Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN TUGAS

PENGAWAS PERBENDAHARAAN JEMAAT


GEREJA KRISTEN PASUNDAN

Disampaikan pada

PEMBEKALAN MJ & PPJ GKP JEMAAT JATI ASIH PERIODE 2019-2023

Oleh : Dedi Christian Kowsoleea


(Anggota Majelis Sinode GKP)

Tanggal 29 September 2019


Di GKP Jati Asih.

I. LANDASAN HUKUM

Landasan hukum keberadaan, fungsi dan tugas Pengawasan Perbendaharaan baik Gereja
maupun Sinode adalah Tata Gereja dan Peraturan Pelaksanaan Tata Gereja GKP Tahun
2007.
1. Tata Gereja pasal 25, ayat 1 sampai ayat 3.
2. Peraturan Pelaksanaan Tata Gereja Bab XIII, pasal 94, tentang Pengawas
Perbendaharaan

II. KEDUDUKAN PPJ

1. Di dalam hubungan dengan Majelis Jemaat, Pengawas Perbendaharaan Jemaat


mempunyai kedududkan sejajar dengan Majelis Jemaat. Kesejajaran terletak hanya
dalam 2 hal :
a. Personalia Majelis Jemaat dan Pengawas Perbendaharaan Jemaat dipilih
oleh Warga Jemaat.
b. Majelis Jemaat dan Pengawas Perbendaharaan Jemaat, bersama-sama
mengamankan harta milik Gereja.
Namun demikian Sedang kepemimpinan, tanggung jawab, pengamanan dan
penggunaan Harta Milik gereja semua di bawah koordinasi Majelis Jemaat.

2. Di dalam hubungan dengan Pengawas Perbendaharaan Sinode tidak terdapat


hubungan langsung yang bersifat struktural.

III. TUGAS PPJ

1. PENGAWASAN
a. FUNGSI PENGAWASAN
i. Fungsi Pengawasan Pengawas Perbendaharaan secara umum, adalah
pengawasan terhadap aktivitas Majelis Jemaat, Badan Pembantu, dan

1
kelengkapan kerja Majelis Jemaat di dalam pengelolaan, penggunaan,
serta pertanggung jawaban perbendaharaan Gereja.
ii. Pengawasan mengacu kepada Peraturan, Ketetapan dan Kebijakan
Majelis Jemaat serta Peraturan, Ketetapan dan Kebijakan yang
diberlakukan secara sinodal.
iii. Pengawasan hanya sebatas pelaksanaan aktivitas Majelis Jemaat,
badan pembantu serta kelengkapannya, bukan mengawasi Majelis
Jemaat dan seluruh kebijakan yang ditetapkannya.
iv. Pengawas Perbendaharaan tidak mengawasi fungsi kelembagaan
Majelis Jemaat, karena hal tersebut dilakukan langsung oleh
Gereja/Jemaat.

b. OBJEK PENGAWASAN
i. Pengawasan Perbendaharaan terhadap semua perbendaharaan atau
harta kekayaan Gereja berupa :
1. Barang-barang yang bergerak (kendaraan dan investasi) dan
barang-barang tidak bergerak (Tanah dan Bangunan).
Pengawasan barang tidak bergerak ditekankan terhadap
keabsahan surat-surat, juga kegunaan dan cara
penggunaannya yang lebih effektif dan berdaya guna.
2. Uang yang berbentuk tunai, tabungan, di dalam rekening
bank, serta deposito.

ii. Pengawasan keuangan dimulai sejak menyusun program kerja dan


Penyusunan RAPP, menetapkan Anggaran, pengumpulan konsep,
rapat kerja, pengesahan program dan RAPP.

