Anda di halaman 1dari 4

46

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis / Desain/ Rancangan Studi Kasus


Pada studi kasus ini, penulis menggunakan metode Deskriftif Kualitatif.

Dimana dalam studi kasus ini, pemberian teknik bekam di tuangkan secara

deskriftif, yaitu dengan menggambarkan pemberian teknik pada pasien

hipertensi di Panti Werdha Budi Luhur Kota Lubuklinggau Tahun 2019

melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.


B. Subyek Studi Kasus
Kasus dalam penelitian ini adalah pemberian teknik bekam pada pasien

hipertensi. Dalam penelitian ini penulis mengambil 2 orang pasien hipertensi

untuk menjadi responden penelitian di Panti Werdha Budi Luhur Kota

Lubuklinggau Tahun 2019


Kriteria inklusi subjek :

1. Pasien yang mau asuhan keperawatan terapi bekam

2. Pasien bersedia menjadi responden

3. Pasien kooperatif

Kriteria eksklusi subjek :

a. Pasien yang dengan diabetes mellitus.

C. Fokus Studi Kasus


Penurunan nyeri yang berhubungan dengan gangguan rasa nyaman pada klien

dengan hipertensi yang mendapatkan terapi bekam


D. Definisi Operasional Studi Kasus

1 Hipertensi : Hipertensi atau tekanan darah adalah suatu


peningkatan abnormal tekanan darah dalam
47

pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih


dari suatu periode. Hipertensi juga didefinisikan
sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg
2 Gangguan : Keadaan ketika individu mengalami sensasi yang
Rasa Nyaman tidak menyenagkan dalam berespons terhadap
suatu rangsangan yang berbahaya.
3 Terapi Bekam : Terapi bekam merupakan suatu metode
pembersihan darah dan angina, dengan
mengeluarkan sisa toksid dalam tubuh melalui
permukaan kulit dengan cara menyedot

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Panti Werdha Budi Luhur Kota Lubuklinggau

yang direncanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2019

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi

langsung terhadap pasien yang mempunyai hipertensi, khususnya yang

mengalami gangguan rasa nyaman sebelum dan setelah pemberian terapi

bekam

2. Instrumen Pengumpulan Data


Instrument pemngumpulan data yang digunakan penulis pada penelitian ini

adalah berupa lembar checklist untuk mengetahui proses pengurangan nyeri

pada pasien hipertensi setelah dilakukan terapi bekam dirancang penulis

sesuai dengan tujuan yang diinginkan


3. Langkah-langkah Pengumpulan Data
1) Mengurus perizinan dengan Institusi Prodi Keperawatan Lubuklinggau
48

2) Mengurus perizinan dengan Instansi terkait yaitu Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Kota Lubuklinggau


3) Menjelaskan maksud, tujuan dan waktu penelitian kepada kepala panti

sosial sebagai penanggung jawab di tempat penelitian dan meminta

persetujuan untuk melibatkan subjek dan penelitian


4) Meminta kepada responden untuk menanda tangani lembar informed

consent sebagai bukti persetujuan


5) Mengidentifikasi atau mendiskusikan dengna subjek tentang pemberian

terapi bekam
6) Melakukan pemeriksaan skala nyeri sebelum dilakukan terapi bekam
7) Melakukan tindakan terapi bekam kepada pasien
8) Setelah pemberian terapi bekam selama 15-20 menit dilakukan

pengkajian ulang intensitas nyeri pasien


9) Melakukan pengolahan data

G. Analisa Data

Pengolahan data menggunakan analisis Deskriptif. Analisis Deskriptif

adalah digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan data

yang terkumpul untuk membuat suatu kesimpulan (Notoatmodjo, 2012).

Analisa dengan menggunakan tabel distribusi dari tiap variable. Teknik

analisa data yang digunakan adalah teknik perhitungan (%), dan disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

H. Penyajian Data

Setelah data dianalisis dan didapatkan hasil penelitian, maka data atau hasil

penelitian akan disajikan dalam bentuk narasi atau tekstular dan table
I. Etika Studi Kasus

Menurut Notoadmodjo (2012) secara garis besar dalam melaksanakan sebuah

penelitian ada empat prisip yang harus dipegang teguh yakni :


49

1. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for Human

Dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan penelitian. Disamping itu, peneliti

juga memberikan kebebasan kepada subyek untuk berpartisipasi atau tidak

berpartisipasi dalam penelitian.


2. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subyek Penelitian (Respect for

Privacy and Confidentially)


Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan

kerahasiaan identitas subyek.


3. Keadilan dan Inklusivitas / Keterbukaan (Respect for Justice an

Inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan peneliti perlu

dikondisikan sehingga memenuhi prinip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa

semua obyek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama

tanpa membedakan gender, agama, etnis dan sebagainya.


4. Memperhatikan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan (Balancing

Harms and Benefits)


Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin

bagi masyarakat pada umumnya, dan subyek penelitian pada khususnya.

Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi

subyek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau

paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian subjek

penelitian.

Anda mungkin juga menyukai