Oleh:
Kelompok 1
C. Materi
1. Pengertian Asi eksklusif
2. Kandungan ASI
3. Manfaat ASI eksklusif
4. Faktor yang dapat meningkatkan produksi ASI
5. Pengertian bayi baru lahir normal
6. Tujuan perawatan bayi baru lahir
7. Cara perawatan bayi baru lahir normal
8. SOP cara menyusui yang benar
D. Media
1. Flipchart
2. Leaflet
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / Tanya Jawab
F. Kegiatan penyuluhan
No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
1 Pembukaan 5 menit 1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam,
mengucapkan salam. mendengarkan
2. Memperkenalkan diri. dengan seksama
3. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan.
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan.
2 Pelaksanaan 25 menit 1. Menjelaskan pengertian bayi Mendengarkan
baru lahir normal dan
2. Menjelaskan tujuan perawatan memperhatikan.
bayi baru lahir
3. Menjelaskan cara perawatan
bayi baru lahir normal
4. Menjelaskan pengertian ASI
eksklusif
5. Menjelaskan kandungan dari
ASI eksklusif
6. Menjelaskan tujuan pemberian
ASI eksklusif
7. Menjelaskan manfaat dari ASI
eksklusif.
8. Menjelaskan faktor yang dapat
meningkatkan produksi ASI
9. Menjelaskan SOP cara
menyusui yang benar
3 Diskusi 10 menit 1. Memberi kesempatan pada Peserta
peserta untuk mengajukan mengajukan
pertanyaan. pertanyaan.
2. Penyaji memberikan Penyaji
pertanyaan kepada peserta memberikan
bertujuan untuk mengetahui pertanyaan kepada
tingkat pemahaman peserta. peserta yang hadir.
4 Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan hasil Peserta menjawab
penyuluhan. salam.
2. Memberikan saran-saran.
3. Memberikan salam dan
meminta maaf bila ada
kesasalahan.
4. Mengucapkan terimakasih
atas perhatian dan
mengucapkan salam.
G. Pengorganisasian Kegiatan
1. Moderator :
2. Penyaji : 1.
2.
3. Notulen :
4. Fasilitator :
MATERI PERAWATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
A. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram
4. Perubahan sirkulasi
Seiring dengan berkembangnya paru-paru, tekanan oksigen
didalam alveoli meningkat. Sebaiknya, tekanan karbondioksida turun. Hal-
hal tersebut mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh-pembuluh darah
paru, sehingga aliran darah kealat tersebut meningkat. Ini menyebabkan
darah arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus
menutup. Setelah tali pusat dipotong, maka aliran darah dari plasenta
melalui vena kava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Serta
diterimanya darah oleh atrium kiri dari paru- paru, tekanan diatrium kiri
menjadi lebih tinggi dari pada tekanan diatrium kanan, ini menyebabkan
foramen ovale menutup. Sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
(Saifuddin, 2002).
5. Perubahan lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lain mulai berfungsi
(Saifuddin, 2002).
C. Hal-Hal Yang Dilakukan dalam Perawatan Bayi Baru Lahir Normal
(BBLN)
1. Perawatan tali pusat
Sewaktu masih berada dalam rahim, bayi mendapatkan makanan
dan oksigen melalui plasenta atau tali pusat. Setelah bayi dilahirkan, tali
pusat dipotong karena sudah tidak lagi berfungsi sebagai alat pengantar
makanan. Pangkal tali pusar yang berwarna putih, bening, dan megkilat
baru putus setelah bayi berusia sekitar 1-3 minggu. Biasanya tali pusar
yang belum putus akan membuat bayi rewel karena tidak nyaman. Bayi
merasa sakit bila tali pusarnya yang masih lembab itu tersentuh. Karena
itu, tali pusar perlu mendapat perawatan atau dibersihkan setiap hari untuk
mencegah terjadinya infeksi, minimal 3 kali sehari (Jensen, 2004).