2. PEMERIKSAAN
a. MAKSUD PEMERIKSAAN
i. Meneliti, memeriksa, dan mengungkapkan pelaksanaan ketentuan
serta kemungkinan adanya penyimpangan-penyimpangan dalam
proses pengelolaan keuangan tersebut.
ii. Memberikan kesaksian tentang kebenaran formal dan material
mengenai pertanggungjawaban keuangan dan harta milik gereja.
iii. Memberikan pentunjuk dan bimbingan serta saran-saran dibidang
tata laksana keuangan, agar pengelolaan keuangan dan
perbendaharaan gereja dapat dijalankan menurut prosedur yang
berlaku.

b. TUJUAN PEMERIKSAAN
i. Untuk mengetahui tentang kelayakan ikhtisar keuangan dari
bendahara, badan pembantu, atau lembaga/kegiatan yang dibentuk
oleh Majelis Jemaat / Majelis Pekerja Sinode. Hal tersebut diperlukan
untuk mendapatkan informasi keuangan yang akurat guna
penyusunan rencana, serta kebijaksanaan selanjutnya.
ii. Membuat analisa keuangan serta analisa biaya-biaya yang
disampaikan di dalam bentuk penjelasan, komentar dan saran
1. Posisi keuangan
2. Keuangan sehat, memuaskan atau kritis

2
3. Pemborosan atau penghematan
4. Adanya gejala-gejala kurang baik
5. Analisa kesimpulan dan saran

iii. Komentar adalah hasil penting dari pemeriksaan keuangan dan


perbendaharaan gereja dan merupakan tanggung jawabnya sesuai
unsure gereja dalam hal memperbaiki dan memperlengkapi diri
dalam kebenaran (II Timotius 3:16-17).

c. HAKEKAT PEMERIKSAAN
i. Pemeriksaan mengandung aspek Pastoral
Sesuai dengan hakekat dari pemeriksaan terhadap perbendaharaan
dan harta milik gereja dan sebagai unsur dari struktur gereja sebagai
tubuh Kristus, maka system pemeriksaan haruslah mengandung
unsur Pastoral.
ii. Apabila ditemukan penyimpangan-panyimpangan supaya pengelola
keuangan dan harta milik gereja disadarkan akan tugas dan tanggung
jawabnya baik terhadap jemaat juga terhadap Tuhan (Landasan
Hukum yaitu Tata Gereja dan Peraturan Pelaksanaan Tata Gereja).
iii. Sebab itu hasil penyelidikan dan pemeriksaan dikemukakan dalam
bentuk laporan pemeriksaan yang disertai dengan kesimpulan dan
saran-saran

d. TUGAS PEMERIKSAAN
i. Pemeriksaan yang sifatnya control formal, dititik beratkan kepada
apakah prinsip-prinsip pembukuan telah diterapkan secara konsisten
antara lain :
1. Pemeriksaan terhadap ayat-ayat pembukuan
2. Pemeriksaan alokasi dan klasifikasi ayat-ayat pembukuan
3. Pemeriksaan angka-angka
4. Pemeriksaan bukti-bukti pembukuan, serta kelengkapan
tanda tangan persetujuan, penerimaan dan pengeluaran
5. Sistem pembukuan yang dipakai
6. Ketaatan Program dan Anggaran yang sudah disepakati.

ii. Pemeriksaan yang sifatnya penyelidikan material (contoh material),


antara lain dititikberatkan pada penerimaan dan pengeluaran :
1. Apakah persembahan-persembahan, hjasil usaha-usaha serta
kegiatan-kegiatan lainnya sudah dibukukan.
2. Apakah penagihan hak-hak uang gereja, apa sudah dilakukan.
3. Apakah pengeluaran sudah sesuai dengan program dan
anggaran
4. Apakah harga yang dibayarkan secara wajar
5. Apakah mutu barang sesuai dengan pesanan, baik jumlah dan
nilainya.

iii. Kesimpulan pemeriksaan merupakan hasil dari pemeriksaan-


pemeriksaan yang dilakukan :
1. Pengumpulan bukti-bukti untuk membuat kesimpulan
pemeriksaan

3
2. Isi kesimpulan dinyatakan dengan pernyataan-pernyataan,
yaitu : setuju, setuju dengan catatan, menolak memberikan
pendapat karena ketidak pastian data-data pembukuaan, dan
tidak setuju karena adanya kepastian tentang seluruh system
control tidak berjalan sebagaimana mestinya.

iv. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka Pengawas


Perbendaharaan memberikan komentar sehubungan dengan cara
pengerjaan administrasi, penyhimpanan uang, pembuatan laporan,
hambatan-hambatan dan lain-lain yang ditemukan didalam
pemeriksaan.

v. Terakhir kali adalah saran-saran yang mengacu kepada kesimpulan


dan komentar yang dibuat, termasuk teknis pelaksanaannya.

e. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
i. PROGRAM PEMERIKSAAN KEUANGAN
1. Program pemeriksaan perbendaharaan bisa dilakukan
pemeriksaan Triwulan yang sifatnya sebagai control untuk
mengetahui sejauh mana pengelolaan keuangan telah
dilaksanakan, dan memberikan saran-saran perbaikan agar
pengelolaan keuangan dapat berjalan dengan baik.
2. Pemeriksaan Tengah Tahunan (Semester), adalah
pemeriksaan untuk meneliti jalannya pengendalian keuangan,
membuat analisa-analisa tentang perkembangan terhadap
anggaran yang sedang berjalan, serta saran-saran.
3. Pemeriksaan akhir tahun buku, adalah pemeriksaan terutama
ditujukan terhadap laporan keuangan dan realisasi
penerimaan dan pengeluaran, serta memberikan presentasi
anggaran, juga terutama termasuk pemeriksaan mutasi harta
milik gereja.

ii. PEMERIKSAAN AKHIR MASA PELAYANAN


1. Sehubungan dengan akan berakhirnya masa pelayanan
Majelis Jemaat/Majelis Pekerja Sinode dan
pertanggungjawaban Majelis Jemaat / Majelis Pekerja Sinode
mengenai perbendaharaan Gereja, maka Pengawas
Perbendaharaan melaksanakan pemeriksaan dan menyusun
laporan pemeriksaan hingga akhir masa pelayanan Majelis
Jemaat/Majelis Pekerja Sinode.
2. Dalam rangka pelaksanaan serah terima jabatan pelayanan
Majelis Jemaat / Majelis Pekerja Sinode sebagai saksi dengan
cara turut menandatangani naskah serah terima khusus
perbendaharaan yang disusun khusus oleh Majelis Jemaat /
Majelis Pekerja Sinode untuk melengkapi naskah Berita Acara
Serah Terima Jabatan dan Pelayanan Majelis Jemaat/Majelis
Pekerja Sinode.

f. LINGKUP PEMERIKSAAN
i. Pemeriksaan Kas

4
Pemeriksaan kas meliputi mutasi uang kontan, baik penerimaan
maupun pengeluaran, yaitu:
1. Keabsahan dokumen-dopkumen yaitu, faktur, kwitasi, tanda
terima dan bukti-bukti pendukungnya.
2. Penelitian pengisian kembali kas kecil
3. Penjumlahan rekapitulasi Buku Kas
4. Pengeluaran untuk pembelian inventaris apakah sudah
dicatat dalam Daftar Inventaris.
5. Memeriksa pos-pos yang tidak wajar dan pos-pos yang terlalu
sering
6. Memeriksa pengisian kode dan klasifikasi serta alokasinya
7. Memeriksa pemindahannya ke Buku Besar (Buku Rekafitulasi)
8. Memeriksa Laporan Keuangan
9. Memeriksa Saldo Kas baik buku dan phisiknya
ii. Pemeriksaan Buku Bank, pemeriksaan meliputi :
1. Memeriksa rekening Koran dan mencocokkan dengan bukti-
bukti, yaitu bukti setoran, bukti kliring/inkaso, bukti
pencairan cek, buku cek/giro, dan bukti transfer pembayaran
maupun penerimaan uang
2. Memeriksa buku tabungan dan hasil bunga tabungan
3. Memeriksa buku deposito atau sertifikat deposito, serta
bunganya.

iii. Pemeriksaan Buku Piutang, pemeriksaan meliputi dokumen-dokumen


piutang atau tagihan serta jaminan. Demikian juga pembayaran-
pembayaran melalui baik Kas atau Bank, serta pemeriksaan berita
acara penghapusan atau pemutihan piutang.

