Anda di halaman 1dari 28

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penulis akan menjabarkan mengenai pengertian dan perjalanan

penyakit penyakit ginjal kronis, terapi tetap dengan hemodialisis sebagai

upaya penanganan terhadap penderita penyakit ginjal kronik, serta dampak

yang terjadi pada penderita penyakit ginjal kronik, hingga pemenuhan

Self-care sebagai perawatan secara mandiri oleh penderita penyakit ginjal

kronik. Setiap sub bab akan dikupas secara jelas dari sumber yang dapat

dipercaya.

A. Penyakit Ginjal Kronik (PGK)

1. Pengertian

Penyakit gagal ginjal adalah penyakit dimana fungsi organ ginjal

akhirnya tidak mampu bekerja sama sekali dalam hal pembuangan,

penyaringan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat

kimia seperti natrium dan sodium dalam darah ataupun produksi urin.

Penyakit ginjal berkembang secara perlahan dan terus menerus

mengalami perburukan hingga akhirnya ginjal sama sekali tidak

mampu bekerja sebagai fungsi yang sebenarnya. Dunia kedokteran

mengenal 2 macam penyakit ginjal yaitu penyakit ginjal akut dan

penyakit ginjal kronik.12

Penyakit ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir merupakan

gangguan renal yang progressive dan irreversible dimana kemampuan


12

tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan

cairan dan elektrolit hingga menyebabkan uremia. digambarkan

sebagai suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi

ginjal yang irreversible dengan derajat tertentu dan memerlukan terapi

pengganti ginjal yang tetap.13,14

Penulis mengambil kesimpulan bahwa penyakit ginjal kronik

adalah suatu penyakit dimana fungsi ginjal mengalami perurunan

secara progressive dan irreversible yang mengakibatkan gangguan

hemosetasis cairan dan elektrolit terganggu hingga penderita

membutuhkan terapi pengganti ginjal secara menetap dan

berkelanjutan.

2. Etiologi

Penyakit ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis dengan

kerusakan ginjal yang semakin lama akan memburuk. Kondisi klinis

yang memungkinkan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit ginjal

kronik bisa disebabkan dari berbagai macam penyebab, baik dari

dalam ataupun dari luar ginjal. Penyebab terjadinya penyakit ginjal

kronik dapat dibagi dalam 3 kelompok :14,15,16

a. Penyebab pre-renal

Penyebab pre renal dapat berupa gangguan aliran darah yang

menuju ginjal sehingga ginjal kekurangan suplai darah.

Kekurangan oksigen dalam tahap lanjut jaringan ginjal akan

mengalami kerusakan. Contohnya : volume darah berkurang akibat


13

dehidrasi berat atau kehilangan darah dalam jumlah besar,

berkurangnya daya pompa jantung, serta adanya sumbatan atau

hambatan pada arteri besar yang menuju ginjal.

b. Penyebab renal

Merupakan gangguan atau kerusakan yang mengenai jaringan di

dalam ginjal. Contohnya :

a) Penyakit pada saringan (glomerulus): glomerulonefritis

b) Penyakit diabetes mellitus (diabetic nephropathy)

c) Hipertensi (hypertensive nephropathy)

d) Penyakit sistem kekebalan tubuh SLE (systemic lupus

Erythematosus)

e) Infeksi kuman: pyelonefritis, ureteritis.

f) Batu ginjal: nefrolitiasis.

g) Kista di ginjal: polcystis kidney.

h) Trauma langsung pada ginjal.

i) Keganasan pada ginjal.

j) Sumbatan: batu, tumor, penyempitan (striktur).

c. Penyakit post renal.

Merupakan gangguan atau hambatan yang terjadi pada

aliran keluar ginjal (output) urin sehingga menyebabkan aliran

balik urin kearah ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Contohnya : adanya sumbatan atau penyempitan pada saluran

pengeluaran urin antara ginjal hingga ureter (saluran keluarnya


14

urin), adanya batu pada ureter sampau uretra, penyempitan akibat

saluran tertekuk, penyempitan akibat adanya pembesaran pada

kelenjar prostat ataupun tumor.

Faktor-faktor sekunder atau beberapa keadaan yang dapat

meningkatkan progresifitas pada penderita penyakit ginjal kronik

antara lain : hipertensi merupakan faktor yang paling dominan,

diet dengan kadar tinggi protein, hipertensi intraglomerulus,

hiperlipidemia, hiperglikemia, hiperfosfatemia atau asidosis

metabolik. infeksi kandung kemih ataupun infeksi di luar ginjal.

Hipertensi yang berat, kekurangan cairan dan gangguan elektrolit,

obstruksi atau sumbatan seperti batu atau prostat, pembedahan atau

trauma dan gagal jantung kongestif.16,17

3. Patofisiologi

Berdasarkan proses perjalanan penyakit yang terjadi dari berbagai

penyebab yaitu infeksi, zat toksik, vaskuler, obstruksi saluran kemih

hingga akhirnya terjadi kerusakan nefron sehingga menyebabkan

penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR), gangguan ini akan

mengakibatkan fungsi eksresi dan fungsi non eksresi ginjal akan

menurun. Ginjal yang mengalami penurunan sebagian fungsinya

karena sebab tertentu, nefron yang masih utuh akan mempertahankan

laju filtrasi. Keadaan ini akan memaksa nefron yang tersisa untuk

bekerja melebihi kapasitasnya, sehingga timbul kerusakan yang

memperberat penurunan fungsi ginjal. Menurunnya fungsi ginjal,


15

menyebabkan produk akhir metabolisme protein yang seharusnya

dieksresikan ke dalam urin akan tertimbun dalam darah, terjadi uremia

dan mengakibatkan gangguan pada semua sistem dalam tubuh.

Semakin banyak penimbunan sampah dalam tubuh maka gejala yang

timbul akan semakin berat.1,14

Sindrom uremia menyebabkan pruritus (gatal-gatal), dan

mengakibatkan perubahan warna kulit. Sindrom uremia juga dapat

menyebabkan asidosis metabolik akibat ginjal tidak mampu

menyeksresi asam (H+) berlebih. Penurunan sekresi fosfat dan asam

yang terjadi mengakibatkan terjadinya mual dan muntah. Sekresi

kalsiun juga mengalami penurunan sehingga menyebabkan

hiperkalemia. Penghantaran aliran listrik dalam jantung terganggu,

akibatnya terjadi penurunan COP (cardiac output), suplai O2 dalam

otak dan jaringan terganggu. Penurunan sekresi eritroprotein sebagai

faktor penting dalam stimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum

tulang menyebabkan produk hemoglobin (oksihemoglobin) berkurang

maka tubuh akan mengalami keadaan lemas dan tidak bertenaga.1

4. Stadium dan klasifikasi penyakit ginjal kronik

Penurunan laju filtrasi glomerulus sangat berkaitan dengan tingkat

kerusakan pada sistem dalam ginjal. Stadium ataupun klasifikasi

penyakit ginjal kronik didasarkan pada besarnya laju filtrasi

glomerulus yang masih bekerja. Terdapat lima stadium atau klasifikasi

penyakit ginjal kronik menurut National Kidney Foundation (NKF)


16

Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI). Klasifikasi

penyakit ginjal kronik antara lain :13,14

Tabel 2.1 Derajat kerusakan pada penyakit ginjal kronik.13,14

Stadium Pengertian (description) Penurunan GFR


(stage) (mL/min/1,73m2)
1 Terjadi kerusakan ginjal >90
dengan nilai peningkatan GFR
normal.
2 Terjadi kerusakan ringan pada 60-89
ginjal (mild kidney demage).
3 Kerusakan ginjal dengan skala 30-59
sedang. Rentan terjadi
kerusakan pada ginjal yang
tersisa.
4 Kerusakan ginjal dengan skala 15-29
berat. Kematian pada nefron
yang tersisa semakin banyak.
5 Penyakit ginjal terminal. <15 (terapi dialisis)
Terdapat jaringan parut dan
atrofi tubulus pada seluruh
ginjal.

5. Manifestasi Klinis

Peningkatan kadar ureum dalam darah yang telah mempengaruhi

keseluruhan organ tubuh pada penderita penyakit ginjal kronik, akan

memperlihatkan tanda dan gejala. Tingkat keparahan tanda dan gejala

bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang

mendasari serta usia penderita, adapun tanda dan gejala yang pada

umumnya dapat tampak antara lain :1

a. Manifestasi kardiovaskuler : hipertensi, pitting edema, edema

periorbital, friction rub pericardial, pembesaran vena leher, gagal


17

jantung kongestif, perikarditis, disritmia, kardiomiopati, efusi

pericardial, temponade pericardial.

b. Gejala dermatologis atau sistem integument : gatal gatal (pruritus),

warna kulit abu-abu, mengkilat dan hiperpigmentasi, kulit kering,

bersisik, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar, memar

(purpura).

c. Manifestasi pada pulmoner yaitu krekels, edema pulmoner, sputum

kental dan liat, nafas dangkal, pernapasan kusmaul, pneumonitis.

d. Gejala gastrointestinal : nafas berbau ammonia, ulserasi dan

perdarahan pada mulut, anoreksia, mual, muntah dan cegukan,

penurunan aliran saliva, haus, rasa kecap logam dalam mulut,

kehilangan kemampuan penghidu dan pengecap, parotitis dan

stomatitis, peritonitis, konstipasi dan diare, perdarahan dari saluran

gastrointestinal.

e. Perubahan musculoskeletal : kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur

tulang.

f. Manifestasi pada neurologi yaitu kelemahan dan keletihan, konfusi,

disorientasi, kejang, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada

tungkai kaki, perubahan tingkah laku, kedutan otot, tidak mampu

berkonsentrasi, perubahan tingkat kesadaran, neuropati perifer.

g. Manifestasi pada sistem repoduktif : amenore, atropi testikuler,

impotensi, penurunan libido, kemandulan


18

h. Manifestasi pada hematologik yaitu anemia, penurunan kualitas

trombosit, masa pembekuan memanjang, peningkatan

kecenderungan perdarahan.

i. Manifestasi pada sistem imun yaitu penurunan jumlah leukosit,

peningkatan resiko infeksi.

j. Manifestasi pada sistem urinaria yaitu perubahan frekuensi

berkemih, hematuria, proteinuria, nokturia, aliguria.

k. Manifestasi pada sisitem endokrin yaitu hiperparatiroid dan

intoleran glukosa.

l. Manifestasi pada proses metabolik yaitu peningkatan urea dan

serum kreatinin (azotemia), kehilangan sodium sehingga terjadi :

dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipermagnesemia dan

hipokalsemia.

m. Fungsi psikologis yaitu perubahan kepribadian dan perilaku serta

gangguan proses kognitif.

6. Komplikasi penyakit ginjal kronik

Penyakit ginjal kronik merupakan penyakit yang membutuhkan terapi

jangka panjang. Progressive merupakan salah satu keadaan yang akan

terjadi kepada penderita penyakit ginjal kronik. Ginjal yang tidak

mampu berfungsi sebagai alat pengeluaran (eksresi), maka sisa

metabolisme yang dikeluarkan akan menjadi zat toksik yang meracuni

tubuh penderita. Adapun komplikasi yang menyerang sistem organ


19

tubuh lainnya dapat terjadi akibat keadaan uremia secara terus menerus

antara lain :1,18

a. Hiperkalemia akibat penurunan eksresi, asidosis metabolik,

katabolisme dan masukan diet yang berlebih.

b. Perikarditis, efusi pericardial dan tamponade jantung akibat retensi

produk sampah uremik dan dialysis yang tidak adekuat.

c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem

rennin-angiostensin-aldosteron.

d. Anemia akibat penurunan eritroprotein, penurunan rentang usia sel

darah merah, terjadinya perdarahan gastrointestinal akibat terjadi

iritasi oleh toksin, dan kehilangan darah selama hemodialisis.

e. Terjadinya penyakit tulang serta klasifikasi metastatik akibat

retensi fosfat, kadar kalsium serum yang rendah metabolisme

vitamin D yang abnormal, dan peningkatan kadar almunium dalam

tubuh.

7. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan adalah untuk menjaga serta

mempertahankan fungsi ginjal, keseimbangan cairan elektrolit dan

mencegah komplikasi selama mungkin. Penatalaksaanaan yang dapat

dilakukan pada penderita gagal ginjal kronik meliputi terapi

konservatif dan terapi pengganti ginjal. Terapi konservatif bertujuan

untuk mencegah terjadinya faal ginjal secara progresif, meringankan

keluhan-keluhan akibat toksik dalam tubuh, memperbaiki metabolisme


20

secara optimal dan memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.19

Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium

5, yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit.20 Terapi tersebut dapat

berupa hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal. 1,14

1. Dialisis

Dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang

serius, seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialisis

memperbaiki abnormalitas biokimia, menyebabkan cairan, protein,

dan natrium dapat dikonsumsi secara babas, menghilangkan

kecenderungan perdarahan dan membantu penyembuhan luka.

2. Koreksi hiperkalemi

Mengendalikan kalium darah sangat penting karena

hiperkalemi dapat menimbulkan kematian mendadak. Apabila

telah terjadi hiperkalemia pengobatannya dengan mengurangi

intake kalium, pemberin Na Bikarbonat, dan pemberian infus

glukosa.

3. Koreksi anemia

Usaha pertahanan harus ditunjukkan untuk mengatasi faitor

disifisiensi, kemudian mencari apakah ada perdarahan yang

mungkin dapat diatasi. Pengendalian gagal ginjal pada keseluruhan

akan dapat meninggikan Hb. Transfusi darah hanya dapat

diberikan bila ada indikasi yang kuat, misalnya terdapat isufisiensi

koroner.
21

4. Koreksi asidosis

Pemberian asam melalui makanan dan obat obatan harus

dihindari. Natrium bikarbonat dapat diberikan peroral atau

parenteral. Pada permulaan 100 mEq natrium bikarbonat diberi

intravena perlahan-lahan.

5. Pengendalian hipertensi

Pemberian obat beta bloker, alpa metildopa, dan vasodilator

dilakukan. Mengurangi intake garam dalam mengendalikan

hipertensi harus teliti dikarenakan tidak semua penyakit ginjal

kronik disertai retensi natrium.

6. Transplantasi ginjal.

Dengan pencangkokan ginjal yang sehat kepada penderita penyakit

ginjal kronik, maka seluruh faal ginjal diganti oleh ginjal yang

baru.

B. Hemodialisis (HD)

1. Pengertian hemodialisis

Hemodialisis merupakan suatu proses difusi dengan melintasi

membran semipermiabel untuk menyaring dam menyingkirkan

substansi yang tidak diharapkan dari darah serta menyuplai komponen


21
yang diharapkan dalam darah. Hemodialisis adalah dialisis yang

dilakukan dengan menggunakan membran sintetik yang semipermiabel

sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan.22


22

Terdapat 3 prinsip yang mendasari hemodialisa yaitu difusi,

osmosis dan ultrafiltrasi toxin dan zat limbah dari dalam darah yang

dikeluarkan melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah

yang mempunyai konsentrasi tinggi ke dialisa yang berkonsentrasi

lebih rendah. Cairan dialisa tersusun dari semua elektrolit yang penting

dengan konsentrasi eksternal yang ideal kadar darah dapat

dikendalikan dengan mengatur rendaman dialisat (dialisat bath) secara

tepat.14

Fungsi sistem ginjal buatan memiliki cara kerja sebagai berikut6 :

a. Membuang produk metabolism protein seperti urea, kreatinin,

dan asam urat.

b. Membuang kelebihan air dengan mempengaruhi tekanan

banding antara darah dan bagian cairan

c. Mempertahankan atau mengembalikan sistem buffer tubuh.

d. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.

2. Komplikasi hemodialisa

Komplikasi akut hemodialiasa adalah komplikasi yang terjadi

selama hemodialisa berlangsung. Komplikasi intra dialisa lebih banyak

dipengaruhi oleh lamanya waktu dialisis, kecepatan pengurangan kadar

ureum dari ultrafiltrasi yang besar.14

Komplikasi hemodialisa dapat mencangkup hipotensi yang terjadi

selama hemodialisa ketika cairan dikeluarkan, emboli udara memasuki


23

sistem vaskuler pasien. Nyeri dada yang terjadi karena PCO2 menurun

bersamaan dengan terjadinya sirkulasi darah di luar tubuh, prutitus

yang dapat terjadi selama dialisis ketika produk akhir metabolism

meninggalkan kulit, gangguan keseimbangan yang terjadi karena

perpindahan cairan serebral dan muncul sebagai kejang, kram otot,

mual, muntah serta dapat terjadi nyeri ketika cairan dan elektrolit

dengan cepat meninggalkan ruang ekstra sel.14

C. Konsep Self-care

1. Model Konsep Keperawatan Orem

Model konsep keperawatan yang diperkenalkan Orem

menekankan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk

merawat dirinya sendiri dan anggota keluarganya. Peran perawat

adalah membantu individu dan self-care agency untuk mampu

memenuhi kebutuhan self-care bila individu jatuh pada kondisi sakit

atau mengalami keterbatasan aktivitas yang memerlukan

pertolongan.10

self-care merupakan selah satu model Keperawatan yang

diperkenalkan Orem dimana asuhan keperawatan dilakukan dengan

keyakinan bahwa setiap orang mempelajari kemampuan untuk

merawat diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara

kesehatan dan kesejahteraan secara optimal baik sehat ataupun sakit.

Model self-care ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam
24

keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas

kemampuan. Self-care didasarkan atas kesengajaan serta dalam

pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan.10

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan self-care (basic

conditioning factor):10,23 1) Usia, 2) Tahap perkembangan, 3)

Tingkat pengetahuan, 4) Pengalaman hidup, 5) Latar belakang

sosiokultural 6) Kesehatan dan 7) Sumber-sumber yang tersedia.

b. Keyakinan dan nilai-nilai dalam self-care24

1) Pasien

Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus

menerus mempertahankan self-care untuk hidup sehat,

pemulihan dari sakit atau trauma dan efeknya.

2) Sehat

Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self-

care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan

integritas struktural fungsi dan perkembangan.

3) Lingkungan

Tatanan dimana pasien tidak dapat memenuhi kebutuhan

keperluan self-care dan perawat termasuk di dalamnya.

Perhatian pada kondisi lingkungan fisik dan psikososial

eksternal.
25

4) Keperawatan

Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang

dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok

masyarakat dalam mempertahankan self-care yang mencakup

integritas struktural, fungsi dan perkembangan.

2. Bentuk teori self-care

a. Teori self-care

Self-care merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta

dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta

mempertahankan kehidupan, kesehatan. Individu dituntut

melakukan kegiatan secara mandiri guna mempromosikan dan

mempertahankan kesejahteraan hidup.10

Self-care agency merupakan suatu kekuatan dan kemampuan

individu dalam melakukan self-care sendiri, dapat dipengaruhi oleh

usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain dengan

perkiraan dan essensial operasi-operasi produksi untuk perawatan

mandiri.10 Self-care agency terdiri dari dua hal; orang yang

menyediakan self-care dan orang lain daripada individu yang

menyediakan perawatan seperti orang tua atau kerabat keluarga.10


26

b. Basic conditioning factor

Basic conditioning factor merupakan tanda ataupun indikasi

peristiwa yang terjadi kepada seseorang yang akan mengakibatkan

seseorang untuk memenuhi kebutuhan self-care secara berbeda. Basic

conditioning factor secara langsung ataupun tidak langsung dapat

mempengaruhi kebutuhan seseorang dalam memenuhi tindakan self-

care bagi tubuhnya. Adapun indikasi basic conditioning factor ataupun

faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri seseorang

menurut orem yang telah dimodifikasi antara lain 10:

1) Usia (age)

Merupakan perbedaan kronologi usia pada setiap orang dalam

untuk memenuhi kebutuhan self-care.

2) Jenis kelamin (gender)

Jenis kelamin seseorang baik perempuan ataupun laki-laki.

3) Tahap perkembangan (developmental state)

Merupakan rentang tahap perkembangan seseorang yang meliputi

segi fisik, segi fungsi kemampuan tubuh, kognitif, dan level

psikososial.

4) Tingkat pengetahuan

Merupakan persepsi seseorang yang dapat mempengaruhi

kebutuhan self-care dengan penekanan persepsi terhadap

kesehatan.
27

5) Sistem peduli kesehatan (health care system)

Merupakan serangkaian sistem sumber-seumber kesehatan yang

tersedia.

6) Latar belakang sosiokultural-spiritual (sociocultural-spiritual

orientation)

Sistem kepercayaan seseorang dengan lingkungan sosial secara

kompleks.

7) Sistem keluarga (family system)

Sistem hubungan dan fungsi diantara keluarga dan sosial secara

kompleks baik hubungan interpersonal ataupun sosial.

8) Pola dalam kehidupan (pattern of living)

Kebiasaan dan gaya hidup seseorang.

9) Lingkungan (conditions of living)

Kondisi lingkungan seseorang secara normal yang berhubungan

dengan kebutuhan self-care seseorang secara mandiri.

10) Available resources factor fasilitas yang dipercaya dan diyakini

untuk dapat digunakan seseorang dalam memenuhi kebutuhan.

Self-care Requisites (syarat-syarat perawatan mandiri)

menekankan bahwa kebutuhan self-care merupakan suatu tindakan

yang ditujukan pada penyediaan dan self-care sendiri yang bersifat

universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta


28

dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh. Self-care requisites

terdiri dari beberapa jenis kebutuhan, yaitu:24

1) Universal Self-care Requisites (USCRs)

Kebutuhan universal yang ada pada setiap manusia dan

berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan,

yang biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia.

Kebutuhan ini umumnya dibutuhkan oleh manusia selama

siklus kehidupannya secara kualitas serta kuantitas seperti

kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk kebutuhan udara,

air, makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan

pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk

perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap

lingkungan, dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan

hidupnya.

2) Developmental Self-care Requisites (DSCRs)

Kebutuhan yang berhubungan perkembangan dan

pertumbuhan manusia, terjadi hubungan antara tingkat

perkembangan individu dan lingkungan tempat mereka tinggal,

yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang, dimana

kebutuhan ini berguna untuk meningkatkan proses

perkembangan sepanjang siklus hidup.


29

3) Health Deviation Self-care Requisites (HDSCRs)

Kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien

atau timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan

kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan karena sakit atau

ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam

perilaku self-care. Pasien mencari fasilitas kesehatan yang

dianggap dapat membantu serta meningkatkan kondisi

kesehatannya, menggunakan bantuan medis yang sesuai dan

secara efektif melaksanakan tindakan medis yang telah

diresepkan.

Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa

asumsi, yaitu:11

1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki

kebutuhan umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air,

dan makanan) dan untuk mengelola kondisi kehidupan yang

menyokong proses hidup, pembentukan dan pemeliharaan

integritas struktural, serta pemeliharaan dan peningkatan

integritas fungsional.

2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga

pematangan kedewasaan memerlukan pembentukan dan

pemeliharaan kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan

dan perkembangan di setiap periode dalam daur hidup.


30

3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan

dari struktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan

menimbulkan beberapa permintaan untuk pencegahan,

tindakan pengaturan untuk mengontrol perluasan dan

mengurangi dampaknya

c. Therapeutic Self-care Demand

Theurapetic self-care demand adalah keseluruhan (totalitas)

tuntutan atau permintaan dalam self-care sendiri yang merupakan

tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk self-care

sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang

tepat.10 Pencapaian terapi permintaan self-care dilakukan dengan

tindakan yang terapeutik dengan tujuan self-care untuk

mempertahankan serta pancapaian derajat kesehatan yang optimal dan

sejahtera. Terapi permintaan self-care merupakan sekumpulan

tindakan inisiatif dari individu yang dianggap perlu dalam waktu

tertentu untuk mencapai terapi self-care.11

Konsisten dengan konsep self-care sebagai tindakan yang

disengaja dan disadari, maka sebelum memilih dan memulai tindakan

tentunya harus mengetahui kebutuhan dan tujuan untuk self-care.

Kebutuhan dalam pengaplikasian self-care mengharuskan individu

untuk terlibat aktif dalam menentukan prioritas dan tindakan yang

tepat diperlukan secara mandiri. Perawat yang aktif terlibat dalam


31

membantu pasien untuk mencapai self-care juga harus memahami

kebutuhan perawatan. Individu harus dapat mengoptimalkan tuntutan

terapi self-care dalam upaya mennemukan bantuan perawatan yang

diperlukan dengan tepat.10,11

Permintaan terapi self-care mengatur tindakan yang diperlukan

untuk memenuhi keseluruhan self-care pasien holistic baik secara

universal, perkembangan serta penyimpangan kesehatan dari syarat

self-care. Adapun syarat dalam theraputic self-care demand :10,11

1. Mengidentifikasi faktor pengkondisian dasar (basic conditioning

factor) individu yang mencangkup usia, tahap perkembangan,

tingkatan pengetahuan, pengalaman hidup, latar belakang

sosiokultural, kesehatan, serta sumber-sumber yang tersedia.

2. Analisis metode umum dan teknologi yang telah dipilih sesuai

dengan basic conditioning factor.

Analisis faktor pengubah ataupun kualifikasi tindakan yang

meliputi durasi pasien mengalami penyimpangan kesehatan,

lamanya pasien manjalani terapi dalam upaya pengobatan, serta

tindakan alternatif yang telah dilakukan dapat membantu untuk

menentukan tindakan self-care yang diperlukan. Berbagai macam

usaha perawatan yang dilakukan serta identifikasi seluruh

kepedulian diri dalam memenuhi tindakan inisiatif theraputic self-

care demand merupakan langkah-langkah menuju tercapainya

tuntutan perawatan diri yang diharapkan.10,11


32

BASIC CONDITIONING
FACTORS

USCRs DSCRs HDSCRs


+ +

THERAPAUTIC SELF-CARE DEMAND

Gambar 2.1: Calculation of therapeutic self-care demand.

Keseluruhan kalkulasi modifikasi faktor kondisi dasar

tindakan self-care secara mandiri merupakan keseluruhan batas

self-care Requisites yang mampu dilakukan seseorang secara


8
mandiri (therapeutic self-care demand)

d. Teori Self-care Deficit

Self-care deficit merupakan bagian penting dalam

perawatan secara umum di mana segala perencanaan

keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan.

Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau

terbatas untuk melakukan self-care secara terus menerus. Self-

care deficit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa,

atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya


33

perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan

dalam peningkatan self-care, baik secara kualitas maupun

kuantitas.11

e. Teori Sistem Keperawatan

Teori Sistem Keperawatan merupakan teori yang menguraikan

secara jelas bagaimana kebutuhan Self-care pasien terpenuhi oleh

perawat atau pasien sendiri.23 Dalam pandangan sistem ini, Orem

memberikan identifikasi bantuan dalam sistem pelayanan keperawatan

diantaranya:10,11

a. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Compensatory System).

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan

bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan

pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang

memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan, dan

ambulansi serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian

bantuan pada pasien koma.11

b. Sistem Bantuan Sebagian (Partially Compensatory System).

Merupakan sistem dalam pemberian Self-care sendiri secara

sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan

bantuan secara minimal. Contoh: perawatan pada pasien post operasi

abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan untuk

melakukan perawatan luka.11


34

c. Sistem Supportif dan Edukatif.

Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang

membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu

memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar

pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan

pembelajaran.11

D. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

1. Karakteristik Kebutuhan Dasar Manusia

Manusia mempunyai kebutuhan dasar untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu mempunyai

karakteristik yang unik, kebutuhan dasarnya sama. Karakteristik

kebutuhan manusia antara lain :15

a. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang sama, walaupun setiap

orang memiliki latar belakang sosial, budaya, persepsi dan

pengetahuan yang berbeda.

b. Umumya pemenuhan kebutuhan dasar setiap manusia sesuai

dengan tingkat prioritasnya.

c. Sebagian pemenuhan kebutuhan dasar dapat ditunda, walaupun

umumnya harus dipenuhi.


35

d. Kegagalan pemenuhan salah satu kebutuhan dasar dapat

mengakibatkan kondisi yang tidak seimbang sehingga

menyebabkan sakit.

e. Munculnya keinginan pemenuhan kebutuhan dasar dipengaruhi

oleh stimulus internal maupun eksternal.

f. Berbagai kebutuhan dasar akan saling berhubungan dan

berpengaruh pada manusia.

g. Ketika timbul keinginan terhadap suatu kebutuhan, maka individu

akan berusaha untuk memenuhinya.

2. Kebutuhan Dasar Menurut Orem

Pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan

mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep

kebutuhan dasar yang terdiri dari:8

a. Udara

Hal ini ditekankan pada pemeliharaan dalam pengambilan udara,

atau dapat disebut pula kebutuhan oksigenasi.25 Oksigenasi

memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara

funsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara

fungsional menyebabkan kemunduran.9

b. Air

Kebutuhan manusia akan cairan. Cairan dan elektrolit sangat

penting untuk mempertahankan keseimbangan homeostasis tubuh.


36

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi

fungsi fisiologis tubuh.25

c. Makanan

Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan

fungsinya. Kebutuhan makanan diperlukan sepenjang kehidupan

manusia, namun jumlah nutrisi yang diperlukan tiap orang berbeda

sesuai dengan karakteristiknya.25

d. Eliminasi

Eliminasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang esensial dan

berperan penting dalam menentukan kelangsungan hidup

manusia.8,25

e. Istirahat dan kegiatan

Menekankan pentingnya pengaturan keseimbangan antara istirahat

dan aktivitas. Aktivitas merupakan dasar bagaimana manusia

menggunakan tubuh secara efisien, terkoordinasi dan aman.

Istirahat yang cukup merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan

oleh semua orang agar dapat berfungsi secara normal.8,25

f. Kesendirian dan interaksi sosial

Menekankan pada pemeliharaan keseimbangan antara kesendirian

dan interaksi sosial.8

g. Pencegahan Resiko
37

Kebutuhan akan pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam

keadaan sehat.8

h. Promotion of Normality

Menekankan peningkatan kesehatan dan kewaspadaan terhadap

suatu penyakit tertentu dengan adanya media pendidikan

kesehatan.8
38

E. Kerangka Teori

Penderita Penyakit Ginjal


Kronik

Basic Conditioning Factor : Usia, Tahap perkembangan

Tingkat pengetahuan, Pengalaman hidup, Latar belakang

sosiokultural , Kesehatan, dan Sumber-sumber yang tersedia.

Self-Care

Universal Self-Care Develomental Self-Care Health Deviation Self-


requisites requisites Care requisites

Therapeutic Self-Care Demand

Gambar2.2: Kerangka teori.8,9

Anda mungkin juga menyukai