Anda di halaman 1dari 18

PROMOSI K3 DI TEMPAT KERJA

KELOMPOK 6

ALIFAH LUTHFIYAH THAMRIN

RAMDINA SAFITRI

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2019
I. PENDAHULUAN

A. Gambaran Ringkas Lokasi

PT Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan

Timur Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa

Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68

kilometer dari kota Makassar. Perseroan yang memiliki kapasitas

terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit

pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, III, IV dan V. Keempat unit pabrik

tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing

590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen

per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V.

Lokasi pabrik yang berada di Sulawesi Selatan merupakan daerah

strategis untuk mengisi kebutuhan semen di daerah Indonesia Bagian

Timur. Dengan didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan

diperkuat oleh sembilan unit pengantongan semen yang melengkapi

sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai

pemasok terbesar di kawasan tersebut. unit pengantongan semen

berlokasi di Palu, Banjarmasin, Bitung, Kendari, Ambon dan Mamuju

dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun serta di

Makassar, Bali, dan Samarinda dengan kapasitas masingmasing

600.000 ton semen per tahun . Sarana pendukung operasi lainnya yang

berkontribusi besar terhadap pencapaian laba perusahaan adalah

utilitas Pembangkit listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2 X

25 MW dan 2 X 35 MW yang berlokasi di Desa Biringkassi,

Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.


Potensial hazard yang kami pilih terletak pada tonasa IV yang

terdiri dari 100 pekerja. Adapun alur kerja pembuatan semen pada

tonasa IV yaitu sebagai berikut :

1. Quary

Batu kapur yang diquary diledakkan dengan menggunakan bahan

peledak. Lalu dengan alat-alat berat batu kapur itu dipilih,

selanjutnya dimuat dan diangkut dengan menggunakan Damp

Trucks ke atas pemecah.

2. Crusher

Bahan mentah yang berasal dari tambang biasanya berukuran

besar. Bahan mentah tersebut dipecah untuk memperkecil

ukurannya dengan menggunakan Hammer Crusher.

3. Storage

Storage merupakan tempat penampungan bahan-bahan mentah

yang belum diolah, berfungsi untuk prehomogenisasi atau

keseragaman.

4. Raw Mill

Pada tahap ini, terjadi proses pencampuran tahap bahan baku yaitu

batu kapur dan tanah liat. Pada tahap ini dilakukan untuk

pengkoreksian menggunakan pasir silica dan pasir besi dengan

perbandingan tertentu.

5. Preheater (Pemanasan Awal)

Proses ini berfungsi untuk mereduksi kadar air serta memisahkan

antar Kiln feed dengan gas dari Kiln dengan menggunakan cyclone.

Temperature ditiap-tiap cyclone harus dijaga agar tidak terjadi

flushing.
6. Kiln

Material yang berasal dari silo diangkut ke kiln untuk dibakar

dengan temperatur 13500 – 1500˚C sehingga dapat menghasilkan

klinker. Pada Kiln memerlukan isolator yang tahan suhu tinggi.

Bahan yang dipilih adalah bata tahan api dengan softening point di

atas 1520˚C.

7. Cooler

Tahap ini dilakukan pendinginan pada klinker. Proses pendinginan

disini menggunakan grate cooler.

8. Klinker

Silo Tempat ini merupakan wadah untuk hasil proses cooler.

9. Finish Mill

Pada tahap ini dilakukan proses penambahan gypsum terhadap

terak berfungsi untuk retarder atau pengatur waktu pengerasan

semen.

10. Semen Silo

Sama halnya dengan silo, tempat ini merupakan wadah terakhir

untuk semen yang nantinya akan dipacking atau dikirim secara

curah.
II. SUMBER POTENSIAL HAZARD

A. Kebakaran

Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang

berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan

timbulnya api/penyalaan. Kebakaran di tempat kerja menghasilkan

kerusakan property dan bahkan menyebabkan luka bakar dan

kematian, sehingga produktifitas di tempat kerja menurun.

PT. Semen Tonasa merupakan pabrik penghasil semen dengan

proses produksi yang menggunakan bahan bakar batu bara dan listrik

bertegangan tinggi yang dapat berpotensi terjadinya kebakaran.

Tempat yang sangat berpotensi terjadinya kebakaran pada tonasa IV

adalah pada kiln yaitu pembakaran semen dengan bahan bakar batu

bara, coal mill yaitu tempat penggilingan batu bara, pre heater yaitu

tempat pemanasan bahan awal sebelum masuk di kiln dan gudang batu

bara.

Berdasarkan data magang, pada tahun 2015 terjadi kebakaran di

area coal mill (pengolahan batu bara) tonasa IV yang menyebabkan 10

korban, 1 korban meninggal di tempat, 2 korban meninggal di rumah

sakit dan 7 korban lainnya mengalami luka bakar. Penyebab terjadinya

kebakaran yaitu berawal dari gesekan batu bara sehingga

mengeluarkan api dan merembes ke pambel hingga akhirnya api

membesar.

