Anda di halaman 1dari 13

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

TIDUR DAN ISTIRAHAT


A. Konsep Dasar
1. Definisi
a. Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan
periode yang lebih lama dari keterjagaan.
b. Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan
kebutuhan makan, aktivitas, maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap
individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan kembali
kesehatannya (Tarwoto, 2010).
c. Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun
yang berakibat badan menjadi lebih segar. Sedangkan tidur adalah
suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan
masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang
berbeda (Tarwoto, 2010).
d. Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana induvidu dapat
dibangunkan oleh stimulasi atau sensoriyang sesuai (Guyton dalam
Aziz Alimul H) atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak
sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan
tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran
yang bervariasi terhadap perubahan fisiologis dan terjadi penurunan
respon terhadap rangsangan dari luar.
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tidur
adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan
tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulan-ulang dan
masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badanlah yang
berbeda.

2. Fisologi

1
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang
otak, yaitu : Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing
Region (BSR).
RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus
yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi
Stimulus visual,pendengaran,nyeri,dan sensori raba;serta emosi dan proses
berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada
saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR.
Ritme sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang
berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan
dengan faktor lingkungan (misalnya: cahaya, kegelapan, gravitasi dan
stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah
ritme sirkadian-yang melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini,
fluktuasi denyut jantung,tekanan darah, temperature, sekresi hormon,
metabolisme dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada
ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang
sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola
tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada
saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat
ritme tersebut paling rendah.
Tahapan Tidur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat
elektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram (EOG), dan
elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid
eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). (Asmadi, 2012).
1) Tidur NREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena
gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek
daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar.
Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi
tubuh. Di samping itu,semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital,

2
metabolism, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4
tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap
III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep
2) Tidur REM
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama
5-30 menit\.Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar
mimpi terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM,otak cenderung aktif dan
metabolismenya meninggkat hingga 20%. Pada tahap individu menjadi
sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan
tiba-tiba, tonus otot terdepresi,sekresi lambung meningkat,dan frekuensi
jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur.Selama tidur , individu
melewati tahap tidur NREM dan REM.Siklus tidur yang komplet
normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui
empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur.Siklus tersebut dimulai dari
tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III
berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ±
20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan II selama 20
menit. Tahap REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
Sejumlah faktor mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur
seringkali faktor tunggal tidak hanya menjadi penyebab masalah tidur.
Seringkali faktor fisiologis, psikologis dan lingkungan dapat mengubah
kualitas dan kuantitas tidur.
a. Penyakit Fisik
Setiap penyakit menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik atau
masalah suasana hati seperti kecemasan atau depresi dapat
menyebabkan masalah tidur. Seseorang dengan perubahan seperti itu
mempunyai masalah kesulitan tidur atau tetap tertidur. Penyakit juga
dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi yang tidak biasa. Sebagai
contoh, memperoleh posisi yang aneh saat dengan atau lengan di
imobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur.
b. Obat-obatan dan Substansi
Mengantuk dan deprivasi tidur adalah efek samping medikasi yang
umum. Medikasi yang diresepkan untuk tidur seringkali member
3
banyak masalah daripada keuntungan. Orang dewasa muda dan dewasa
tengah dapat tergantung pada obat tidur untuk mengatasi stressor gaya
hidupnya. Lansia seringkali menggunakan varrasi obat untuk
mengontrol atau mengatasi penyakit kroniknya dan efek kombinasi dari
beberapa obat dapat mengganggu tidur secara serius. L-triptofan, suatu
protein alami ditemukan dalam makanan seperti susu, keju dan daging
dapat membantu orang tidur.
c. Gaya Tidur
Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pada tidur. Jam internal
tubuh diatur pukul 22, tetapi sebaliknya jadwal kerja memaksa untuk
tidur pada pukul 9 pagi. Individu mampu untuk tidur hanya selama 3
sampai 4 jam karena jam tubuh mempersepsikan bahwa ini adalah
waktu terbangun dan aktif. Kesulitan mempertahankan kesadaran
selama waktu kerja menyebabkan penurunan dan bahkan penampilan
yang berbahaya.
d. Pola Tidur yang Biasa dan Mengantuk yang Berlebihan pada Siang Hari
(EDS)
EDS sering kali menyebabkan kerusakan pada fungsi terjaga,
penampilan kerja atau sekolah yang buruk, kecelakaan saat mengemudi
atau menggunakan peralatan dan masalah prilaku atau emosional.
Mengantuk menajdi patologis ketika mengantuk terjadi pada waktu
ketika individu harus atau ingin terjaga. Kurang tidur yang kronis jauh
lebih serius daripada kehilangan tidur yang sementara dan
menyebabkan perubahan serius dalam kemampuan untuk melakukan
fungsi sehari-hari. EDS cenderung menjadi paling sulit diatasi selama
tugas yang menetap.
e. Stress Emosional
Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat
menganggu tidur. Stress emosional dapat menyebabkan seseorang
menjadi tegang dan sering kali mengarah frustasi apabila tidak tidur.
Stress yang menyebabkan seseorang menyebabkan terlalu keras untuk
tertidur, sering terbangun selama siklus tidur stress yang berlanjut dapat
menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk. Lansia juga seperti individu
lain yang mengalami masalah perasaan depresi, sering juga mengalami

