Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SRI WAHYUNI

NIM : 18.01.016.001
PROGRAM STUDI : TEKNIK SIPIL
TUGAS : MEREVIEW JURNAL TERKAIT BAJA

TINJAUAN TEKNIS PEMAKAIAN BAJA RINGAN SEBAGAI RANGKA ATAP


BANGUNAN GEDUNG
Oleh :
Supratikno dan Darupratomo

Baja ringan adalah baja yang memiliki mutu tinggi, memiliki sifat ringan dan tipis,
akan tetapi fungsinya bisa disamakan dengan baja konvensional dan termasuk jenis
baja yang dibentuk setelah dingin. Sedangkan besi konvensional dibentuk saat masih
berbentuk cairan. Baja ringan ini sebenarnya merupakan inovasi terbaru dari baja
konvensional, untuk kekuatan tariknya baja ringan mempunyai kekuatan tarik yang
tinggi yaitu sekitar 550 MPa dan baja biasa sekitar 300 MPa.
Rangka atap adalah konstruksi yang digunakan untuk menahan atau menopang
bagian-bagian pokok dari atap, seperti penutup atap, reng, usuk, dan kuda-kuda.
Dalam perencanaan struktur rangka atap baja ringan harus diperhatikan pemilihan
bahan yang akan digunakan baik dari sambungan-sambungan yang digunakan
maupun elemen-elemen pokok lainnya. Bahan yang digunakan tidak boleh
menggunakan bahan yang mudah berkarat karena akan menimbulakan karatan juga
pada elemen-elemen struktur baja ringan tersebut.
Penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Juni 2017,
dan memakai contoh dari Proyek Fasilitas Park And Ride di Gamping Sleman,
Yogyakarta. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metoe, yaitu metode
literature, survey lokasi dan pengujian bahan di llaboratorium, kemudian data yang
diperoleh adalah data dari Proyek Pembangunan Park And Ride
DepartemenPerhubungan Sleman, Yogyakarta dan untuk laboratorium menggunakan
Laboratorium Bahan Bangunan UNS Surakarta. Data-data tersebut akan dianalisa
menggunkan teori mekanika bahan dan teori mekanika rekayasa.
Hasil dari penelitian tersebut menggunakan atap baja ringan dengan ketentuan,
yaitu profil yang digunakan untuk rangka atap adalah type C7,5/0,75 , profil yang
digunakan untuk reng adalah type U tebal 0,45 mm, kemiringan atap menggunakan
45º, bentang kuda-kudanya 4 meter, dan jarak antar kuda-kuda 80 cm.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk pengujian kuat tarik material
baja ringan, diantaranya :
1. Persiapan bahan uji
Bahan yang akan dilakukan pengujian ada 2, yaitu profil C7,5/0,75
sebanyak 3 buah dan profil U tebal 0,45 mm sebanyak 3 buah. Kemudian dibuat
dalam bentuk spesimen ASTM A370-0,3a.
2. Persiapan alat
Ada bebeapa alat yang diperlukan, yaitu Universal Testing Machine (UTM)
dengan kapasitas 30 ton, kemudian penggaris dan jangka sorong yang akan
digunakan masing-masing untuk mengukur bahan uji dan mengukur ebal dan lebar
bahan uji.
3. Pelaksanaan pengujian
Material baja ringan yang sudah dibentuk dengan ASTM diukur juga
dengan jangka sorong dan penggaris guna menentukan nilai tebal, lebar, dan
panjang bahan uji, yang akan dimasukkan ke dalam mesin perekam UTM,
selanjutnya direkam pada alat UTM, pengujian akan selesai apabila sudah ada
bahan yang patah.
4. Pengolahan data dan hasil uji kuat tarik material baja ringan
Setelah dilakukan pengujian maka didapatlah hasil rata-rata pengujian kuat
tarik baja ringan profil C7,5/0,75 yang berumlah 3 buah didapatkan tegangan leleh
sebesar 542,16 MPa dan tegangan maksimum sebesar 543,39 MPa. Sedangkan
hasil rata-rata dari pengujian kuat tarik baja ringan profil U tebal 0,45 m sebanyak
3 buah didapatkan teangan leleh sebesar 241,47 MPa dan tegangan maksmum
sebesar 438,31 MPa.
5. Perhitungan panjang batang
Kemiringan kuda-kuda yang digunakan adalah 45º dengan bentangan 4
meter.
6. Perhitungan pembebanan
Perhitungan pembebanan ada 3, yaitu beban atap genteng pres, beban
reng, dan beban angin.
7. Gaya tekan tiap buhul
8. Gaya hisap tiap buhul
9. Perhitungan untuk pengecekan profil C7,5/0,75

Jadi, setelah dilakukan tinjauan dari studi kasus dan perhitungan anallisa
pemakaian baja ringan sebagai rangka atap bangunan gedung sangat baik diterapkan
dengan ketentuan rangka kuda-kuda dengan panjang bangunan 400 meter, kemudian
menggunakan atap genteng press, menggunakan kemiringan atap 45º, dan jarak
antar kuda-kuda 80 cm.
Jurnal yang saya angkat disini adalah jurnal dari 2 mahasiswa dari Universitas di
Yogyakarta pada tahun 2018, dan referensi yang mereka gunakan berasal dari
berbagai Universitas, yaitu dari Jurusan Teknik Sipil Universitas Gorontalo pada tahun
2012, Jurusan Teknik Sipil Universitas Gajah Mada, Yogyakarta tahun 2010, dan
Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai