PENGARUH TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP Judul Jurnal: BERAT BADAN BAYI USIA 6-12 BULAN
Kata kunci : Berat badan bayi, Pijat bayi.
Penulis : Desy Ayu Wardani, Hestri Norhapifah, Juliyana Selly Utami
Analisator : Kelompok I Profesi Ners angkatan XV UIN Alauddin Makassar.
Telaah Step 1 :
Problem Pada tahun 2013, 17% atau 98 juta anak di bawah
lima tahun di negara berkembang mengalami kurang gizi (WHO,2013). Pravelensi tertinggi berada di wilayah Asia Selatan sebesar 30%, diikuti Afrika Barat 21%, Osceania dan Afrika Timur 19%, Asia Tenggara dan Afrika Tengah 16%, dan Afrika Selatan 12% (WHO, 2014). Pertumbuhan fisik merupakan aspek kesehatan yang sangat penting diperhatikan sejak dini, karena secara estetika anak yang memiliki pertumbuhan fisik yang normal akan lebih baik dibanding anak yang pertumbuhan fisiknya tidak normal. Untuk mendeteksi pertumbuhan yang terjadi pada anak, para orang tua harus selalu memonitor setiap tahapan pertumbuhan anak dengan cermat (Firda & Maya, 2012). Berkenaan dengan hal diatas, penanganan secara nonfarmakologi dengan diberikannya intervensi pendamping yaitu untuk membantu menstimulus pertumbuhan anak terhadap nafsu makan bayi yang sangat diperlukan untuk membantu berat badan bayi dan
Kelompok 1 Ners UIN Alauddin Makassar 2019
mencegah terjadinya kurang gizi maka dibantu dengan dilakukannya dengan pemberian pemijatan. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi selama seratus tahun di banyak kebudayaan dan salah satu teknik terapi tertua di dunia. Pijat Bayi mudah dipelajari dan umumnya dengan beberapa kali latihan para orang tua sudah mahir, selain murah karena hanya memerlukan minyak/baby oil, juga banyak manfaatnya. Dampak positif dari pijat bayi antara lain: menurunkan kadar hormon stress, peningkatan kadar zat daya tahan tubuh (immunoglobin), memperbaiki sirkulasi darah, merangsang fungsi pencernaan dan pembuangan, meningkatkan nafsu makan, mengubah gelombang otak yang dapat membuat bayi tidur lelap, meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel, meningkatkan berat badan dan mengeratkan ikatan batin antara bayi dengan orang tua, serta meningkatkan volume ASI (Roesli, 2013). Sebuah penelitian yang dilakukan Field dan Scafidi (2014) menunjukkan bahwa 20 bayi prematur yang dipijat selama 3x15 menit setiap hari selama 10 hari mengalami peningkatan per hari 20% - 47% lebih banyak dari pada bayi yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan berusia 1-3 bulan yang dipijat selama enam minggu mengalami kenaikan berat badan yang lebih tinggi dari kelompok bayi yang tidak dipijat. Berdasarkan studi pendahuluan tiga bulan terakhir yaitu bulan April sampai dengan Juni 2018, dari 78 neonatus yang dirawat di Ruang Perinatologi BRSUD Kabupaten Tabanan, 50 neonatus (64,1%) mengalami frekuensi menyusu yang rendah.
Kelompok 1 Ners UIN Alauddin Makassar 2019
Seperti diketahui asupan ASI sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sampai saat ini terapi pijat bayi juga belum dilaksanakan secara rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi pijat bayi terhadap peningkatan frekuensi menyusu neonatus di Ruang Perinatologi BRSUD Kabupaten Tabanan. Intervensi Intervensi dalam penelitian ini terapi pijat bayi terhadap peningkatan frekuensi menyusu neonatus Comparation Dalam penelitian ini tidak terdapat intervensi intervensi pembanding. Outcome Adapun hasil dari penelitian ini yakni pengaruh terapi pijat bayi terhadap frekuensi menyusu neonatu. Nilai rata-rata frekuensi menyusu neonatus sebelum dilakukan terapi pijat bayi adalah 6,40 dengan standar deviasinya 1,673, nilai rata-rata frekuensi menyusu neonatus setelah dilakukan terapi pijat bayi mengalami kenaikan yaitu 11,13 dengan standar deviasinya adalah 2,240. Hasil uji statistik Wilcoxon Signed rank test menghasilkan signifikansi (p) sebesar 0,000 Neonatus yang dirawat di Ruang Perinatologi merupakan neonatus yang dalam kondisi tidak sehat atau dalam proses pemulihan yang mengakibatkan neonatus menjadi malas menyusu. Hal ini diperkuat dengan teori yang menyatakan bahwa biasanya bayi menjadi malas menyusu karena sedang dalam kondisi tidak sehat atau sakit. Akibatnya keadaan sakit membuat bayi menjadi tidak nyaman bahkan bisa menjadi rewel. Bahkan dalam keadaan lanjut bayi bisa saja menjadi lemas. Pada keadaan demikian, tentu
Kelompok 1 Ners UIN Alauddin Makassar 2019
membuat nafsu minum bayi untuk menyusu berkurang bahkan tidak ada. Keadaan yang tidak nyaman dapat membuat bayi menjadi malas untuk minum dan gelisah (Wiji, R.N, 2013). Neonatus yang dirawat di Ruang Perinatologi merupakan neonatus yang dalam kondisi tidak sehat atau dalam proses pemulihan yang mengakibatkan neonatus menjadi malas menyusu. Hal ini diperkuat dengan teori yang menyatakan bahwa biasanya bayi menjadi malas menyusu karena sedang dalam kondisi tidak sehat atau sakit. Akibatnya keadaan sakit membuat bayi menjadi tidak nyaman bahkan bisa menjadi rewel. Bahkan dalam keadaan lanjut bayi bisa saja menjadi lemas. Pada keadaan demikian, tentu membuat nafsu minum bayi untuk menyusu berkurang bahkan tidak ada. Keadaan yang tidak nyaman dapat membuat bayi menjadi malas untuk minum dan gelisah (Wiji, R.N, 2013).
Telaah Step 2 :
Recruitment Penelitian ini menggunakan eksperimen semu
(quasi exsperiment) dengan rancangan One-Group Pra- test-posttest Design Populasi dalam penelitian ini adalah 50 neonatus. Dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Jumlah sampel sebanyak 38 responden. Penelitian dilaksanakan pada Tanggal 9 November 2018 sampai dengan Tanggal 9 Desember 2018 dengan lokasi penelitian adalah di Ruang
Kelompok 1 Ners UIN Alauddin Makassar 2019
Perinatologi BRSUD Kabupaten Tabanan. Maintenance Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi pijat bayi terhadap peningkatan frekuensi menyusu neonatus Penelitian dilakukan dengan cara, responden mula- mula diukur frekuensi menyusui neonatus (pretest) pada responden kemudian di beri intervensi terapi pijat kemudian diukur frekuensi menyusui neonatus setelah dilakukan terapi pijat
Measurement Dalam Hasil penelitian diukur frekuensi sebelum dan
sesudah terapi pijat bayi Instrumen dalam penelitian ini adalah cheklist, SOP dan lembar observasi.
Telaah Step 3 (Aplikabilitas) :
Pijat bayi memberikan manfaatyang sangat besar terhadap pertumbuhan
bayi terutama peningkatan berat badan bayi dengan pencernaan yang baik untuk meningkatkan nafsu makan bayi. Dengan pencernaan yang baik maka bayi akan merakasan nyaman dalam aktivitas pertumbuhannya serta membuat istirahat tidur bayi pun lebih baik. Keuntungan dari pijat bayi ini selain dapat dilakukan dengan mudah karena pada umumnya ilmu pijat bayi ini mudah dilakukan dengan beberapa kali latihan. Selain itu juga tidak memerlukan biaya yang mahal. Oleh karena itu, adanya penerapan pijat bayi agar pertumbuhan dan perkembangan bayi lebih optimal. Karena pijat bayi sangat bermanfaat sekali baik bagi bayi maupun ibunya dan kerugiannya relatif tidak ada.
Kelebihan :
Publikasi penelitian ini 3 tahun terakhir
Kelompok 1 Ners UIN Alauddin Makassar 2019
Bersumber dari jurnal yang memiliki ISSN Memiliki sumber publikasi yang jelas dan nama penulis Termasuk jurnal yang baik yang mempunyai abstrak, pendahulan, metole, hasil, pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka
Kekurangan :
Tidak terdapat Standar Operasional Prosedur
Tidak dijelaskan rinci isi intrumen penelitian Tidak dijelaskan secara rinci pada intervensi yang dilakukan pada responden