4
perlambatan untuk jatuh tertidur, munculnya tidur REM secara dini,
seringkali terjaga, peningkatan total waktu tidur, perasaan tidur yang
kurang dan terbangun cepat .
f. Lingkungan
Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada
kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yng baik adalah
esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan dan posisi tempat
tidur rumah sakit seringkali mempengaruhi kualitas tidur. Suara juga
mempengaruhi tidur. Tingkat suara yang diperlukan untuk
membangunkan orang tergantung pada tahap tidur.
g. Latihan Fisik dan Kelelahan
Seseorang yang kelelahan menengah (moderate) biasa memperoleh
tidur yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari
kerja atau latihan yang menyenangkan. Latihan 2 jam atau lebih
sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan
suatu keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi.
h. Asupan Makanan dan Kalori
Orang tidur lebih baik ketika sehat ehingga mengikuti
kebiasaan makan yang baik adalah penting untuk kesehatan yang tepat
dan tidur. Makan besar, berat, dan berbumbu pada makan malam dapat
menyebabkan tidak dapat dicerna yang menganggu tidur. Alergi
makanan menyebabkan insomnia
4. Macam-macam Gangguan yang mungkin terjadi saat istirahat/tidur
a. Insomnia
Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan
kuantitas tidur. Gejala yg dialami oleh klien yg mengalami kesulitan
kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan/ tidur singkat.
b. Hipersomnia
Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya di
sebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal,
liver dan metabolisme.
c. Parasomnia
Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak,
Masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak seperti Night
terrors dan mimpi buruk.
d. Narcolepsi

5
Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri
untuk tidur, misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan
kendaraan atau di saat sedang membicarakan sesuatu.
e. Apnea Tidur
Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya
aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau
lebih pada saat tidur. Klien yang mengalami apnea tidur seringkali
tidak memiliki tidur dalam yang signifikan. Selain itu banyak juga
terjadi keluhan mengantuk yang berlebihan di siang hari.
f. Deprivasi Tidur
Adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat
disomnia, penyebabnya dapat mencakup penyakit ( mis. Demam, sulit
bernapas atau nyeri ), stres emosional, obat-obatan, gangguan
lingkungan, dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan
waktu kerja. Dokter dan perawat cenderung mengalami deprivasi tidur
karena jadwal kerja yang panjang dan rotasi jam dinas.
g. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum
tidur REM. Mengigau dikategorikan dalam gangguan tidur bila terlalu
sering dan di luar kebiasaan.

B. Penyimpanan KDM

6
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
a. Identitas (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit
d. Pemeriksaan fisik
Meliputi :
7
1) Inspeksi , palpasi , perkusi , auskultasi
2) TTV
e. Data Fokus
1) Data subjektif
a) Klien merasa lesu, mengantuk sepanjang hari
b) Mengeluh susah tidur, kurang istirahat
c) Pandangan dirasa kabur, mata berkaca-kaca
d) Emosi meningkat, mudah marah/tersinggung
e) Kepala pusing, berat
f) Mengeluh sering terbangun
2) Data objektif
a) Wajah nampak kurang bergairah (letih,lesu, lemah)
b) Prestasi kerja menurun/kurang konsentrasi
c) Gelisah, sering menguap
d) Mudah tersinggung
e) Ada bayangan hitam di bawah mata
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah
kebutuhan aktivitas dan istirahat menurut SDKI (Standar Diagnostik
Keperawatan Indonesia) adalah :