iv. Pemeriksaan Buku Hutang, adalah untuk memeriksa dokumen-


dokumen dasar hutang, pembayaran-pembayaran baik melalui Kas
atau Bank, serta berita acara penghapusan Hutang.

v. Pemeriksaan Daftar Inventaris, adalah pemeriksaan pencocokan


daftar inventaris dengan dokumen aslinya, dengan phisiknya.
Demikian juga berita acara Perubahan Inventaris serta pembukuan
didalam Buku Inventaris.

vi. Pemeriksaan Buku Barang, apabila diperlukan perlu mengadakan


pemeriksaan barang (stock take), bukti pemesanan barang, bukti
pengantaran barang, serta bukti mutasi keluar masuk barang.

vii. Pemeriksaan Perbendaharaan lain-lain, adalah pemeriksaan yang


dikelola secara khusus oleh Panitia-panitia, Usaha-usaha. Kegiatan-
kegiatan, atau lembaga/badan di bawah Majelis Jemaat dengan
melaksanakan dan memperhatikan kekhususannya masing-masing.

g. PEMBUATAN LAPORAN PEMERIKSAAN


i. ISI DAN FORMAT LAPORAN
Laporan hasil pemeriksaan (audit report) dibuat secara lengkap
dengan memuat data-data pemeriksaan sebagai berikut :

5
1. Alamat kepada siapa laporan ditujukan
2. Penjelasan ruang lingkup pemeriksaan
3. Tinjauan umum tentang administrasi keuangan
4. Berita Acara Pemeriksaan Kas (Lampiran 1)
5. Hasil Pemeriksaan (Lapiran 2)
6. Kesimpulan Pemeriksaan
7. Komentar dan saran-saran
8. Realisasi penerimaan/pengeluaran dan prosentase terhadap
Anggaran
9. Daftar Inventaris
10. Laporan-laporan Piutang, Utang, dan Barang
11. Laporan Badan-badan Usaha, Pelayanan dan Kegiatan-
kegiatan
12. Lampiran (photokopi bukti, surat, dokumen dll).

h. PENYERAHAN HASIL LAPORAN

Hasil pemeriksaan diserahkan kepada Majelis Jemaat dan salinannya


diserahkan kepada badan/lembaga, panitia-panitia usaha-usaha atau
kegiatan-kegiatan yang diperiksa, dan sebagai file Pengawas Perbendaharaan
Jemaat.
Pengawas perbendaharaan mendorong dan mengingatkan agar Majelis
Jemaat menyampaikan Laporan Pemeriksaan Pengawas Perbendaharaan
secara teratur kepada Majelis Sinode.

IV. PENUTUP

Dalam pandangan auditing sebagai ilmu, maka pemeriksaan adalah salah satu proses dan
prosedur yang harus ditempuh dalam rangka pemeriksaan yang lengkap. Namun Gereja
yang secara hakiki memiliki keunikan yang sangat khusus dibandingkan organisasi lainnya,
seperti badan-badan atau organisasi bukan gereja.
Maka pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan perbendaharaan dilingkungan gereja
memerlukan penyesuaian dan penyelarasan.
Penyesuaian dan penyelarasan tersebut sehubungan dengan hal-hal atau masalah-
masalah praktis, yang memungkinkan kemudahan-kemudahan dalam penyelenggaraan
pelayanan dan kesaksiannya.

Demikianlah Pedoman Tugas Pengawas Perbendaharaan Jemaat disampaikan sesuai


dengan Peraturan Sinode tentang Pedoman Tugas Pengawas Perbendaharaan.

Bandung, 24 September 2019.

MAJELIS SINODE
GEREJA KRISTEN PASUNDAN

Lampiran 1

6
BERITA ACARA
PEMERIKSAAN KAS

Pada hari ini …………………. tanggal,…………………………….. kami yang bertanda tangan dibawah ini,
telah melakukan pemeriksaan pada Kas …………………………………………………………………………. Di ………
…………………………………….. dihadapan Bapak/ Ibu ……………………………………………… selaku pejabat
yang bertanggung jawa atas keadaan Kas tersebut, dimana hasil pemeriksaan dan bukti-bukti
ditemukan kenyataan selisih sebesar Rp ……………………………………………..

