DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
1. Novita Sari
2. Fuji Istia Muslaeni
3. Siti Zuhra
4. Deby Kezia
5. Moh. Ishak Ladjadji
6. Muh. Aksya
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatnyalah sehingga kami dari kelompok IV dapat menyelesaikan tugas makalah
Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan yang berjudul “KEPEMIMPINAN
DALAM KEPERAWATAN”.
Namun kami manusia yang penuh dengan kekurangan menyadari akan
ketidaksempurnaan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik dari teman-teman dan dari dosen mata kuliah yang
bersangkutan, demi kesempurnaan makalah kami.
Lebih dan kurangnya kami mengucapkan terima kasih.
KELOMPOK IV
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan pada saat ini tengah mengalami beberapa perubahan mendasar baik sebagai
sebuah profesi maupun sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat dimana tuntutan
masyarakat pada keperawatan agar berkontribusi secara berkualitas semakin tinggi.
Sebagai sebuah profesi, keperawatan dihadapkan pada situasi dimana karakteristik
profesi harus dimiliki dan dijalankan sesuai kaidahnya. Sebaliknya, sebagai pemberi
pelayanan, keperawatan juga dituntut untuk lebih meningkatkan kontribusinya dalam
pelayanan kepada masyarakat yang semakin terdidik, dan mengalami masalah kesehatan
yang bervariasi serta respon terhadap masalah kesehatan tersebut menjadi semakin bervariasi
pula.
Oleh karena itu, pada saat ini diperlukan kepemimpinan yang mampu mengarahkan
profesi keperawatan dalam menyesuaikan dirinya ditengah-tengah perubahan dan
pembaharuan sistem pelayanan kesehatan. Kepemimpinan ini sekiranya yang fleksible,
accessible, dan dirasakan kehadirannya, serta bersifat kontemporer.
Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu
secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa
yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan
emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada
pimpinan dan berkeinginan untuk diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila
dikehendaki oleh kedua belah pihak.
Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu
memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan
terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.
B. Tujuan
Sebagai salah satu acuan dalam memenuhi penilaian penguasaan,khususnya pada mata kuliah
Manajemen & Kepemimpinan Dalam Keperawatan
C. Masalah
Bagaimana definisi kepemimpinan ?
Bagaimana teori kepemimpinan ?
Bagaimana gaya kepemimpinan ?
Bagaimana kriteria pemimpin dalam keperawatan yang efektif ?
Bagaimana tugas kemepimpinan dalam keperawatan ?
Bagaimana penerapan kepemimpinan dalam keperawatan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan menurut Stogdill yaitu kepemimpinan sebagai suatu proses
yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai
tujuan. Definisi kepemimpinan dari Strogdill dapat diterapkan dalam keperawatan.
Gardner mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi
contoh sehingga individu (atau pemimpin kelompok) membujuk kelompoknya untuk
mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
Merton menguraikan kepemimpinan sebagai suatu transaksi masyarakat dimana
seorang anggota mempengaruhi yang lainnya.
Menurut McGregor, akhirnya ada empat variabel besar yang diketahui sekarang
untuk memahami kepemimpinan: (1) karakteristik pimpinan; (2) sikap; (3) kebutuhan, dan
karakteristik lainnya dari bawahan; dan (4) keadaan sosial, ekonomi, dan polotik lingkungan.
McGregor mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan hubungan yang sangat kompleks
yang selalu berubah dengan waktu seperti perubahan yang terjadi pada manajemen, serikat
kerja atau kekuatan dari luar.
Talbott mengatakan “kepemimpinan adalah bumbu yang sangat vital yang
mengubah sekelompok orang menjadi suatu organisai yang berfungsi dan berguna.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang menopang suatu kegiatan atas inisiatif seseorang.
Bukan semata-mata hanya menunjukan arah dan membuarkan sesuatu terjadi. Kepemimpinan
adalah suatu konsep dari suatu tujuan dan metode untuk mencapainya, suatu mobilisasi dari
seluruh fasiltas yang diperlukan untuk mencapai hasil, dari penyesuaian dan nilai-nilai
terhadap faktor lingkungan pada akhir dari tujuan yang dikehendaki nantinya.”
B. Teori Kepemimpinan
Dalam mengembangkan model kepemimpinan terdapat beberapa teori yang
mendasari terbentuknya gaya kepemimpinan. Menurut Whitaker (1996), ada empat macam
pendekatan kepemimpinan yaitu:
1) Teori Bakat
Teori bakat terdiri dari bakat intelegensi dan kepribadian.
