Anda di halaman 1dari 79

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi
melakukan upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang.
Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, dibutuhkan kerjasama antara peran
struktural dan fungsional dalam hal peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
Hal tersebut dilakukan karena permintaan pelayanan kesehatan yang
meningkat dari masyarakat.
Mahasiswa kepaniteraan IKM (Ilmu Kesehatan Masyarakat) dituntut
untuk dapat menguasai manajemen dan administrasi rumah sakit sehingga
kelak dapat terjun ke masyarakat terutama lingkungan rumah sakit dengan
baik dan dapat meningkatkan mutu pelayanan serta memecahkan masalah
yang dihadapi rumah sakit. Oleh karena itu mahasiswa kepaniteraan IKM
diterjunkan ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Sukoharjo untuk
mempelajari secara langsung struktur, fungsi, manajemen dan administrasi
RS serta mencoba mengangkat masalah yang ditemukan dan berusaha
menyelesaikannya.
RSUD Sukoharjo merupakan bagian dari struktur pemerintah daerah
yang bertanggung jawab kepada Bupati Sukoharjo. RSUD Sukoharjo adalah
badan usaha yang menjadi salah satu sumber pendapatan murni daerah,
sehingga RSUD Sukoharjo dituntut untuk memiliki program dan layanan serta
fasilitas unggulan dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah. Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif saat ini tengah melakukan
pembangunan baik sarana dan prasarana, peningkatan mutu sumber daya
kesehatan maupun manajemen.
Dalam rangka menuju Sukoharjo mandiri dengan RSUD Sukoharjo
sebagai Badan Layanan Umum (BLU) yang merupakan salah satu sumber
pendapatan daerah, maka RSUD Sukoharjo dituntut untuk memiliki program
1
dan layanan serta fasilitas unggulan agar dapat membantu meningkatkan
pendapatan daerah.

B. Tujuan
1. Mampu memilah dan memilih Struktural dan Fungsional di Rumah Sakit.
2. Mengetahui manajemen administrasi Rumah Sakit dalam kapasitas
Refferal System.
3. Mengerti dan memahami perkembangan pelayanan kesehatan pada
umumnya, dan kesehatan keluarga pada khususnya.

C. Manfaat
1. Para dokter muda mampu memilah dan memilih Struktural dan Fungsional
di Rumah Sakit.
2. Para dokter muda mengetahui manajemen administrasi Rumah Sakit
dalam kapasitas Refferal System.
3. Para dokter muda mengerti dan memahami perkembangan pelayanan
kesehatan pada umumnya, dan kesehatan keluarga pada khususnya.

D. Sumber Data
Data sekunder diperoleh dari data kepegawaian dan data rekam medis
periode Januari hingga Desember 2011 dan Januari hingga Maret 2012.

E. Sistematika
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. RSUD KABUPATEN SUKOHARJO
BAB III. SISTEM RUJUKAN
BAB IV. AKREDITASI
BAB V. INSTALASI RAWAT JALAN DI RSUD SUKOHARJO
BAB VI. PENUTUP

2
BAB II
RSUD KABUPATEN SUKOHARJO

A. RSUD Kabupaten Sukoharjo


1. Keadaan umum RSUD Kabupaten Sukoharjo

a. Keadaan Fisik
 Jumlah gedung : ± 30 buah
 Luas tanah : 33.750 m2
 Luas bangunan : ± 20.000 m2
 Jumlah tempat tidur : 228 buah
b. Tipe dan Kepemilikan
 Tipe : termasuk rumah sakit kelas B
 Kepemilikan : milik Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, dengan bentuk
Rumah Sakit Umum Daerah.
c. Lokasi
RSUD Kabupaten Sukoharjo terletak di tengah-tengah kota Sukoharjo,
tepatnya di jalan Dr. Moewardi 71 Sukoharjo, Jawa Tengah.
d. Jangkauan Pelayanan RSUD Sukoharjo
1). Kabupaten Sukoharjo terdiri dari :
 12 kecamatan, 17 kelurahan, 150 desa
 Jumlah Penduduk : 904.716 jiwa
 Jangkauan pelayanan RSUD Sukoharjo. : + 4 Kecamatan
2). Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Sukoharjo.
21 Puskesmas, 3 RS Pemerintah, 5 RS Swasta dan 24 RB
e. Jenis Pelayanan
Tabel 1. Jenis Pelayanan di RSUD Sukoharjo
Pelayanan Medik Pelayanan Penunjang Medik
1) Instalasi Gawat Darurat 1) Instalasi Radiologi
2) Poliklinik Umum 2) Instalasi Laboratorium
3) Instalasi Rawat Inap 3) Instalasi Farmasi
4) Poliklinik Gigi,Spesialis 4) Instalasi Gizi
Konservasi Gigi dan Prostodentia 5) Instalasi Bank Darah
5) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam 6) Hemodialisa
6) Poliklinik Spesialis Bedah 7) Apotek 24 jam
7) Poliklinik Spesialis Obgyn 8) Instalasi Pemeliharaan
8) Poliklinik Spesialis Mata Sarana dan Prasarana RS
9) Poliklinik Spesialis THT 9) Instalasi Sanitasi
10) Poliklinik Spesialis Kulit dan 10) Instalansi Pemulasaraan
Kelamin Jenazah
11) Poliklinik Spesialis Saraf 11) Instalasi Sterilisasi Sentral
12) Poliklinik Spesialis Anak 12) EEG (rekam otak)
13) Poliklinik Spesialis Jiwa 13) EKG (rekam jantung)
14) Poliklinik Spesialis Paru 14) Ambulance
15) Poliklinik Spesialis Bedah 15) Mobil Jenazah
Orthopedi 16) Loket Pembayaran
16) Pelayanan ICU/ICCU 17) Loket Bank BPD Jateng
17) Instalasi Bedah Sentral 18) Loket Askes
18) Instalasi Fisioterapi
19) Instalasi Hemodialisa
20) Instalasi Rekam Medik

4
Poliklinik Spesialis Pelayanan Unggulan
1) Poli Gigi Spesialis 1. Instalasi Bedah Sentral
- Perawatan Gigi 2. Rawat Inap VVIP
- Gigi Palsu 3. Cuci Darah
- Kawat Gigi (Hemodialisa/IHD)
2) Poli Spesialis Anak 4. Rekam Otak (EEG)
3) Poli Spesialis Kandungan 5. Konservasi Gigi
4) Poli Spesialis Bedah 6. Pasang Gigi Palsu
5) Poli Spesialis THT 7. Pasang Kawat Gigi
6) Poli Spesialis Mata 8. Foto Gigi Lengkap
7) Poli Spesialis Kulit Dan Kelamin (Panoramic)
8) Poli Spesialis Syaraf 9. Stress Center
9) Poli Spesialis Penyakit Dalam 10. CT Scan
10) Poli Spesialis Paru
11) Poli Spesialis Rehabilitasi Medis
12) Poli Spesialis Kesehatan Jiwa
13) Poli Spesialis Bedah Orthopedi

f. Data Keadaan Pegawai (Data Desember 2011)


 Dokter Spesialis : 26 orang
 Dokter Umum : 25 orang
 Dokter Gigi : 5 orang
 Perawat : 193 orang
 Bidan : 37 orang
 Apoteker : 9 orang
 Asisten Apoteker (D.III) : 11 orang
 SMF (Asisten apoteker) : 12 orang
 Perekam Medis : 15 orang
 Radiologi : 10 orang
 Analis kesehatan : 23 orang
 Tenaga Gizi : 11 orang