Diagnosa 1: Gangguan Pola Tidur


a. Definisi
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal
b. Penyebab
1) Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan sekitar, suhu
lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwa
pemantauan/pemeriksaan/ tindakan)
2) Kurang kontrol tidur
3) Kurang privasi
4) Restraint fisik
5) Ketidaan teman tidur
6) Tidak familiar dengan peralatan tidur
c. Gejala dan tanda mayor
1) Subjektif
a) Mengeluh sulit tidur
b) Mengeluh sering terjaga
c) Mengeluh tidak puas tidur
d) Mengeluh pola tidur berubah
e) Mengeluh istirahat tidak cukup
d. Gejala dan tanda minor
1) Subjektif
a) Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
e. Kondisi klinik terkait
1) Nyeri/kolik
8
2) Hipertrioidisme
3) Kecemasan
4) Penyakit paru obstruktif kronis
5) Kondisi pasca operasi
Diagnosa 2: Nyeri Akut
a. Definisi
Pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat yang langsung kurang dari 3
bulan.
b. Penyebab
1) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, teropong,
mengangkat berat, prosedur oprasi, trauma, latihan fisik
berlebihan)
c. Gejala dan tanda mayor
1) Subjek
a) Mengeluh nyeri
2) Objektif
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
d. Gejalan dan tanda minor
1) Subjektif
Tidak tersedia
2) Objektif
a) Tekana darah meningkat
b) Pola napas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berfikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Diaforesis
e. Kondisi klinis terkait
1) Kondisi pembedahan
2) Cedera traumatis
3) Infeksi
4) Sindrom koroner akut
5) Glaukoma

9
Diagnosa 3 : pola napas tidak efektif
a. Definisi
Inspirasi dan atau ekspirasi yang tiadk memberikan ventilasi adekuat
b. Penyebab
a) Depresi pusat pernapasan
b) Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas, kelemahan
otot pernapasan)
c) Deformitas dinding dada
d) Deformitas tulang dada
e) Gangguan neuromuskular
f) Gangguan neurologis (mis. Elektroensefalogram [EEG] positif,
cedera kepala, gangguan kejang)
g) Imaturitas neurologis
h) Penurunan energi
i) Obesitas
j) Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
k) Sindrom hipoventilasi
l) Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
m) Cedera pada medula spinalis
n) Efek agen farmakologis
o) kecemasan
c. Gejala dan tanda mayor
1) Subjektif
Dispena
2) Objektif
a) Penggunaan oto bantu pernapasan
b) Fase ekspirasi memanjang
c) Pola napas abnormal (mis. Takipnea, bradipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stroke)
d. Gejala atau tanda minor
1) Subjektif
a) Ortopnea

10
2) Objektif
a) Pernapasan pursed lip
b) Pernapasan cuping hidung
c) Diameter toraks anterior-posterior meningkat
d) Ventilasi semenit menurun
e) Kapasitas vital menurun
f) Tekana ekspirasi menurun
g) Tekanan inspirasi menurun
h) Ekskursi dada berubah
e. Kondisi klinis terkait
a) Depresi sistem saraf pusat
b) Cedera kepala
c) Trauma toraks
d) Gulliam barre sydrome
e) Sklerosis, multipel
f) Myasthenia gravis
g) Stroke
h) Kuadriplegia
i) Intoksikasi alkohol
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa 1: gangguan pola tidur
a) Intervensi
Intervensi Rasional

Dukungan tidur
a. Observasi Untuk mengetahui pola tidur
Idetifikasi pola aktifitas dan tidur
pasien
Untuk mengetahui faktor yang
Identifikasi faktor pengganggu
menyebabkan sulit tidur
tidur
Untuk membantu pasien agar
b. Terapeutik
Modifikasi lingkungan cepat tidur
Untuk mebantu pasien memenuhi
c. Edukasi
kebutuhan tidurnya
Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit

11
Diagnosa 2: Nyeri akut
a. Intervensi
Intervensi Rasional

a. Observasi

Identifikasi sakala nyeri Untuk mengetahui tingkat nyeri


yang dirasakan pasien
b. Terapeutik
Agar respon nyeri berkurang
Berikan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (terapi
musik)

c. Edukasi
Untuk mengurangi tingkat nyeri
Anjurkan memonitor nyeri
yang dirasakan pasien
secara mandiri

d. Kolaborasi
Agar nyeri berkurang dengan
Kolaborasi pemberian
pemberian obat anti nyeri
analgetik, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2012. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Aziz Alimul. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Doengoes, Marilynn E. 2015. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

12
Herdman , T . Heather. 2012. Diagnosa Keperawatan NANDA Internasional.
Jakarta : EGC
Mubarak,. 2009. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam
Praktik. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi, 2015. Panduan Diagnosa Keperawatan
NANDA, Jakarta: EGC
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia danProses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), 2018. Standar Diagnosis
Keperawtan Indonesia (SDKI) Definisi dan indikator diagnostik.Edisi 1.

13

Anda mungkin juga menyukai