Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN KEWASPADAAN UNIVERSAL

Nomor : PD/IX/UKP/002

Revisi Ke :0

Berlaku Tgl : 4 Januari 2017

Ditetapkan Oleh:
Kepala UPT Puskesmas Banyuanyar
Dinas Kesehatan Kota Surakarta

dr. Tenny Setyoharini, M.Kes


NIP. 19670914 199803 2 004

UPT PUSKESM AS BANYUANY AR


2017
PANDUAN KEWASPADAAN UNIVERSAL

A. DEFINISI
Kewaspadaan Universal (Universal Precaution) adalah
kewaspadaan terhadap darah dan cairan tubuh yang tidak membedakan
perlakuan terhadap setiap pasien, dan tidak tergantung pada diagnosis
penyakitnya.
Ada berbagai macam infeksi menular yang terdapat dalam
darah dan cairan tubuh lain seseorang, di antaranya hepatitis B dan C
dan HIV. Mungkin juga ada infeksi lain yang belum diketahui, harus
diingat bahwa hepatitis C baru ditemukan pada 1988. Sebagian besar
pasien dengan infeksi tersebut belum tahu dirinya terinfeksi.
Dalam semua sarana kesehatan, termasuk rumah sakit,
puskesmas dan praktek dokter gigi, tindakan yang dapat
mengakibatkan luka atau tumpahan cairan tubuh, atau penggunaan
alat medis yang tidak steril, dapat menjadi sumber infeksi penyakit
tersebut pada petugas layanan kesehatan dan pasien lain. Jadi
seharusnya ada pedoman untuk mencegah kemungkinan penularan
terjadi.
Panduan ini disebut sebagai kewaspadaan universal. Panduan
ini dibutuhkan tidak hanya untuk melindungi terhadap penularan HIV,
tetapi yang tidak kalah penting terhadap infeksi lain yang dapat berat
dan sebetulnya lebih mudah menular.
Tujuan diberlakukan panduan kewaspadaan universal di
Puskesmas Banyuanyar adalah
a. Merupakan panduan bagi UPT Puskesmas Banyuanyar (selanjutnya
disebut Puskesmas) dalam penerapan kewaspadaan universal.
b. Memberikan pemahaman bagi seluruh karyawan mengenai substansi
Kebijakan Kepala Puskesmas tentang penerapan prosedur
kewaspadaan universal.

B. RUANG LINGKUP
Implementasi kewaspadaan universal pada seluruh aktivitas
yang dilaksanakan Puskesmas. Area prioritas penerapan adalah
beberapa hal yang dapat menyebabkan kejadian gawat darurat dan
kasus – kasus risiko tinggi termasuk terjadinya infeksi yang mungkin
terjadi, meliputi sebagai berikut :
1. Proses pelayanan laboratorium dan kegiatan yang berhubungan dengan
sampel tubuh manusia.
2. Proses penanganan pasien berisiko tinggi sesuai SK Kepala Puskesmas
tentang Penanganan Pasien Berisiko Tinggi.
3. Proses pembuangan limbah.
4. Proses penanganan linen.