Pada bulan agustus tahun 2019, di PT. Semen Tonasa kembali

terjadi kebakaran di area gudang batu bara yang menyebabkan 2

korban luka bakar. Hal ini terjadi pada saat pembersian gudang batu
bara yang menghasilkan debu batu bara yang mengandung api dan

menjalar ke seluruh gudang batu bara hingga akhirnya api membesar.

Dampak dari kebakaran adalah kerusakan mesin-mesin produksi

dan sumber daya manusia kurang sehingga produktifitas perusahaan

menurun.

Berdasarkan data diatas, perlu diadakan pelatihan K3 terkait

kebarakan yang bertujuan agar pekerja lebih peduli terhadap

keselamatan pada saat bekerja. Cara lain yang dapat dilakukan agar

pekerja peduli terhadap keselamatan saat bekerja yaitu dengan

mengadakan program promosi K3 dalam bentuk media cetak seperti :

poster, stiker, rambu-rambu, spanduk, leaflet dll. Dengan adanya

pelatihan dan promosi K3 melalui media cetak tersebut, dapat

meminimalisir korban pada saat terjadi kebakaran.


III. PKDTK (PROMOSI K3 DI TEMPAT KERJA)

A. Poster

Poster adalah media gambar yang memiliki sifat persuasif tinggi

karena menampilkan suatu persoalan (tema) yang menimbulkan

perasaan kuat terhadap khalayak.

Alasan kami memilih poster yang berisi tentang penanganan

kebakaran dengan APAR sebagai media promosi K3 yaitu agar pekerja

lebih peduli terhadap keselamatan saat bekerja dan meniadakan

kelalaian saat bekerja.


B. Leaflet

Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat

tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet

dideseai secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan

bahasa sederhana, singkat serta mudah dipahami.

Alasan kami memilih leaflet yang berisi tentang tipe APAR dan

kegunaannya sebagai media promosi K3 yaitu agar pekerja mengetahui

kegunaan setiap tipe-tipe APAR.


C. Spanduk

Spanduk adalah suatu kain rentang yang isinya propaganda, slogan

ataupun berita yang perlu diketahui oleh umum. Atau spanduk yaitu

kain membentang yang biasanya berada ditepu jalan yang berisi text,

berwarna serta bergambar.

Alasan kami memilih spanduk yang berisi tentang keselamatan

kebakaran ditempat kerja sebagai media promosi K3 yaitu agar pekerja

mengetahui cara menyelamatkan diri dari kebakaran.


D. Rambu-Rambu Keselamatan

Rambu-rambu merupakan alat bantu yang bermamfaat untuk

membantu menginformasikan bahaya dan untuk melindungi kesehatan

dan keselamatan para pekerja atau pengunjung yang berada ditempat

kerja tersebut.

Alasan kami memilih rambu-rambu yang berisi tentang peringatan

listrik bertekanan tinggi sebagai media promosi K3 agar pekerja lebih

berhati-hati pada area tersebut.


E. Stiker

Stiker adalah suatu media informasi visual yang berupa lembaran

kertas kecil atau plastik yang dapat ditempelkan pada produk atau

barang yang menunjukkan identitas suatu produk agar mudah dikenal

orang.

Alasan kami memilih stiker yang berisi tentang pentunjuk

keberadaan APAR sebagai media prosmosi K3 agar pekerja

mengetahui keberadaan APAR disetiap area.


F. Buku Saku K3

Buku saku adalah buku yang berukuran kecil yang dapat

dimasukkan ke saku yang berisi informasi suatu tema tertentu.

Alasan memilih buku saku yang berisi materi tentang kebakaran

sebagai media promosi K3 agar menambah wawasan para pekerja

terkait kebakaran.
DAFTAR PUSTAKA

Anizar. 2017. Teknik Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Industri. Yogyakarta

: Graha Ilmu.

Atiqoh, I. 2016. Analisis Kerentanan Kebakaran Pemukiman dengan Aplikasi

Citra Quickbird dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus di Kecamatan

Gondokusuman, Mergangsan, dan Umbulharjo, Kota Yogyakarta). [Skripsi

Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Isnaini, Sholihah. 2017. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan Instalasi

Hydrant Sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan dan Penanggulangan

Kebakaran di Area Pabrik I PT. Petrokimia Gresik

Makalah Tanggap Darurat dan Pengelolaan APAR.

Pedoman Magang Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

2019

Tarwaka, 2018. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Manajemen dan Implementasi

K3 di Tempat Kerja). Surakarta : Harapan Press. Astuti, Rispa Ayu. 2016.

Anda mungkin juga menyukai