Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Teknologi Bahan yang diampu
oleh:
Disusun oleh:
Kelompok 3
Bismillahirahmanirahim.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dr. H.
Nanang Dalil Herman, S.T., M.Pd. dan Ben Novarro Batubara, ST., MT. Pada mata kuliah
Teknologi Bahan.
Kami beharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan rekan-
rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Dr. H. Nanang Dalil Herman, S.T., M.Pd. dan
Ben Novarro Batubara, ST., MT. selaku dosen dari mata kuliah Teknologi Bahan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Penyusun
DAFTAR ISI
Gambar 1……………………………………………………….
Gambar 2………………………………………………………...
Gambar 3………………………………………………………...
DAFTAR TABEL
Tabel 1…………………………………………………………….
Tabel 2……………………………………………………………
Tabel 3…………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam pelaksanaannya
membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntungan
yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang rendah,
daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang
dimilikinya maka diperlukan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan
dasarnya,cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar dapat
meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.
Pada zaman dahulu nenek orang-orang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan
mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Perekat dan penguat bangunan ini awalnya
merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman
Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai
pozzuolana.
1.2 Identifikasi Masalah
Pada umumnya jika berhubungan dengan syarat, tuntutan mutu dan keawetan beton yang
tinggi, selain kualitas agregat kasar dan halus sebagai material penyusun beton, ada beberapa
faktor lain yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan adalah waktu campur pengadukan
beton dan faktor air semen.
Kekuatan beton bergantung pada beberapa aspek, salah satu diantaranya adalah nilai faktor
air semen (fas) yang dipakai dalam adukan beton itu sendiri. Untuk mencapai adukan beton
yang memenuhi syarat, maka adukan beton yang menggunakan nilai fas yang besar, akan lebih
sedikit membutuhkan pasta semen, sebaliknya adonan beton yang menggunakan faktor air
semen kecil, akan lebih banyak membutuhkan pasta semen. Dengan demikian jelas, bahwa
nilai faktor air semen dalam suatu adukan beton erat sekali kaitannya dengan jumlah semen
yang diperlukan dalam adukan beton tersebut, selanjutnya akan mempengaruhi kekuatan beton
itu sendiri (Armeyn, 2006).
Persoalan yang dibahas dibatasi oleh bagaimana cara membuat beton menurut SNI di
Indonesia dari dahulu hingga saat ini. Membuat beton menurut SNI menjadi bahasan pokok.
1.5 Tujuan
1. Mengetahui pengertian beton.
2. Mengetahui apa saja sifat-sifat beton.
3. Mengetahui cara pembuatan beton menurut SNI.
1.6 Sistematika
Untuk lebih jelas memahami makalah ini, maka materi – materi dalam makalah ini
dikelompokkan menjadi beberapa bab dan sub bab dengan sistematika penyampaian
sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan
1.6 Sistematika
2.2
2.3
5.2 Implikasi
5.3 Rekomendasi
6. DAFTAR PUSTAKA
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul momen lengkung
atau tarikan.
3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi retak yang makin
lama makin besar.
4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses
hidrasi.
5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran sehingga beton
dapat dipadatkan dengan mudah.
6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak
semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang.
7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk memeriksa dan mengetahui
perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang tinggi.
8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus dipertahankan untuk
mendapatkan hasil yang direncanakan.
9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu
memikul beban luar yang bekerja padanya.
10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka dipasang
tulangan baja pada daerah yang tertarik.
11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima gaya tekan serta
tulangan baja yang kuat menerima gayatarik.
12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan hargayang relative rendah.
13. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya mencapai 50 tahun
serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan tinggi serta aman terhadap bahaya
kebakaran.
14. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi dengan massa jenis γc
sekitar 2400 kg/m3 bahan ini memiliki berat jenis 23,54 kN/m3 ( 1000g kg setara dengan 1
kN,di mana gravitasi dalam cm/dt2), mengakibatkan bangunan betonsangat berat.
15. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa susut dan
rangkak.
BAB III
METODOLOGI
3.3. Metode
Metode yang digunakan merupakan metode studi literatur.
Data Primer : -
Data Sekunder : jurnal, buku, blog website (internet).
3.5. Instrumen
Teknik mengumpulkan data yang digunakan dalam makalah ini adalah studi literatur
(pustaka) yaitu mengumpulkan data dari bebagai hasil tulisan ilmiah yang berkaitan
dengan materi bahasan.
3.9.Diagram Alir
Mulai
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN