20
P5 .90 .308 20
P6 .85 .366 20
P7 .80 .410 20
P8 .85 .366 20
P9 .80 .410 20
P10 .80 .410 20
90
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
P1 7.30 7.168 .509 .908
P2 7.45 6.471 .724 .894
P3 7.15 7.503 .581 .902
P4 7.25 7.250 .524 .906
P5 7.15 7.608 .515 .905
P6 7.20 7.326 .563 .903
P7 7.25 6.513 .905 .881
P8 7.20 7.116 .679 .896
P9 7.25 6.513 .905 .881
P10 7.25 6.724 .791 .889
Scale Statistics
Std.
Mean Variance Deviation N of Items
8.05 8.576 2.929 10
91
Cases
Cukup Count 5 8 13
Baik Count 15 38 53
Total Count 21 49 70
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 70
Cases
Baik Count 15 38 53
Total Count 21 49 70
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,10.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.998a 1 .014
b
Continuity Correction 4.765 1 .029
Likelihood Ratio 5.947 1 .015
Fisher's Exact Test .018 .015
Linear-by-Linear
5.912 1 .015
Association
N of Valid Casesb 70
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,40.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Sikap
3.683 1.263 10.738
(Cukup / Baik)
For cohort Kondisi
Fisik Lingkungan = 2.438 1.163 5.107
Buruk
For cohort Kondisi
Fisik Lingkungan = .662 .455 .963
Baik
N of Valid Cases 70
95