Bab V Rencana
Bab V Rencana
V-1
kegiatan usaha yang bersifat grosir atau skala menengah dan skala besar
dengan fungsi utama bangunan single unit maupun super blok yang
menampung kegiatan perdangan, jasa maupun campuran.
Pada Kawasan Jalur Ring Road Timur ini nantinya untuk sub zona
perdangan terdiri atas :
1. skala pelayanan kota dan regional meliputi warung atau kios atau
pedagang kaki lima permanen, pedagang kaki lima sementara,
toko atau pertokoan, swalayan atau mini market atau supermarket,
department store, pasar tradisional, rumah makan atau restoran
atau café dan SPBU atau SPBE dan sejenisnya; dan
2. skala pelayanan nasional dan internasional meliputi mall atau plaza
atau pusat perbelanjaan atau hypermarket atau perkulakan,
perdagangan khusus atau pertokoan yang menjual barang yang
sejenis dan berkaitan, dan showroom.
V-2
9. Jasa percetakan;
10. Gedung pertemuan atau auditorium atau jambur;
11. Bengkel;
12. Gedung parkir;
13. Wisma penginapan atau hotel atau losmen; dan
14. Hotel;
278.06
344.35
V-3
Gambar 5.2 Peta Rencana Pemetaan Penanaman Modal di Kawasan Jalur Ring Road Timur Kota Padangsidimpuan
V-4
Tabel 5.1 Luas Rencana Pemetaan Penanaman Modal di Kawasan
Jalur Ring Road Timur Per Desa (Ha)
Wilayah Administrasi Sub Zona (Ha) Jumlah
Jasa Komersial Perdagangan
Kecamatan Batu Nadua 256.55 315.53 572.08
Aek Tuhul 5.20 0.44 5.64
Baruas 9.15 35.01 44.16
Batang Bahal 1.14 1.14
Gala-gala Torup 12.62 5.02 17.64
Gunung Hasahatan 33.57 22.27 55.84
Pudun Jae 67.77 99.87 167.64
Pudun Julu 13.80 23.26 37.06
Purba Tua 20.78 15.03 35.81
Purwodadi 1.76 0.38 2.14
Siloting 4.77 59.56 64.33
Ujung Gurap 87.14 53.53 140.67
Kecamatan PSP Tenggara 21.51 28.83 50.34
PAL IV Pijar Koling 19.36 28.26 47.62
Purba Tua 1.64 1.64
Salambue 0.51 0.51
Sihitang 0.56 0.56
Total 278.06 344.35 622.42
Sumber : Analisis Konsultan, 2018
V-5
Gambar 5.3 Peta Rencana Pemetaan Penanaman Modal di Kawasan Puncak Simarsayang Kota Padangsidimpuan
V-6
29.68 2.33
485.09
V-7
5.2 KAWASAN STRATEGIS LINGKUNGAN
5.2.1 Kawasan Resapan Air Labuhan Rasoki
Kawasan Resapan Air Labuhan Rasoki berfungsi sebagai daerah
resapan yaitu daerah masuknya air dari permukaan tanah ke dalam zona
jenuh air sehingga membentuk suatu aliran air tanah yang mengalir ke
daerah yang lebih rendah. Berdasarkan analisis terhadap penggunaan
lahan eksistingnya terdapat Kawasan hutan rimba dengan luas 72,84 Ha.
Kawasan hutan ini dalam perencanaannya tidak akan di ubah mengingat
fungsi dari Kawasan Labuhan Rasoki adalah sebagai daerah resapan air.
untuk rencana Pemetaan Penanaman Modal di Kawasan Labuhan Rasoki
pada dasarnya juga tidak akan jauh berbeda dari penggunaan lahan
eksistingnya mengingat fungsi Kawasan Labuhan Rasoki sebagai daerah
resapan air.
Untuk lebih jelas mengenai rencana Pemetaan Penanaman Modal
di Kawasan Resapan Air Labuhan Rasoki dapat di lihat pada gambar peta
5.5 di bawah ini.
47.47 193.36
V-8
Gambar 5.6 Peta Rencana Pemetaan Penanaman Modal di Kawasan Resapan Air Labuhan Rasoki Kota Padangsidimpuan
V-9
Tabel 5.3 Luas Rencana Pemetaan Penanaman Modal di Kawasan
Resapan Air Labuhan Rasoki Per Desa (Ha)
Wilayah Administrasi Rencana Penggunaan Lahan Jumlah
Hutan Perkebunan dan Pertanian Lahan
RImba Pertanian Lahan Basah
Kering
Kecamatan PSP 75.64 193.31 47.86 316.81
Tenggara
Labuhan Rasoki 75.60 193.30 47.86 316.75
Manunggang Jae 0.00 0.00
Perkebunan Pijar 0.04 0.01 0.05
Koling
Tarutung Baru 0.00 0.01 0.01
Total 75.64 193.31 47.86 316.81
Sumber : Analisis Konsultan, 2018
V-10
Kawasan ini dapat pula meliputi wilayah yang menembus wilayah
Kabupaten/Kota lain yang berbatasan. Dari sisi eksternal, Kawasan
Agropolitan harus memiliki aksesibilitas dengan kota-kota berjenjang lebih
tinggi di sekitarnya untuk menciptakan sebuah sistem pemasaran yang
terpadu. Pada dasarnya, perdesaan yang menjadi sasaran lokasi
pengembangan Kawasan Agropolitan adalah yang memiliki komoditi
unggulan pertanian, seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan, dan perikanan.
Strategi pengembangan agropolitan pada kedua kecamatan ini
adalah dengan meliputi perencanaan, pembenihan, pemupukan, serta
perencanaan mesin atau alat-alat produksi pertanian, untuk
mempermudah akses petani dalam rangka mendapatkan benih
tanaman, perlu dibangun balai penelitian dan pembenihan tanaman,
keberadaan balai ini sangat memegang peranan penting dalam rangka
penyediaan benih serta penelitian tanaman sehingga diharapkan nanti
tidak mengalamai kesulitan dalam mendapatkan benih serta mampu
dihasilkan benih tanaman baru yang mempunyai kualitas yang lebih baik.
Pengaadaan benih dapat diperoleh dari Koperasi Unit Desa (KUD).
Perencaanaan pembenihan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan
fungsi kios-kios pertanian yang ada di Ibukota Padangsidimpuan terutama
dalam hal aspek distribusi barang ke petani.
Hasil pertanian yang memiliki nilai jual yang tinggi serta diminati oleh
banyak konsumen seperti salak merah dan salak putih sehingga untuk
menunjang komoditas pertanian tersebut, untuk menjaga ketersediaan
pupuk perlu dibuat gudang pupuk. Mesin dan alat pertanian modern
diperlukan dalam menunjang efisiensi dan efektivitas pengolahan tanah,
perencanaan mesin dan alat pertanian perlu diperlukan kerjasama
dengan perguruan tinggi atau instansi lain.
Untuk lebih memahami tentang Kawasan Agrominapolitan dapat di
lihat pada peta rencana penggunaan lahan berikut, atau peta rencana
Pemetaan Penanaman Modal di Kawasan Agrominapolitan.
V-11
Gambar 5.7 Peta Rencana Pemetaan Penanaman Modal di Kawasan Agrominapolitan Kota Padangsidimpuan
V-12
Tabel 5.4 Keterangan Zonasi Rencana Pemetaan Penanaman Modal
Zona Keterangan Luas (Ha)
Zona II 50% Salak, 50% Varietas Tanaman Baru 1171.84
Zona III 75% Salak, 25% Varietas Tanaman Lainnya 2025.34
Zona I Khusus Varietas Potensi Tanaman Unggulan 646.71
Zona Perikanan Minapolitan 456.12
Zona WIsata Pemandian, Mata Air Panas Joring, Tor 104.41
Simandar
Zona Wisata Waterpark Kaisar, Peng Agrowisata 42.31
Hortikultura
Sumber : Dinas Pertanian, 2016
V-13
b. Rencana Zonasi Kawasan Wisata
Wisata Alam Pegunungan
o Agrowisata di Kecamatan Hutaimbaru dan Angkola Julu,
kegiatan agrowisata di kedua kecamatan ini memang
sudah ada dan terkenal di Sumatera Utara. Rencana
pengembangan pada kawasan ini adalah
pengembangan varietas perkebunan baru selain salak
yang sudah terkenal. Produk varietas baru yang akan
dikembangkan seperti durian, kopi Arabica, palapa dan
sayurannya akan dikembangkan sebagai produk
agrowisata yang barupa pada kawasan ini. Wisata alam
pegunungan juga dapat dinikmati di Desa Simasom
Kecamatan Angkola Julu tepatnya di Perkampungan
Batu Lanja, selain itu ada potensi Sungai Batang Ayumi
sebagai objek wisata alami.
o Penatapan Tor Simandar. Wialyah ini merupakan salah
satu puncak tertinggi yang terdapat di Kota
Padangsidimpuan. Terdapat lahan yang datar di atas
puncak tor simandar, lahan ini direncanakan menjadi
lahan wisata alam panatapan dan akan menjadi ikon
lokasi wisata yang baru di Kota Padangsidimpuan. Pada
lokasi ini juga akan dibangun tugu yang menjadi
penanda kawasan dan juga menjadi tugu ikon
agrowisata Kota Padangsidimpuan.
Air Panas
Potensi Pemandian Air Panas terdapat di Kota
Padangsidimpuan. Potensi ini terdapat di sumber air panas
Joring di desa Joring Natobang. Saat ini sumber air ini belum
dimanfaatkan dan terbuang secara percuma. Pada lokasi ini
akan dikembangkan lokasi pemandian air panas yang dapat
dimanfaatkan menjadi salah satu produk wisata di Kota
Padangsidimpuan.
Taman Wisata
V-14
Pemandian air bersih telah terdapat di wilayah perencanaan
ini. Terdapat dua buah tempat wisata pemandian yang
dapat dimanfaatkan menjadi taman wisata yaitu
pemandian puncak angkola di Desa Pintu Langit Jae dan
pemandian waterpark di Desa Mompang.
c. Rencana Penetapan Zonasi Kawasan Komoditas Unggulan
a. Rencana Zonasi Kawasan Tanaman Pangan
Kawasan Tanaman Pangan dikhususkan untuk pengembangan
pertanian padi dan jagung. Rencana zonasi kawasan pertanian
tanaman pangan ini akan berada di Kecamatan Hutaimbaru
dan Angkola Julu (Jagung, ketela pohon, ubi kayu, kacang
tanah). Secara spesifik zonasi kawasan untuk komoditas
unggulan ini terdapat di :
Kecamatan Hutaimbaru
o Desa Sabungan Sipabangun
o Desa Tinjoman
o Desa Singali
o Kelurahan Lubuk Raya
o Kelurahan Lembah Lubuk Manik
o Kelurahan Palopat Maria
o Kelurahan Hutaimbaru
o Desa Partihaman Saroha
o Kelurahan Sabungan Jae
o Desa Huta Padang
Kecamatan Angkola Julu
o Desa Mompang (Jagung)
o Desa Simatohir
o Desa Batu Layan
o Desa Rimba Soping (Jagung manis pipil)
o Desa Joring Lombang
o Desa Joring Natobang
o Desa Simasom
o Desa Pintu Langit Jae
V-15
b. Rencana Zonasi Kawasan
Zona I khusus untuk mayoritas perkebunan jeruk yang
merupakan komoditas yang telah lama ditinggalkan namun
berpotensi untuk dikembangkan kembali sebagai salah satu
produk unggulan di Kota Padangsidimpuan dan juga
perkebunan kopi. Untuk zona ini, produk yang akan ditanam
adalah 25% lahan untuk perkebunan (durian, serta
perkebunan kopi, dan jeruk) dan 75% hortikultura lainnya
terutama perkebunan pepaya, hortikultura tomat, sayuran
dan buah-buahan (daun seledri, cabai, bawang merah,
melon, strawberi). Berikut ini adalah desa-desa dan
kelurahan-kelurahan yang menjadi Zona I pada masing-
masing kecamatan.
o Kecamatan Hutaimbaru
Desa Huta padang (berpotensi dikembangkan
kopi)
Kelurahan Palopat Maria (buah naga)
Kelurahan Lubuk Raya ( Salak, Hortikultura)
o Kecamatan Angkola Julu
Desa Joring Natobang (salak, kopi excelsa)
Desa Pintu Langit (kacang panjang, daun
seledri, strawberi, kopi, durian, semangka, dan
melon)
Desa Simasom (Kampung Batu Lanja) untuk
tanaman hortikultura cabai, bawang merah)
Zona II khusus 50% perkebunan salak serta 50% varietas baru
seperti durian, pepaya, tomat dan sayuran. Pada zona ini
dikhususkan untuk pengembangan varietas perkebunan
baru yang potensial untuk dikembangkan seperti
perkebunan durian, kopi dan pepaya. Berikut ini adalah
desa-desa yang menjadi Zona II pada masing-masing
kecamatan.
V-16
o Kecamatan Hutaimbaru
Kelurahan Lubuk Raya (berpotensi
dikembangkan kopi, salak, hortikultura)
Desa Huta Padang (berpotensi dikembangkan
kopi)
DesaTinjoman (tidak berpotensi dikembangkan
kopi)
o Kecamatan Angkola Julu
Desa Mompang (berpotensi dikembangkan
kopi dan salak, hortikultura, padi, pepaya)
Desa Simasom (berpotensi dikembangkan kopi,
hortiultura, salak, pohon aren)
Desa Joring Lombang (berpotensi
dikembangkan kopi)
Zona III khusus pengembangan mayoritas 75% salak dan 25%
hortikultura lainnya yang berpotensi dikembangkan di
wilayah ini. Seperti yang sedang berkembang saat ini yaitu
tanaman buah naga dan perkebunan salak. Berikut ini
adalah desa-desa yang menjadi Zona III pada masing-
masing kecamatan.
o Kecamatan Hutaimbaru
Desa Sabungan Sipabangun
Kelurahan Hutaimbaru
Kelurahan Lembah Lubuk Manik
Desa Singali
Kelurahan Sabungan Jae
o Kecamatan Angkola Julu
Desa Simatohir
Desa Rimba Soping
Desa Batu Layan
V-17