Anda di halaman 1dari 3

Penatalaksanaan Pasien yang Menjalani Dialisis Peritoneal

a. Persiapan
Proses persiapan pasien dan keluarganya yang dilaksanakan oleh perawat adalah penjelasan
prosedur dialysis peritoneal, surat persetujan (Informed Consent) yang sudah ditandatangani,
data dasar mengenai tanda-tanda vital, berat badan dan kadar elektrolit serum, pengosongan
kandung kemih dan usus. Selain itu perawat juga mengkaji kecemasan pasien dan memberikan
dukungan serta petunjuk mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b. Peralatan
Perawat harus berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan konsentrasi dialisat yang akan
digunakan dan obat-obatan yang akan ditambahkan, misalnya dalam penambahan heparin untuk
mencegah pembekuan fibrin yang dapat menyumbat kateter peritoneal, penambahan antibiotic
untuk mengobati peritonitis.
Sebelum penambahan obat, larutan dialisat dihangatkan hingga mencapai suhu tubuh untuk
mencegah gangguan rasa nyaman, nyeri abdomen, serta menyebabkan dilatasi pembuluh-
pembuluh darah peritoneum. Sebelum dialysis dilakukan, peralatan dan selang dirakit. Selang
tersebut diisi dengan cairan dialisat untuk mengurangi jumlah udara yang masuk kedalam kateter
serta kavum peritoneal
c. Pemasangan Kateter
Kateter peritoneal dipasang di dalam kamar operasi untuk mempertahankan asepsis operasi dan
memperkecil resiko kontaminasi. Kateter stylet dapat digunakan jika dialysis peritoneal tersebut
diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu singkat. Sebelum prosedur pemasangan kateter
dilakukan, kulit abdomen dipersiapkan dengan larutan antiseptic local dan dokter melakuan
penyuntikan infiltrasi preparat anastesi local kedalam kulit dan jaringan subcutan. Insisi kecil
atau sebuah tusukan dibuat pada 3-5 cm dibawah umbilicus.
Sebuah trokar (alat berujung tajam) digunakan untuk menusuk peritoneum sementara pada
pasien mengencangkan otot abdomennya dengan cara mengangkat kepalanya. Kateter disisipkan
lewat trokar dan kemudian diatur posisinya. Cairan dialsat yang dipersiapkan diinfuskan kedalam
kavum peritoneal dengan mendorong omentum (lapisan peritoneal yang membentang dari organ-
organ abdomen) menjauhi kateter. Sebuah jahitan purse-string dapat dibuat untuk mengikat
kateter pada tempatnya.
d. Prosedur
Untuk dialisat peritoneal intermiten, larutan dialisat dialirkan dengan bebas kedalam kavum
peritoneal dan dibiarkan selama waktu retensi (dwell time) atau waktu ekuilibrasi yang
ditentukan dokter. Waktu itu berfungsi untuk memungkinkan terjadinya difusi dan osmosis.
Poda waktu akhir retensi, klem selang drainase dilepas dan larutan dialisat dibiarkan mengalir
keluar dari kavum peritoneal melalui sebuah sistem yang tertutup dengan bantuan gaya berat.
Cairan drainase biasanya berwarna seperti jerami atau tidak berwarna. Cairan dari botol yang
baru kemudian ditambahkan, diinfusikan dan dialirkan keluar. Jumlah siklus atau pertukaran dan
frekuensinyaditentukan oleh dokter sesuai kondisi fisik pasien serta kondisi akut penyakit.

Komplikasi Peritonealdialisa
1. Perdarahan di tempat pemasangan selang atau perdarahan di dalam perut
2. Perforasi organ dalam pada saat memasukkan selang
3. Kebocoran cairan di sekitar selang atau ke dalam dinding perut
4. Penyumbatan aliran cairan oleh bekuan darah
5. Infeksi, baik pada peritoneum maupun di kulit tempat selang terpasang (menyebabkan
terbentuknya abses). Infeksi biasanya terjadi karena prosedur dialisa yang kurang steril. Untuk
mengatasi infeksi diberikan antibiotik.
6. Hipoalbuminemia
7. Sklerosis peritonealis (pembentukan jaringan parut di peritoneum), yang mengakibatkan
penyumbatan parsial usus halus
8. Hipotiroidisme
9. Hiperglikemia, sering terjadi pada penderita kencing manis
10. Hernia perut dan selangkangan
11. Sembelit
Kontraindikasi Peritonealdialisa

 Hilangnya fungsi membran peritoneum


 Operasi berulang pada abdomen, kolostomi,
 Ukuran tubuh yang besar (kemungkinan dengan PD yang adekuat tidak tercapai)
 Identifikasi problem yang potensial timbul sebelum CAPD dimulai
a. Apakah pasien perlu seorang asisten (keterbatasan fisik / mental)
b. Adakah hernia
c. Penglihatan kurang
 Malnutrisi yang berat

Anda mungkin juga menyukai