Anda di halaman 1dari 60

- 1 -

BUPATI ACEH BARAT


PROVINSI ACEH

PERATURAN BUPATI ACEH BARAT


NOMOR TAHUN 2019

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN


DAN BELANJA GAMPONG TAHUN ANGGARAN 2020

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH BARAT,

Menimbang : a. bahwa untuk memberikan panduan kepada pemerintah


gampong dalam melaksanakan perencanaan keuangan
gampong sesuai ketentuan Pasal 39 ayat (2) Peraturan Bupati
Aceh Barat Nomor 66 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Gampong, perlu mengatur tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Gampong Tahun Anggaran 2019.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 (Drt) Tahun 1956 tentang
pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam
Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan
Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Lembaran

Negara …
- 2 -
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 611);
7. Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 2 Tahun 2010 tentang
pemerintahan Gampong sebagaimana telah diubah dengan
Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 6 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 2 Tahun
2010 tentang Pemerintahan Gampong;
8. Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Qanun Gampong;
9. Peraturan Bupati Aceh Barat Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Standar Operasional Prosedur Penyusunan Dokumen Rencana
Kerja Pemerintah Gampong;
10. Peraturan Bupati Aceh Barat Nomor 36 Tahun 2018 tentang
Daftar Kewenangan Gampong berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Gampong;
11. Peraturan Bupati Aceh Barat Nomor 66 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Gampong;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG TAHUN
ANGGARAN 2019

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Barat yang merupakan
suatu kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan
khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang- undangan dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintah Kabupaten Aceh Barat yang selanjutnya
disebut Pemerintah Kabupaten adalah unsur penyelenggara
Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat yang terdiri atas Bupati
dan Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Barat.
3. Bupati adalah Bupati Aceh Barat yang merupakan kepala
pemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat yang dipilih melalui
suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan asas
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh
Barat.
5. Camat adalah pemimpin kecamatan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

6. Gampong …
- 3 -
6. Gampong adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Gampong adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Gampong adalah keuchik atau yang disebut dengan
nama lain dibantu perangkat gampong sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Gampong.
9. Keuchik adalah kepala badan eksekutif gampong yang
memimpin penyelenggaraan pemerintahan gampong.
10. Tuha Peut adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk
gampong berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
11. Perangkat gampong adalah sekretariat gampong, pelaksana
kewilayahan, dan pelaksana teknis fungsional yang bertugas
membantu Keuchik dalam menjalankan tugas, fungsi dan
kewajibannya.
12. Keuangan gampong adalah semua hak dan kewajiban gampong
yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa
uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban gampong.
13. Pengelolaan Keuangan Gampong adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan gampong.
14. Rencana Kerja Pemerintah Gampong yang selanjutnya disingkat
RKPG, adalah penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Gampong untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong yang selanjutnya
disingkat APBG, adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan gampong.
16. Pendapatan adalah semua penerimaan gampong dalam 1 (satu)
tahun anggaran yang menjadi hak gampong dan tidak perlu
dikembalikan oleh gampong.
17. Belanja Gampong adalah semua pengeluaran yang merupakan
kewajiban gampong dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak
akan diterima kembali oleh gampong.
18. Pembiayaan Gampong adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun anggaran berikutnya.
19. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Gampong, yang
selanjutnya disingkat PKPKG, adalah keuchik yang karena
jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan
keseluruhan pengelolaan keuangan gampong.
20. Pelaksana Pengelolaan Keuangan Gampong, yang selanjutnya
disingkat PPKG, adalah perangkat gampong yang
melaksanakan pengelolaan keuangan gampong berdasarkan
keputusan keuchik yang menguasakan sebagian kekuasaan
PKPKG.
21. Sekretaris gampong adalah perangkat gampong yang
berkedudukan sebagai unsur pimpinan sekretariat gampong
yang menjalankan tugas sebagai koordinator PPKG.

22. Kepala Urusan …


- 4 -
22. Kepala Urusan, yang selanjutnya disebut Kaur, adalah
perangkat gampong yang berkedudukan sebagai unsur staf
sekretariat gampong yang menjalankan tugas PPKG.
23. Kepala Seksi, yang selanjutnya disebut Kasi, adalah perangkat
gampong yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis yang
menjalankan tugas PPKG.
24. Unsur keagamaan adalah pihak-pihak yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan keagamaan.
25. Rekening Kas Gampong adalah rekening tempat menyimpan
uang Pemerintahan Gampong yang menampung seluruh
penerimaan gampong dan digunakan untuk membayar seluruh
pengeluaran gampong dalam 1 (satu) rekening pada bank yang
ditetapkan.
26. Badan Usaha Milik Gampong yang selanjutnya disingkat
BUMG, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh gampong melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan gampong yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat gampong.
27. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan guna mendanai
kegiatan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat
dipenuhi dalam satu tahun anggaran.
28. Surplus Anggaran Gampong adalah selisih lebih antara
pendapatan gampong dengan belanja gampong.
29. Defisit Anggaran gampong adalah selisih kurang antara
pendapatan gampong dengan belanja gampong.
30. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disebut
SiLPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan
pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.

Bagian Kedua
Prinsip Penyusunan

Pasal 2

(1) Keuangan gampong dikelola berdasarkan asas:


a. transparan, yakni informasi keuangan gampong tersedia
secara terbuka dan bisa diakses oleh masyarakat secara
luas sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. akuntabel, yakni keuangan gampong dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
c. partisipatif, yakni keikutsertaan dari unsur masyarakat
gampong dalam proses penyusunan rencana, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban keuangan gampong sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
d. tertib, yakni pengelolaan keuangan gampong disusun
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku; dan
e. disiplin anggaran, yakni pengelolaan keuangan
dilaksanakan secara disiplin sesuai prioritas dan waktu.
(2) APBG merupakan dasar pengelolaan keuangan gampong dalam
masa 1 (satu) tahun anggaran mulai tanggal 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember.

BAB II …
- 5 -
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 3

(1) Maksud pengaturan Pengelolaan Keuangan Gampong dalam


Peraturan Bupati ini untuk memberikan kepastian hukum
dalam Pengelolaan Keuangan Gampong.
(2) Tujuan pengaturan Pengelolaan Keuangan Gampong dalam
Peraturan Bupati ini untuk memberikan pedoman dalam
pengelolaan keuangan gampong.

Pasal 4

Ruang lingkup Pengelolaan Keuangan gampong dalam Peraturan


Bupati ini terdiri dari :
a. kekuasaan pengelolaan keuangan gampong;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong;
c. pengelolaan; dan
d. pembinaan dan pengawasan.

BAB III
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN GAMPONG

Bagian Kesatu
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Gampong

Pasal 5

(1) Keuchik adalah PKPKG dan mewakili pemerintah gampong


dalam kepemilikan kekayaan milik gampong yang dipisahkan.
(2) Keuchik selaku PKPKG sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mempunyai kewenangan:
a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBG;
b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik
gampong;
c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban APBG;
d. menetapkan PPKG;
e. menyetujui DPA, DPPA, dan DPAL;
f. menyetujui RAKG; dan
g. menyetujui SPP.
(3) Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan
gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (2), keuchik
menguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat
gampong selaku PPKG.
(4) Pelimpahan sebagian kekuasaan PKPKG kepada PPKG
ditetapkan dengan keputusan keuchik.
(5) PKPKG dapat diberikan honorarium sesuai dengan kemampuan
APBG.

Bagian Kedua
Pelaksana Pengelolaan Keuangan Gampong

Pasal 6

PPKG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) terdiri atas:

a. Sekretaris…
- 6 -
a. Sekretaris Gampong;
b. Kaur dan Kasi; dan
c. Kaur Keuangan.

Pasal 7

(1) Sekretaris gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6


huruf a bertugas sebagai koordinator PPKG.
(2) Sekretaris gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas:
a. mengkoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan APBG;
b. mengokordinasikan penyusunan rancangan APBG dan
rancangan perubahan APBG;
c. mengkoordinasikan penyusunan rancangan qanun
gampong tentang APBG, perubahan APBG, dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBG;
d. mengkoordinasikan penyusunan rancangan peraturan
keuchik tentang Penjabaran APBG dan Perubahan
Penjabaran APBG;
e. mengkoordinasikan tugas perangkat gampong lain yang
menjalankan tugas PPKG; dan
f. mengkoordinasikan penyusunan laporan keuangan
gampong dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBG.
(3) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretaris
gampong mempunyai tugas:
a. melakukan verifikasi terhadap DPA, DPPA, dan DPAL;
b. melakukan verifikasi terhadap RAKG;
c. melakukan verifikasi terhadap bukti penerimaan dan
pengeluaran APBG; dan
d. melaksanakan pengelolaan barang milik gampong.

Pasal 8

(1) Sekretariat gampong dalam melaksanakan tugas sebagaimana


dimaksud pada Pasal 7 ayat (3) dapat dibantu Kaur Tata Usaha
dan Umum selaku pembantu pengelola barang milik gampong.
(2) Pengelolaan barang milik gampong sebagaimana dimaksud
pada pasal 7 ayat (3) huruf d dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Pasal 9

(1) Kaur dan Kasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b


bertugas sebagai pelaksana kegiatan anggaran.
(2) Kaur dan Kasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada
Qanun Kabupaten Aceh Barat tentang Pemerintahan Gampong.
(3) Kaur dan Kasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tugas:
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran belanja sesuai bidang tugasnya;
b. melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya;
c. mengendalikan kegiatan sesuai bidang tugasnya;
d. menyusun DPA, DPPA, dan DPAL sesuai bidang tugasnya;

e. menandatangani …
- 7 -
e. menandatangani perjanjian kerja sama dengan penyedia
atas pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang berada
dalam bidang tugasnya; dan
f. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang
tugasnya untuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBG.
(4) Pembagian tugas Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan berdasarkan
bidang tugas masing-masing dan ditetapkan dalam RKPG.
(5) PPKG dapat diberikan honorarium sesuai dengan kemampuan
APBG.

Pasal 10

(1) Kaur dan Kasi dalam melaksanakan tugas sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) dapat dibantu oleh tim yang
melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa yang karena
sifat dan jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri.
(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari unsur
perangkat gampong, lembaga kemasyarakatan gampong
dan/atau masyarakat, yang terdiri atas:
a. ketua;
b. sekretaris; dan
c. anggota.
(3) Perangkat gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu
pelaksana kewilayahan.
(4) Pembentukan Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diusulkan pada saat penyusunan RKPG.
(5) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan
Keputusan Keuchik.
(6) Tim dapat diberikan honorarium sesuai dengan kemampuan
APBG.

Pasal 11

(1) Kaur keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c


melaksanakan fungsi kebendaharaan.
(2) Kaur keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mempunyai tugas:
a. menyusun RAKG;
b. melakukan penatausahaan yang meliputi menerima,
menyimpan, menyetorkan/ membayar, menatausahakan
dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan
gampong dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan APBG;
dan
c. Menyiapkan laporan keuangan APBG.
(3) Kaur keuangan dalam melaksanakan fungsi kebendaharaan
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Pemerintah Gampong.
(4) Kaur Keuangan tidak melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada Pasal 9 ayat (3).

BAB IV …
- 8 -
BAB IV
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG

Pasal 12

(1) APBG terdiri dari:


a. pendapatan gampong;
b. belanja gampong; dan
c. pembiayaan gampong.
(2) Pendapatan gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a diklasifikasikan menurut kelompok, jenis dan objek
pendapatan.
(3) Belanja gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
diklasifikasikan menurut bidang, sub bidang, kegiatan, jenis
belanja, objek belanja, dan rincian objek belanja.
(4) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
diklasifikasikan menurut kelompok, jenis dan objek
pembiayaan.

Pasal 13

Pendapatan gampong, belanja gampong, dan pembiayaan gampong


diberi kode rekening.

Bagian Kesatu
Pendapatan

Pasal 14

(1) Pendapatan gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12


ayat (1) huruf a, yaitu semua penerimaan gampong dalam 1
(satu) tahun anggaran yang menjadi hak gampong dan tidak
perlu dikembalikan oleh gampong.
(2) Pendapatan gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
terdiri atas kelompok:
a. pendapatan asli gampong;
b. transfer; dan
c. pendapatan lain.

Pasal 15

(1) Kelompok pendapatan asli gampong sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 14 ayat (2) huruf a, terdiri atas jenis:
a. hasil usaha;
b. hasil aset;
c. swadaya, partisipasi dan gotong royong; dan
d. pendapatan asli gampong lain.
(2) Hasil usaha gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, antara lain bagi hasil BUMG.
(3) Hasil aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, antara
lain, tanah kas gampong, tambatan perahu, pasar gampong,
tempat pemandian umum, jaringan irigasi, dan hasil aset
lainnya sesuai dengan kewenangan berdasarkan hak asal-usul
dan kewenangan lokal berskala gampong.
(4) Swadaya, partisipasi dan gotong royong sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c adalah penerimaan yang berasal dari
sumbangan masyarakat gampong.

(5) Pendapatan …
- 9 -
(5) Pendapatan Asli Gampong lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d antara lain hasil pungutan gampong.

Pasal 16

(1) Kelompok transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat


(2) huruf b, terdiri atas jenis:
a. Dana Desa;
b. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah
kabupaten;
c. Alokasi Dana Gampong;
d. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah Provinsi; dan
e. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan Belanja
Kabupaten.
(2) Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Provinsi dan Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d dan huruf e dapat bersifat umum dan khusus.
(3) Bantuan keuangan bersifat khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dikelola dalam APBG tetapi tidak diterapkan
dalam ketentuan penggunaan paling sedikit 70% (tujuh puluh
per seratus) dan paling banyak 30% (tiga puluh per seratus).

Pasal 17

Kelompok pendapatan lain sebagaimana dimaksud pada Pasal


14 ayat (2) huruf c, terdiri atas:
a. penerimaan dari hasil kerja sama gampong;
b. penerimaan dari bantuan perusahaan yang berlokasi di
gampong;
c. penerimaan dari hibah dan sumbangan dari pihak ketiga;
d. koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya yang
mengakibatkan penerimaan di kas gampong pada tahun
anggaran berjalan;
e. bunga bank; dan
f. pendapatan lain gampong yang sah.

Bagian Kedua
Belanja

Pasal 18

(1) Belanja gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat


(1) huruf b, yaitu semua pengeluaran yang merupakan
kewajiban gampong dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh gampong.
(2) Belanja gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipergunakan untuk mendanai penyelenggaraan kewenangan
gampong.

Pasal 19

(1) Klasifikasi belanja gampong terdiri atas bidang:


a. penyelenggaraan pemerintahan;
b. pelaksanaan pembangunan;
c. pembinaan kemasyarakatan;
d. pemberdayaan masyarakat; dan

e. penanggulangan …
- 10 -
e. penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak.
(2) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, sampai dengan huruf d dibagi dalam sub bidang dan
kegiatan sesuai dengan kebutuhan gampong yang telah
dituangkan dalam RKPG.
(3) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
dibagi dalam sub bidang sesuai dengan kebutuhan gampong
untuk penanggulangan bencana, keadaan darurat dan
mendesak yang terjadi di gampong.

Pasal 20

(1) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat


(1) huruf a dibagi dalam sub bidang:
a. penyelenggaraan belanja penghasilan tetap, tunjangan dan
operasional pemerintahan gampong;
b. sarana dan prasarana pemerintahan gampong;
c. administrasi kependudukan, pencatatan sipil, statistik, dan
kearsipan;
d. tata praja pemerintahan, perencanaan, keuangan, dan
pelaporan; dan
e. pertanahan.
(2) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(1) huruf b dibagi dalam sub bidang:
a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
d. kawasan permukiman;
e. kehutanan dan lingkungan hidup;
f. perhubungan, komunikasi dan informatika;
g. energi dan sumber daya mineral; dan
h. pariwisata;
(3) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(1) huruf c dibagi dalam sub bidang:
a. ketentraman, ketertiban, dan pelindungan masyarakat;
b. kebudayaan dan keagamaan;
c. kepemudaan dan olah raga; dan
d. kelembagaan masyarakat
(4) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(1) huruf d dibagi dalam sub bidang:
a. kelautan dan perikanan;
b. pertanian dan peternakan;
c. peningkatan kapasitas aparatur gampong;
d. pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan
keluarga;
e. koperasi, usaha mikro kecil dan menengah;
f. dukungan penanaman modal; dan
g. perdagangan dan perindustrian.
(5) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(1) huruf e dibagi dalam sub bidang:
a. penanggulangan bencana, meliputi:
b. keadaan darurat;
c. keadaan mendesak.

Pasal 21 …
- 11 -
Pasal 21

(1) Sub bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1)


sampai dengan ayat (5) dibagi dalam kegiatan.
(2) Daftar kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menggunakan bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan
bahasa daerah dengan kode rekening yang sama.
(3) Pemerintah Kabupaten menambahkan kegiatan yang tidak
tercantum dalam daftar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan memberikan kode 90 sampai dengan 99.
(4) Penambahan kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (3)
merupakan usulan kegiatan pemerintah kabupaten dan/atau
Pemerintah Gampong sesuai kewenangan gampong.
(5) Penambahan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditetapkan dalam peraturan bupati tentang pedoman
penyusunan APBG.
(6) Pemerintah Kabupaten dapat menambahkan kegiatan
penerimaan lain keuchik dan perangkat gampong dengan kode
rekening 90 sampai dengan 99 yang anggarannya dialokasikan
dari bantuan khusus pada sub bidang sebagaimana dimaksud
dalam pasal 20 ayat (1).
(7) Penambahan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
tidak diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling banyak
30% (tiga puluh per seratus) sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(8) Rincian Sub Bidang yang dibagi dalam kegiatan tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 22

Jenis Belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1),


terdiri atas:
a. belanja pegawai;
b. belanja barang/jasa;
c. belanja modal; dan
d. belanja tak terduga.

Pasal 23

(1) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf


a, dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap,
tunjangan, penerimaan lain, dan pembayaran jaminan sosial
bagi keuchik dan perangkat gampong, serta tunjangan Tuha
Peut Gampong.
(2) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dianggarkan dalam bidang penyelenggaraan pemerintahan
gampong.
(3) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pelaksanaannya dibayarkan setiap bulan.
(4) Pembayaran jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan kemampuan APBG.

Pasal 24 …
- 12 -
Pasal 24

(1) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22


huruf b digunakan untuk pengeluaran bagi pengadaan
barang/jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas)
bulan.
(2) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan antara lain untuk:
a. operasional pemerintah gampong;
b. pemeliharaan sarana prasarana gampong;
c. kegiatan sosialisasi/ rapat/ pelatihan/ bimbingan teknis;
d. operasional Tuha Peut Gampong;
e. pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat ;
dan
f. Insentif unsur keagamaan.
(3) Pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f dilakukan untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan gampong.

Pasal 25

(1) Belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf c,


digunakan untuk pengeluaran pengadaan barang yang nilai
manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan menambah
aset.
(2) Pengadaan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan kewenangan
gampong.

Pasal 26

Belanja tak terduga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf


d merupakan belanja untuk kegiatan pada sub bidang
penanggulangan bencana, keadaan darurat, dan keadaan
mendesak yang berskala lokal gampong.

Pasal 27

(1) Kegiatan pada sub bidang penanggulangan bencana


sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 merupakan upaya
tanggap darurat akibat terjadinya bencana alam dan bencana
sosial.
(2) Kriteria belanja untuk kegiatan pada sub bidang
penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah
gampong dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;
b. tidak diharapkan terjadi berulang;
c. berada di luar kendali pemerintah gampong;
d. di luar kegiatan yang ditanggulangi oleh Pemerintah
Kabupaten dan/atau Pemerintah yang lebih tinggi; dan
e. adanya pernyataan bencana dari Keuchik.
(3) Belanja untuk sub bidang penanggulangan bencana
sebagaimana dimaksud pada pasal 27 ayat (1) dapat digunakan
untuk kegiatan:
a. pencarian dan penyelamatan korban bencana;
b. pertolongan darurat bencana;

c. evakuasi …
- 13 -
c. evakuasi korban bencana;
d. pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi;
e. pemenuhan kebutuhan pangan;
f. pemenuhan kebutuhan sandang;
g. pelayanan kesehatan;
h. penyediaan penampungan dan tempat hunian sementara;
dan
i. fasilitasi pembangunan rumah karena bencana; dan
j. bantuan masa panik lainnya.

Pasal 28

(1) Kegiatan pada sub bidang keadaan darurat sebagaimana


dimaksud pada Pasal 26 merupakan upaya penanggulangan
keadaan darurat karena adanya kerusakan dan/atau
terancamnya penyelesaian pembangunan sarana dan
prasarana akibat kenaikan harga yang menyebabkan
terganggunya pelayanan dasar masyarakat.
(2) Kriteria belanja untuk kegiatan pada sub bidang
penanggulangan keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah
gampong dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;
b. tidak diharapkan terjadi berulang;
c. berada di luar kendali pemerintah gampong;
d. di luar kegiatan yang ditanggulangi oleh Pemerintah
Kabupaten dan/atau Pemerintah yang lebih tinggi; dan
e. adanya pernyataan keadaan darurat dari Keuchik;
(3) Belanja untuk sub bidang keadaan darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan untuk:
a. rehabilitasi sarana dan prasarana; dan
b. rekonstruksi sarana dan prasarana.

Pasal 29

(1) Kegiatan pada sub bidang keadaan mendesak sebagaimana


dimaksud pada Pasal 26 merupakan upaya pemenuhan
kebutuhan primer dan pelayanan dasar masyarakat miskin
yang mengalami kedaruratan.
(2) Kriteria belanja untuk kegiatan pada sub bidang keadaan
mendesak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. merupakan penduduk miskin;
b. belum memiliki jaminan kesehatan;
c. tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup minimal berupa
sandang, pangan dan papan;
d. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah
gampong dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;
e. tidak diharapkan terjadi berulang;
f. berada di luar kendali pemerintah gampong;
g. di luar kegiatan yang ditanggulangi oleh Pemerintah
Kabupaten dan/atau Pemerintah yang lebih tinggi; dan
h. adanya pernyataan keadaan mendesak dari Keuchik;
(3) Belanja untuk sub bidang keadaan mendesak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan untuk:
a. bantuan kebutuhan mendesak sandang dan pangan; dan

b. bantuan …
- 14 -
b. bantuan kebutuhan mendesak bidang kesehatan.

Pasal 30

Pemerintah gampong dapat menganggarkan belanja tak terduga


sesuai dengan kemampuan APBG.

Bagian Ketiga
Pembiayaan

Pasal 31

(1) Pembiayaan gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12


ayat (1) huruf c merupakan semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun anggaran berikutnya.
(2) Pembiayaan gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas kelompok:
a. penerimaan pembiayaan; dan
b. pengeluaran pembiayaan.

Pasal 32

(1) Penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


31 ayat (2) huruf a, meliputi:
a. SiLPA tahun sebelumnya;
b. pencairan dana cadangan; dan
c. hasil penjualan kekayaan gampong yang dipisahkan kecuali
tanah dan bangunan.
(2) SiLPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling
sedikit meliputi pelampauan penerimaan pendapatan terhadap
belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan yang
belum selesai atau lanjutan.
(3) Pencairan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b digunakan untuk menganggarkan kebutuhan dana
cadangan yang selanjutnya dicatatkan dalam penerimaan
pembiayaan dalam APBG.
(4) Hasil penjualan kekayaan gampong yang dipisahkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dicatat dalam
penerimaan pembiayaan hasil penjualan kekayaan gampong
yang dipisahkan.

Pasal 33

Pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


31 ayat (2) huruf b, terdiri atas :
a. pembentukan dana cadangan; dan
b. penyertaan modal.

Pasal 34

(1) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 33 huruf a dilakukan untuk mendanai kegiatan yang
penyediaan dananya tidak dapat sekaligus dibebankan dalam 1
(satu) tahun anggaran.

(2) Pembentukan …
- 15 -
(2) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan qanun gampong.
(3) Qanun gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling
sedikit memuat:
a. penetapan tujuan pembentukan dana cadangan;
b. program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana
cadangan;
c. besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus
dianggarkan;
d. sumber dana cadangan; dan
e. tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.
(4) Pembentukan dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan
atas penerimaan gampong, kecuali dari penerimaan yang
penggunaannya telah ditentukan secara khusus berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
(5) Penganggaran dana cadangan tidak melebihi tahun akhir masa
jabatan keuchik.
(6) Kriteria-kriteria untuk pengalokasian dana cadangan antara
lain adalah:
a. berita acara hasil musyawarah gampong tentang
kesepakatan untuk membiayai kegiatan tertentu dengan
dana cadangan;
b. kegiatan yang bersifat tidak dapat dibiayai dalam 1 (satu)
tahun anggaran; dan
c. kegiatan bersifat tetap dan tidak dapat dilakukan
perubahan kegiatan.

Pasal 35

(1) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33


huruf b antara lain digunakan untuk menganggarkan kekayaan
pemerintah gampong yang diinvestasikan dalam BUMG untuk
meningkatkan pendapatan gampong atau pelayanan kepada
masyarakat.
(2) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kekayaan gampong yang dipisahkan yang
dianggarkan dari pengeluaran pembiayaan dalam APBG.
(3) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam
bentuk tanah kas gampong dan bangunan tidak dapat dijual.
(4) Penyertaan modal pada BUMG melalui proses analisis
kelayakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
dengan memperhatikan indikator penyertaan modal dan
indikator analisa kelayakan penyertaan modal.
(5) Indikator penyertaan modal yang dapat disertakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah:
a. Adanya qanun gampong tentang BUMG;
b. Adanya Keputusan Keuchik tentang Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga BUMG;
c. Adanya Keputusan Keuchik tentang Susunan Pengurus
atau Pelaksana Operasional BUMG;
d. Penyertaan modal dalam bentuk uang, barang bergerak,
tanah kas gampong, bangunan selain kantor keuchik, balai
musyawarah gampong dan sarana ibadah;
e. Adanya Rincian Anggaran Biaya penggunaan modal; dan
f. Berita Acara Hasil Musyawarah tentang jumlah besaran
dana yang disertakan sebagai modal BUMG;

(6) Indikator …
- 16 -
(6) Indikator analisa kelayakan penyertaan modal sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) adalah dokumen rencana
pengembangan bisnis BUMG yang terdiri dari:
a. Ringkasan Umum paling sedikit memuat gambaran umum
BUMG, visi dan misi BUMG, latar belakang pengembangan
unit usaha, jenis bisnis yang sedang dijalankan, dan
analisis strategi, kelemahan, kesempatan, dan ancaman;
b. Rencana Pemasaran paling sedikit memuat target pasar,
analisis pesaing, klien potensial, dan strategi pemasaran;
dan
c. Rencana Produksi paling sedikit memuat jasa yang
diberikan, kontrol kualitas, dan sumber daya pendukung
atau mitra usaha.

BAB IV
PENGELOLAAN

Pasal 36

Pengelolaan keuangan gampong meliputi:


a. perencanaan;
b. pelaksanaan;
c. penatausahaan;
d. pelaporan; dan
e. pertanggungjawaban.

Pasal 37

(1) Pengelolaan keuangan gampong sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 37 dilakukan dengan Basis Kas.
(2) Basis Kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
pencatatan transaksi pada saat kas diterima atau dikeluarkan
dari rekening kas gampong.
(3) Pengelolaan keuangan gampong dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem informasi yang dikelola Kementerian
Dalam Negeri.

Bagian Kesatu
Perencanaan

Pasal 38

(1) Perencanaan pengelolaan keuangan gampong merupakan


perencanaan penerimaan dan pengeluaran pemerintahan
gampong pada tahun anggaran berkenaan yang dianggarkan
dalam APBG.
(2) Sekretaris gampong mengoordinasikan penyusunan rancangan
APBG berdasarkan RKPG tahun berkenaan dan pedoman
penyusunan APBG yang diatur dengan Peraturan Bupati setiap
tahun yang paling sedikit memuat:
1) sinkronisasi kebijakan pemerintah daerah kabupaten
dengan kewenangan gampong dan RKPG;
2) prinsip penyusunan APBG;
3) kebijakan penyusunan APBG;
4) teknis penyusunan APBG; dan
5) hal khusus lainnya.

(3) Rancangan …
- 17 -
(3) Rancangan APBG yang telah disusun merupakan bahan
penyusunan rancangan qanun gampong tentang APBG.

Pasal 39

(1) Sekretaris gampong menyampaikan rancangan qanun gampong


tentang APBG kepada keuchik.
(2) Rancangan qanun gampong tentang APBG sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan keuchik kepada Tuha
Peut Gampong untuk dibahas dan disepakati bersama dalam
musyawarah Tuha Peut Gampong.
(3) Rancangan qanun gampong tentang APBG sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disepakati bersama paling lambat bulan
Oktober tahun berjalan.
(4) Dalam hal Tuha Peut Gampong tidak menyepakati rancangan
Peraturan Gampong tentang APBG yang disampaikan keuchik,
Pemerintah gampong hanya dapat melakukan kegiatan yang
berkenaan dengan pengeluaran operasional penyelenggaraan
pemerintahan gampong dengan menggunakan pagu tahun
sebelumnya.
(5) Pengeluaran operasional penyelenggaraan pemerintahan
gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi Belanja
Perlengkapan Alat Tulis Kantor dan Benda Pos, Belanja
Perlengkapan Alat- Alat Listrik, Belanja Perlengkapan Alat- Alat
Rumah Tangga/Peralatan dan Bahan Kebersihan, dan Belanja
Operasional Perkantoran lainnya.
(6) Keuchik menetapkan peraturan keuchik sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

Pasal 40

(1) Atas dasar kesepakatan bersama keuchik dan Tuha Peut


Gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3),
Keuchik menyiapkan Rancangan Peraturan Keuchik mengenai
penjabaran APBG.
(2) Sekretaris gampong mengoordinasikan penyusunan Rancangan
Peraturan Keuchik sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 41

(1) Bupati mendelegasikan evaluasi rancangan qanun gampong


tentang APBG kepada camat.
(2) Dalam hal pendelegasian evaluasi rancangan Qanun Gampong
tentang APBG kepada Camat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pemerintah kabupaten melakukan upaya-upaya
peningkatan kapasitas sumber daya aparatur kecamatan.

Pasal 42

(1) Rancangan qanun gampong tentang APBG sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 39 ayat (3) disampaikan keuchik kepada
camat paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk
dievaluasi.
(2) Camat dalam melakukan evaluasi berpedoman dengan
Panduan Evaluasi Rancangan Qanun Gampong tentang APBG.

(3) Pencapaian …
- 18 -
(3) Penyampaian Rancangan Qanun Gampong tentang APBG
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan
dokumen paling sedikit meliputi:
a. surat pengantar;
b. rancangan peraturan keuchik mengenai penjabaran APBG;
c. qanun gampong mengenai RKPG;
d. qanun gampong mengenai kewenangan berdasarkan hak
asal usul dan kewenangan lokal berskala gampong;
e. qanun gampong mengenai pembentukan dana cadangan,
jika tersedia;
f. qanun gampong mengenai penyertaan modal, jika tersedia;
dan
g. berita acara hasil musyawarah Tuha Peut Gampong.

Pasal 43

(1) Camat dapat mengundang keuchik dan/atau aparat gampong


terkait dalam pelaksanaan evaluasi.
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam Keputusan Camat dan disampaikan kepada Keuchik
paling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya rancangan dimaksud.
(3) Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), rancangan qanun
gampong dimaksud berlaku dengan sendirinya.
(4) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKPG, selanjutnya
keuchik menetapkan menjadi qanun gampong.
(5) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKPG, keuchik
bersama Tuha Peut Gampong melakukan penyempurnaan paling
lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil
evaluasi.
Pasal 44

(1) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44


ayat (5) tidak ditindaklanjuti oleh keuchik dan keuchik tetap
menetapkan Rancangan qanun gampong tentang APBG menjadi
qanun gampong dan Rancangan Peraturan Keuchik tentang
Penjabaran APBG manjadi Peraturan Keuchik, Camat
membatalkan peraturan dimaksud dengan Keputusan Camat.
(2) Keuchik memberhentikan pelaksanaan qanun gampong dan
Peraturan Keuchik paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
selanjutnya keuchik bersama Tuha Peut Gampong mencabut
qanun gampong dan Peraturan keuchik dimaksud.
(3) Dalam hal pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
keuchik hanya dapat melakukan pengeluaran terhadap
operasional penyelenggaraan pemerintahan gampong dengan
menggunakan pagu tahun sebelumnya sampai penyempurnaan
Rancangan qanun gampong tentang APBG disampaikan dan
mendapat persetujuan Camat.

Pasal 45 …
- 19 -
Pasal 45

(1) Rancangan qanun gampong tentang APBG yang telah dievaluasi


ditetapkan oleh keuchik menjadi qanun gampong tentang
APBG.
(2) Qanun gampong tentang APBG sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember tahun
anggaran sebelumnya.
(3) Keuchik menetapkan Rancangan Peraturan keuchik tentang
penjabaran APBG sebagai peraturan pelaksana dari qanun
gampong tentang APBG.
(4) Keuchik menyampaikan qanun gampong tentang APBG dan
Peraturan keuchik tentang penjabaran APBG kepada Bupati
paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.

Pasal 46

(1) Keuchik menyampaikan informasi mengenai APBG kepada


masyarakat melalui media informasi.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. APBG;
b. pelaksana kegiatan anggaran dan tim yang melaksanakan
kegiatan; dan
c. alamat pengaduan.

Pasal 47

(1) Pemerintah gampong dapat melakukan perubahan APBG


apabila terjadi:
a. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan
gampong pada tahun anggaran berjalan;
b. sisa penghematan belanja dan sisa lebih perhitungan
pembiayaan tahun berjalan yang akan digunakan dalam
tahun berkenaan;
c. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran
antar bidang, antar sub bidang, antar kegiatan, dan antar
jenis belanja; dan
d. keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun sebelumnya
harus digunakan dalam tahun anggaran berjalan.
(2) Perubahan APBG hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa.
(3) Kriteria keadaan luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) adalah bencana alam, krisis ekonomi, kerusuhan sosial dan
perubahan kebijakan pemerintah pusat dan/atau pemerintah
kabupaten.
(4) Perubahan APBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Qanun Gampong mengenai perubahan
APBG dan tetap mempedomani RKPG.

Pasal 48

(1) Pemerintah gampong dapat melakukan perubahan terhadap


Peraturan keuchik tentang perubahan penjabaran APBG
sebelum Rancangan qanun gampong tentang Perubahan APBG
ditetapkan.

(2) Peraturan …
- 20 -
(2) Peraturan keuchik tentang perubahan penjabaran APBG
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan apabila
terjadi:
a. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan
gampong pada tahun anggaran berjalan;
b. keadaan yang menyebabkan harus segera dilakukan
pergeseran antar objek belanja; dan
c. kegiatan yang belum dilaksanakan tahun sebelumnya dan
menyebabkan SiLPA akan dilaksanakan dalam tahun
anggaran berjalan.
(3) keuchik memberitahukan kepada Tuha Peut Gampong
mengenai penetapan Peraturan keuchik tentang perubahan
penjabaran APBG dan selanjutnya disampaikan kepada Bupati
melalui surat pemberitahuan mengenai Peraturan keuchik
tentang perubahan penjabaran APBG.

Pasal 49

Ketentuan mengenai penyusunan qanun gampong mengenai APBG


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 sampai dengan Pasal 46
berlaku secara mutatis mutandis terhadap penyusunan qanun
gampong mengenai perubahan APBG.

Bagian Kedua
Pelaksanaan

Pasal 50

(1) Pelaksanaan pengelolaan keuangan gampong merupakan


penerimaan dan pengeluaran gampong yang dilaksanakan
melalui rekening kas gampong pada bank yang ditunjuk
Bupati.
(2) Rekening kas gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuat oleh Pemerintah gampong dengan spesimen tanda
tangan keuchik dan Kaur Keuangan.
(3) gampong yang belum memiliki pelayanan perbankan di
wilayahnya, rekening kas gampong dibuka di wilayah terdekat
yang dibuat oleh Pemerintah gampong dengan spesimen tanda
tangan keuchik dan Kaur Keuangan.
(4) Penunjukan bank dalam pengelolaan keuangan gampong
melalui rekening kas gampong sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 51

(1) Nomor rekening kas gampong sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 51 dilaporkan Keuchik kepada Bupati melalui Camat.
(2) Bupati melaporkan daftar nomor rekening kas gampong kepada
Gubernur dengan tembusan Menteri Dalam Negeri melalui
Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk
pengendalian penyaluran dana transfer.

Pasal 52 …
- 21 -
Pasal 52

(1) Kaur Keuangan dapat menyimpan uang tunai dengan jumlah


paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk
memenuhi kebutuhan operasional pemerintah gampong.
(2) Penyimpanan uang tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan atas persetujuan Keuchik.

Pasal 53

(1) Keuchik menugaskan Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan


anggaran sesuai tugasnya menyusun DPA paling lama 3 (tiga)
hari kerja setelah qanun gampong tentang APBG dan Peraturan
Keuchik tentang Penjabaran APBG ditetapkan.
(2) DPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
1) Rencana Kegiatan dan Anggaran Gampong;
2) Rencana Kerja Kegiatan Gampong; dan
3) Rencana Anggaran Biaya.
(3) Rencana Kegiatan dan Anggaran Gampong sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a merinci setiap kegiatan,
anggaran yang disediakan, dan rencana penarikan dana untuk
kegiatan yang telah dianggarkan.
(4) Rencana Kerja Kegiatan Gampong sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b merinci lokasi, volume, biaya, sasaran, waktu
pelaksanaan kegiatan, pelaksana kegiatan anggaran, dan tim
yang melaksanakan kegiatan.
(5) Rencana Anggaran Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c merinci satuan harga untuk setiap kegiatan.
(6) Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyerahkan
rancangan DPA kepada keuchik melalui Sekretaris gampong
paling lama 6 (enam) hari kerja setelah penugasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

Pasal 54

(1) Sekretaris gampong melakukan verifikasi rancangan DPA paling


lama 15 (lima belas) hari kerja sejak Kaur dan Kasi
menyerahkan rancangan DPA.
(2) Keuchik menyetujui rancangan DPA yang telah diverifikasi oleh
Sekretaris gampong.

Pasal 55

(1) Dalam hal terjadi perubahan qanun gampong tentang APBG


dan/atau perubahan Peraturan keuchik tentang Penjabaran
APBG yang menyebabkan terjadinya perubahan anggaran
dan/atau terjadi perubahan kegiatan, keuchik menugaskan
Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran untuk menyusun
rancangan DPPA.
(2) DPPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
1) Rencana Kegiatan dan Anggaran Gampong Perubahan; dan
2) Rencana Anggaran Biaya Perubahan.
(3) Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyerahkan
rancangan DPPA kepada keuchik melalui Sekretaris Gampong
paling lama 6 (enam) hari kerja setelah penugasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

(4) Sekretaris …
- 22 -
(4) Sekretaris gampong melakukan verifikasi rancangan DPPA
paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak Kaur dan Kasi
menyerahkan DPPA.
(5) Keuchik menyetujui rancangan DPPA yang telah diverifikasi
oleh Sekretaris gampong.

Pasal 56

(1) Kaur Keuangan menyusun rancangan RAKG berdasarkan DPA


yang telah disetujui keuchik.
(2) Rancangan RAKG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada keuchik melalui Sekretaris gampong.
(3) Sekretaris gampong melakukan verifikasi terhadap rencangan
RAKG yang diajukan Kaur Keuangan.
(4) Keuchik menyetujui rancangan RAKG yang telah diverifikasi
Sekretaris gampong.

Pasal 57

RAKG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 memuat arus kas


masuk dan arus kas keluar yang digunakan mengatur penarikan
dana dari rekening kas untuk mendanai pengeluaran berdasarkan
DPA yang telah disahkan oleh keuchik.

Pasal 58

(1) Arus kas masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57


memuat semua pendapatan gampong yang berasal dari
Pendapatan Asli Gampong, transfer dan pendapatan lain.
(2) Setiap pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.

Pasal 59

(1) Arus kas keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57


memuat semua pengeluaran belanja atas beban APBG.
(2) Setiap pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.
(3) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mendapat
persetujuan keuchik dan keuchik bertanggung jawab atas
kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti
tersebut.
(4) Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran bertanggungjawab
terhadap tindakan pengeluaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
(5) Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menggunakan
buku pembantu kegiatan untuk mencatat semua pengeluaran
anggaran kegiatan sesuai dengan tugasnya.

Pasal 60

(1) Kaur dan Kasi melaksanakan kegiatan berdasarkan DPA yang


telah disetujui keuchik.
(2) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan pengadaan melalui swakelola dan/atau
penyedia barang/jasa.

(3) Pelaksanaan …
- 23 -
(3) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diutamakan melalui swakelola.
(4) Pengadaan melalui swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan
material/bahan dari wilayah setempat dan gotong royong
dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk memperluas
kesempatan kerja dan pemberdayaan masyarakat setempat.
(5) Dalam hal pelaksanaan kegiatan tidak dapat dilaksanakan
melalui swakelola, baik sebagian maupun keseluruhan dapat
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa yang dianggap mampu
dan memenuhi persyaratan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan
kegiatan pengadaan barang/jasa di gampong sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berpedoman pada peraturan
perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa di
gampong.

Pasal 61

(1) Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengajukan SPP


dalam setiap pelaksanaan kegiatan anggaran sesuai dengan
periode yang tercantum dalam DPA dengan nominal sama besar
atau kurang dari yang tertera dalam DPA.
(2) Pengajuan SPP wajib menyertakan laporan perkembangan
pelaksanaan kegiatan dan anggaran.

Pasal 62

(1) Penggunaan anggaran yang diterima dari pengajuan SPP


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 untuk kegiatan
pengadaan barang/jasa secara swakelola tidak lebih dari 10
(sepuluh) hari kerja.
(2) Dalam hal pembayaran pengadaan barang/jasa belum
dilakukan dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja, Kaur dan Kasi
pelaksana kegiatan anggaran wajib mengembalikan dana yang
sudah diterima kepada Kaur Keuangan untuk disimpan dalam
kas gampong.
(3) Kaur Keuangan mencatat pengeluaran anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ke dalam buku kas umum dan buku
pembantu panjar.
(4) Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyampaikan
pertanggungjawaban pencairan anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berupa bukti transaksi pembayaran
pengadaan barang/jasa kepada Sekretaris gampong.
(5) Sekretaris gampong memeriksa kesesuaian bukti transaksi
pembayaran dengan pertanggungjawaban pencairan anggaran
yang disampaikan oleh Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan
anggaran.
(6) Dalam hal jumlah realisasi pengeluaran pembayaran
barang/jasa lebih kecil dari jumlah uang yang diterima, Kaur
dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengembalikan sisa
uang ke kas gampong.

Pasal 63 …
- 24 -
Pasal 63

(1) Pengajuan SPP untuk kegiatan yang seluruhnya dilaksanakan


melalui penyedia barang/jasa dilakukan setelah barang/jasa
diterima.
(2) Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri
dengan:
a. pernyataan tanggung jawab belanja; dan
b. bukti penerimaan barang/jasa di tempat.
(3) Dalam setiap pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), sekretaris gampong berkewajiban untuk:
a. meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang
diajukan oleh Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran;
b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBG
yang tercantum dalam permintaan pembayaran;
c. menguji ketersedian dana untuk kegiatan dimaksud; dan
d. menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh Kaur dan
Kasi pelaksana kegiatan anggaran apabila tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
(4) Keuchik menyetujui permintaan pembayaran sesuai dengan
hasil verifikasi yang dilakukan oleh sekretaris gampong.
(5) Kaur Keuangan melakukan pencairan anggaran sesuai dengan
besaran yang tertera dalam SPP setelah mendapatkan
persetujuan dari keuchik.

Pasal 64

Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran wajib menyampaikan


laporan akhir realisasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran kepada
keuchik paling lambat 7 (tujuh) hari sejak seluruh kegiatan selesai.

Pasal 65

(1) Kaur dan/atau Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyusun


RAB pelaksanaan dari anggaran belanja tak terduga yang
diusulkan kepada keuchik melalui sekretaris keuchik.
(2) Sekretaris gampong melakukan verifikasi terhadap RAB yang
diusulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Keuchik melalui surat keputusan keuchik menyetujui RAB
pelaksanaan kegiatan anggaran belanja tak terduga sesuai
dengan verifikasi yang dilakukan oleh sekretaris keuchik.
(4) Keuchik melaporkan pengeluaran anggaran belanja tak terduga
kepada Bupati paling lama 1 (satu) bulan sejak keputusan
keuchik ditetapkan.

Pasal 66

(1) Setiap pengeluaran kas gampong yang menyebabkan beban


atas anggaran belanja gampong dikenakan pajak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan mengenai perpajakan yang
berlaku.
(2) Kaur Keuangan sebagai wajib pungut pajak melakukan
pemotongan pajak terhadap pengeluaran kas gampong
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi pengeluaran kas gampong atas beban belanja pegawai,
barang/jasa, dan modal.

(4) Kaur …
- 25 -
(4) Kaur Keuangan wajib menyetorkan seluruh penerimaan pajak yang
dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 67

Arus kas masuk dan arus kas keluar sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 58 dan Pasal 59 dari mekanisme pembiayaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 sampai dengan Pasal 34
dianggarkan dalam APBG.

Pasal 68

(1) Penerimaan pembiayaan dari SiLPA tahun sebelumnya


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf a digunakan
untuk:
1) menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan
lebih kecil daripada realisasi belanja; dan
2) mendanai kegiatan yang belum selesai atau lanjutan.
(2) SiLPA yang digunakan untuk menutupi defisit anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan
perhitungan perkiraan penerimaan dari pelampauan
pendapatan dan/atau penghematan belanja tahun sebelumnya
yang digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang telah
ditetapkan dalam APBG tahun anggaran berkenaan.
(3) SiLPA yang digunakan untuk mendanai kegiatan yang belum
selesai atau lanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan perhitungan riil dari anggaran dan kegiatan
yang harus diselesaikan pada tahun anggaran berikutnya.
(4) Kaur dan/atau Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengajukan
kembali rancangan DPA untuk disetujui keuchik menjadi DPAL
untuk mendanai kegiatan yang belum selesai atau lanjutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
(5) Kaur dan/atau Kasi pelaksana kegiatan anggaran dalam
mengajukan rancangan DPA sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), terlebih dahulu menyampaikan laporan akhir realisasi
pelaksanaan kegiatan dan anggaran kepada keuchik paling
lambat pertengahan bulan Desember tahun anggaran berjalan.
(6) Sekretaris gampong menguji kesesuaian jumlah anggaran dan
sisa kegiatan yang akan disahkan dalam DPAL.
(7) DPAL yang telah disetujui menjadi dasar penyelesaian kegiatan
yang belum selesai atau lanjutan pada tahun anggaran
berikutnya.

Pasal 69

(1) Pencairan dana cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


31 huruf b dan pembentukan dana cadangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) huruf b dicatatkan dalam
catatan atas Laporan Keuangan.
(2) Pencatatan pencairan dana cadangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan penyisihan anggaran dana cadangan
dalam rekening kas gampong.
(3) Pembentukan Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilarang digunakan untuk membiayai program dan
kegiatan lain di luar yang telah ditetapkan dalam Qanun
Gampong mengenai dana cadangan.

(4) Program …
- 26 -
(4) Program dan kegiatan yang ditetapkan berdasarkan Qanun
Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan
apabila dana cadangan telah mencukupi untuk melaksanakan
program dan kegiatan.
(5) Dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dianggarkan pada penerimaan pembiayaan dalam APBG.

Pasal 70

(1) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35


huruf b dicatat pada pengeluaran pembiayaan.
(2) Hasil keuntungan dari penyertaan modal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dimasukan sebagai pendapatan asli
gampong.

Bagian Ketiga
Penatausahaan

Pasal 71

(1) Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan


sebagai pelaksana fungsi kebendaharaan.
(2) Penatausahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas umum.
(3) Pencataan pada buku kas umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditutup setiap akhir bulan.

Pasal 72

(1) Kaur Keuangan wajib membuat buku pembantu kas umum


yang terdiri atas:
a. buku pembantu bank;
b. buku pembantu pajak; dan
c. buku pembantu panjar.
(2) Buku pembantu bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan catatan penerimaan dan pengeluaran
melalui rekening kas gampong.
(3) Buku pembantu pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan catatan penerimaan potongan pajak dan
pengeluaran setoran pajak.
(4) Buku pembantu panjar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
merupakan catatan pemberian dan pertanggungjawaban uang
panjar.

Pasal 73

Penerimaan gampong disetor ke rekening kas gampong dengan cara:


a. disetor langsung ke bank oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten;
b. disetor melalui bank lain, badan, lembaga keuangan dan/atau
kantor pos oleh pihak ketiga; dan
c. disetor oleh Kaur Keuangan untuk penerimaan yang diperoleh
dari pihak ketiga.

Pasal 74

(1) Pengeluaran atas beban APBG dilakukan berdasarkan RAKG


yang telah disetujui oleh keuchik.

(2) Pengeluaran …
- 27 -
(2) Pengeluaran atas beban APBG untuk kegiatan yang dilakukan
secara swakelola dikeluarkan oleh Kaur Keuangan kepada Kaur
dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran atas dasar DPA dan SPP
yang diajukan serta telah disetujui oleh keuchik.
(3) Pengeluaran atas beban APBG untuk kegiatan yang dilakukan
melalui penyedia barang/jasa dikeluarkan oleh Kaur Keuangan
langsung kepada penyedia atas dasar DPA dan SPP yang
diajukan oleh Kasi pelaksana kegiatan anggaran dan telah
disetujui oleh keuchik.
(4) Pengeluaran atas beban APBG untuk belanja pegawai, dilakukan
secara langsung oleh Kaur Keuangan dan diketahui oleh
keuchik.
(5) Pengeluaran atas beban APBG sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) dibuktikan dengan kuitansi pengeluaran
dan kuitansi penerimaan.
(6) Kuitansi pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
ditandatangani oleh Kaur Keuangan.
(7) Kuitansi penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
ditandatangani oleh penerima dana.
(8) Bukti kuitansi pengeluaran dan kuitansi penerimaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 75

(1) Buku kas umum yang ditutup setiap akhir bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 71 ayat (3) dilaporkan oleh Kaur
Keuangan kepada Sekretaris gampong paling lambat tanggal 10
(sepuluh) bulan berikutnya.
(2) Sekretaris gampong melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis
atas laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Sekretaris gampong melaporkan hasil verifikasi, evaluasi dan
analisis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan
kepada keuchik untuk disetujui.

Bagian Keempat
Pelaporan

Pasal 76

(1) Keuchik menyampaikan laporan pelaksanaan APBG semester


pertama kepada Bupati melalui camat.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. laporan pelaksanaan APBG; dan
b. laporan realisasi kegiatan.
(3) Keuchik menyusun laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dengan cara menggabungkan seluruh laporan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 65 paling lambat minggu kedua bulan
Juli tahun berjalan.

Pasal 77

Bupati menyampaikan laporan konsolidasi pelaksanaan APBG


kepada Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Bina
Pemerintahan Desa paling lambat minggu kedua Bulan Agustus
tahun berjalan.

Bagian Kelima …
- 28 -
Bagian Kelima
Pertanggungjawaban

Pasal 78

(1) Keuchik menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi


APBG kepada Bupati melalui camat setiap akhir tahun anggaran.
(2) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir
tahun anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan qanun
gampong.
(3) Qanun gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai
dengan:
a. laporan keuangan, terdiri atas:
1. laporan realisasi APBG; dan
2. catatan atas laporan keuangan.
b. laporan realisasi kegiatan; dan
c. daftar program sektoral, program daerah dan program
lainnya yang masuk ke gampong.

Pasal 79

(1) Laporan Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 78 merupakan bagian dari laporan penyelenggaraan
Pemerintahan gampong akhir tahun anggaran.
(2) Bupati menyampaikan laporan konsolidasi realisasi
pelaksanaan APBG kepada Menteri Dalam Negeri melalui
Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa paling lambat
minggu kedua Bulan April tahun berjalan.

Pasal 80

(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dan Pasal 79


diinformasikan kepada masyarakat melalui media informasi.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. laporan realisasi APBG;
b. laporan realisasi kegiatan;
c. kegiatan yang belum selesai dan/atau tidak terlaksana;
d. sisa anggaran; dan
e. alamat pengaduan.

Pasal 81

Format Kode Rekening, qanun gampong tentang APBG, Peraturan


keuchik tentang Penjabaran APBG, Panduan Evaluasi Rancangan
qanun gampong tentang APBG, qanun gampong tentang Perubahan
APBG, Peraturan keuchik tentang Penjabaran Perubahan APBG,
DPA, DPPA, RAKG, Buku Pembantu Kegiatan, Laporan
Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran, SPP, Laporan
Akhir Realisasi Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran, DPAL, qanun
gampong tentang Perubahan APBG, Peraturan keuchik tentang
Perubahan Penjabaran APBG, Buku Kas Umum, Buku Pembantu
Kas Umum, Kuitansi, Laporan Pelaksanaan APBG Semester
Pertama, dan Laporan Pertanggungjawaban tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

BAB V …
- 29 -
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 82

(1) Bupati membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan


keuangan gampong yang dikoordinasikan dengan APIP
kabupaten.
(2) Camat membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan
keuangan gampong di wilayah Kecamatan masing-masing.

BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 83

(1) Gampong persiapan mendapatkan alokasi biaya operasional


dan biaya lainnya yang ditetapkan dalam APBG induk
berdasarkan RKPG induk dengan besaran sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pelaksanaan alokasi biaya operasional dan biaya lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
penjabat Keuchik Persiapan.
(3) Pelaporan dan pertanggungjawaban alokasi biaya operasional
dan biaya lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 84

Kerugian gampong yang terjadi karena adanya pelanggaran


administratif dan/atau pelanggaran pidana diselesaikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 85

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, ketentuan mengenai


pengelolaan keuangan gampong yang sudah ada dinyatakan masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Bupati
ini.

BAB VIII …
- 30 -
BAB VIII
PENUTUP

Pasal 86

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2020.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Aceh Barat.

Ditetapkan di Meulaboh
pada tanggal 2019 M
1441 H

BUPATI ACEH BARAT,

RAMLI. MS
Diundangkan di Meulaboh
pada tanggal 2019 M
1441 H

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN ACEH BARAT,

ADONIS

BERITA DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2019 NOMOR:


- 31 -
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI ACEH BARAT
NOMOR TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA GAMPONG TAHUN ANGGARAN 2020

URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG
TAHUN ANGGARAN 2020

A. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten dengan Kewenangan Gampong,


RKPG, dan Kebijakan Prioritas Penggunaan Dana Desa

1. Arah Kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Tahun 2020


Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2020 merupakan
penjabaran tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJM)
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017-2022. Perencanaan dan penganggaran di
tingkat gampong perlu mengacu dan menyesuaikan dengan arah kebijakan
pembangunan Kabupaten Aceh Barat.
Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Aceh Barat tahun 2020 bertema
“Peningkatan Peran Ulama dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia
(mutu guru, aparatur pemerintahan dan tenaga kesehatan) serta
Pemantapan Infrasruktur untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi
Berkualitas”. Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Aceh
Barat di tahun ketiga ini, prioritas penggunaan Dana Desa tahun 2020 juga
diarahkan untuk pemberdayaan baik di lingkungan Pemerintahan Gampong
maupun di masyarakat disamping tetap memfokuskan pembangunan
infrastruktur terutama bagi gampong yang masih tertinggal dan gampong
dengan status berkembang.

2. Kewenangan Gampong
Kewenangan gampong adalah kewenangan yang dimiliki gampong meliputi
kewenangan berdasarkan hak asal-usul, kewenangan lokal berskala gampong,
serta kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Aceh, atau
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Berdasarkan Peraturan Bupati Aceh Barat Nomor 36 Tahun 2018 tentang
Daftar Kewenangan Gampong berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Gampong, kewenangan gampong terbagi menjadi :
1. Kewenangan Gampong berdasarkan Hak Asal Usul, meliputi :
a. Sistem organisasi masyarakat adat;
b. Pembinaan kelembagaan masyarakat;
c. Pembinaan lembaga dan hukum adat;
d. Pengelolaan tanah kas gampong; dan
e. Pengembangan peran masyarakat gampong.
2. Kewenangan Lokal berskala Gampong, meliputi :
a. Kewenangan di bidang pemerintahan gampong;
b. Kewenangan di bidang pembangunan gampong;
c. Kewenangan di bidang pembinaan kemasyarakatan; dan
d. Kewenangan di bidang pemberdayaan masyarakat.

Rincian masing-masing jenis kewenangan yang telah diidentifikasi dan


diinventarisasi sesuai peraturan Bupati tersebut di atas, menjadi pedoman bagi
- 32 -
pemerintah gampong untuk menyusun dan menetapkan Qanun Gampong
tentang Kewenangan Gampong berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Gampong sesuai kondisi dan kebutuhan lokal gampong.
Qanun Gampong yang mengatur tentang hal tersebut merupakan dasar
hukum yang wajib disusun dan ditetapkan oleh pemerintah gampong, agar
pemerintah gampong dapat mengalokasikan sejumlah anggaran untuk
membiayai program dan kegiatan yang direncanakan sesuai kewenangan
gampong.

3. Rencana Kerja Pemerintah Gampong


Rencana Kerja Pemerintah Gampong atau RKPG adalah penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Gampong (RPJMG) untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun. RKPG merupakan dokumen perencanaan utama yang
dijadikan pedoman dasar penyusunan APBG oleh pemerintah gampong.
Penyusunan APBG Tahun Anggaran 2020 mengacu pada RKPG Tahun
2020 yang telah dibahas dan disepakati antara Pemerintah Gampong dan Tuha
Peut Gampong, serta telah ditetapkan dengan Qanun Gampong.
Prioritas program dan kegiatan dalam RKPG yang dijadikan rujukan
pelaksanaan melalui APBG merupakan program dan kegiatan yang didanai:
1. Dana Desa yang bersumber dari APBN;
2. Alokasi Dana Gampong (ADG) yang bersumber dari APBK;
3. Dana Bagi Hasil Pajak dan Restribusi Daerah yang bersumber dari APBK;
4. Pendapatan Asli Gampong (PAG);
5. Swadaya masyarakat gampong;
6. Bantuan keuangan dari pihak ketiga; dan
7. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Aceh dan/atau
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
Penyelarasan program dan kegiatan prioritas RKPG pada tahap
penyusunan APBG wajib dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap
kebutuhan masyarakat gampong yang meliputi :
1. Peningkatan kapasitas penyelenggaran pemerintahan gampong;
2. Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar;
3. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan
berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia;
4. Pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif;
5. Pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi;
6. Pendayagunaan sumber daya alam;
7. Peningkatan kualitas pelaksanaan syariat Islam;
8. Pelestarian adat istiadat dan sosial budaya gampong;
9. Peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat gampong
berdasarkan kebutuhan masyarakat gampong; dan
10. Peningkatan kapasitas masyarakat, lembaga kemasyarakatan gampong,
lembaga adat, dan lembaga keagamaan di gampong.

4. Kebijakan Prioritas Penggunaan Dana Desa


Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan
kepada seluruh gampong dan disalurkan melalui pemerintah kabupaten untuk
membiayai program kegiatan pada Bidang Pemerintahan Desa, Pembangunan
Desa, Pembinaan Kemasyarakatan dan Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Penggunaan Dana Desa yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2020
telah diatur dengan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana
Desa Tahun 2020. Penentuan kegiatan prioritas yang dibiayai oleh Dana Desa
tetap mengacu pada kewenangan gampong dan hasil musyawarah gampong.
Pemerintah Gampong juga dapat mempertimbangkan tipologi desa sesuai Indek
- 33 -
Desa Membangun (IDM) dalam menentukan kegiatan prioritas yang akan
dibiayai. Prioritas Penggunaan Dana Desa Kabupaten Aceh Barat Tahun 2020
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati tersendiri.

B. Prinsip Penyusunan APBG


Penyusunan APBG Tahun Anggaran 2020 disusun berdasarkan prinsip :
1. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan di Gampong
berdasarkan bidang dan kewenangannya;
2. Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3. Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBG;
4. Partisipatif, melibatkan peran serta masyarakat;
5. Memperhatikan asas keadilan dan kepatutan; dan
6. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih
tinggi dan peraturan daerah lainnya.

C. Kebijakan Penyusunan APBG


1. Pendapatan Gampong
Pendapatan Gampong adalah semua penerimaan dalam 1 (satu) tahun
anggaran yang menjadi hak gampong dan tidak perlu dikembalikan oleh
gampong. Pendapatan gampong terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Gampong
Pendapatan Asli Gampong (PAG) adalah penerimaan gampong yang
diperoleh atas usaha sendiri sebagai pelaksanaan kewenangan gampong.
Pendapatan Asli Gampong terdiri dari :
1) Hasil Usaha Gampong, antara lain adalah Bagi Hasil Badan Usaha
Milik Gampong (BUMG), yaitu penerimaan pemerintahan gampong
yang diperoleh dari bagi hasil keuntungan usaha BUMG yang telah
diatur dalam Qanun Gampong tentang BUMG serta Keputusan
Keuchik tentang Angggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
2) Hasil Aset Gampong, terdiri dari hasil aset atas pengelolaan tanah kas
gampong, tambatan perahu, pasar gampong, tempat pemandian
umum, jaringan irigasi, pelelangan ikan milik gampong, hasil kios
milik gampong dan hasil aset lainnya sesuai dengan kewenangan
berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala gampong;
3) Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong, merupakan penerimaan
yang berasal dari sumbangan masyarakat gampong dalam bentuk
uang. Sumbangan masyarakat selain dalam bentuk uang tidak dapat
dicatat sebagai pendapatan gampong, namun tercatat dengan
mekanisme lain yang diatur dalam Peraturan Bupati tentang
pengelolaan keuangan gampong; dan
4) Lain-Lain Pendapatan Asli Gampong, antara lain adalah Pungutan
Gampong. Pungutan gampong wajib diatur dalam Qanun Gampong
tentang pungutan Gampong yang ditetapkan setelah dievaluasi oleh
pemerintahan kabupaten atau kecamatan.

b. Transfer
Transfer adalah penerimaan gampong yang diperoleh dari pemerintahan
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
Pemerintah Aceh bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh,
dan/atau Pemerintah Kabupaten Aceh Barat bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK),terdiri dari :
1) Dana Desa yang bersumber dari APBN;
2) Bagi Hasil Pajak dan Retribusi dari APBK;
- 34 -
3) Alokasi Dana Gampong (ADG) dari APBK;
4) Bantuan Keuangan dari APBA baik bersifat umum atau khusus; dan
5) Bantuan Keuangan dari APBK baik bersifat umum atau khusus.

c. Pendapatan Lain
Pendapatan Lain yang diterima oleh gampong terdiri dari :
1) Penerimaan dari hasil kerjasama antar gampong;
2) Penerimaan dari hasil kerjasama dengan pihak Ketiga;
3) Penerimaan dari bantuan perusahaan yang berlokasi di gampong;
4) Koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya yang
mengakibatkan penerimaan di kas gampong pada tahun anggaran
berjalan;
5) Bunga bank; dan
6) Pendapatan lain gampong yang sah.

Pendapatan Gampong sebagaimana pengelompokan dan penjelasan diatas


diklasifikasikan dan dibagi menurut kode rekening pendapatan. Tabel di bawah ini
merupakan klasifikasi kode rekening pendapatan gampong.

KODE REKENING PENDAPATAN GAMPONG

KODE REKENING URAIAN


4 PENDAPATAN
4 1 Pendapatan Asli Gampong
4 1 1 Hasil Usaha Gampong
4 1 1 01 Bagi Hasil BUMG
4 1 1 99 Lain-lain Hasil Usaha Gampong
4 1 2 Hasil Aset Gampong
4 1 2 01 Pengelolaan Tanah Kas Gampong
4 1 2 02 Tambatan Perahu
4 1 2 03 Pasar Gampong
4 1 2 04 Tempat Pemandian Umum
4 1 2 05 Jaringan Irigasi Gampong
4 1 2 06 Pelelangan Ikan Milik Gampong
4 1 2 07 Hasil Kios Milik Gampong
4 1 2 08 Pemanfaatan Sarana/Prasarana Olahraga
4 1 2 90 Pendapatan Sewa Peralatan Milik Gampong
4 1 2 91 Pendapatan Sewa Gedung Milik Gampong
4 1 2 99 Lain-lain Hasil Aset Gampong
4 1 3 Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong
4 1 3 01 Hasil Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong
4 1 3 99 Lain-lain Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong
4 1 4 Lain-Lain Pendapatan Asli Gampong
4 1 4 01 Hasil Pungutan Gampong
4 1 4 99 Lain-Lain Pendapatan Asli Gampong
4 2 Pendapatan Transfer
4 2 1 Dana Desa
4 2 1 01 Dana Desa
4 2 2 Bagi Hasil Pajak dan Retribusi
4 2 2 01 Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
4 2 3 Alokasi Dana Desa
4 2 3 01 Alokasi Dana Desa
4 2 4 Bantuan Keuangan Provinsi
4 2 4 01 Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi
4 2 4 99 Lain-lain Bantuan Keuangan APBD Provinsi
- 35 -

KODE REKENING URAIAN


4 2 5 Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota
4 2 5 01 Bantuan Keuangan dari APBD Kabupaten/Kota
4 2 5 99 Lain-lain Bantuan Keuangan dari APBD Kabupaten/Kota
4 3 Pendapatan Lain-lain
4 3 1 Penerimaan dari Hasil Kerjasama Antar Desa
4 3 1 01 Penerimaan dari Hasil Kerjasama Antar Desa
4 3 2 Penerimaan dari Hasil Kerjasama dengan Pihak Ketiga
4 3 2 01 Penerimaan dari Hasil Kerjasama dengan Pihak Ketiga
4 3 3 Penerimaan Bantuan dari Perusahaan yang Berlokasi di Desa
4 3 3 01 Penerimaan Bantuan dari Perusahaan yang Berlokasi di Desa
4 3 5 Koreksi Kesalahan Belanja Tahun-tahun Sebelumnya
4 3 5 01 Pengembalian Belanja Tahun-tahun Sebelumnya
4 3 6 Bunga Bank
4 3 6 01 Bunga Bank
4 3 7 01 Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah
4 3 7 99 Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah

2. Belanja Gampong
Belanja Gampong adalah semua pengeluaran yang merupakan kewajiban
gampong dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh gampong yang dipergunakan untuk mendanai
penyelenggaraan kewenangan gampong.
Klasifikasi Belanja Gampong menurut bidang terdiri dari :
a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dengan sub bidang :
1) Penyelenggaraan Belanja Penghasilan Tetap, Tunjangan dan
Operasional Pemerintahan Desa;
2) Penyediaan Sarana dan Prasarana Pemerintahan Desa;
3) Pengelolaan Administrasi Kependudukan, Pencatatan Sipil, Statistik
dan Kearsipan;
4) Penyelenggaraan Tata Praja Pemerintahan, Perencanaan, Keuangan
dan Pelaporan; dan
5) Pertanahan.
b. Bidang Pelaksanan Pembangunan Desa, dengan sub bidang :
1) Pendidikan;
2) Kesehatan;
3) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
4) Kawasan Permukiman;
5) Kehutanan dan Lingkungan Hidup;
6) Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
7) Energi dan Sumber Daya Mineral; dan
8) Pariwisata.
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan, dengan sub bidang :
1) Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat;
2) Kebudayaan dan Keagamaan;
3) Kepemudaan dan Olahraga; dan
4) Kelembagaan Masyarakat.
d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat, dengan sub bidang :
1) Kelautan dan Perikanan;
2) Pertanian dan Peternakan;
3) Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa;
4) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga;
5) Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM);
- 36 -
6) Dukungan Penanaman Modal; dan
7) Perdagangan dan Perindustrian.
e. Bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat dan Mendesak Desa,
dengan sub bidang :
1) Penanggulangan Bencana;
2) Keadaan Darurat;
3) Keadaan Mendesak.