Merawat tali pusar juga penting untuk mencegah tetanus
neonatorum, yang dapat menyebabkan kematian. Tubuh bayi yang baru
lahir belum cukup kuat menangkal kuman infeksi. Karena itu, tali pusar
harus dalam keadaan bersih dan tetap kering sampai tali pusar mengering,
menyusut, dan lepas dari pusar bayi.Tali pusat akan cepat puput apabila
dilakukan perawatan yang baik. Apabila tali pusat terkena tinja atau air
kencing bayi maka harus segera dibersihkan dengan menggunakan sabun
dan air bersih. Apabila terdapat tanda seperti bengkak, merah, panas,
nyeri, gangguan fungsi laesa maka terjadi infeksi pada tali pusat bayi
(Jensen, 2002).
Setelah memandikan bayi, balut pusar bayi dengan kasa. Biasanya
5-7 hari tali pusar ini akan lepas sendiri bahkan tanpa ibu ketahui dimana
dan kapan sisa jaringan tali pusar ini terlepas. Tali pusar ini sebaiknya
dijaga tetap kering setiap hari untuk menghindari terjadinya infeksi pada
tali pusat.
Langkah-langkah merawat tali pusat bayi :
a. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
b. Letakkan bayi di atas perlak
c. Buka pakaian bayi di area pusat
d. Bersihkan tali pusat dengan air hangat selagi mandi
e. Keringkan tali pusat dengan handuk tangan
f. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena
udara
g. Balut dengan kasa steril, langkahnya yaitu kasa steril di lipat
menjadi segitiga kemudian letakan di bawah tali pusat dan balut
tali pusat dengan mengikat kedua ujung kasa steril.
h. Lipatlah popok dibawah sisa tali pusat.
2. Menjaga kehangatan bayi
Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir, belum
berfungsi sempurna. Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban.
Aliran udara melalui jendela / pintu yang terbuka akan mempercepat
penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh. Akibatnya dapat
timbul serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal
hypothermia. Bayi kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala
menggigil oleh karena kontrol suhu belum sempurna. Hal ini
menyebabkan gejala awal hipotermia sering kali tidak terdeteksi oleh ibu /
keluarga bayi atau penolong persalinan (Saifuddin, 2002).
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara
berikut :
a. Evaporasi adalah kehilangan panas dapat terjadi karena
penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas
tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera
dikeringkan.
b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak
langsung oleh tubuh bayi dengan dengan permukaan yang
dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya
lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi
melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas
benda-benda tersebut.
c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Seperti melalui aliran
udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau
pendingin ruangan.
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih
rendah dari suhu tubuh bayi ( Affandi, 2007).
Untuk mencegah terjadinya serangan dingin setiap bayi lahir harus
dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih (sebaiknya handuk
tersebut dihangatkan terlebih dahulu). Mengeringkan tubuh bayi harus
dilakukan dengan cepat mulai kepala kemudian seluruh tubuh. Handuk
yang basah harus diganti dengan handuk yang lain yang kering dan hangat.
Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut, diberi topi /
tutup kepala, kaos tangan dan kaki. Selanjutnya bayi diletakkan dengan
telungkup diatas dada untuk mendapat kehangatan dari dekapan ibu
(Saifuddin, 2002).
Suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5OC – 37,5OC yang diukur
dengan menggunakan termometer. apabila suhu < 36OC atau kedua tangan
atau kaki teraba dingin maka ini merupakan gejala awal dari hipotermi.
Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami
hipotermia. Tanda-tanda bayi hipotermia adalah sebagai berikut :
a. Bayi tidak mau minum atau menetek
b. Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
c. Tubuh bayi teraba dingin
d. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit
tubuh bayi mengeras (Saifuddin, 2002).