5
 Fisioterapi : 6 orang
 Okupasi terapi : 2 orang
 Ortotik Prostetik : 1 orang
 Refraksi Optisi : 2 orang
 Tenaga kesehatan masyarakat: 8 orang
 Non Medis / Administrasi : 161 orang

Kondisi pegawai sampai bulan Desember 2011


 CPNS/PNS : 388 orang
 PTT/ Kontrak Kegiatan : 163 orang
 Total : 551 orang

2. Visi Misi Tujuan dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sukoharjo.

a. Visi : Terwujudnya pelayanan kesehatan yang profesional dan


bermutu kepada masyarakat.
b. Misi : Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan
mengutamakan mutu dan kepuasan pasien
c. Tujuan : Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sukoharjo dengan pelayanan kesehatan yang profesional dan
bermutu.
d. Motto : Ikhlas untuk puas

3. Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten


Sukoharjo
a. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo mempunyai tugas pokok:
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan
secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta

6
melaksanakan upaya rujukan serta memberikan pelayanan yang bermutu
sesuai standar pelayanan rumah sakit.
b. Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah :
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut angka (1) diatas, Rumah
Sakit Umum Daerah mempunyai fungsi :
1) Pelayanan medis
2) Pelayanan penunjang medis dan non medis
3) Pelayanan dan asuhan keperawatan
4) Pelayanan rujukan
5) Pendidikan dan pelatihan
6) Penelitian dan pengembangan
7) Pengelolaan urusan ketatausahaan dan keuangan rumah sakit umum
Kabupaten Sukoharjo

4. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Rumah Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo terdiri atas :
1. Direktur
2. Wakil Direktur administrasi dan Keuangan
a. Kepala Bagian Perencanaan Hukum dan Informasi
1) Sub Bagian Bina Program, Monitoring dan Evaluasi
2) Sub Bagian Humas, Hukum, dan Informasi
3) Sub Bagian Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan
b. Kepala Bagian Keuangan
1) Sub Bagian Anggaran dan Perbendaharaan
2) Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi
3) Sub Bagian Pengelolaan dan Pendapatan
c. Kepala Bagian Umum
1) Sub Bagian Tata Usaha
2) Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian
3) Sub Bagian Rumah Tangga
3. Wakil Direktur Pelayanan
a. Kepala Bidang Pelayanan Medis
7
1) Seksi Sumber Daya Pelayanan Medis
2) Seksi Mutu Pelayanan Medis
b. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan
1) Seksi Sumber Daya Pelayanan Keperawatan
2) Seksi Mutu Pelayanan Keperawatan
c. Kepala Bidang Pelayanan Penunjang
1) Seksi Sumber Daya Pelayanan Penunjang
2) Seksi Mutu Pelayanan Penunjang

8
4. Kelompok Jabatan Fungsional
DIREKTUR

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

WAKIL DIREKTUR WAKIL


ADMINISTRASI & DIREKTUR
KEUANGAN PELAYANAN

Kepala
bagian Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala
Perencanaa bagian bagian bidang bidang bidang
n Hukum keuangan umum pelayanan pelayanan pelayanan
dan medis keperawata penunjang
informasi n

Sub bagian
bina Sub bagian Sub bagian
anggaran dan tata usaha Seksi sumber Seksi
program Seksi
perbendaharaa daya sumber
monitoring sumber pelayanan
n daya
dan evaluasi daya keperawatan pelayanan
pelayanan penunjang
medis

Sub bagian
humas Sub bagian Sub bagian
Akuntansi organisasi dan
hukum dan kepegawaian
informasi dan verifikasi Seksi mutu Seksi mutu Seksi mutu
pelayanan pelayanan pelayanan
medis keperawata penunjang
n

Sub bagian
Sub bagian Sub bagian
pendidikan
pengelolaan rumah
pelatihan dan
dan tangga
pengembanga
pendapatan
n

Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo

9
5. Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sukoharjo
a. Tugas Pokok dan Fungsi Direktur
Tugas Pokok :
Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
pelayanan kesehatan
Fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan.
2) Penyelenggaraan urusan pelayanan medik, penunjang medik dan non
medik.
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kesehatan.
4) Pengkoordinasian fasilitas dan pembinaan kegiatan di bidang pelayanan
kesehatan.
5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan di bidang
pelayanan kesehatan.
6) Penyelenggaraan pelayanan rujukan, asuhan keperawatan dan kebidanan.
7) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan
pelatihan bidang kesehatan.
8) Pengelolaan tata usaha RSUD.
b. Tugas Pokok dan Fungsi Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Direktur untuk mengoordinasikan
perumusan kebijakan teknis, membina, mengendalikan kegiatan perencanaan
program, monitoring, evaluasi, pengelolaan keuangan dan kesekretariatan.
Fungsi :
1). Pengkoordinasian perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang perencanaan, hukum,
informasi, keuangan, dan umum.
2). Penyusunan perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan kegiatan,
bina program, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
3). Perencanaan kegiatan, bina program, moitoring, evaluasi, dan pelaporan.
10
4). Penyusunan anggaran dan pengelolaan keuangan, perbendaharaan,
akuntansi, dan verifikasi
5). Pelaksanaan pengendalian pengelolaan administrasi umum, urusan
rumah tangga rumah sakit, administrasi kepegawaian dan pengembangan
sumber daya manusia.
6). Bimbingan dan pengendalian program, keuangan, umum dan
kepegawaian
c. Tugas Pokok dan Fungsi Wakil Direktur Pelayanan
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Direktur RSUD untuk mengoordinasikan
perumusan kebijakan teknis, membina, mengendalikan kegiatan pelayanan
medis, pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang.
Fungsi :
1) Pengkoordinasian kebijakan teknis kebijakan pelayanan medis di rumah
sakit.
2) Penyusunan perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan medis,
pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang.
3) Pelaksanaan pengendalian di bidang pelayanan medis, pelayanan
keperawatan dan pelayanan penunjang.
d. Tugas Pokok Bagian Perencanaan, Hukum dan Informasi
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Wakil Direktur Administrasi dan
Keuangan untuk merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, mengendalikan
kegiatan bina program, monitoring dan evaluasi, hubungan masyarakat,
hukum, pengolahan data informasi serta pendidikan pelatihan dan
pengembangan .
Fungsi :
1) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan rumah sakit.
2) Pengelolaan administrasi bina program, hubungan masyarakat, hukum,
pengolahan data informasi serta pendidikan pelatihan dan
pengembangan.
3) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kinerja rumah sakit.
11
I. Sub Bagian Bina Program, Monitoring dan Evaluasi
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bagian Informasi
dan Perencanaan dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
kegiatan di bidang perencanaan, penyusunan program,
monitoring dan evaluasi
Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Sub Bagian Bina Program, Monitoring dan
Evaluasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar
pelaksanaan tugas sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan arahan dan petunjuk peningkatan kelancaran pelaksanaan
tugas.
d. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi
di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi guna
mengevaluasi agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
e. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang bina program, monitoring
dan evaluasi yang meliputi.
1. Sistem dan prosedur penyusunan rencana strategis dan rencana kerja
RSUD.
2. Pengelola data dan informasi untuk perencanaan dan program kerja.
3. Penyusunan rencana, program kerja dan kegiatan tahunan RSUD.
4. Penyiapan sistem dan prosedur monitoring, evaluasi pelaksanaan
rencana dan program kerja.
5. Pengelolaan sistem dan prosedur pengolahan data, monitoring
pelaksanaan rencana dan program kerja, evaluasi pelaksanaan
rencana dan program kerja serta pelaporan RSUD.
f. Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
operasional untuk pengendalian.

12
g. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
h. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
i. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
II. Sub Bagian Hubungan Masyarakat, Hukum dan Informasi
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bagian Informasi dan
Perencanaan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan di bidang
hubungan masyarakat, hukum, serta pengelolaan informasi
Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Sub Bagian Hubungan Masyarakat, Hukum
dan Informasi sesuai peraturan perundaang-undangan yang berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar
pelaksanaan tugas sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya, memberikan
petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Melaksanakan koordinasi dengan semua Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi guna
mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
e. Menyiapakan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi teknis di bidang hubungan masyarakat, hukum
dan informasi yang meliputi:
1. Pelaksanaan hubungan mastarakat, pemasaran sosial dan pembinaan
hubungan dengan pihak ketiga.
2. Pelaksanaan kajian produk hukum rumah sakit, kajian aspek hukum
kerjasama dengan pihak ketiga.
3. Pengelolaan sistem informasi manajemen termasuk yang berbasis
teknologi informasi, pengelolaan data dan informasi.
4. Pengelenggaraan informasi dan publikasi, penyusunan format standar

13
pelaporan kegiatan rumah sakit.
5. Penyusunan bahan pemberitaan dan kegiatan pers melalui media masa.
6. Pendokumentasian kegiatan RSUD dalam bentuk foto, film, dan
media cetak.
7. Penyusunan bahan informasi yang akan dirilis untuk mendapat
persetujuan pimpinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
f. Membuat ketentuan tata tertib RSUD agar dapat memberikan pelayanan
yang baik pada masyarakat.
g. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
h. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
i. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
III. Sub Bagian Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bagian Informasi
dan Perencanaan dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang pendidikan, pelatihan dan
pengembangan.
Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Sub Bagian Pendidikan, Pelatihan dan
Pengembangan sesuai peraturan perundaang-undangan yang berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar
pelaksanaan tugas sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawwahan sesuai bidang tugasnya, memberi
petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi serta
untuk mengevaluasi agar diperoleh hasil kerja yang optimal.

14
e. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang pendidikan, pelatihan dan
pengembangan yang meliputi.
1. Penyusunan kebutuhan dan fasilitasi pendidikan dan pelatihan.
2. Pembinaan mutu pendidikan dan pelatihan.
3. Fasilitasi penelitian, pendayagunaan dan pengembangan mutu
penelitian.
4. Pengembangan kerjasama pendidikan dengan institusi terkait.
5. Pengembangan institusi dan akreditasi rumah sakit
f. Merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang untuk keperluan
rumah tangga sesuai dengan kebutuhan, anggaran dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
g. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
h. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
i. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

e. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Keuangan

Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Wakil Direktur Administrasi dan
Keuangan dalam penyiapan rumusan kebijakan, mengoordinasikan,
pembinaan dan pengendalian di bidang Keuangan yang meliputi anggaran,
verifikasi, perbendaharaan dan akuntansi.
Fungsi :
1. Perencanaan kegiatan pengelolaan keuangan.
2. Penyiapan bahan rumusan kebijakan di bidang pengelolan keuangan.
3. Pengoordinasian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan
keuangan.
4. Pembuatan analisis akuntansi keuangan rumah sakit secara periodik.
15
5. Pelaksanaan verifikasi keuangan.
I. Sub Bagian Anggaran dan Perbendaharaan.
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Keuangan
dalam penyiapan bahan rumusan kebijakan, perencanaan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan pemberian
bimbingan di bidang penganggaran dan perbendaharaan.
Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Seksi Bagian Anggaran dan
Perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberi petunjuk dan arahan guna meningkatkan kelancaran
pelaksanaan tugas.
d. Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi agar
diperoleh hasil kerja yang optimal.
e. Menyiapkan bahan rumusan konsep kebijakan Direktur Rumah Sakit
dalam hal kegiatan penyusunan anggaran dan perbendaharaan
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
f. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis dalam anggaran dan perbendaharaan
RSUD yang meliputi.
1) Penyiapan sistem dan prosedur penyusunan dan evaluasi anggaran.
2) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja.
3) Pemantapan sistem dan prosedur, pengendalian, pengembangan
dan pengolahan data dan informasi penyusunan dan evaluasi
anggaran.
4) Penyiapan sistem dan prosedur perbendaharaan, pelaksanaan,

16
pengendalian proses perbendaharaan.
5) Pemantapan sistem dan prosedur perbendaharaan serta
pengembangan dan peningkatan kompetensi pelaksanaan
perbendaharaan dan penatausahaan pengeluaran.
g. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran/ Dokumen Pelaksanaan
Anggaran atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
h. Menyiapkan bahan koordinasi kegiatan administrasi umum keuangan,
pembinaan dan pengawasan kegiatan perbendaharaan dengan Sub Bagian
dan Seksi-seksi yang terkait agar hasilnya terpadu dan lebih akurat.
i. Menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran dan Surat Perintah
Membayar beserta lampirannya.
j. Memeriksa dan meneliti surat pertanggungjawaban belanja langsung dan
tidak langsung beserta lampirannya untuk mengetahui kesalahan/
kekurangannya.
k. Meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan,
Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang, Surat Permintaan
Pembayaran Tambahan Uang, Surat Permintaan Pembayaran Langsung
gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil serta penghasilan lainnya yang
ditetapkan sesuai ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh
Bendahara Pengeluaran.
l. Memeriksa dan meneliti dan mengoreksi bahan penyusunan anggaran
dari masing-masing Bidang, Seksi, dan Sub Bagian sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
m. Mengontrol kegiatan administrasi penyusunan anggaran, dan
perbendaharaan sesuai pedoman yang berlaku, kebijakan yang ditetapkan
oleh atasan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
n. Menyiapkan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
meliputi laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan
keuangan.
o. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja

17
pelaksanaan tugas bawahan.
p. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
q. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai masukan
guna kelancaran pelaksanaan tugas.
r. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
II. Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi.
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Keuangan
dalam penyiapan bahan rumusan kebijakan, perencanaan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan pemberian
bimbingan di bidang akuntansi dan verifikasi.
Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberi petunjuk dan arahan guna meningkatkan kelancaran
pelaksanaan tugas.
d. Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD guna mendapatkan masukan, informasi agar
diperoleh hasil kerja yang optimal.
e. Menyiapkan bahan penyusunan konsep kebijakan Direktur RSUD dalam
hal kegiatan akuntansi dan verifikasi berdasarkan perundang-undangan
yang berlaku.
f. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang akuntansi dan verifikasi
keuangan dan manajemen yang meliputi:
1) Penyiapan sistem dan prosedur pengumpulan data akuntansi keuangan
dan manajemen.
2) Pengolahan data akuntansi keuangan dan manajemen secara periodik.

18
3) Melaksanakan analisis laporan akuntansi keuangan dan manajemen,
aplikasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan akuntansi keuangan dan
manajemen di unit pelayanan.
4) Perhitungan akuntansi biaya/unit cost serta perubahan dan perhitungan
tarif.
5) Penyiapan sistem dan prosedur verifikasi, penelitian bukti transaksi
penerimaan dan belanja.
6) Penilaian keabsahan bukti transaksi keuangan, koordinasi dengan
pengawas internal, pelaporan dari fungsi verifikasi.
g. Melaksanakan verifikasi Surat Permintaan Pembayaran dan Surat
Perintah Membayar beserta lampirannya.
h. Melaksanakan akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah yang meliputi
jurnal umum, buku besar dan buku besar pembantu.
i. Membimbing dan mengontrol kegiatan verifikasi dan akuntansi serta
intensifikasi peningkatan sumber-sumber baru pendapatan dan
penyelesaian tagihan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
j. Membimbing dan memfasilitasi kegiatan administrasi verifikasi dan
akuntansi (pembukuan dan pelaporan) sesuai kebijakan yang ditetapkan
oleh atasan dan peraturan perundang-undangan.
k. Mengatur kegiatan verifikasi (pemeriksaan dan penelitian) keuangan
sesuai pedoman yang berlaku, kebijakan yang ditetapkan oleh atasan dan
peraturan perundang-undangan agar kegiatan dapat dilaksanakan secara
berhasil guna dan berdaya guna.
l. Mengoreksi dan meneliti terhadap realisasi pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran keuangan dengan cara membandingkan reliasasi dengan
perencanaan agar diketahui tingkat pencapaiannya.
m. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
n. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.

19
o. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai masukan
guna kelancaran pelaksanaan tugas.
p. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
III. Sub Bagian Pengelolaan Pendapatan
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Keuangan
dalam penyiapan bahan rumusan kebijakan, perencanaan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan pemberian
bimbingan di bidang pengelolaan pendapatan rumah
sakit.

Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Seksi Bagian Pengelolaan Pendapatan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberi petunjuk dan arahan guna meningkatkan kelancaran
pelaksanaan tugas.
d. Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi agar
diperoleh hasil kerja yang optimal.
e. Menyiapkan bahan rumusan konsep kebijakan Direktur RSUD dalam hal
kegiatan pengelolaan pendapatan berdasarkan perundang-undangan yang
berlaku.
f. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi di bidang pengembangan pendapatan dan
penatausahaan pendapatan.
g. Mengoordinasikan pelaksanaan Billing System untuk peningkatan
pendapatan dan mengetahui belanja rumah sakit sebagai dasar dalam
penentuan tarif pelayanan kesehatan di RSUD.
h. Membimbing dan mengontrol kegiatan intensifikasi peningkatan sumber-
sumber baru pendapatan dan penyelesaian tagihan berdasarkan peraturan

20
perundang-undangan yang berlaku.
i. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
j. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
k. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai masukan
guna kelancaran pelaksanaan tugas.
l. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
f. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Umum
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Wakil Direktur Administrasi dan
Keuangan dalam penyiapan rumusan kebijakan, mengoordinasikan,
pembinaan dan pengendalian di bidang umum yang meliputi urusan tata
usaha, organisasi dan kepegawaian serta rumah tangga rumah sakit.
Fungsi :
1. Pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
urusan tata usaha, organisasi dan kepegawaian serta rumah tangga; dan
2. Pengelolaan administrasi urusan tata usaha, organisasi dan kepegawaian
serta rumah tangga
I. Sub Bagian Tata Usaha
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bagian Umum
untuk menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
mengoordinasikan, membina, dan mengendalikan
kegiatan administrasi ketatausahaan.
Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Sub Bagian Tata Usaha berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya, memberikan
arahan dan petunjuk guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan

21
tugas.
d. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi
serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja
yang optimal.
e. Menyiapkan konsep kebijakan Direktur RSUD sesuai bidang tugas
tata usaha.
f. Melaksanakan pelayanan administrasi dan teknis dalam urusan tata
usaha yang meliputi: administrasi perkantoran, ketatalaksanaan,
protokoler, kearsipan, pengelolaan data dan pengelolaan perpustakaan
sesuai ketentuan yang berlaku.
g. Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Bupati, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah RSUD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
h. Melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan administrasi
perkantoran sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
i. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
j. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
k. Menyampaikan saran dan pertimbngan kepada atasan sebagai bahan
masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
l. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
II. Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bagian Umum
dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi organisasi
dan kepegawaian.

22
Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian
sesuai peraturan perundaang-undangan yang berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar
pelaksanaan tugas sesuai ketentuan yang berlaku
c. Memberi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya, memberikan
petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Melaksanakan koordinasi dengan semua Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi guna
mengevaluasi permasalahan organisasi dan kepegawaian agar diperoleh
hasil kerja yang optimal.
e. Menyiapakan bahan pelayanan urusan administrasi organisasi dan
kepegawaian.
f. Membuat laporan rutin data kepegawaian, Data Urut Kepangkatan dan
Daftar Nominatif Pegawai.
g. Menyiapkan berkas usulan mutasi, kenaikan pangkat, kenaikan gaji
berkala, pensiun, diklat pegawai dan administrrasi kepegawaian lainnya.
h. Melaksanakan penyususnan, penataan, analisa kebutuhan pegawai rumah
sakit sesuai kebutuhan; analisa kebutuhan penambahan pegawai dan
kompetensi pegawai RSUD.
i. Melaksanakan pengolahan data kepegawaian, pembinaan pegawai dan
penyusunan program kesejahteraan pegawai.
j. Menegakkan kedisiplinan pegawai dengan melaksanakan monitoring dan
evaluasi pada pegawai di lingkungan RSUD sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
k. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
l. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
m. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

23
n. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
III. Sub Bagian Rumah Tangga
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bagian Umum
dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan di bidang
urusan rumah tangga rumah sakit.
Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Sub Bagian Rumah Tangga sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar
pelaksanaan tugas sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya, memberikan
arahan dan petunjuk peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas.
d. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi
di linkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi guna
mengevaluasi agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
e. Melaksanakan pelayanan administrasi dan teknis di bidang urusan
rumah tangga yang meliputi: pengalokasian kebutuhan rumah tangga/
perlengkapan umum, pengelolaan dan pemeliharaan aset rumah sakit.
f. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa kebutuhan rumah sakit.
g. Melaksanakan program ketertiban dan keamanan di lingkungan rumah
sakit.
h. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
i. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
j. Menyampaikan saran dan pertimbngan kepada atasan sebagai bahan
masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
k. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

24
g. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanan Medis
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas untuk merumuskan kebijakan,
mengoordinasikan, mengendalikan kegiatan peningkatan kemampuan sumber
daya pelayanan medis serta mutu pelayanan medis rumah sakit.
Fungsi :
1. Penyiapan bahan rumusan kebijakan pelayanan medis di rumah sakit.
2. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program admisi, rekam medik
dan rujukan dan perawatan.
3. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis kegiatan admisi,
rekam medik, rujukan dan perawatan.
I. Seksi Sumber Daya Pelayanan Medis
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan
Medis dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang registrasi pasien, rujukan dan
rekam medik yaitu dengan melaksanakan pelayanan
yang berupa catatan/bukti tertulis yang meliputi seluruh
keterangan tentang keadaan pasien.

Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Seksi Sumber Daya Pelayanan Medis
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan informasi, masukan,
serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang
optimal.

25
e. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis sumber daya pelayanan medis
meliputi: pengembangan dan peningkatan kompetensi pelaksanaan
pelayanan medis, pemenuhan kebutuhan sumber daya, sarana prasarana
pelayanan medis, pengendalian kebutuhan sarana prasarana medis dan
peningkatan pemanfaatan sarana medis.
f. Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan bidang
tugasnya berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
g. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan Direktur di bidang
pelayanan medis, rujukan dan rekam medik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk pedoman pelaksanaan
operasional kegiatan.
h. Melaksanakan kegiatan registrasi pasien, kegiatan rekam medis dan
pelaksanaan rujukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
untuk diketahui seluruh keterangan tentang keadaan pasien.
i. Menyimpan, memelihara, mengamankan, dan mengendalikan dokumen
rekam medik sesuai dengan pedoman yang berlaku agar mudah untuk
mencari kembali.
j. Memantau kegiatan registrasi pasien, rekam medis dan pelaksanaan
rujukan untuk menghindari penyimpangan dalam pelaksanaan tugas.
k. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
l. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
m. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai
masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
n. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
II. Seksi Mutu Pelayanan Medis
Tugas pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan
Medis dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,

26
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan penyuluhan kesehatan kepada pasien,
pengendalian etika moral dan mutu pelayanan medis.

Tugas:
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Mutu Pelayanan Medis berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan informasi, masukan,
serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang
optimal.
e. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang mutu pelayanan medis,
meliputi, penyusunan kebutuhan dan pengembangan mutu pelayanan,
pemantapan sistem dan prosedur pelayanan sesuai standar mutu
pelayanan, pembinaan pelaksanaan fungsi rekam medis dan
pengelolaan data dan informasi pelayanan untuk kepentingan mutu
pelayanan medis.
f. Menyusun konsep naskah dinas yang berhubungan dengan mutu
pelayanan medis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
g. Mengontrol pelaksanaan prosedur pelayanan medis agar tidak tejadi
penyimpangan dalam pelaksanaan tugas.
h. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
i. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
j. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai

27
masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
k. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

h. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanan Keperawatan


Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Wakil Direktur Pelayanan untuk
merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, mengendalikan kegiatan
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan asuhan
perawatan, penyuluhan kesehatan kepada pasien, pengendalian etika moral
dan mutu asuhan perawatan.
Fungsi :
1. Penyiapan bahan rumusan kebijakan pelayanan keperawatan di rumah
sakit.
2. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pelayanan
keperawatan dan asuhan keperawatan.
3. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis kegiatan mutu
pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan.
I. Seksi Sumber Daya Pelayanan Keperawatan
Tugas pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang pelayanan perawatan.

Tugas:
Menyusun program kegiatan Seksi Sumber Daya Pelayanan Keperawatan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
c. Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan informasi, masukan,

28
serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang
optimal.
d. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis sumber daya pelayanan keperawatan,
meliputi, pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia perawatan,
pengembangan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
perawatan, pemenuhan kebutuhan Sarana Prasarana Alat (SPA)
pelayanan keperawatan, pengendalian sarana prasarana alat perawatan
dan meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan sarana prasarana
keperawatan.
e. Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan bidang tugasnya
berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan
tugas.
f. Merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah dan
kategori untuk unit-unit yang berada di bawah tanggung jawabnya.
g. Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan yang
dibutuhkan oleh unit-unit perawatan yang berada di bawah tanggung
jawabnya untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan.
h. Membimbing dan mendayagunakan tenaga keperawatan yang berada di
bawah tanggung jawabnya secara efektif dan efisien sehingga
pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan lancar.
i. Mengontrol pelaksanaan prosedur pelayanan asuhan keperawatan agar
tidak tejadi penyimpangan dalam pelaksanaan tugas.
j. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
k. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
l. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai
masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

29
II. Seksi Mutu Pelayanan Keperawatan
Tugas pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan kepada para perawat,
pengendalian etika moral dan mutu pelayanan
keperawatan.

Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Seksi Mutu Pelayanan Keperawatan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan informasi, masukan,
serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang
optimal.
e. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang mutu pelayanan
keperawatan, meliputi: penyusunan kebutuhan dan pengembangan
mutu pelayanan, pemantapan sistem dan prosedur pelayanan sesuai
standar mutu pelayanan, pembinaan pelaksanaan fungsi rekam medis
keperawatan dan pengelolaan data dan informasi pelayanan untuk
kepentingan mutu pelayanan keperawatan.
f. Menyusun konsep naskah dinas yang berhubungan dengan mutu
pelayanan medis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
g. Mengontrol pelaksanaan prosedur pelayanan medis agar tidak tejadi
penyimpangan dalam pelaksanaan tugas.
h. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja

30
pelaksanaan tugas bawahan.
i. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
j. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai
masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
k. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

i. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanan Penunjang


Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Direktur RSUD dalam penyiapan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang pelayanan penunjang meliputi pelayanan radiologi,
laboratorium, farmasi, gizi dan perawatan jenazah.
Fungsi :
1. Penyiapan bahan rumusan kebijakan pelayanan penunjang di rumah sakit.
2. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program peningkatan sumber
daya pelayanan penunjang dan mutu pelayanan penunjang.
3. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis kegiatan peningkatan
mutu pelayanan penunjang.
I. Seksi Sumber Daya Pelayanan Penunjang
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan
Penunjang dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang sumber daya pelayanan penunjang

Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Seksi Sumber Daya Pelayanan Penunjang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

31
d. Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan informasi, masukan,
serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang
optimal.
e. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang sumber daya pelayanan
penunjang, meliputi: penyusunan kebutuhan dan pemeliharaan sarana
prasarana alat penunjang pelayanan kesehatan, penyempurnaan sistem
dan prosedur penunjang pelayanan kesehatan, peningkatan utilisasi
sarana penunjang, pengembangan dan peningkatan kompetensi sumber
daya penunjang, pengembangan penunjang pelayanan unggulan dan
pengelolaan data dan informasi pelayanan untuk kepentingan sumber
daya pelayanan penunjang.
f. Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan bidang tugasnya
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
g. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
h. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
i. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai masukan
guna kelancaran pelaksanaan tugas.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
II. Seksi Mutu Pelayanan Penunjang
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan
Penunjang dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang mutu pelayanan penunjang medik
dan non medik

Tugas:
a. Menyusun program kegiatan Seksi Mutu Pelayanan Penunjang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

32
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan yang berlaku.
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan informasi, masukan,
serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang
optimal.
e. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang mutu pelayanan penunjang,
meliputi, penyusunan kebutuhan penunjang pelayanan, pemantapan
sistem dan prosedur penunjang pelayanan sesuai standar dan
pengendalian proses pemenuhan standar mutu pelayanan penunjang
medik dan non medik;
f. Mengembangkan dan meningkatkan kegiatan pelayanan penunjang
medik dan non medik dalam rangka peningkatan mutu pelayanan.
g. Mengontrol kegiatan pelayanan penunjang medik dan mon medik baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk menghindari kesalahan
dan penyimpangan dalam pelaksaaan tugas.
h. Mengontrol kegiatan pelayanan penunjang medik yang meliputi
radiologi, laboratorium, farmasi, sterilisasi, guna menghindari kesalahan
dan penyimpangan dalam pelaksaaan tugas.
i. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
j. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
k. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai masukan
guna kelancaran pelaksanaan tugas.
l. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
j. Tugas Pokok dan Fungsi Kelompok Jabatan Fungsional
Tugas Pokok : Melakukan kegiatan dalam menunjang tugas pokok RSUD.

33
1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah pejabat fungsional
yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
2. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja.
3. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Pembinaan terhadap pejabat fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

B. Program RSUD Kabupaten Sukoharjo


1. Strategi
a. Meningkatkan kepedulian pemerintah Kabupaten Sukoharjo berupa
dukungan politis, anggaran dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, demi terwujudnya mutu pelayanan dan citra baik bagi RSUD
Kabupaten Sukoharjo.
b. Meningkatkan kerja sama/aliansi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
(Rumah Sakit, Puskesmas dan lain-lain baik dalam upaya peningkatan
manajemen dan sumber daya manusia.
c. Meningkatkan kerjasama dengan instuti pendidikan dalam upaya
peningkatan manajemen dan sumber daya manusia kesehatan.
d. Meningkatkan kerjasama dan peran serta organisasi profesi dan lembaga
swadaya masyarakat, untuk menciptakan RSUD Kabupaten Sukoharjo yang
berkualitas profesi dan dicintai pasar/market friendly).
e. Salah satu strategi bagi Rumah Sakit untuk meningkatkan cakupannya
adalah mengoptimalkan pelayanan kepada pasien yang pembayaran
ditanggung oleh pihak ketiga antara lain : pasien Askes, Jamsostek, JPS,
calon haji).
2. Kebijakan
a. Kebijakan Umum
1) Memberdayakan penyusunan perencanaan dari bawah ke atas/bottom up
planning.

34
2) Mengembangkan pelayanan unggulan yang bermanfaat bagi masyarakat
serta kemandirian rumah sakit.
3) Menciptakan perubahan ke arah terbentuknya sumber daya manusia
RSUD Kabupaten Sukoharjo yang mencerminkan budaya dalam suatu
system.
4) Meningkatkan pengertian, pemahaman dan semangat/spirit terhadap
tugas pokok, fungsi, tujuan visi dan misi bagi seluruh sumber daya
manusia.
5) Dalam memberikan pelayanan kesehatan selalu berpedoman pada
prinsip-prinsip pelayanan primer dalam arti.
6) Terjaminnya mutu (kualitas) pelayanan.
7) Terselenggaranya pelayanan secara efisien.
8) Adanya pemerataan.
9) Terjangkau oleh seluruh masyarakat.
10) Mutu/kualitas pelayanan medik sama untuk semua golongan masyarakat
dengan berlandaskan standar pelayanan dan etika profesi.
11) Memenuhi kebutuhan bahan dan alat habis pakai pasien ASKES.
b. Kebijakan Khusus
1) Pelayanan Medik
a) Melaksanakan kerjasama dengan rumah sakit lain untuk
mendapatkan dokter spesialis Orthopaedi, Jantung, dan Rehabilitasi
Medik.
b) Memperkecil waktu tunggu untuk operasi.
c) Pasien preoperasi dilakukan foto thorak dan pemeriksaan laborat
standar.
2) Instalasi Radiologi
a) Perencanaan yang sesuai dengan kemampuan Instalasi Radiologi.
b) Bahan dipenuhi sesuai dengan perencanaan.
c) Pasien preoperasi di foto thoraks.
d) Optimalisasi penunjang radiologi.
e) Pengembangan alat radiologi.
f) Peningkatan kecepatan pelayanan.
35
3) Instalasi Laboratorium
a) Pemanfaatan laboratorium secara optimal
b) Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar untuk pasien preoperasi.
c) Meningkatkan kegiatan pengendalian mutu.
d) Mengurangi waktu tunggu.
4) Instalasi Farmasi
a) Menentukan alur pelayanan resep.
b) Pengadaan obat-obatan tidak harus 3 (tiga) bulanan.
c) Melayani pembelian obat hanya di Instalasi Farmasi.
5) Instalasi Rawat Jalan
a) Jam pelayanan ditetapkan dan dipatuhi.
b) Ruang poliklinik 1 (satu) pelayanan 1 (satu) ruangan.
c) Waktu tunggu pendek.
6) Instalasi Rawat Inap
a) Segera mencari dokter spesialis Orthopedi, Jantung, dan Rehabilitasi
Medik.
b) Menambah dokter spesialis baru yang mendesak (orthopaedic).
c) Pengelolaan bangsal VIP secara khusus.
d) Bangsal perawatan insentif di bawah Instalasi Rawat Inap.
e) Peningkatan mutu pelayanan :
 Menekan APS.
 Kebersihan ditingkatkan.
 Suasana rumah sakit yang nyaman.
 Sosialisasi protap pelayanan.
 Standarisasi Obat.
 Penambahan alat medis.
f) Kebijakan kapasitas tempat tidur.
g) Pemberdayaan penunjang fisioterapi.
7) Instalasi Gawat Darurat
a) Dikeluarkan kebijakan untuk memayungi one day care.
8) Instalasi Gizi

36
a) Menyediakan ruangan konsultasi gizi yang representatif.

3. Program dan Sasaran Tahun 2012


a. Tujuan
1) Meningkatkan mutu, cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan, dalam
rangka turut mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi
masyarakat Kabupaten Sukoharjo.
2) Untuk menilai keberhasilan program harus ditetapkan target sasaran bagi
masing-masing kegiatan.
3) Target ditetapkan berdasarkan berbagai aspek dan masing-masing aspek
dirinci dengan berbagai indikator.
1). Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2011
Kegiatan pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia yang ada di RSUD, baik bagi pegawai
struktural maupun pegawai fungsional. Dimana pelatihan yang
diperuntukkan bagi pegawai fungsional tersebut sesuai dengan bidang yang
ada, yaitu yang bersifat administratif yang dapat berupa pelatihan keuangan
dan pelatihan software, serta yang bersifat teknis yang dapat berupa
workshop, simposium, dan pelatihan lainnya.
Kegiatan pendidikan dan pelatihan pada tahun 2011 yang telah
dilakukan antara lain adalah:
a). Bimbingan teknis penggunaan software open source
b). Pelatihan keperawatan intensif di RS. Dr. Sardjito Yogyakarta
c). Pelatihan bank darah Rumah Sakit
d). Pelatihan (API) di Surabaya
e). Bimbingan teknis penyusunan rencana bisnis dan anggaran
f). Workshop dan Seminar asuhan kefarmasian geriatri serta workshop dan
seminar Standar Prosedur Operasional di Apotek
g). Penerapan pelayanan asuhan gizi terstandar di Rumah Sakit Salatiga dan
Tugurejo
h). Bimbingan teknis konsolidasi laporan keuangan dan menyusun RBA di
Yogyakarta
37
BAB III
SISTEM RUJUKAN

A. Pendahuluan
Di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) antara lain dikemukakan bahwa
upaya kesehatan di rumah sakit harus bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan
dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh masyarakat, disertai peran serta aktif
masyarakat melalui penggunaan hasil pengembangan ilmu pengetahuan serta
teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat bertitik berat pada masyarakat luas tanpa mengabaikan mutu pelayanan
kepada perorangan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh dan terpadu
tersebut dilaksanakan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
disertai upaya penunjang yang diperlukan. Upaya tersebut hanya mungkin
diwujudkan antara lain jika sistem rujukan (referral system) dikembangkan agar
dapat menampung permasalahan kesehatan yang ada dengan meningkatkan sarana
dalam arti yang luas yaitu pengembangan rumah sakit yang memenuhi syarat medis
teknis serta kejelasan tanggung jawab antara Puskesmas dan Rumah Sakit baik milik
Pemerintah maupun Swasta (DepKes RI, 1990).