Belanja Gampong menurut bidang dan sub bidang sebagaimana diuraikan di


atas diklasifikasikan dan dibagi atas kode rekening bidang, sub bidang dan
kegiatan sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

KODE REKENING BIDANG, SUB BIDANG DAN KEGIATAN


KODE
BIDANG, SUB BIDANG DAN KEGIATAN
REKENING
01 BIDANG PENYELENGGARAN PEMERINTAHAN DESA
01.01. Penyelenggaran Belanja Siltap, Tunjangan dan Operasional Pemerintahan
Desa
01.01.01 Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa
01.01.02 Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Perangkat Desa
01.01.03 Penyediaan Jaminan Sosial bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa
01.01.04 Penyediaan Operasional Pemerintah Desa (ATK, Honor PKPKD dan PPKD dll)
01.01.05 Penyediaan Tunjangan BPD
01.01.06 Penyediaan Operasional BPD (rapat, ATK, Makan Minum, Pakaian Seragam,
Listrik dll)
01.01.07 Penyediaan Insentif/Operasional RT/RW
01.01.99 Lain-lain Sub Bidang Siltap dan Operasional Pemerintahan Desa
01.02 Penyediaan Sarana Prasarana Pemerintahan Desa
01.02.01 Penyediaan Sarana (Aset Tetap) Perkantoran/Pemerintahan
01.02.02 Pemeliharaan Gedung/Prasarana Kantor Desa
01.02.03 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Gedung/Prasarana Kantor Desa
(Dipilih)
01.02.99 Lain-lain Sub Bidang Sarana Prasarana Pemerintahan Desa
01.03 Pengelolaan Administrasi Kependudukan, Pencatatan Sipil, Statistik dan
Kearsipan
01.03.01 Pelayanan Administrasi Umum dan Kependudukan
01.03.02 Penyusunan, Pendataan, dan Pemutakhiran Profil Desa (Dipilih)
01.03.03 Pengelolaan Adminstrasi dan Kearsipan Pemerintahan Desa
01.03.04 Penyuluhan dan Penyadaran Masyarakat tentang Kependudukan dan Capil
01.03.05 Pemetaan dan Analisis Kemiskinan Desa secara Partisipatif
01.03.90 Fasilitasi Administrasi Itsbat Nikah
01.03.99 Lain-lain Sub Bidang Administrasi Kependudukan, Capil, Statistik dan
Kearsipan
01.04 Penyelenggaraan Tata Praja Pemerintahan, Perencanaan, Keuangan dan
Pelaporan
01.04.01 Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Desa/Pembahasan APBDes
(Reguler)
01.04.02 Penyelenggaraan Musyawaran Desa Lainnya (Musdus, rembug desa Non
Reguler)
01.04.03 Penyusunan Dokumen Perencanaan Desa (RPJMDesa/RKPDesa dll)
01.04.04 Penyusunan Dokumen Keuangan Desa (APBDes, APBDes Perubahan, LPJ dll)
01.04.05 Pengelolaan Administrasi/ Inventarisasi/Penilaian Aset Desa
01.04.06 Penyusunan Kebijakan Desa (Perdes/Perkades selain
Perencanaan/Keuangan)
01.04.07 Penyusunan Laporan Kepala Desa, LPPDesa dan Informasi Kepada
Masyarakat
01.04.08 Pengembangan Sistem Informasi Desa
01.04.09 Koordinasi/Kerjasama Penyelenggaraan Pemerintahan & Pembangunan Desa
- 37 -
KODE
BIDANG, SUB BIDANG DAN KEGIATAN
REKENING
01.04.10 Dukungan & Sosialisasi Pelaksanaan Pilkades, Pemilihan Ka. Kewilayahan &
BPD
01.04.11 Penyelenggaran Lomba antar Kewilayahan & Pengiriman Kontingen dlm
Lomdes
01.04.12 Dukungan Biaya Operasional dan Biaya Lainnya untuk Desa Persiapan
01.04.99 Lain-lain Sub Bidang Tata Praja Pemerintahan, Perencanaan, Keuangan &
Pelaporan
01.05 Sub Bidang Pertanahan
01.05.01 Sertifikasi Tanah Kas Desa
01.05.02 Administrasi Pertanahan (Pendaftaran Tanah dan Pemberian Registrasi
Agenda Pertanahan)
01.05.03 Fasilitasi Sertifikasi Tanah untuk Masyarakat Miskin
01.05.04 Kegiatan Mediasi Konflik Pertanahan
01.05.05 Kegiatan Penyuluhan Pertanahan
01.05.06 Adminstrasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
01.05.07 Penentuan/Penegasan Batas/patok Tanah Kas Desa
01.05.99 Lain-lain Sub Bidang Pertanahan
02 BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA
02.01 Sub Bidang Pendidikan
02.01.01 Penyelenggaran PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah NonFormal Milik Desa
(Honor, Pakaian dll)
02.01.02 Dukungan Penyelenggaran PAUD (APE, Sarana PAUD dst)
02.01.03 Penyuluhan dan Pelatihan Pendidikan Bagi Masyarakat
02.01.04 Pemeliharaan Sarana Prasarana Perpustakaan/Taman Bacaan/Sanggar
Belajar Milik Desa
02.01.05 Pemeliharaan Sarana Prasarana PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah
Nonformal Milik Desa
02.01.06 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan Sarana/Prasarana/Alat
Peraga PAUD/ TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Nonformal
02.01.07 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana/Prasarana
Perpustakaan/Taman Bacaan Desa/ Sanggar Belajar Milik Desa
02.01.08 Pengelolaan Perpustakaan Milik Desa (Pengadaan Buku, Honor, Taman Baca)
02.01.09 Pengembangan dan Pembinaan Sanggar Seni dan Belajar
02.01.10 Dukungan Pendidikan bagi Siswa Miskin/Berprestasi
02.01.90 Penyuluhan dan Pelatihan bagi Guru PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah
Nonformal Milik Desa
02.01.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Pendidikan
02.02 Sub Bidang Kesehatan
02.02.01 Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa/Polindes Milik Desa (obat, Insentif, KB,
dsb)
02.02.02 Penyelenggaraan Posyandu (Mkn Tambahan, Kls Bumil, Lamsia, Insentif)
02.02.03 Penyuluhan dan Pelatihan Bidang Kesehatan (Untuk Masy, Tenaga dan Kader
Kesehatan dll)
02.02.04 Penyelenggaraan Desa Siaga Kesehatan
02.02.05 Pembinaan Palang Merah Remaja (PMR) Tingkat Desa
02.02.06 Pengasuhan Bersama atau Bina Keluarga Balita (BKB)
02.02.07 Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan Tradisional
02.02.08 Pemeliharaan Sarana Prasarana Posyandu/Polindes/PKD
02.02.09 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan Sarana/Prasarana
Posyandu/Polindes/PKD **
02.02.90 Penyuluhan/Sosialisasi tentang Bahaya Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif Lainnya
02.02.91 Konvergensi Pencegahan Stunting
02.02.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Kesehatan
02.03 Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
02.03.01 Pemeliharaan Jalan Desa
02.03.02 Pemeliharaan Jalan Lingkungan Pemukiman/Gang
02.03.03 Pemeliharaan Jalan Usaha Tani
- 38 -
KODE
BIDANG, SUB BIDANG DAN KEGIATAN
REKENING
02.03.04 Pemeliharaan Jembatan Desa
02.03.05 Pemeliharaan Prasarana Jalan Desa (Gorong-gorong/Selokan/Parit/Drainase
dll)
02.03.06 Pemeliharaan Gedung/Prasarana Balai Desa/Balai Kemasyarakatan
02.03.07 Pemeliharaan Pemakaman /Situs Bersejarah/Petilasan Milik Desa
02.03.08 Pemeliharaan Embung Milik Desa
02.03.09 Pemelharaan Monumen/Gapura/Batas Desa
02.03.10 Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan/Pengerasan Jalan Desa
02.03.11 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jalan Lingkungan
Permukiman (Dipilih)
02.03.12 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jalan Usaha Tani
(Dipilih)
02.03.13 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jembatan Milik Desa
(Dipilih)
02.03.14 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Prasarana Jalan Desa (Gorong,
selokan dll)
02.03.15 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Balai Desa/Balai Kemasyarakatan
(Dipilih)
02.03.16 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pemakaman Milik Desa/Situs
Bersejarah Milik Desa/Petilasan
02.03.17 Pembuatan/Pemutakhiran Peta Wilayah dan Sosial Desa (Dipilih)
02.03.18 Penyusunan Dokumen Perencanaan Tata Ruang Desa
02.03.19 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Embung Desa (Dipilih)
02.03.20 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Monumen/Gapura/Batas Desa
(Dipilih)
02.03.91 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Penerangan Jalan Desa
02.03.92 Peningkatan Kapasitas Kader Teknis Desa
02.03.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
02.04 Sub Bidang Kawasan Pemukiman
02.04.01 Dukungan Pelaksanaan Program Pembangunan/Rehab Rumah Tidak Layak
Huni GAKIN
02.04.02 Pemeliharaan Sumur Resapan Milik Desa
02.04.03 Pemeliharaan Sumber Air Bersih Milik Desa (Mata Air, Penampung Air,
Sumur Bor dll)
02.04.04 Pemeliharaan Sambungan Air Bersih ke Rumah Tangga (Pipanisasi dll)
02.04.05 Pemeliharaan Sanitasi Pemukiman (Gorong-gorong, Selokan, Parit diluar
Prasarana Jalan))
02.04.06 Pemeliharaan Fasilitas Jamban Umum/MCK Umum dll
02.04.07 Pemeliharaan Fasilitas Pengelolaan Sampah Desa (Penampungan, Bank
Sampah, dll)
02.04.08 Pemeliharaan Sistem Pembuangan Air Limbah (Drainase, Air limbah Rumah
Tangga)
02.04.09 Pemeliharaan Taman/Taman Bermain Anak Milik Desa
02.04.10 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumur Resapan (Dipilih)
02.04.11 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumber Air Bersih Milik Desa
(Dipilih)
02.04.12 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sambungan Air Bersih ke Rumah
Tangga (Dipilih)
02.04.13 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sanitasi Permukiman (Dipilih)
02.04.14 Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Fasilitas Jamban Umum/MCK
umum, dll (Dipilih)
02.04.15 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Fasilitas Pengelolaan Sampah
(Dipilih)
02.04.16 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sistem Pembuangan Air Limbah
(Dipilih)
02.04.17 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Taman/Taman Bermain Anak Milik
Desa (dipilih)
02.04.90 Rehabilitasi/Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni
- 39 -
KODE
BIDANG, SUB BIDANG DAN KEGIATAN
REKENING
02.04.91 Pembangunan Jamban Keluarga bagi Rumah Tangga Miskin
02.04.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
02.05 Sub Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup
02.05.01 Pengelolaan Hutan Milik Desa
02.05.02 Pengelolaan Lingkungan Hidup Milik Desa
02.05.03 Pelatihan/Sosialisasi/Penyuluhan/Penyadaran tentang LH dan Kehutanan
(Dipilih)
02.05.90 Pemeliharaan Hutan Bakau
02.05.91 Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai
02.05.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup
02.06 Sub Bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
02.06.01 Pembuatan Rambu-rambu di Jalan Desa
02.06.02 Penyelenggaraan Informasi Publik Desa (Poster, Baliho Dll)
02.06.03 Pembuatan dan Pengelolaan Jaringan/Instalasi Komunikasi dan Informasi
Lokal Desa
02.06.04 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Transportasi Desa
02.06.05 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan Sarana & Prasarana
Transportasi Desa
02.06.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
02.07 Sub Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral
02.07.01 Pemeiliharaan Sarana dan Prasarana Energi Alternatif Desa
02.07.02 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana & Prasarana Energi
Alternatif Desa
02.07.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
02.08 Sub Bidang Pariwisata
02.08.01 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pariwisata Milik Desa
02.08.02 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana dan Prasarana Pariwisata
Milik (Dipilih)
02.08.03 Pengembangan Pariwisata Tingkat Desa
02.08.99 Lain-Lain Kegiatan Sub Bidang Pariwisata
03 BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN
03.01 Sub Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan
Masyarakat
03.01.01 Pengadaan/Penyelenggaran Pos Keamanan Desa
03.01.02 Penguatan & Peningkatan Kapasitas Tenaga Keamanan/Ketertiban oleh
Pemdes
03.01.03 Koordinasi Pembinaan Keamanan, Ketertiban & Perlindungan Masy. Skala
Lokal Desa
03.01.04 Persiapan Kesiapsiagaan/Tanggap Bencana Skala Lokal Desa
03.01.05 Penyediaan Pos Kesiapsiagaan Bencana Skala Lokal Desa
03.01.06 Bantuan Hukum Untuk Aparatur Desa dan Masyarakat Miskin
03.01.07 Pelatihan/Penyuluhan/Sosialisasi kepada Masy. di Bid. Hukum &
Pelindungan Masy.
03.01.90 Penyelenggaraan Peradilan Adat
03.01.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum dan
Perlindungan Masyarakat
03.02 Sub Bidang Kebudayaan dan Keagamaan
03.02.01 Pembinaan Group Kesenian dan Kebudayaan Tingkat Desa
03.02.02 Pengiriman Kontingen Group Kesenian & Kebudayaan (Wakil Desa tkt.
Kec/Kab/Kot)
03.02.03 Penyelenggaran Festival Kesenian, Adat/Kebudayaan, dan Kegamaan (HUT
RI, Raya Keagamaan dll)
03.02.04 Pemeliharaan Sarana Prasarana Kebudayaan, Rumah Adat dan Kegamaan
Milik Desa
03.02.05 Pembangunan/Rehabilitasi Sarana Prasarana Kebudayaan/Rumah
Adat/Kegamaan Milik Desa (Dipilih)
03.02.90 Pelaksanaan Syiar/Syariat Islam
03.02.91 Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran
- 40 -
KODE
BIDANG, SUB BIDANG DAN KEGIATAN
REKENING
03.02.92 Pelestarian Adat dan Budaya Gampong (Gotong Royong, Duek Pakat, dst)
03.02.93 Pengiriman Peserta/Group/Kontingen Musabaqah Tilawatil Quran sebagai
Wakil Gampong di tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota
03.02.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Kebudayaan dan Keagamaan
03.03 Sub Bidang Kepemudaan dan Olahraga
03.03.01 Pengiriman Kontingen Kepemudaan & Olahraga Sebagai Wakil Desa tkt
Kec/Kab/Kota
03.03.02 Penyelenggaraan Pelatihan Kepemudaan Tingkat Desa
03.03.03 Penyelenggaraan Festival/Lomba Kepemudaan dan Olaraga Tingkat Desa
03.03.04 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kepemudaan dan Olahraga Milik Desa
03.03.05 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana dan Prasarana Kepemudaan
& Olahraga Milik Desa
03.03.06 Pembinaan Karangtaruna/Klub Kepemudaan/Olahraga Tingkat Desa
03.03.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Kepemudaan dan Olahraga
03.04 Sub Bidang Kelembagaan Masyarakat
03.04.01 Pembinaan Lembaga Adat
03.04.02 Pembinaan LKMD/LPM/LPMD
03.04.03 Pembinaan PKK
03.04.04 Pelatihan Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan
03.04.99 Lain-lain Sub Bidang Kelembagaan Masyarakat
04 BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
04.01 Sub Bidang Kelautan dan Perikanan
04.01.01 Pemeliharaan Karamba/Kolam Perikanan Darat Milik Desa
04.01.02 Pemeliharaan Pelabuhan Perikanan Sungai/Kecil Milik Desa
04.01.03 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Karamba/Kolam Perikanan Darat
Milik Desa
04.01.04 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Perikanan Sungai/Kecil
Milik Desa
04.01.05 Bantuan Perikanan (Bibit/Pakan/dll)
04.01.06 Bimtek/Pelatihan/Pengenalan TTG untuk Perikanan Darat/Nelayan (Dipilih)
04.01.90 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Tempat Pelelangan Ikan Milik Desa
**)
04.01.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Kelautan dan Perikanan
04.02 Sub Bidang Pertanian dan Peternakan
04.02.01 Peningkatan Produksi Tanaman Pangan (alat
produksi/pengelolaan/penggilingan)
04.02.02 Peningkatan Produksi Peternakan (alat produksi/pengelolaan/kandang)
04.02.03 Penguatan Ketahanan Pangan Tingkat Desa (Lumbung Desa dll)
04.02.04 Pemeliharaan Saluran Irigasi Tersier/Sederhana
04.02.05 Pelatihan/Bimtek/Pengenalan Tekonologi Tepat Guna untuk
Pertanian/Peternakan
04.02.06 Pembangunan Saluran Irigasi Tersier/Sederhana
04.02.90 Rehabilitasi/Peningkatan Saluran Irigasi Tersier Sederhana **)
04.02.91 Pemeliharaan Kebun Desa
04.02.09 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Pertanian dan Peternakan
04.03 Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa
04.03.01 Peningkatan Kapasitas Kepala Desa
04.03.02 Peningkatan Kapasitas Perangkat Desa
04.03.03 Peningkatan Kapasitas BPD
04.03.90 Peningkatan Kapasitas Staf Perangkat Desa
04.03.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa
04.04 Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
04.04.01 Pelatihan dan Penyuluhan Pemberdayaan Perempuan
04.04.02 Pelatihan dan Penyuluhan Perlindungan Anak
04.04.03 Pelatihan dan Penguatan Penyandang Difable (Penyandang Disabilitas)
04.04.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak dan Keluarga
- 41 -
KODE
BIDANG, SUB BIDANG DAN KEGIATAN
REKENING
04.05 Sub Bidang Koperasi, Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM)
04.05.01 Pelatihan Manajemen Koperasi/KUD/UMKM
04.05.02 Pengembangan Sarana Prasarana Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan
Koperasi
04.05.03 Pengadaan Teknologi Tepat Guna Untuk Pengembangan Ekonomi Pedesaan
Non Pertanian
04.05.90 Pelaksanaan Posyantek
04.05.99 Lain-lain Sub Bidang Koperasi, Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM)
04.06 Sub Bidang Dukungan Penanaman Modal
04.06.01 Pembentukan BUM Desa (Persiapan dan Pembentukan Awal BUMDesa)
04.06.02 Pelatihan Pengelolaan BUM Desa (Pelatihan yg dilaksanakan oleh Pemdes)
04.06.90 Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Badan Usaha Milik Desa
04.06.91 Pembentukan BUM Desa Bersama (Persiapan dan Pembentukan Awal
BUMDesa Bersama)
04.06.99 Lain-lain Kegiatan Sub Bidang Dukungan Penanaman Modal
04.07 Sub Bidang Perdagangan dan Perindustrian
04.07.01 Pemeliharaan Pasar Desa/Kios Milik Desa
04.07.02 Pembangunan/Rehab Pasar Desa/Kios Milik Desa
04.07.03 Pengembangan Industri Kecil Tingkat Desa
04.07.04 Pembentukan/Fasilitasi/Pelatihan/Pendampingan kelompok usaha ekonomi
produktif
04.07.99 Lain-lain Sub Bidang Perdagangan dan Perindustrian
05 BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA, DARURAT DAN MENDESAK DESA
05.01 Sub Bidang Penanggulangan Bencana
05.01.01 Kegiatan Penanggulanan Bencana
05.02 Sub Bidang Keadaan Darurat
05.02.01 Penanganan Keadaan Darurat
05.03 Sub Bidang Keadaan Mendesak
05.03.01 Penanganan Keadaan Mendesak