3. Pemenuhan nutrisi
Bayi normal sudah dapat disusui segera setelah lahir. Lamanya
disusui hanya untuk satu dua menit pada setiap payudara ibu dengan
mengisapnya bayi dapat terjadi perangsangan terhadap pembentukan air
susu ibu. Walaupun air susu ibu yang berupa kolostrum itu dapat diisap
hanya beberapa tetes, ini sudah cukup untuk kebutuhan bayi dalam hari-
hari pertama. Kolostrum banyak mengandung antibody (ketahanan tubuh).
Kadang-kadang bayi keberatan menyusui bayinya dengan alasan ASI
belum keluar. Pada hari ketiga bayi sudah harus menyusui selama 10
menit pada mamma ibu dengan jarak waktu tiap 3-4 jam. Akan tetapi
diantara waktu itu bayi menangis karena lapar, bayi sudah boleh disusui
pada satu mamma secara bergantian. Sehingga kebutuhan on demand
dapat terpenuhi (Saifuddin, 2002).
Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikan
berat badan yang optimal berbeda-beda. Oleh sebab itu, pemberian cairan
kepada bayi yang daya isap dan menelannya baik hendaknya on demand.
Pada umumnya cairan yang diberikan pada hari pertama sebanyak 60
ml/kg berat badan dan setiap dan setiap hari di Rumah, sehingga pada hari
ke-14 dicapai 200 ml/kg berat badan sendiri. Dalam hari-hari pertama
berat badan akan turun oleh karena pengeluaran mekonium dan masuknya
cairan belum mencukupi. Turunnya berat badan tidak lebih dari 10%, berat
badan akan naik lagi pada hari ke 4 sampai hari ke 10 dan seterusnya. Oleh
sebab itu, pemberian ASI pada bayi sangat penting (Saifuddin, 2002).
4. Memandikan bayi
Setelah bayi lahir, suhunya dicek setiap jam sekali sampai hasil
pengecekan dua kali berturut-turut menunjukkan suhu 36,50C. Sesudah itu,
pengecekan suhu ini dilakukan setiap 4 jam sekali. Selama 24 jam pertama
dan kemudian, jika tidak terdapat indikasi untuk pengecekan yang lebih
sering, 2 kali sehari (Barbara,2004).
Suhu harus diukur sebelum bayi ditelanjangi untuk dimandikan
atau dibersihkan, dan pada beberapa rumah sakit, pengukuran suhu juga
dilakukan sesudah bayi dimandikan. Memandikan bayi, jika mungkin,
harus dilakukan sebelum makan dan bukan sesudahnya karena lambung
yang penuh dapat terganggu oleh gerakan dan tindakan sewaktu
memandikan. Ruangan harus bersih dan tidak banyak angin. Handuk,
pakaian serta popok bayi yang bersih sudah disiapkan terlebih dahulu, dan
bak mandi bayi diisi dengan air dingin serta di tambahkan air panas
sampai suhu air menjadi hangat ketika di periksa memakai sisi sebelah
dalam pergelangan tangan atau siku ( Barbara, 2004 ).
Cara-cara memandikan bayi :
a. cuci tangan sebelum memandikan bayi.
b. Baringkan bayi diatas meja mandi yang telah dialasi kain.
c. Isi Waskom dengan air hangat ( suhu air kira-kira 36,5-37,2oC )
d. Lepaskan seluruh pakaian bayi.
e. Cuci muka bayi lalu basuh seluruh badan bayi dengan waslap
f. Pakaikan sabun keseluruh tubuh bayi kecuali muka.
g. Masukkan bayi kedalam Waskom yang berisi air hangat dengan cara
tangan kiri memegang belakang leher bayi sambil menutup kedua
lubang telinga dengan jari tengah dan ibu jari. Tangan kanan
memegang kedua kaki bayi dimana jari telunjuk berada diantara kedua
kaki bayi.
h. Lepaskan tangan kanan dari kaki bayi lalu basuh seluruh tubuh bayi
dengan tangan kanan sehingga bersih.
i. Angkat bayi keatas meja mandi yang telah dialasi handuk bayi, lalu
dikeringkan.
j. Olesi badan bayi dengan baby oil/minyak talon.
k. Kenakan pakaian bayi dengan ikatan popok dibawah tali pusat bayi
lalu dibedong.
5. Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Infeksi dapat menjadi
masalah besar di rumah sakit. Oleh karena itu petugas kesehatan maupun
ibu harus mencuci tangan sebelum menyentuh bayi. Bagian tubuh bayi
baru lahir yang sangat sensitif seperti mata, mulut, kulit terutama tali pusat
(Jensen, 2002).
Mata bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeksi,
mata harus selalu dibersihkan dengan air bersih. Muka sebaiknya diseka
dengan air steril, terutama sesudah minum susu. Mulut diperiksa untuk
melihat kemungkinan infeksi dengan kandida (oral thrush). Kandidiasis
merupakan suatu penyakit endemik di tempat bayi (infeksi dapat berasal
dari ibu, bidan/perawat, botol/dot). Bila ditemukan dapat diobati dengan
gentian violet 1% yang baru dibuat atau larutan Nystasin yang langsung
diteteskan kemulut. Kulit, terutama bila lipatan-lipatan (paha, leher,
belakang telinga, ketiak) harus selalu bersih dan kering. Bagian-bagian
tersebut harus bersih dari verniks caseosa karena verniks kaseoasa
merupakan media yang paling baik untuk kuman stafilokokus. Tali pusat
akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari yang harus dijaga
kebersihannya dengan menggunakan kain kasa yang dibasahi dengan air
hangat (Jensen, 2004 ).
MATERI ASI EKSKLUSIF
3. Kandungan ASI
Secara umum kandungan yang terdapat dalam ASI antara lain:
a. Lemak
ASI mengandung lemak yang mudah dicerna dan diserap bayi karena
mengandung enzim lipase yang berperan dalam mencerna lemak. Lemak
utama ASI ialah lemak ikatan panjang “omega-3, omega-6, DHA dan asam
arakhidonat” yaitu suatu asam lemak esensial untuk nyelinisasi saraf yang
penting untuk pertumbuhan otak.
b. Karbohidrat
Karbohidrat utama yang terdapat di dalam ASI ialah laktosa “gula” dan
kandungannya sekitar 20-30% lebih banyak dibandingkan susu sapi. Laktosa
dapat meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk
pertumbuhan tulang.
Selain itu, Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik
yaitu Lactobacillis bifidud. Hasil fermentasi laktosa ialah asam laktat yang
akan memberikan suasana asam dalam usus bayi sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri patogen.
c. Protein
Protein utama ASI ialah whey yang mudah dicerna oleh bayi sehingga tidak
menyebabkan gangguan intestinal. Kandungan protein ini sekitar 60%,
kemudian ASI mengandung alfa-laktalbumin yang jarang menyebabkan
alergi seperti halnya yang terdapat pada susu sapi.
Selain itu, ASI juga mengadung lacroferin yang berperan sebagai pengangkut
zat besi dan juga sistem imun usus bayi dari bakteri patogen. Hal ini
dikarenakan, Laktoferin membiarkan flora normal usus untuk tumbuh dan
membuh bakteri patogen. Zat imun lain yang terkandung dalam ASI ialah
kelompok antibiotik alami yaitu lysosyme dan taurine. Taurine berperan
dalam pertumbuhan otak, susunan saraf, juga penting untuk pertumbuhan
retina.
d. Vitamin, Mineral Dan Zat Besi ASI
ASI mengandung vitamin, mineral dan zat besi yang lengkap dan mudah
diserap oleh bayi.
e. Immunoglobulin A “IgA”
ASI tidak hanya berperan sebagi imunisasi aktif yang merangsang
pembentukan daya tahan tubuh bayi, melainkan juga berperan sebagai
imunisasi pasif yang akan melindungi usus bayi pada minggu pertama
kehidupan dari alergen karena mengandung immunoglobulin A “lgA”.