B. Definisi
Sistem rujukan atau sistem referral adalah suatu sistem jaringan pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab atas masalah
yang timbul, baik secara horisontal maupun vertikal.

C. Tujuan
Tujuan program upaya kesehatan rujukan ialah :
1. Peningkatan mutu, cakupan, dan efisiensi pelaksanaan rujukan medik dan
rujukan kesehatan secara terpadu. Perhatian khusus ditujukan untuk
mewnunjang upaya penurunan angka kematian bayi, angka kematian anak, dan
angka kematian ibu, juga penanggulangan korban kecelakaan dan kejadian luar

38
biasa, penyakit-penyakit dan kecacatan yang banyak diderita masyarakat dan
penyakit lainnya yang cenderung meningkat jumlahnya.
2. Peningkatan dan pemantapan manajemen rumah sakit yang meliputi kegiatan-
kegiatan perencanaan, penggerakan, pelaksanaan, dan pengawasan
pengendalian. Peningkatan dan pemantapan manajemen ini dimaksudkan untuk
meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan dan pengembangan pola pendanaan
yang mengarah pada kemandirian dengan tetap memperhatikan fungsi dan tanggung
jawab sosial rumah sakit berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Rujukan Medik dan Rujukan Kesehatan


Upaya kesehatan rujukan pada dasarnya meliputi kegiatan rujukan medik dan
rujukan kesehatan.
1. Rujukan Medik, yaitu rujukan yang pada dasarnya menyangkut masalah
pelayanan medik perorangan terutama menyangkut pengobatan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif). Kegiatan ini antara lain meliputi:
a. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan dan tindakan medis
lain.
b. Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang
lebih lengkap.
c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim
tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi
pelayanan, alih pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas
pelayanan.
Kegiatan ini bersifat memperluas cakupan, meningkatkan mutu dan
meningkatkan efisiensi, dengan cara sebagai berikut :
a. Mengadakan/ melatih tenaga serta mengadakan dan memfungsikan sarana,
prasarana dan peralatan :
1) Di RSU kelas C dan D dan RS swasta semua tingkatan, sehingga mampu
melaksanakan pelayanan medik spesialistik, pelayanan terintegrasi
termasuk imunisasi, pelayanan gawat darurat, pelayanan perinatologi dan
pelayanan penunjang medik/ diagnostik.

39
2) Di RSU kelas B dan RS swasta kelas utama, sehingga mampu
melaksanakan pelayanan medik intensif.
3) Di RSU pendidikan, sehingga mampu melaksanakan pelayanan radioterapi dan
spesialistik tertentu
b. Mengadakan pelatihan, alih pengetahuan teknologi, bimbingan, pelayanan,
pemantauan dan evaluasi kemampuan pelayanan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu kepada yang kurang/ belum mampu.
c. Membentuk proyek panduan rehabilitasi yang bersumber dari masyarakat
dan melaksanakannya serta meningkatkan koordinasi lintas sektoral.
d. Mengadakan/ melatih tenaga dan mengadakan/ memfungsikan sarana,
prasarana, peralatan sehingga RS kelas C mampu melaksanakan pelayanan
rehabilitasi medik dan RS kelas B mampu melaksanakan rehabilitasi
lengkap.
e. Menetapkan indikator mengenai mutu dan efisiensi pelayanan medik,
pengendalian infeksi nosokomial serta akreditasi rumah sakit.
2. Rujukan Kesehatan, yaitu rujukan yang pada dasarnya menyangkut masalah
kesehatan masyarakat luas terutama berkaitan dengan upaya promotif dan
preventif yang mencakup teknologi, saranan dan prasarana. Kegiatan ini antara
lain meliputi:
a. Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium kesehatan,
teknologi.
b. Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab dan asal-usul kejangkitan serta penanggulangannya pada
bencana alam, dan gangguan kamtibmas.
c. Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada
saat terjadi bencana, pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadinya
keracunan massal, pemeriksaan air minum penduduk.
Kegiatan ini bersifat memperluas cakupan, meningkatkan mutu dan
meningkatkan efisiensi dengan cara sebagai berikut :
a. Mengadakan/melatih tenaga dan melengkapi dan memfungsikan sarana,
prasarana dan peralatan Balai Laboratorium Kesehatan, Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan, Balai Pemeliharaan Peralatan kesehatan, Proteksi
40
Radiasi dan Kalibrasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dan
Laboratorium RSU kelas A, B, C dan Laboratorium Klinik swasta, sehingga
mampu melaksanakan fungsinya, meningkatkan dan memantapkan mutu
pelayanan dan kemampuan pembinaan.
b. Memutakhirkan standar prosedur di bidang rujukan kesehatan (rujukan
program) serta sejauh mungkin melibatkan sektor/ instansi terkait (DepKes
RI, 1990).
Bahan rujukan terdiri dari 4 M, yaitu:
1) Man (pasien)
2) Material (sampel/spesimen darah, sputum, urine, tinja dll.)
3) Methode (protokol pengobatan, Standart Operating Procedure (SOP),
Standart Operating Manual (SOM)).
4) Machine (alat-alat medis).
Khusus pada tata cara/ metode, dapat dilaksanakan:
1). Secara tertulis, langsung (dibawa/sertakan dengan pasien) atau tidak
langsung (per kurir/pos).
2). Komunikasi audio (radio medik, telepon)
3). Komunikasi audiovideo (telemedicine, video stream)
4). Komunikasi tulisan (morse, e-mail, fax, SMS) (DepKes, 1994).
Hal yang penting dengan referral system adalah feed back baik dalam
transfer of knowledge maupun transfer of skill).