Klasfikasi belanja gampong menurut jenisnya terdiri dari ;


a. Belanja pegawai, dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap dan
tunjangan Keuchik dan perangkat gampong, penerimaan lain dan
pembayaran jaminan sosial Keuchik dan Perangkat Gampong, serta
tunjangan bagi Tuha Peut Gampong. Kriteria belanja pegawai adalah :
1) Dianggarkan dalam bidang penyelenggaraan pemerintah gampong;
2) Pelaksanaannya dibayarkan setiap bulan; dan
3) Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta
kemampuan APBG.
b. Belanja barang/jasa, dianggarkan untuk pengeluaran bagi pengadaan
barang/jasa yang dinilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan.
Belanja barang/jasa digunakan antara lain untuk :
1) Operasional pemerintah gampong;
2) Pemeliharaan sarana dan prasarana gampong;
3) Kegiatan sosialisasi/rapat/pelatihan/bimbingan teknis;
4) Operasional tuha peut gampong;
5) Pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat; dan
6) Insentif unsur agama.
c. Belanja modal, dianggarkan untuk pengeluaran pengadaan barang yang
nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan menambah aset,
serta digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan kewenangan gampong.
d. Belanja tak terduga, merupakan belanja untuk kegiatan pada sub bidang
penanggulangan bencana, keadaan darurat, dan keadaan mendesak yang
berskala lokal gampong. Jenis belanja tak terduga menurut sub bidang
tersebut adalah dimaksudkan sebagai :
- 42 -
1) Upaya tanggap darurat akibat terjadinya bencana alam dan bencana
sosial;
2) Upaya penanggulangan keadaan darurat karena adanya kerusakan
dan/atau terancamnya penyelesaian pembangunan sarana dan
prasarana akibat kenaikan harga yang menyebabkan terganggunya
pelayanan dasar masyarakat; dan
3) Upaya pemenuhan kebutuhan primer dan pelayanan dasar
masyarakat miskin yang mengalami kedaruratan.

Jenis Belanja Gampong sebagaimana diuraikan di atas diklasifikasikan dan


dibagi atas kode rekening belanja, sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini.

KODE REKENING BELANJA


KODE
URAIAN
REKENING
5 BELANJA
5 1 Belanja Pegawai
5 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa
5 1 1 01 Penghasilan Tetap Kepala Desa
5 1 1 02 Tunjangan Kepala Desa
5 1 1 99 Penerimaan Lain-lain Kepala Desa yang Sah
5 1 2 Penghasilan Tetap dan Tunjangan Perangkat Desa
5 1 2 01 Penghasilan Tetap Perangkat Desa
5 1 2 02 Tunjangan Perangkat Desa
5 1 2 99 Penerimaan Lain-lain Perangkat Desa yang Sah
5 1 3 Jaminan Sosial Kepala Desa dan Perangkat Desa
5 1 3 01 Jaminan Kesehatan Kepala Desa
5 1 3 02 Jaminan Kesehatan Perangkat Desa
5 1 3 03 Jaminan Ketenagakerjaan Kepala Desa
5 1 3 04 Jaminan Ketenagakerjaan Perangkat Desa
5 1 4 Tunjangan BPD
5 1 4 01 Tunjangan Kedudukan BPD
5 1 4 02 Tunjangan Kinerja BPD
5 2 Belanja Barang dan Jasa
5 2 1 Belanja Barang Perlengkapan
5 2 1 01 Belanja Alat Tulis Kantor dan Benda Pos
5 2 1 02 Belanja Perlengkapan Alat-alat Listrik
5 2 1 03 Belanja Perlengkapan Alat Rumah Tangga dan Bahan Kebersihan
5 2 1 04 Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas/Isi Ulang Tabung Pemadam
Kebakaran
5 2 1 05 Belanja Barang Cetak dan Penggandaan
5 2 1 06 Belanja Barang Konsumsi (Makan/Minum)
5 2 1 07 Belanja Bahan Material
5 2 1 08 Belanja Bendera/Umbul-umbul/Spanduk
5 2 1 09 Belanja Pakaian Dinas/Seragam/Atribut
5 2 1 10 Belanja Bahan Obat-obatan
5 2 1 11 Belanja Pakan Hewan, Obat-obatan Hewan
5 2 1 12 Belanja Pupuk/Obat-obatan Pertanian
5 2 1 99 Belanja Barang Perlengkapan Lainnya
5 2 2 Belanja Jasa Honorarium
5 2 2 01 Belanja Jasa Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan
5 2 2 02 Belanja Jasa Honorarium Pembantu Tugas Umum Desa/Operator
5 2 2 03 Belanja Jasa Honorarium/Insentif Pelayanan Desa
5 2 2 04 Belanja Jasa Honorarium Tenaga Ahli/Profesi/Konsultan/Narasumber
5 2 2 05 Belanja Jasa Honorarium Petugas
- 43 -
KODE
URAIAN
REKENING
5 2 2 06 Belanja Jasa Honorarium PKPKD dan PPKD
5 2 2 07 Belanja Jasa Honorarium Staf Administrasi BPD
5 2 2 08 Belanja Jasa Uang Saku Pelatihan/Seminar/Bimbingan Teknis
5 2 2 90 Belanja Jasa Honorarium/Insentif Unsur Keagamaan
5 2 2 99 Belanja Jasa Honorarium Lainnya
5 2 3 Belanja Perjalanan Dinas
5 2 3 01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kabupaten/Kota
5 2 3 02 Belanja Perjalanan Dinas Luar Kabupaten/Kota
5 2 3 03 Belanja Kursus Pelatihan
5 2 4 Belanja Jasa Sewa
5 2 4 01 Belanja Jasa Sewa Bangunan/Gedung/Ruang
5 2 4 02 Belanja Jasa Sewa Peralatan/Perlengkapan
5 2 4 03 Belanja Jasa Sewa Sarana Mobilitas
5 2 4 99 Belanja Jasa Sewa Lainnya
5 2 5 Belanja Operasional Perkantoran
5 2 5 01 Belanja Jasa Langganan Listrik
5 2 5 02 Belanja Jasa Langganan Air Bersih
5 2 5 03 Belanja Jasa Langganan Majalah/Surat Kabar
5 2 5 04 Belanja Jasa Langganan Telepon
5 2 5 05 Belanja Jasa Langganan Internet
5 2 5 06 Belanja Jasa Kurir/Pos/Giro
5 2 5 07 Belanja Jasa Perpanjangan Ijin/Pajak
5 2 5 08 Belanja Insentif/Oprasional RT/RW
5 2 5 99 Belanja Operasional Perkantoran lainnya
5 2 6 Belanja Pemeliharaan
5 2 6 01 Belanja Pemeliharaan Mesin dan Peralatan Berat
5 2 6 02 Belanja Pemeliharaan Kendaraan Bermotor
5 2 6 03 Belanja Pemeliharaan Peralatan
5 2 6 04 Belanja Pemeliharaan Bangunan
5 2 6 05 Belanja Pemeliharaan Jalan
5 2 6 06 Belanja Pemeliharaan Jembatan
5 2 6 07 Belanja Pemeliharaan Irigasi/Saluran Sungai/Embung/Air Bersih
5 2 6 08 Belanja Pemeliharaan Jaringan dan Instalasi (Listrik, telepon, internet,
komunikasi dll)
5 2 6 99 Belanja Pemeliharaan Lainnya
5 2 7 Belanja Barang dan Jasa yang Diserahkan kepada Masyarakat
5 2 7 01 Belanja Bahan Perlengkapan untuk Diserahkan kepada Masyarakat
5 2 7 02 Belanja Bantuan Mesin/Peralatan/Kendaraan untuk Diserahkan
kepada Masyarakat
5 2 7 03 Belanja Bantuan Bangunan untuk Diserahkan kepada Masyarakat
5 2 7 04 Belanja Beasiswa Berprestasi/Masyarakat Miskin
5 2 7 05 Belanja Bantuan Bibit Tanaman/Hewan/Ikan
5 2 7 99 Belanja Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat Lainnya
5 3 Belanja Modal
5 3 1 Belanja Modal Pengadaan Tanah
5 3 1 01 Belanja Modal Pembebasan/Pembelian Tanah
5 3 1 02 Belanja Modal Pembayaran Horarium Tim Tanah
5 3 1 03 Belanja Modal Pengukuran dan Sertifikasi Tanah
5 3 1 04 Belanja Modal Pengurukan dan Pematangan Tanah
5 3 1 05 Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah
5 3 1 99 Belanja Modal Pengadaan Tanah Lainnya
5 3 2 Belanja Modal Pengadaan Peralatan, Mesin dan Alat Berat
5 3 2 01 Belanja Modal Pembayaran Honor Tim Pelaksana Kegiatan (PM)
- 44 -
KODE
URAIAN
REKENING
5 3 2 02 Belanja Modal Peralatan Elektronik dan Alat Studio
5 3 2 03 Belanja Modal Peralatan Komputer
5 3 2 04 Belanja Modal Peralatan Mebelair dan Aksesoris Ruangan
5 3 2 05 Belanja Modal Peralatan Dapur
5 3 2 06 Belanja Modal Peralatan Alat Ukur
5 3 2 07 Belanja Modal Peralatan Rambu-rambu/Patok Tanah
5 3 2 08 Belanja Modal Peralatan Khusus Kesehatan
5 3 2 09 Belanja Modal Peralatan Khusus Pertanian/Peternakan/Perikanan
5 3 2 10 Belanja Modal Mesin
5 3 2 11 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Berat
5 3 2 99 Belanja Modal Peralatan, Mesin dan Alat Berat Lainnya
5 3 3 Belanja Modal Kendaraan
5 3 3 01 Belanja Modal Honor Tim Pengadaan (Kendaraan)
5 3 3 02 Belanja Modal Kendaraan Darat Bermotor
5 3 3 03 Belanja Modal Kendaaran Darat Tidak Bermotor
5 3 3 04 Belanja Modal Kendaraan Air Bermotor
5 3 3 05 Belanja Modal Kendaraan Air Tidak Bermotor
5 3 3 99 Belanja Modal Kendaraan Lainnya
5 3 4 Belanja Modal Gedung, Bangunan dan Taman
5 3 4 01 Belanja Modal Gedung, Bangunan, Taman - Honor Pelaksana Kegiatan
5 3 4 02 Belanja Modal Gedung, Bangunan, Taman - Upah Tenaga Kerja
5 3 4 03 Belanja Modal Gedung, Bangunan, Taman - Bahan Baku/Material
5 3 4 04 Belanja Modal Gedung, Bangunan, Taman - Sewa Peralatan
5 3 4 05 Belanja Modal Gedung, Bangunan, Taman - Administrasi Kegiatan
5 3 5 Belanja Modal Jalan/Prasarana Jalan
5 3 5 01 Belanja Modal Jalan - Honor Tim Pelaksana Kegiatan
5 3 5 02 Belanja Modal Jalan - Upah Tenaga Kerja
5 3 5 03 Belanja Modal Jalan - Bahan Baku/Material
5 3 5 04 Belanja Modal Jalan - Sewa Peralan
5 3 5 05 Belanja Modal Jalan - Administrasi Kegiatan
5 3 6 Belanja Modal Jembatan
5 3 6 01 Belanja Modal Jembatan - Honor Pelaksana Kegiatan
5 3 6 02 Belanja Modal Jembatan - Upah Tenaga Kerja
5 3 6 03 Belanja Modal Jembatan - Bahan Baku/Material
5 3 6 04 Belanja Modal Jembatan - Sewa Peralatan
5 3 6 05 Belanja Modal Jembatan - Administrasi Kegiatan
5 3 7 Belanja Modal Irigasi/Embung/Drainase/Air
Limbah/Persampahan
5 3 7 01 Belanja Modal Irigasi/Embung/Drainase/dll - Honor Tim Pelaksana
Kegiatan
5 3 7 02 Belanja Modal Irigasi/Embung/Drainase/dll - Upah Tenaga Kerja
5 3 7 03 Belanja Modal Irigasi/Embung/Drainase/dll - Bahan Baku/Material
5 3 7 04 Belanja Modal Irigasi/Embung/Drainase/dll - Sewa Peralatan
5 3 7 05 Belanja Modal Irigasi/Embung/Drainase/dll - Administrasi Kegiatan
5 3 8 Belanja Modal Jaringan/Instalasi
5 3 8 01 Belanja Modal Jaringan/Instalasi - Honor Tim Pelaksana Kegiatan
5 3 8 02 Belanja Modal Jaringan/Instalasi - Upah Tenaga Kerja
5 3 8 03 Belanja Modal Jaringan/Instalasi - Bahan Baku/Material
5 3 8 04 Belanja Modal Jaringan/Instalasi - Sewa Peralatan
5 3 8 05 Belanja Modal Jaringan/Instalasi - Administrasi Kegiatan
5 3 9 Belanja Modal Lainnya
5 3 9 01 Belanja Khusus Pendidikan dan Perpustakaan
5 3 9 02 Belanja Khusus Olahraga
- 45 -
KODE
URAIAN
REKENING
5 3 9 03 Belanja Modal Khusus Kesenian/Kebudayaan/Keagamaan
5 3 9 04 Belanja Modal Tumbuhan/Tanaman
5 3 9 05 Belanja Modal Hewan
5 3 9 99 Belanja Modal Lainnya
5 4 Belanja Tidak Terduga
5 4 1 Belanja Tidak Terduga
5 4 1 01 Belanja Tidak Terduga

3. Pembiayaan Gampong
Pembiayaan Gampong adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.
Pembiayaan gampong terdiri dari :
a. Penerimaan Pembiayaan, antara lain :
1) Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya, paling
sedikit meliputi pelampauan penerimaan pendapatan terhadap
belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan yang belum
selesai atau lanjutan;
2) Pencairan dana cadangan, digunakan untuk menganggarkan
kebutuhan dana cadangan yang selanjutnya dicatatkan penerimaan
pembiayaan dalam APBG; dan
3) Hasil penjualan kekayaan gampong yang dipisahkan, digunakan
untuk menganggarkan dana dari hasil penjualan kekayaan gampong
yang dipisahkan pengelolaannya.

b. Pengeluaran Pembiayaan, antara lain :


1) Pembentukan Dana Cadangan, dianggarkan untuk mendanai kegiatan
yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus dibebankan dalam
1 (satu) tahun anggaran. Pembentukan dana cadangan ditetapkan
dengan qanun gampong sesuai ketentuan yang berlaku; dan
2) Penyertaan Modal, digunakan untuk menganggarkan kekayaan
pemerintah gampong yang diinvestasikan dalam BUMG untuk
meningkatkan pendapatan gampong atau pelayanan kepada
masyarakat. Penganggaran penyertaan modal kepada BUMG
dilakukan oleh pemerintah gampong setelah melalui proses analisis
kelayakan dengan memperhatikan indikator penyertaan modal dan
indikator analisa kelayakan penyertaan modal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan uraian jenis-jenis Pembiayaan Gampong sebagaimana


penjelasan di atas, maka Pembiayaan Gampong diklasifikasikan dan dibagi atas
kode rekening sebagimana tabel berikut ini.

KODE REKENING PEMBIAYAAN

KODE REKENING URAIAN


6 PEMBIAYAAN
6 1 Penerimaan Pembiayaan
6 1 1 SILPA Tahun Sebelumnya
6 1 1 01 SILPA Tahun Sebelumnya
6 1 2 Pencairan Dana Cadangan
6 1 2 01 Pencairan Dana Cadangan
6 1 3 Hasil Penjualan Kekayaan Desa Yang Dipisahkan
6 1 3 01 Hasil Penjualan Kekayaan Desa Yang Dipisahkan
- 46 -

KODE REKENING URAIAN


6 1 4 Penerimaan Pembiayaan Lainnya
6 1 4 01 Penerimaan Pembiayaan Lainnya
6 2 Pengeluaran Pembiayaan
6 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
6 2 1 01 Pembentukan Dana Cadangan
6 2 2 Penyertaan Modal Desa
6 2 2 01 Penyertaan Modal Desa
6 2 9 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya
6 2 9 99 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya

D. Teknis Penyusunan APBG

1. Tahapan dan Urutan Waktu Penyusunan APBG


Tahapan dan urutan waktu penyusunan APBG tahunanggaran berkenaan
mengacu pada peraturan bupati tentang pengolaan keuangan gampong. Sesuai
prinsip tepat waktu, penyusunan APBG diupayakan semaksimal mungkin dapat
ditetapkan paling lambat pada tanggal 31 Desember tahun anggaran berjalan
atau tahun anggaran sebelumnya.
Namun, apabila terdapat kendala-kendala yang disebabkan dari dinamikan
kebijakan Pemerintah maupun kebijakan Pemerintah Kabupaten, maka dapat
dilakukan panyesuaian waktu dengan tetap mengacu pada tahapan-tahapan
penyusunan APBG yang telah ditentukan. Tabel berikut merupakan tahapan
dan urutan waktu ideal dalam penyusunan APBG.

