Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi Listrik adalah salah satu energi yang sangat penting bagi manusia,
karena Tenaga Listrik merupakan kebutuhan yang utama, baik untuk kehidupan
sehari-hari maupun untuk kebutuhan industri. Penyediaan Tenaga Listrik yang stabil
dan kontinyu merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam memenuhi
kebutuhan Tenaga Listrik. Pada suatu sistem Tenaga Listrik dibutuhkan suatu sistem
pengaman yang handal yang mampu mendeteksi gangguan dan kesalahan yang
terjadi pada sistem tersebut. Hal tersebut diperlukan agar suplai Energi Listrik dapat
dipertahankan dengan baik. Agar sistem yang dimiliki mampu menjaga pelayanan
suplai tenaga listrik dengan baik, maka sistem pengaman harus memenuhi syarat:
reliable, selektif, sensitif, memiliki waktu operasi yang cepat, ekonomis dan
sederhana.
Penerapan sistem SCADA pada kelistrikan, merupakan sistem pengendalian
yang berkerja secara real time, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh sehingga
mampu dijadikan solusi dari permasalahan yang terjadi dalam sistem ketenaga
listrik, agar penanganan terhadap gangguan dapat dilakukan dengan cepat.
Di Indonesia khususnya di PT.PLN (Persero), SCADA telah dikenal dan mulai
diimplementasikan dalam pengendalian sistem tenaga listrik sejak awal tahun 1980.
Di berbagai negara lain yang sudah lebih maju, penerapan SCADA semakin
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi.
Pada saat perkembangan SCADA belum secanggih sekarang, ada pemikiran untuk
mempermudah manuver yaitu pada sistem jaringan sederhana dengan menggunakan
SCADA kita dapat menyuplai daya tambahan atau melakukan pemadaman listrik
dengan mudah agar kelebihan beban tersebut tidak terjadi. Setelah
mengimplementasikan sistem SCADA terjadi penghematan waktu Ini artinya indeks
keandalan SAIDI dan SAIFI jauh lebih baik pada saat setelah mengimplementasikan
sistem SCADA.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah, antara lain :
1. Apakah pengertian sistem tenaga listrik?
2. Apakah sistem SCADA?
3. Apa Prinsip Utama SCADA?
4. Apa Fungsi Utama SCADA?
5. Apa komponen Utama SCADA?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui pengertian sistem tenaga listrik
2. Mengetahui sistem SCADA
3. Mengetahui prinsip utama SCADA
4. Mengetahui Fungsi Utama SCADA
5. Mengetahui Komponen Utama SCADA
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Tenaga Listrik


Sistem Tenaga Listrik biasanya terbagi atas tiga bagian utama, yaitu pusat
pembangkit, saluran transmisi, dan distribusi. Pusatpusat pembangkit listrik ada
beberapa macam meliputi : PLTA, PLTU, PLTD, PLTG dan lain-lain, tenaga listrik
yang dibangkitkan kemudian disalurkan melalui sistem penyaluran distribusi Tenaga
Listrik dari pusat pembangkit kepusat beban.
Setelah melewati saluran transmisi maka Tenaga Listrik akan memasuki Gardu
Induk (GI), disini tegangannya diturunkan dengan trafo penurun tegangan (Step
Down Transformer) menjadi tegangan distribusi primer dengan besarnya adalah 20
kV, dan 6 kV. Setelah melewati saluran distribusi primer tenaga listrik diturunkan
lagi tegangannya oleh trafo distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan
380/220 Volt atau 220/127Volt sebagai Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan
kemudian disalurankan ke konsumen dengan Sambungan Rumah.

2.2 Sistem SCADA


SCADA adalah sebuah singkatan yang memiliki kepanjangan pengawasan
(Supervisory), pengendalian (Control), dan pengambilan data (Data Acquisition).
Jadi SCADA adalah suatu sistem pengolahan data terintegrasi yang berfungsi
mensupervisi, dan mengendalikan dengan pengendalian alat secara jarak jauh,
dengan kemampuan memantau data - data dari alat yang dikendalikan untuk
mendapatkan data lebih akurat secara real time.
Suatu sistem SCADA terdiri dari sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), sebuah
Master Station, dan jaringan telekomunikasi data antara RTU dan Master Station.
Dalam komunikasi antara Master Station (MS) dengan setiap Remote Terminal Unit
(RTU) dilakukan melalui media yang bisa berupa fiber optik, atau melalui radio.

2.3 Prinsip Utama SCADA


1. Telesignaling
Telesignaling atau teleindikasi, yaitu mengumpulkan informasi mengenai kondisi
sistem dan indikasi operasi, kemudian menampilkannya pada pusat kontrol (JCC
maupun RCC)
Indikasi-indikasi yang dapat dipantau dari pusat kontrol yaitu :
a. Status PMT/PMS.
b. Alarm-alarm seperti proteksi dan peralatan lain.
c. Posisi kontrol jarah jauh.
d. Posisi perubahan tap transformator.
e. Titik pengesetan unit pembangkit tertentu
2. Telemetering
Telemetering, yaitu melaksanakan pengukuran besaran-besaran sistem tenaga
listrik pada seluruh bagian sistem, lalu menampilkannya pada Pusat Kontrol.
Besaran-besaran yang dapat diukur adalah sebagai berikut :
a. Tegangan dan Arus bus bar.
b. Daya aktif dan reaktif unit pembangkit.
c. Daya aktif dan reaktif trafo IBT 500/150 ataupun trafo 150/20 KV
d. Daya aktif dan reaktif penghantar/penyulang.
e. Frekuensi Sistem
3. Remote Control
Telecontrolling, yaitu pengoperasian atau pengontrolan peralatan switching pada
Gardu Induk atau Pusat Pembangkit yang jauh dari pusat kontrol.

2.4 Fungsi Utama SCADA


Dispacter yang dibantu oleh sistem SCADA yang terintegrasi yang berada di dalam
satu ruangan khusus, ruangan tersebut adalah ruangan dimana ditempatkannya
perangkat-perangkat komputer yang disebut Master Station. Adapun fungsi utama
dari sistem SCADA adalah Data Processing System :
1. Akuisisi data
Menerima dan mengambil data dari peralatan di lapangan ( RTU ).
Fungsi ini merupakan hasil komunikasi dengan front end computer yang
bertugas untuk melakukan komunikasi secara serentak dengan berbagai remote
terminal unit dengan protocol yang berbeda.
2. Event processing
Memberitahukan semua kejadian yang terjadi pada system tenaga, system
telekontrol , system telekomunikasi , data processing dan lain-lain sehingga dapat
dimonitor.
3. Kalkulasi data
Data yang diperoleh dari hasil kalkulasi terhadap data real time yang ada
 Operasi boolean : AND, OR, NOT
 Operasi matematis :
 + +, -, /, >, <, , , 
 Sin, cos, tan
 Ln, log, exp
 Min, max, rata-rata
 Besaran absolut
4. Threshold overshoot monitoring
Memeriksa besaran-besaran tertentu dari hasil akuisisi data ataupun perhitungan-
perhitungan apakah ada yang melebihi atau kurang dari batas-batas harga yang
telah ditentukan / diset sebelumnya.
5. Archive (penyimpanan) dan trending data
Menyimpan data-data historikal yang dapat dipergunakan untuk keperluan analisa
maupun investigasi gangguan
6. Human Machine Interface
Memungkinkan dispatcher berdialog dengan system aplikasi.
7. Tagging
Bertujuan untuk memberi peringatan pada kondisi yang diberi tanda khusus
tersebut, menghindari dioperasikannya peralatan
8. Manual entry
Nilai atau status yang hilang atau salah dapat diisi secara manual dengan nilai
atau status yang baru. Manual entry memiliki prioritas paling tinggi.