Kemampuan ini merupakan bawaan sejak lahir yang mempunyai pengaruh besar dalam
kepemimpinan. Beberapa hal yang menonjol pada teori bakat adalah kepandaian berbicara,
kemampuan/keberanian dalam memutuskan sesuatu, penyesuaian diri, percaya diri, kreatif,
kemampuan interpersonal dan prestasi yang dapat menjadi bekal dalam membentuk
kepemimpinan sehingga seseorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya.
2) Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan memfokuskan pada perilaku yang dipunyai oleh pemimpin dan
yang membedakan dirinya dari non pemimpin. Menurut teori ini seorang pemimpin dapat
mempelajari perilaku pemimpin supaya dapat menjadi pemimpin yang efektif. Dengan
demikian teori perilaku kepemimpinan lebih sesuai dengan pandangan bahwa pemimpin
dapat dipelajari, bukan bawaan sejak lahir.
3) Teori Situasi (Contingency)
Teori situasi mengasumsikan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang paling baik,
tetapi kepemimpinan tergantung pada situasi, bentuk organisasi, kekuasaan atau otoriter dari
pemimpin, pekerjaan yang kompleks dan tingkat kematangan bawahan.
4) Teori Transformasi
Teori transformasi mengasumsikan bahwa pemimpin mampu melakukan kepemimpinannya
dalam situasi yang sangat cepat berubah atau situasi yang penuh krisis. Menurut Bass
(Dikutip Gibson, 1997) seorang pemimpin transformasional adalah seorang yang dapat
menampilkan kepemimpinan yang kharismatik, penuh inspirasi, stimulasi intelektual dan
perasaan bahwa setiap pengikut diperhitungkan.
C. Gaya Kepemimpinan
Menurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu
organisasi antara lain:
a) Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt
Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik
ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada
bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, faktor karyawan dan faktor situasi.
Jika pemimpin memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding
kepentingan pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan
mempunyai pengalaman yang lebih baik dan menginginkan partisipasi, maka pemimpin
dapat menerapkan gaya partisipasinya.
b) Gaya Kepemimpinan Menurut Likert
Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu:
1) Sistem Otoriter-Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap
bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang
dilakukan satu arah ke bawah (top-down).
2) Sistem Benevolent-Authoritative
Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan
ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin
memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan
keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.
3) Sistem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar. Pemimpin
menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang
menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan
spesifik yang dibuat oleh bawahan.
4) Sistem Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, menggunakan insentif
ekonomi untuk memotivasi bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan
sebagai kelompok kerja.
c) Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Y
Dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human Side Enterprise
(1960), dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat
dikelompokkan dalam dua kutub utama, yaitu sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X
mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekarjaan, kurang ambisi, tidak
mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin
daripada memimpin. Sebaliknya Teori Y mengasumsikan bahwa, bawahan itu senang
bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu
berimajinasi, dan kreatif. Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat
macam yaitu:
1) Gaya Kepemimpinan Diktator
Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan
ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan Teori X.
2) Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun
bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan
tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari Teori X.
3) Gaya Kepemimpinan Demokratis
Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan
dengan musyawarah. Gaya ini pada dasarnya sesuai dengan Teori Y.
4) Gaya Kepemimpinan Santai
Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan pada
bawahannya (Azwar dalam Nursalam, 2008: 64)
2) Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan
kekuatan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk
menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya.
Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
3) Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan
hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Staf
dimintai saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan
keputusan akhir ada pada kelompok.
4) Bebas Tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan,
supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekarjaan sesuai dengan caranya
sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.
A. Kesimpulan
Kepemimpinan dipandang sebagai suatu proses interaktif yang dinamis yang
mencakup tiga dimensi; pimpinan, bawahan, dan situasi. Masing-masing dari dimensi tadi
saling mempengaruhi misalnya, pencapain tujuan tergantung bukan karena hanya sifat
pribadi dari seorang pemimpin, tetapi juga tergantung dari kebutuhan bawahan dan bentuk
dari suatu keadaan.
B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentang model-model kepemimpinan
dalam keperawatan. Agar dapat menjadi pedoman buat kita sebagai perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Daily Horoscopes
Arsip Blog
► 2013 (1)
▼ 2012 (5)
o ▼ Desember (3)
HEREDITAS PADA MANUSIA
kepemimpinan dalam keperawatan
ASKEP ANEMIA SEL SABIT
o ► November (2)
Mengenai Saya
Novita Sari
Lihat profil lengkapku
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh
Blogger.