Catatan :
Untuk Bukti Penerimaan sampai dengan No. ………………………………. Rp ………………………………………
Untuk Bukti Pengeluaran sampai dengan No ………………………………. Rp ………………………………………

KEADAAN KEUANGAN
1. UANG KAS
Rp. 100.000 sebanyak : lembar = Rp. ……………………………
Rp. 50.000 sebanyak : lembar = Rp. ……………………………
Rp. 20.000 sebanyak : lembar = Rp. ……………………………
Rp. 10.000 sebanyak : lembar = Rp. ……………………………
Rp. 5.000 sebanyak : lembar = Rp. ……………………………
Rp. 1.000 sebanyak : lembar = Rp. ……………………………
Rp. 500 sebanyak : lembar = Rp. ……………………………
Rp. 100 sebanyak : lembar = Rp. ……………………………
Jumlah Rp …….
2. UANG LOGAM
Rp. 1.000 sebanyak : lembar = Rp. ……………………………
Rp. 500 sebanyak : lembar = Rp. ……………………………
Rp. 100 sebanyak : lembar = Rp. ……………………………
Rp. 50 sebanyak : lembar = Rp. ……………………………
Jumlah Rp ……
3. REKENING BANK
a. Bank ………………………………… No. Rek. Giro ………… = Rp ………………………..
b. Bank ………………………………… No. Rek. Tabungan . = Rp ………………………..
c. Bank ………………………………… Deposito No ………… = Rp …………………………
Jumlah Rp …..
Jumlah penghitungan uang Kas ……………….. Rp ………………………………
Jumlah menurut Buku, uang Kas ……………….. Rp ………………………………
Selisih sebesar ………………………………………….. Rp ………………………………

MPS/MAJELIS JEMAAT/PENGURUS PENGAWAS PERBENDAHARAAN

1. Bendahara ………………………… 1. …………………………………………….


2. Ketua ……………………………………… 2. …………………………………………….
3. …………………………………………….
4. …………………………………………….
5. …………………………………………….

Lampiran 2
HASIL PEMERIKSAAN

7
UANG KAS/BANK/TABUNGAN/DEPOSITO

Dari hasil pemeriksaan, penjumlahan dan pengurangan berdasarkan rekapitulasi dan bukti-bukti,
dihasilkan sebagai berikut :

Saldo awal per ……………………………….. Rp. …………………………………………..


Penerimaan/Penempatan periode ……….. s.d …………… Rp. ..…………………………………………
Saldo Kas/Bank/Tab/Dep Rp. …………………………………………..
Pengeluaran/pencairan periode …………… s.d ……………. Rp. …………………………………………..
Saldo akhir per ………………………………. Rp. …………………………………………..

HASIL PEMERIKSAAN
PIUTANG/UTANG

Dari hasil pemeriksaan, penjumlahan dan pengurangan berdasarkan rekafitulasi dan bukti-bukti,
dihasilkan sebagai berikut :

Saldo awal per ……………………………….. Rp. ………………………………………….


Penambahan periode …………………. S.d …………………….. Rp. ………………………………………….
Jumlah piutang/hutang ………………………….. Rp. ………………………………………….
Pembayaran/Penerimaan periode ………………. S.d …………………. Rp …………………………………………..
Saldo akhir per ……………. Rp …………………………………………..

HASIL PEMERIKSAAN
INVENTARIS/BARANG

Dari hasil pengecekan, stock-take, dan pemeriksaan berdasarkan bukti-bukti, maka dihasilkan
daftar inventaris/persediaan barang sebagai berikut :

Saldo (daftar) awal per …………


1. ….
2. …
3. … dst

Penambahan periode ………..


1. ….
2. …
3. … dst

Pengurangan/pemakaian/kerusakan/penjualan/dll.
1. ….
2. …
3. … dst

Saldo (daftar) akhir per …


1. ….
2. …
3. … dst

Anda mungkin juga menyukai