TAHAPAN DAN URUTAN WAKTU PENYUSUNAN APBG

NO URAIAN KEGIATAN WAKTU


1 Sekretaris Gampong mengkoordinasikan Penyusunan
Rancangan APBG, dimulai sejak Qanun Gampong
tentang RKPG ditetapkan
2 Sekretaris Gampong menyampaikan Rancangan
September-Oktober
Qanun Gampong tentang APBG kepada Keuchik
tahun berjalan
3 Keuchik menyampaikan Rancangan qanun Gampong
tentang APBG kepada Tuha Peut Gampong untuk
dibahas dan disepakati bersama melalui Musyawarah
Tuha Peut Gampong
4 Penandatanganan Berita Acara hasil musyawarah Paling lambat
Tuha Peut Gampong tentang kesepakatan terhadap Oktober tahun
Rancangan Qanun tentang APBG berjalan
5 Keuchik menyiapkan Rancangan Peraturan Keuchik
tentang Penjabaran APBG, dikoordinasikan oleh
Sekretaris Gampong
6 Keuchik menyampaikan Rancanangan Qanun
Gampong tentang APBG kepada camat paling lambat
3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi.
November-Desember
7 Hasil evaluasi Rancangan Qanun Gampong tentang
tahun berjalan
APBG diterima oleh Keuchik paling lama 20 (dua
puluh) hari sejak rancangan tersebut diterima.
8 Keuchik menyempurnakan Rancangan Qanun
Gampong tentang APBG sesuai hasil evaluasi paling
lama 20 (dua puluh) hari sejak rancangan tersebut
diterima.
- 47 -

NO URAIAN KEGIATAN WAKTU


9 Rancangan Qanun Gampong tentang APBG yang telah
disempurnakan sesuai hasil evaluasi ditetapkan Paling lambat 31
menjadi Qanun Gampong tentang APBG berikut Desember tahun
penetapan Peraturan Keuchik tentang penjabaran berjalan
APBG.
10 Keuchik menyampaikan Qanun Gampong tentang
APBG dan Peraturan Keuchik tentang Penjabaran
APBG kepada Bupati paling lama 7 (tujuh) hari sejak
kedua dokumen tersebut ditetapkan. Januari tahun
11 Keuchik menyampaikan informasi mengenai APBG berkenaan
melalui media informasi yang mudah diakses oleh
masyarakat, seperti papan informasi, baliho/poster,
selebaran/brosur, website, media sosial, dan lain-lain.

2. Substansi APBG
a. Pendapatan Gampong
1) Pendapatan Asli Gampong (PAG), mencakup perkiraan dana atau
biaya yang akan diterima oleh gampong selama 1 (satu) tahun
anggaran dari masing-masing rincian pendapatan asli gampong wajib
mencantumkan dasar hukum penerimaannya. contoh:
- Bagi Hasil BUMG Sejahtera (Qanun Gampong No. 7 Tahun 2018)
- Sewa Balai Gampong (Qanun Gampong No. 10 Tahun 2015)
- Pungutan Jalan Produksi (Qanun Gampong No. 1 Tahun 2016)
2) Transfer mencakup pagu alokasi transfer yang akan diterima oleh
gampong selama 1 (satu) tahun anggaran. Setiap rincian atau uraian
dana transfer wajib mencantumkan dasar hukumnya. Pada
penyusunan APBG Tahun Anggaran 2020, dasar hukum yang
dicantumkan untuk rincian/uraian Dana Desa, bagi hasil pajak dan
Retribusi dari Kabupaten, dan Alokasi Dana Gampong adalah
Peraturan Bupati Aceh Barat Nomor 30 Tahun 2019 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Barat
Tahun Anggaran 2020. Contoh:
- Dana Desa (Perbup No. 30 Tahun 2019)
- Bagi Hasil Pajak dan Retribusi (Perbup No. 30 Tahun 2019)
- Alokasi Dana Gampong (Perbup No. 30 Tahun 2019)
3) Pendapatan Lain, mencangkup perkiraan dana atau biaya yang akan
diterima oleh gampong selama 1 (satu) tahun anggaran dari sumber-
sumber di luar pendapatan Asli Gampong dan dana Transfer. Contoh:
- Bantuan Keuangan Kabupaten untuk Penyetaraan Siltap
- Penerimaan Kerja Sama Pengelolaan Air Bersih
- Sumbangan dari PT. Mifa Bersaudara
- Pengembalian Kelebihan Belanja Tahun 2019

b. Belanja Gampong
Belanja Gampong yang disusun dan ditetapkan dalam APBG digunakan
dengan ketentuan:
1) Paling sedikit 70% (tujuh puluh per seratus) dari jumlah anggaran
Belanja Gampong mendanai: penyelenggaraan pemerintahan gampong
termasuk belanja operasional pemerintah Gampong, pelaksanaan
pembangunan gampong, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat; dan
2) Paling banyak 30% (tiga puluh per seratus) dari jumlah anggaran
Belanja Gampong untuk mendanai:
- 48 -
a) Penghasilan tetap dan tunjangan Keuchik, Sekretaris dan
perangkat Gampong; dan
b) Tunjangan dan operasional Tuha Peut Gampong.

Pedoman standar satuan biaya atau harga material/jasa bagi gampong


merujuk pada Standar Biaya Umum dan Standar Harga Barang yang ditetapkan
oleh Pemerintah Kabupaten. Gampong juga dapat menetapkan standar satuan
harga tertentu dengan mempertimbangkan kondisi geografis, tingkat kemahalan
dan kesulitan akses. Apabila standar satuan harga material/jasa yang ditetapkan
lebih tinggi dari standar yang ditetapkan oleh kabupaten, maka gampong harus
menyampaikan alasan yang kuat.

Berikut tabel beberapa standar biaya umum (biaya tertinggi) untuk kegiatan
tertentu yang wajib dipedomani oleh gampong.
- 49 -

STANDAR BIAYA UMUM ANGGARAN BELANJA GAMPONG TAHUN ANGGARAN 2020

SUMBER JENIS
NO. URAIAN BIAYA (Rp.) SATUAN KETERANGAN
DANA BELANJA
1. Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Keuchik : Dianggarkan 12
- Penghasilan Tetap Keuchik 2.426.640 orang/bulan PBK/ Belanja bulan. Adanya
- Tunjangan Keuchik 250.000 orang/bulan ADG Pegawai pemotongan 1%
siltap untuk
Jaminan
Kesehatan
2. Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Perangkat
Gampong : Dianggarkan 12
A. Penghasilan Tetap (Siltap) bulan. Adanya
- Sekretaris Gampong 2.224.420 orang/bulan Belanja pemotongan 1%
- Kepala Seksi (Kasi)/ Kepala Urusan (Kaur) 2.022.200 orang/bulan PBK/ Pegawai siltap untuk
- Ulee Jurong 1.213.320 orang/bulan ADG Jaminan
Kesehatan
B. Tunjangan
- Sekretaris Gampong 200.000 orang/bulan Belanja Dianggarkan 12
- Kepala Seksi (Kasi)/ Kepala Urusan (Kaur) 150.000 orang/bulan ADG Pegawai bulan.
- Ulee Jurong 125.000 orang/bulan
3. Tunjangan Tuha Peut Gampong :
- Ketua Tuha Peut 600.000 orang/bulan ADG/ Belanja Dianggarkan 12
- Anggota Tuha Peut 500.000 orang/bulan PBH Pegawai bulan
4. Penyediaan Jaminan Sosial Bagi Keuchik dan Perangkat
Gampong :
A. Jaminan Ketenagakerjaan
- Keuchik (1 orang) 2.004.268 orang/tahun DDS
- Sekretaris Gampong (1 orang) 157.102 orang/tahun DDS
- Kepala Seksi (dikali sejumlah Kasi yang ditetapkan) 140.759 orang/tahun DDS Belanja Dianggarkan 1
- Kepala Urusan (dikali sejumlah Kaur yang 140.759 orang/tahun DDS Pegawai Tahun
ditetapkan)
- Ulee Jurong (dikali sejumlah Ulee Jurong yang 97.200 orang/tahun DDS
ditetapkan)
- Tuha Peut (dikali sejumlah Tuha Peut yang 97.200 orang/tahun DDS
ditetapkan)
- 50 -
SUMBER JENIS
NO. URAIAN BIAYA (Rp.) SATUAN KETERANGAN
DANA BELANJA
B. Jaminan Kesehatan
- Keuchik 97.066 orang/bulan DDS
- Sekretaris Gampong (1 orang) 88.977 orang/bulan DDS
- Kepala Seksi (dikali sejumlah Kasi yang ditetapkan) 80.888 orang/bulan DDS Belanja Dianggarkan 12
- Kepala Urusan (dikali sejumlah Kaur yang ditetapkan) 80.888 orang/bulan DDS Pegawai bulan
- Ulee Jurong (dikali sejumlah Ulee Jurong yang 48.534 orang/bulan DDS
ditetapkan)
5. Honorarium Pembantu Tugas Umum Gampong /
Operator Gampong, pada Kegiatan Penyediaan Dianggarkan 12
Operasional Pemerintah Gampong : bulan, maksimal
- Bendahara (Kaur Keuangan) 2.022.200 orang/bulan DDS Belanja 1 orang untuk
- Operator Komputer 300.000 orang/bulan DDS Barang/Jasa PRG dan 2 orang
- Petugas Registrasi Gampong (PRG) 150.000 orang/bulan DDS untuk operator

6. Honorarium/Insentif Pelayanan Gampong, pada Kegiatan


Pelayanan Administrasi Umum dan Kependudukan : Dibayarkan
- Fasilitasi Pengurusan Akta Kelahiran 75.000orang/dokumen DDS Belanja setelah dokumen
- Fasilitasi Pengurusan Akta Kematian 75.000orang/dokumen DDS Barang/Jasa selesai dicetak

7. Honorarium Petugas, dianggarkan pada Kegiatan


Penyediaan Operasional Pemerintah Gampong :
- Petugas Kebersihan 200.000 orang/bulan DDS Belanja Dianggarkan 12
- Petugas Jaga Keamanan Kantor 200.000 orang/bulan DDS Barang/Jasa bulan, maksimal
1 orang
8. Honorarium/Insentif Unsur Keagamaan, pada Kegiatan
Pelaksanaan Syiar/Syariat Islam :
- Imum Chik (1 orang) 500.000 orang/bulan ADG/ Belanja Dianggarkan 12
- Imum Rawatib (maksimal 2 orang) 400.000 orang/bulan PBH/DDS Barang/Jasa bulan
- Imum Meunasah (1 orang) 400.000 orang/bulan
- Tajhiz Mayit (maksimal 2 orang) 300.000 orang/bulan
- Bilal (1 orang) 300.000 orang/bulan
- Khadam Mesjid (1 orang) 250.000 orang/bulan
- 51 -
SUMBER JENIS
NO. URAIAN BIAYA (Rp.) SATUAN KETERANGAN
DANA BELANJA
9. Honorarium Tim Penyusun Dokumen Perencanaan dan
penganggaran Gampong (RPJMG, RKPG dan APBG) :
- Pengarah 500.000 orang/bulan DDS Belanja Dianggarkan
- Ketua 400.000 orang/bulan DDS Barang/Jasa minimal 3 bulan
- Sekretaris 350.000 orang/bulan DDS dan maksimal
- Anggota (4-8 orang) 275.000 orang/bulan DDS 6 bulan
10. Honorarium Tim Verifikasi Rencana Kegiatan dan RAB
untuk Dokumen Perencanaan Gampong :
- Ketua 400.000 orang/bulan DDS Belanja Dianggarkan
- Sekretaris 350.000 orang/bulan DDS Barang/Jasa maksimal 3
- Anggota (1-3 orang) 275.000 orang/bulan DDS bulan
11. Honorarium Tim yang Melaksanakan Kegiatan, pada
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Gampong :
- Pengarah 500.000 orang/bulan DDS Belanja Dianggarkan
- Ketua 400.000 orang/bulan DDS Barang/Jasa minimal 3 bulan
- Sekretaris 350.000 orang/bulan DDS atau Belanja dan maksimal
- Anggota (2-4 orang) 275.000 orang/bulan DDS Modal 6 bulan
12. Honorarium Panitia/Tim Pelaksana Kegiatan
Pelatihan/Bimtek/Penyuluhan/Sosialisasi/
Pendampingan/Fasilitasi/Pembentukan/
Pengenalan/Penyadaran (pilih salah satu sesuai
kebutuhan dan relevansinya dengan kegiatan) :
- Pengarah 500.000 orang/bulan DDS Belanja Dianggarkan
- Ketua 400.000 orang/bulan DDS Barang/Jasa sesuai jumlah
- Sekretaris 350.000 orang/bulan DDS kegiatan
- Anggota (2-4 orang) 275.000 orang/bulan DDS
13. Honorarium Petugas Pengelola Sistem Informasi : Dianggarkan
- Petugas Entri Data Profil Desa dan Kelurahan 500.000 orang/bulan DDS Belanja maksimal 6
- Petugas Sistem Informasi Gampong 500.000 orang/bulan DDS Barang/Jasa bulan
14. Honorarium Tenaga Ahli/ Profesi/ Konsultan/ Dapat
Narasumber/ Instruktur Pelatih, diutamakan yang telah 500.000 orang/jam DDS Belanja dianggarkan
mengikuti Diklat, Training of Trainer (TOT) dan/atau Barang/Jasa orang/ kegiatan
memiliki sertifikasi sebagai pelatih
- 52 -
SUMBER JENIS
NO. URAIAN BIAYA (Rp.) SATUAN KETERANGAN
DANA BELANJA
15. Insentif/Honorarium bagi Kader Posyandu, Pengajar
pada PAUD, dan Pengurus Pustaka :
- Insentif Kader Posyandu 250.000 orang/bulan DDS Belanja Dianggarkan
- Honor Pengajar PAUD 250.000 orang/bulan DDS Barang/Jasa maksimal
- Honor Pengurus Pustaka 250.000 orang/bulan DDS 12 bulan
16. Honorarium Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) 250.000 orang/bulan DDS Belanja Dianggarkan
Barang/Jasa maksimal
12 bulan
17. Insentif bagi Guru/Mualim pada Kegiatan Pelaksanaan
Syiar/Syariat Islam : Belanja Dianggarkan
- Insentif Mualim Majelis Taklim 150.000 orang/kali DDS Barang/Jasa sejumlah
- Insentif Mualim Safari Shubuh 200.000 orang/kali DDS pertemuan
18. Makanan dan Minuman Kegiatan/Rapat :
- Makanan 25.000 kotak DDS/ADG/ Belanja
- Minuman (Snack) 7.500 kotak PBH Barang/Jasa
19. Fotocopy/Penggandaan :
- Fotocopy/Penggandaan 300 lembar DDS/ADG/ Belanja
PBH Barang/Jasa
20. Honorarium Tim yang Melaksanakan Kegiatan, secara
umum untuk seluruh Bidang (misal: Panitia, Pemilihan
Keuchik, Tim Penyusun Kebijakan Gampong, dan lain-
lain)
- Pengarah 500.000 orang/kegiatan DDS Belanja Dianggarkan
- Ketua 400.000 orang/kegiatan DDS Barang/Jasa sesuai jumlah
- Sekretaris 350.000 orang/kegiatan DDS kegiatan
- Anggota (2-4 orang) 275.000 orang/kegiatan DDS
21. Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
a. Uang Harian Dalam Kecamatan :
Pemerintah Gampong, Tuha Peut dan Lembaga 100.000 orang/hari
Kemasyarakatan Gampong DDS/ ADG/ Belanja
b. Uang Harian Dalam kabupaten : PBH Barang/Jasa
Pemerintah Gampong, Tuha Peut dan Lembaga 140.000 orang/hari
Kemasyarakatan Gampong
- 53 -
SUMBER JENIS
NO. URAIAN BIAYA (Rp.) SATUAN KETERANGAN
DANA BELANJA
22. Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah
a. Uang Harian Dalam Provinsi Aceh :
1) Pemerintah Gampong dan Tuha Peut 350.000 orang/hari
2) Ketua dan Anggota Lembaga Kemasyarakatan 300.000 orang/hari
b. Uang Harian Luar Provinsi Aceh :
1) Pemerintah Gampong dan Tuha Peut 550.000 orang/hari
2) Ketua dan Anggota Lembaga Kemasyarakatan 400.000 orang/hari
c. Biaya Penginapan Dalam Provinsi Aceh : DDS/ ADG/ Belanja
1) Pemerintah Gampong dan Tuha Peut 400.000 orang/hari PBH Barang/Jasa
2) Ketua dan Anggota Lembaga Kemasyarakatan 300.000 orang/hari
d. Biaya Penginapan Luar Provinsi Aceh :
1) Pemerintah Gampong dan Tuha Peut 600.000 orang/hari
2) Ketua dan Anggota Lembaga Kemasyarakatan 500.000 orang/hari

23. Uang Saku Peserta Pelatihan


a. Dalam Kecamatan 100.000 orang/hari
b. Dalam Kabupaten 100.000 orang/hari DDS/ ADG/ Belanja
c. Dalam Provinsi Aceh 110.000 orang/hari PBH Barang/Jasa
d. Luar Provinsi Aceh 160.000 orang/hari
24. Honorarium/Insentif Perlindungan Masyarakat Dianggarkan
- Petugas/Anggota Linmas 300.000 orang/bulan DDS Belanja maksimal
Barang/Jasa 12 bulan,
maksimal
3 orang
25. Operasional Pemerintah Gampong, (dapat digunakan
untuk, Alat Tulis Kantor, Perlengkapan Perkantoran,
Listrik/Telepon/Air, dan kebutuhan operasional
lainnya), dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Gampong Swadaya 85.000.000 1 (satu) tahun DDS Belanja
b. Gampong Swakarya 95.000.000 1 (satu) tahun DDS Barang/Jasa
c. Gampong Swasembada 115.000.000 1 (satu) tahun DDS dan Belanja
Modal
- 54 -
SUMBER JENIS
NO. URAIAN BIAYA (Rp.) SATUAN KETERANGAN
DANA BELANJA
26. Operasional Tuha Peut, (dapat dianggarkan kebutuhan
Alat Tulis Kantor, Biaya Rapat/Makan Minum,
Perjalanan Dinas, dan lain-lain), dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Jumlah Tuha Peut 5 (lima) orang 6.000.000 1 (satu) tahun DDS Belanja
b. Jumlah Tuha Peut 7 (tujuh) orang 8.000.000 1 (satu) tahun Barang/Jasa
c. Jumlah Tuha Peut 9 (sembilan) orang 10.000.000 1 (satu) tahun

Keterangan Sumber Dana:


DDS = Dana Desa
ADG = Alokasi Dana gampong
PBH = Pendapatan Bagi Hasil Pajak/Retribusi
PBK = Pendapatan dari Bantuan Keuangan Kabupaten
- 55 -
Mengacu pada standar biaya umum untuk beberapa anggaran belanja
sebagaimana diuraikan di atas, pemerintah gampong perlu memperhatikan
pemilihan kode rekening kegiatan dan belanja untuk masing-masing rincian
tersebut, sebagamana tertera pada tabel dibawah ini.