2.5 Komponen SCADA


Pada umumnya Sistem SCADA tidak dapat berdiri sendiri, namun harus didukung
oleh beberapa komponen, ada tiga bagian yang merupakan komponen penting dari
Sistem SCADA, yaitu Pusat kontrol, media telekomunikasi dan RTU.
1. RTU (Remote Terminal Unit)
RTU atau Remote Terminal Unit merupakan sebuah alat yang diletakkan di site
(remote area) yang ingin diintegrasikan dengan sistem SCADA, misalnya
Circuit Breaker, Load Break Switch dan Recloser, Di dalam RTU terdapat
seperangkat CPU yang telah terprogram sehingga mampu meneruskan perintah
dari Control Center ke peralatan maupun mengirimkan sinyal-sinyal alarm dan
besaran-besaran (V, I, freq) dari peralatan ke Control Center. Didalam CPU
tersebut terdapat perangkat seperti modem, memory (ROM) dan processor.
Fungsi utama dari suatu RTU adalah:
1. Mendeteksi perubahan posisi saklar (Open/Close)
2. Mengetahui besar tegangan, arus, dan frekuensi (di Gardu Induk)
3. Menerima perintah remote control dari pusat kontrol untuk membuka atau
menutup
2. Media Telekomunikasi
Media telekomunikasi, sebagai media untuk menyampaikan pesan/sinyal antara
RTU dengan Control Center dan sebaliknya. Media komunikasi bisa berupa
media kabel, power line carrier, serat optik maupun frekuensi radio.
3. Control Center
Control Center merupakan tempat dimana Dispatcher mampu melakukan semua
fungsi SCADA dan memanfaatkan perangkat-perangkat IT seperti Main
Computer (server), Man Machine Interface (MMI), WS Programing dan
peripheral lainnya yang terdiri dari dua buah yang berfungsi sebagai redundat
master/slave, sehingga akan tetap beroperasi meskipun komputer master terjadi
gangguan. Fungsi utama dari main komputer adalah:
1. Mengatur komunikasi antara dirinya sendiri dengan RTU
2. Mengirim dan menerima data dari RTU kemudian menerjemahkannya ke
dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh user
3. Mendistribusikan informasi tersebut ke MMI, mimic Board, dan printer
Logger yang mendokumentasikan informasi tersebut

2.6 Sistem SCADA Pada Sistem Distribusi dan Transmisi


Sistem SCADA yang diterapkan dalam Sistem Distribusi dan Transmisi Tenaga
Listrik di rancang untuk memantau aktifitas peralatan pada Gardu Induk atau Gardu
Hubung dan pengendalian operasi, sehingga kondisi jaringan Tenaga Listrik dapat
dimonitor secara real time. Selain fungsi tersebut dengan Sistem SCADA juga
berfungsi melakukan perintah remote control.
Dengan sistem SCADA maka Dispatcher mendapatkan data dengan cepat setiap saat
(real time) bila diperlukan, disamping itu SCADA dengan cepat memberikan
peringatan pada Dispatcher bila terjadi gangguan pada Sistem, sehingga gangguan
dapat dengan mudah dan cepat diatasi atau dinormalkan. Fungsi kendali pengawasan
mengacu pada operasi peralatan dari jarak jauh, seperti switching circuit breaker,
pengiriman sinyal balik untuk menunjukkan atau mengindikasikan kalau operasi
yang diinginkan telah berjalan efektif.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Dalam pengoperasian tenaga listrik, seorang operator / dispatcher membutuhkan
sistem SCADA untuk melakukan dan memanfaatkan hal-hal seperti
Telemetering, Telesinyal, dan Telekontrol.
2. Sistem SCADA terdiri dari 3 bagian utama yaitu: Master Station, Link
Komunikasi Data, dan Remote Station
3. Pengontrolan peralatan di gardu induk dapat dilakukan secara remote dari Control
Center melalui media RTU.
4. Adapun fungsi utama dari sistem SCADA adalah Data Processing System ,
Akuisisi data, Event processing, Kalkulasi data, Threshold overshoot monitoring,
Archive (penyimpanan) dan trending data, Human Machine Interface, Tagging,
Manual entry.

3.2 Saran
1. Perlunya penggantian peralatan SCADA yang sudah usang untuk mewujudkan
sistem yang andal, aman, bermutu, dan ekonomis, dengan berbasis teknologi
sesuai standar dan peraturan yang berlaku.
2. Perlunya penambahan SDM yang berkompeten di bidang SCADA

Anda mungkin juga menyukai