C. TATA LAKSANA
1. Anjuran Penting yang perlu diperhatikan dalam Kewaspadaan Universal:
a. Peningkatan lingkungan kerja yang aman merupakan dasar
pencegahan dan pengendalian penularan patogen pada pelayanan
kesehatan.
b. Kewaspadaan Universal harus diterapkan saat merawat semua
pasien.
c. Penilaian tingkat risiko sangatlah penting dalam pemilihan APD yang
akan dipakai saat melakukan tindakan.
d. Kebersihan pernapasan dan etika batuk harus dipromosikan kepada
semua orang dengan gejala - gejala gangguan pernapasan.
e. Meningkatkan lingkungan kerja yang aman
f. Mengembangkan kebijakan yang memfasilitasi pelaksanaan langkah-
langkah pencegahan dan pengendalian infeksi
g. Jagalah kebersihan tangan dengan menggunakan antiseptik berbasis
alkohol atau mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
h. Bila tangan tampak kotor setelah kontak dengan cairan tubuh, atau
diduga terpajan organisme berspora, atau setelah menggunakan
toilet, tangan harus dibersihkan dengan sabun atau antiseptik dan air
mengalir. Bila tidak tampak kotor, tangan dapat dicuci dengan
antiseptik berbasis alkohol.
i. Pastikan tersedia fasilitas cuci tangan dengan air bersih yang
mengalir.
j. Pastikan tersedia sarana untuk membersihkan tangan (air bersih,
sabun, handuk sekali pakai, antiseptik berbasis alkohol). Utamakan
antiseptik berbasis alkohol selalu tersedia di tempat pelayanan
kesehatan.
k. Alat pelindung diri (APD).
1) Lakukan penilaian terhadap pajanan cairan tubuh atau
permukaan terkontaminasi SEBELUM melakukan tindakan
pelayanan kesehatan. Jadikan ini suatu kebiasaan!
2) Pilih APD berdasarkan penilaian risiko:
a) Sarung tangan bersih, nonsteril,
b) Gaun pelindung tahan air, bersih, nonsteril
c) Masker dan pelindung mata atau pelindung wajah.
l. Kebersihan pernapasan dan etika batuk
1) Pelatihan untuk petugas kesehatan dan penyuluhan kepada
pasien dan pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan.
2) Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
3) Bersihkan tangan setelah kontak dengan sekret saluran napas.
4) Jaga jarak terhadap orang dengan gejala gangguan saluran
pernafasan akut yang disertai demam.
2. Tata cara Pelaksanaan dalam Kewaspadaan universal :
a. Kebersihan tangan
1) Cuci tangan (40-60 detik): basahi tangan dan gunakan sabun,
gosok seluruh permukaan, bilas kemudian keringkan
dengan handuk sekali pakai, sekaligus untuk mematikan
keran.
2) Penggosokan tangan (20-30 detik): gunakan produk dalam
jumlah cukup untuk seluruh bagian tangan, gosok tangan
hingga kering.
3) Ringkasan indikasi:
a) Sebelum dan sesudah kontak langsung dengan pasien dan di
antara pasien, baik menggunakan maupun tidak
menggunakan sarung tangan.
b) Segera setelah sarung tangan dilepas.
c) Sebelum memegang peralatan.
d) Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekret, ekskresi,
kulit terluka, dan benda-benda terkontaminasi, walaupun
menggunakan sarung tangan.
e) Selama merawat pasien, saat bergerak dari sisi
terkontaminasi ke sisi bersih dari pasien.
f) Setelah kontak dengan benda-benda di samping pasien.
b. Sarung tangan
1) Gunakan bila akan menyentuh darah, cairan tubuh, sekret,
ekskresi, membran mukosa, kulit yang tidak utuh.
2) Ganti setiap kali selesai satu tindakan ke tindakan berikutnya
pada pasien yang sama setelah kontak dengan bahan -
bahan yang berpotensi infeksius.
3) Lepaskan setelah penggunaan, sebelum menyentuh
benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi, dan
sebelum pindah ke pasien lain.
4) Lakukan tindakan membersihkan tangan segera setelah
melepaskan sarung tangan.
c. Pelindung wajah (mata, hidung, dan mulut) menggunakan
1) Masker bedah dan pelindung mata (pelindung mata, kaca mata
pelindung) atau
2) Pelindung wajah untuk melindungi membran mukosa mata,
hidung, dan mulut selama tindakan yang umumnya dapat
menyebabkan terjadinya percikan darah, cairan tubuh, sekret,
dan ekskresi.
d. Gaun Pelindung
1) Gunakan untuk memproteksi kulit dan mencegah kotornya
pakaian selama tindakan yang umumnya bisa menimbulkan
percikan darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi.
2) Lepaskan gaun pelindung yang kotor sesegera mungkin dan
bersihkan tangan.
e. Pencegahan luka tusukan jarum dan benda tajam lainnya
1) Hati-hati bila:
a) Memegang jarum, pisau, dan alat-alat tajam lainnya.
b) Membersihkan alat-alat yang telah digunakan.
2) Buang jarum dan alat-alat tajam lainya yang telah digunakan.
f. Kebersihan pernapasan dan etika batuk.
Seseorang dengan gejala gangguan napas harus menerapkan
langkah-langkah pengendalian sumber:
1) Tutup hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu dan
masker, serta membersihkan tangan setelah kontak dengan
sekret saluran napas.
2) Menempatkan pasien dengan gejala gangguan pernapasan akut
setidaknya 1 meter dari pasien lain saat berada di ruang umum
jika memungkinkan.
3) Letakkan tanda peringatan untuk melakukan kebersihan
pernapasan dan etika batuk pada pintu masuk fasilitas
pelayanan kesehatan.
4) Pertimbangkan untuk meletakkan perlengkapan/ fasilitas
kebersihan tangan di tempat umum dan area evaluasi pasien
dengan gangguan pernapasan.
g. Kebersihan Lingkungan.
Gunakan prosedur yang memadai untuk kebersihan rutin dan
disinfeksi permukaan lingkungan dan benda lain yang sering
disentuh.
h. Linen
Penanganan, transportasi, dan pemrosesan linen yang telah
dipakai dengan cara:
1) Cegah pajanan pada kulit dan membran mukosa serta
kontaminasi pada pakaian.
2) Cegah penyebaran patogen ke pasien lain dan lingkungan.
i. Pembuangan Limbah
1) Pastikan pengelolaan limbah yang aman.
2) Perlakukan limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh,
sekret, dan ekskresi sebagai limbah infeksius, berdasarkan
peraturan setempat
3) Jaringan manusia dan limbah laboratorium yang secara
langsung berhubungan dengan pemrosesan spesimen harus juga
diperlakukan sebagai limbah infeksius
4) Buang alat sekali pakai dengan benar.
j. Peralatan perawatan pasien
1) Peralatan yang ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret, dan
ekskresi harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga pajanan
pada kulit dan membran mukosa, kontaminasi pakaian, dan
penyebaran patogen ke pasien lain atau lingkungan dapat
dicegah.
2) Bersihkan, disinfeksi, dan proses kembali perlengkapan yang
digunakan ulang dengan benar sebelum digunakan pada pasien
lain.
D. DOKUMENTASI
Dokumentasi kegiatan Kewaspadaan Universal secara umum dapat
ditulis di rekam medis maupun tertuang dalam SOP setiap tindakan medis.
Secara tertulis dokumentasi dilakukan rutin setiap bulan dengan indikator
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan pelaksanaan Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) tercapai 90% oleh tim PPI (Pencegahan Penyakit Infeksi) dan
tim mutu UKP

Anda mungkin juga menyukai