PENGGUNAAN KODE REKENING BELANJA DAN KEGIATAN

KODE KODE
NO URAIAN REKENING REKENING
BELANJA KEGIATAN
1 Penghasilan Tetap Keuchik 5.1.1.01
Tunjangan Keuchik 5.1.1.02
1.1.01
2 Penghasilan Tetap Perangkat Gampong 5.1.2.01
Tunjangan Perangkat Gampong 5.1.2.02
3 Jaminan Ketenagakerjaan Keuchik 5.1.3.03
1.1.03
Jaminan Ketenagakerjaan Perangkat Gampong 5.1.3.04
4 Tunjangan Tuha Peut Gampong 5.1.4.01 1.1.05
5 Honorarium Bendahara (Kaur Keuangan), Operator
5.2.2.02
Komputer dan Petugas Registrasi Gampong (PRG)
1.1.04
6 Honorarium Petugas Kebersihan dan Petugas Jaga
5.2.2.05
keamanan Kantor
7 Honorarium/Insentif Fasilitasi Pengurusan Akta
5.2.2.03 1.3.01
Kelahiran dan Akta Kematian
8 Insentif Unsur Keagamaan 5.2.2.90 3.2.90
9 Honorarium Tim Penyusun Dokumen Perencanaan
5.2.2.01 1.4.03
Gampong (RPJMG dan RKPG)
10 Honorarium Tim Verifikasi Rencana Kegiatan dan
5.2.2.01 1.4.03
RAB untuk Dokumen Perencanaan Gampong
11 Honorarium tim yang melaksanakan kegiatan pada
5.2.2.01 disesuaikan
Bidang Pelaksanaan pembangunan Gampong
12 Honorarium panitia pelatihan/Bimtek, dll 5.2.2.01 disesuaikan
13 Honorarium petugas entri Data Profil Desa 5.2.2.05 1.3.02
Honorarium Petugas Sistem Informasi Gampong 5.2.2.05 1.4.08
14 Honorarium tenaga pelatih/narasumber, dll 5.2.2.04 disesuaikan
15 Insentif Kader Posyandu 5.2.2.03 2.2.02
Honorarium Pengajar PAUD 5.2.2.03 2.1.01
Honorarium Pengurus Pustaka 5.2.2.03 2.1.08
Honorarium Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) 5.2.2.03 2.2.91
16 Insentif Mualim Majelis Taklim/Safari Subuh 5.2.2.04 3.2.90
17 Makanan Minuman Kegiatan 5.2.1.06
disesuaikan
Makanan Minuman Rapat 5.2.1.06
18 Fotocopy/Penggandaan 5.2.1.05 disesuaikan
19 Perjalanan Dinas Dalam Daerah 5.2.3.01
Perjalanan Dinas Luar Daerah 5.2.3.02 disesuaikan
Uang Saku Peserta Pelatihan 5.2.3.03

Berdasarkan 2 (dua) tabel pada penjelasan sebelumnya, penganggaran Belanja


Gampong juga wajib memperhatikan hasil dan manfaat dari belanja pada setiap
kegiatan yang dilaksanakan. Hasil/manfaat tersebut meliputi :
a. Tersedianya penghasilan tetap dan tunjangan bagi keuchik dan Perangkat
Gampong, serta tersedianya tunjangan hari tua Keuchik gampong;
b. Tersedianya jaminan ketenagakerjaan dan jaminan kesehatan bagi Keuchik
dan Perangkat Gampong;
c. Tersedianya profil gampong yang diisi melalui situs profil desa dan
kelurahan (prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id);
d. Terlaksananya Pengelolaan Administrasi/ Inventarisasi/Penilaian Aset Desa
Tersedianya informasi yang mudah diakses oleh masyarakat gampong;
- 56 -
e. Tersedianya layanan kesehatan bagi balita, lanjut usai (lansia), dan ibu
hamil;
f. Tersedianya layanan dasar pendidikan bagi anak usia dini;
g. Tersedianya layanan perpustakaan gampong;
h. Terlaksananya kegiatan syiar Islam dan pendidikan agama;
i. Tersedianya dokumen perencanaan gampong (RAB, RPJMG, RKPG) dan
penganggaran gampog (APBG);
j. Tersedianya gedung/bangunan atau sarana/prasarana gampong;
k. Terlaksananya peningkatan kapasitas dan wawasan bagi aparatur gampong
dan masyarakat;
l. Terselenggaraan evaluasi kinerja Pemerintah Gampong;
m. Terserapnya aspirasi masyarakat gampong;
n. Terselenggaranya monitoring dan evaluasi terhadap Badan Usaha Milik
Gampong, dan
o. Terselenggaranya kegiatan lainnya di bidang penyelenggaraaan
pemerintahan gampong, bidang pelaksanaan pembangunan gampong,
bidang pembinaan kemaasyarakatan, bidang pemberdayaan masyarakat,
dan bidang penanggulangan bencana, darurat dan mendesak sesuai
kebutuhan dan kewenangan gampong.

c. Pembiayaan Gampong
Penganggaran pembiayaan gampong dilakukan dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
1) Apabila terdapat selisih lebih atau surplus antara pendapatan dan
belanja gampong, maka pemerintah gampong dapat menganggarkan
selisih lebih pada pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk:
a) Pembentukan Dana Cadangan, dengan terlebih dahulu menyusun
dan menetapkan Qanun Gampong tentang Pembentukan Dana
Cadangan Gampong; dan/ atau
b) Penyertaan Modal Gampong kepada BUMG, dengan terlebih dahulu
mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk penyertaan modal
sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Apabila terdapat selisih kurang atau defisit antara pendapatan dan
belanja gampong, maka pemerintah gampong dapat menutupi selisih
kurang pada penerimaan pembiayaan dengan memanfaatkan:
a) Sisa lebih Penggunaan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya, dengan
mengacu pada Qanun Gampong tentang Laporan Pertanggung
jawaban Realisasi APBG Tahun Anggaran Sebelumnya;
b) Pencairan Dana Cadangan, dengan terlebih dahulu memperhatikan
rencara perncairan/penggunaan dana cadangan sebagaimana
tercantum pada Qanun Gampong; dan/atau
c) Hasil Penjualan Kekayaan Gampong yang dipisahkan selain tanah
dan bangunan, dengan mempedomani peraturan perundangan-
undangan tentang pengelolaan aset gampong.

3. Cara Mengisi Format APBG


a. Format APBG pada Qanun Gampong
Format APBG pada Qanun Gampong terdiri dari:
1) Pendapatan, dengan memuat kelompok dan jenis pendapatan;
2) Belanja, dengan memuat klasifikasi bidang dan klasifikasi ekonomi.
Klasifikasi bidang terbagi atas sub bidang dan kegiatan. Klasifikasi
ekonomi hanya membuat jenis belanja (Belanja pegawai, Belanja
Barang/jasa, Belanja modal, dan Belanja Tak Terduga); dan
3) Pembiayaan, dengan membuat kelompok dan jenis pembiayaan
- 57 -
Berikut tabel format APBG pada Qanun Gampong.

ANGGARAN SUMBER
KODE REKENING URAIAN
Rp. DANA
1 2 3 4 5
a b c a b
4 PENDAPATAN
4 1 Pendapatan Asli Gampong
4 2 Transfer
4 3 Pendapatan lain-lain
JUMLAH PENDAPATAN

5 BELANJA
1 Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong
Penyelenggaraan Belanja Penghasilan Tetap,
1 1 Tunjangan dan Operasional Pemerintahan Gampong
Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan
1 1 01 Keuchik
1 1 01 5 1 Belanja Pegawai
Administrasi Kependudukan, Pencatatan Sipil,
1 3 Statistik dan Kearsipan
Pelayanan administrasi umum dan
1 3 01 kependudukan(Surat Pengantar/Pelayanan
KTP, Kartu Keluarga, dll)
1 3 01 5 2 Belanja Barang dan Jasa
2 Pelaksanaan Pembangunan Gampong
2 1 Pendidikan
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana
2 1 05 Prasarana Perpustakaan/Taman Bacaan Gampong
/Sanggar Belajar
2 1 05 5 3 Belanja Modal
Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat dan
5 Mendesak

5 1 Penanggulangan Bencana
5 1 5 4 Belanja Tak Terduga
5 1 Keadaan Darurat
5 1 5 4 Belanja Tak Terduga
dst
JUMLAH BELANJA
SURPLUS /(DEFISIT)
6 PEMBIAYAAN
6 1 Penerimaan Pembiayaan
6 2 Pengeluaran Pembiayaan

SELISIH PEMBIAYAAN

b. Format Penjabaran APBG pada Peraturan Keuchik


Format Penjabaran APBG pada Peraturan Keuchik terdiri dari :
1) Pendapatan, dengan memuat kelompok, jenis dan objek pendapatan;
2) Belanja, dengan memuat klasifikasi bidang dan klasifikasi ekonomi.
Klasifikasi bidang terbagi atas sub bidang dan kegiatan. Klasifikasi
ekonomi diuraikan menurut jenis belanja, objek belanja, dan rincian
objek belanja; dan
3) Pembiayaan, dengan memuat kelompok, jenis, objek dan rincian objek
pembiayaan.
- 58 -

Berikut tabel format Penjabaran APBG pada Peraturan Keuchik.

KELUARAN/
OUTPUT ANGGARA SUMBER
KODE REKENING URAIAN N DANA
VOLUME SATUAN
1 2 3 4 5 6 7
a b c a b c d
4 PENDAPATAN
4 1 Pendapatan Asli Gampong
4 1 1 Hasil usaha
4 1 1 … <Obyek Pendapatan>
4 2 Transfer
4 2 1 Dana Desa
4 3 Pendapatan lain-lain
Penerimaan dari Hasil
4 3 1 Kerjasama Antar Gampong
4 3 1 …. <Obyek Pendapatan>
dst…

JUMLAH PENDAPATAN

5 BELANJA
Penyelenggaraan
1 Pemerintahan
Gampong
1 1 Penyelenggaraan Belanja
Penghasilan Tetap,
Tunjangan dan Operasional
Pemerintahan Gampong
1 1 01 Penyediaan Penghasilan
Tetap dan Tunjangan
Keuchik
1 1 01 5 1 Belanja Pegawai
Penghasilan Tetap &
1 1 01 5 1 1 Tunjangan Keuchik
1 1 01 5 1 1 … <Rincian Obyek Belanja>
Administrasi
1 3 Kependudukan,
Pencatatan Sipil, Statistik
dan Kearsipan
Pelayanan administrasi
1 3 01 umum dan kependudukan
(Surat Pengantar/
Pelayanan KTP, Kartu
Keluarga, dll)
1 3 01 2 2 Belanja Barang dan Jasa
1 3 01 2 2 2 Belanja Jasa Honorarium
<Rincian Obyek Belanja>
Pelaksanaan Pembangunan
2 Gampong
2 1 Pendidikan
Pembangunan/Rehabilitasi/
2 1 05 Peningkatan Sarana
Prasarana Perpustakaan/
Taman Bacaan Gampong/
Sanggar Belajar
2 1 05 5 3 Belanja Modal
2 1 05 5 3 4 Belanja Modal Gedung dan
1 1 05 5 3 4 … <Rincian Obyek Belanja>
5 Penanggulangan Bencana,
Keadaan Darurat dan
Mendesak
5 1 Penanggulangan Bencana
5 1 00 Penanggulangan Bencana
- 59 -
KELUARAN/
OUTPUT ANGGARA SUMBER
KODE REKENING URAIAN N DANA
VOLUME SATUAN
1 2 3 4 5 6 7
5 1 00 5 4 Belanja Tak Terduga
5 1 00 5 4 00 Belanja Tak Terduga
5 1 00 5 4 00 00 Belanja Tak Terduga

JUMLAH BELANJA
SURPLUS /(DEFISIT)

6 PEMBIAYAAN
6 1 Penerimaan Pembiayaan
6 1 1 SiLPA Tahun Sebelumnya
6 1 1 1 SiLPA Tahun Sebelumnya
6 2 Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana
6 2 1 Cadangan
Pembentukan Dana
6 2 2 1 Cadangan

dst
SELISIH PEMBIAYAAN

…………………,………
Keuchik,

(…………………………

B. Hal-hal khusus lainnya


1. Pedoman Penyusunan APBG ini juga berlaku untuk penyusunan Perubahan
APBG dan penyusunan Perubahan Penjabaran APBG.
2. Penyusunan APBG dan Penjabaran APBG diutamakan disusun dengan
menggunakan aplikasi Sistem Keuangan Desa versi 2.0.2 yang resmi
dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri bersama BPKP.
3. Menindaklanjuti sinkronisasi perencanaan dan penganggaran gampong
dengan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
pada tahun 2020, pada setiap kegiatan yang dianggarkan harus memiliki sifat
peningkatan perekonomian masyarakat berbasis potensi lokal gampong.
4. Pada saat pelaksanaan kegiatan di bidang pembangunan ditekankan kepada
gampong agar pelaksanaan kegiatan tersebut diutamakan dilakukan melalui
mekanisme swakelola, dengan memaksimalkan penggunaan material/bahan
dari wilayah setempat, dilaksanakan secara gotong royong dengan melibatkan
partisipasi masyarakat untuk memperluas kesempatan kerja, dan
pemberdayaan masyarakat setempat.
5. Masyarakat yang terlibat pada kegiatan pembangunan secara swakelola
tersebut diprioritaskan dari masyarakat miskin, pengangguran, setengah
pengangguran dan masyarakat yang memiliki anak dengan kondisi kesehatan
yang buruk (stunting) atau pendidikan yang kurang memadai.
6. Jika pemerintah gampong yang Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
dan Pasar Murah, maka dapat dianggarkan pada bidang penanggulangan
bencana, keadaan darurat dan mendesak, disesuaikan dengan kode rekening
kegiatan yang memiliki relevansi atau keterkaitan yang mendekati dengan
tujuan kegiatan.
7. Pemerintah gampong dapat membentuk Badan Kerjasama Antar Gampong
(BKAG) untuk melakukan kerjasama antar gampong di bidang pemerintahan,
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat,
serta dapat menganggarkan sejumlah dana untuk memenuhi kebutuhan
pelaksanaan kerjasama tersebut, dengan syarat kegiatan yang dimaksud telah
- 60 -
tertuang dalam dokumen perencanaan dan penganggaran gampong. Pedoman
penyelenggaraan kerjasama antar gampong mengacu pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2017 tentang Tata Cara Kerjasama Antar
Gampong di Bidang Pemerintahan.
8. Pemerintah gampong yang berkomitmen untuk mereplikasi inovasi desa
setelah mengikuti Bursa Inovasi Desa dapat menganggarkan sejumlah dana
untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan replikasi tersebut, baik melalui
APBG Tahun Anggaran 2020 atau Perubahan APBG Tahun Anggaran 2020.
9. Hal-hal khusus lainnya yang belum diatur dalam pedoman ini dapat mengacu
pada peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan pengelolaan
keuangan gampong, pengelolaan aset gampong, pengelolaan pembangunan
gampong, prioritas penggunaan Dana Desa, dan ketentuan lainnya.

BUPATI ACEH BARAT

RAMLI. MS

Anda mungkin juga menyukai