E. Tahapan Pelayanan Kesehatan


Ada tiga tahapan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, yaitu sebagai berikut :
1. Pelayanan Tingkat Primer
Pelayanan di sini diselenggarakan oleh Dokter Praktek Umum (DPU)
atau yang selama ini dikenal dengan sebutan Dokter Umum. Tahap ini disebut
tahap awal atau kontak pertama pasien dengan dokter yang biasanya bertempat
di Klinik Pribadi, Klinik Dokter Bersama, Puskesmas, Balai Pengobatan, Klinik
Perusahaan, atau Poliklinik Umum di rumah sakit, dsb. Setiap pasien semestinya
harus ke Dokter Praktek Umur (DPU) dulu untuk semua masalah kesehatan
yang dihadapinya. Perkecualian tentu saja ada, misalnya untuk kasus
41
kedaruratan yang parah, pasien bisa langsung ke unit gawat darurat terdekat
dimanapun.
2. Pelayanan Tingkat Sekunder
Jika dianggap perlu, pasien akan dirujuk ke Pelayanan Tingkat Sekunder.
Untuk itu Dokter Praktek Umur (DPU) akan menulis surat konsultasi atau
rujukan yang menjelaskan masalah medis dan kendala yang dihadapi pada
pasien yang bersangkutan. Di sini pasien akan dilayani oleh Dokter Spesialis
(DSp) yang sebagian besar praktek di Rumah Sakit (kelas C atau B1), sebagian
yang lain di Klinik Spesialis atau Klinik Pribadi. Jika masalah kesehatan yang
sulit telah diselesaikan pasien akan dikirim balik ke Dokter Praktek Umur
(DPU) yang mengirimnya dengan bekal surat rujuk balik yang berisi ajuran
kelanjutan pengobatannya.
3. Pelayanan Tingkat Tersier
Jika masalahnya juga tidak dapat atau tidak mungkin diselesaikan oleh
DSp di tingkat sekunder maka pasien yang bersangkutan akan dikirim ke tingkat
yang lebih tinggi, yaitu pelayanan Tingkat Tersier (top referral). Di sini pasien
akan dilayani oleh para dokter super/ sub spesialis atau Spesialis Konsultan
(DSpK) yang biasanya bertempat di Rumah Sakit Pendidikan atau rumah sakit
besar yang mempunyai berbagai pusat riset yang mapan (kelas B2 atau A).
Rujuk balik pun tetap berlaku di sini dan bukan tidak mungkin berisi anjuran
untuk kembali ke Dokter Praktek Umur (DPU)-nya jika masalah telah diatasi.
Jika masalahnya tidak mungkin dapat diatasi lagi (stadium terminal), sehingga
diputuskan untuk dilanjutkan dengan perawatan di rumah agar dekat dengan
keluarganya, maka yang terakhir ini pun menjadi tugas Dokter Praktek Umur
(DPU) (Wonodirekso, 2003).
Selain tiga tahapan di atas masih ada tahapan pelayanan kesehatan yang
kedudukannya lebih rendah dari pelayanan tingkat primer, yaitu seperti
pelayanan tingkat rumah tangga dan tingkat masyarakat yang bergerak secara
swadana, misalnya: Posyandu, Polindes, Sakabhakti Husada, dan lain-lain.
Secara skematis tahapan pelayanan kesehatan tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :

42
Rujukan Medis Rujukan Kes. Masyarakat

RSUD Propinsi/Pusat Depkes/Dinkes Propinsi

Tingkat 3
RSUD Kab/Kota, BP4, Dinkes kab/Kota
BKMM, BKKM. BP4, BKMM, BKKM
Sentra P3T, Sentra P3T
Klinik Swasta Tingkat 2 Tingkat 2

Puskesmas. Dokter Puskesmas. Dokter


Umum/Keluarga Tingkat 1 Tingkat 1 Umum/Keluarga

Posyandu Posyandu
Polindes Masyarakat Masyarakat sakabhakti

Individu Individu
Yankes Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI nomor Sakabhakti
Individu

Gambar 2. Tahapan Pelayanan Kesehatan

Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 159b/MENKES/H/1988


pasal 21, pelaksanaan rujukan kesehatan rumah sakit dilaksanakan berjenjang dari
puskesmas, RSU kelas D, RSU kelas C, RSU kelas B1, RSU kelas B2 sampai
dengan RSU kelas A atau sebaliknya. Pembinaan rujukan RS dilaksanakan
berjenjang dari atas ke bawah di bidang perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian.

43
Alur rujukan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
983/MENKES/SK/XI/1992 adalah sebagai berikut :

RS kelas B/A
PPK TK III

PPK TK II RS kelas D/C RSUD Sukoharjo merupakan


RSU kelas B1

Dokter umum
/Praktek swasta/
Puskesmas

Gambar 3. Alur rujukan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor


983/MENKES/SK/XI/1992

F. Klasifikasi Rumah Sakit


Berdasarkan unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan Rumah Sakit
Umum Pemerintah diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu :
1. Kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas
dan sub spesialistik luas.
2. Kelas B2 mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
luas dan sub spesialistik terbatas dan juga digunakan untuk mendukung fungsi
pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan dan pengabdian masyarakat
bagi para tenaga kesehatan.
3. Kelas B1 mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik.
4. Kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
sekurang-kurangnya 4 dasar lengkap.
5. Kelas D mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan
medik dasar.

44
Rumah sakit kelas A dan B2 dapat berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan
(Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 159b/MENKES/PER/II/1988). Berdasarkan
peraturan tersebut di atas RSUD Sukoharjo termasuk Rumah Sakit kelas B1.
Adapun yang dimaksud dengan :
1. Pelayanan Medik Spesialistik Dasar adalah pelayanan medik spesialis Penyakit Dalam,
Kebidanan dan Kandungan, Bedah dan Kesehatan Anak.
2. Pelayanan Medik Spesialistik Luas adalah pelayanan medik spesialistik dasar ditambah
dengan pelayanan spesialis THT, Mata, Saraf, Jiwa, Kulit dan Kelamin, Jantung, Paru,
Radiologi, Anestesi, Rehabilitasi Medik, Patologi Klinik, Patologi Anatomi dan
pelayanan spesialistik lain sesuai kebutuhan.
3. Pelayanan Medik Sub Spesialistik Luas adalah pelayanan sub spesialis di setiap
spesialisasi yang ada (SK MENKES RI nomor 983/MENKES/SK/XI/1992).
Dalam pengelolaan Rumah Sakit harus memiliki modal yang biasa disebut 5
M+1 P, yang terdiri dari :
1. Man (skill dan knowledge)
2. Material
3. Methode (protokol pengobatan, Standart Operating Procedure (SOP), Standart
Operating Manual (SOM)).
4. Machine (alat-alat medis).
5. Marketing (pemasaran sosial)
6. Promotion (yang bersifat tersirat/jasa pelayanan kesehatan pemerintah yang
nirlaba/non profit).
Dalam menjelaskan tugas pokok dan fungsinya, rumah sakit secara simultan
dan integral sekaligus melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran sosial yang meliputi
kaidah-kaidah 6 P, yaitu :
1. Place (letak yang strategis)
2. Promotion (pemasaran sosial, melalui leaflet, poster, acara seminar, pengabdian
masyarakat dan lain-lain yang tersirat)
3. Price (menerapkan tarif yang disusun secara kompetitif dan berdasarkan Activity Based
Costing)
4. Performance (dari hal-hal yang tampak, misalnya seragam bagi dokter, paramedis,
gedung, lay out dan lain-lain)
45
5. Personality (menerapkan konsep menejemen mutu)
6. Privacy (menghargai orang lain, disiplin ilmu lain dan kompetensi)

G. Ruang Lingkup Program ASKES


Pembangunan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun
1992 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.1
Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemerintah telah mengupayakan dengan
berbagai program, salah satunya adalah dengan program Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). Sistem jaminan sosial nasional pada dasarnya merupakan program
negara yang bertujuan untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk mensukseskan program tersebut pemerintah bekerjasamadengan PT.
Askes dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan. Ada beberapa penyelenggara
pelayanan kesehatan yang selama ini telah bergabung guna menyukseskan program
pemerintah tersebut. Puskesmas adalah unit organisasi yang termasuk dalam mitra
PT. Askes dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk
bagi peserta Askes. Untuk pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) bagi
peserta Askes sosial pada umumnya dilaksanakan di Puskesmas. Dokter Puskesmas
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan memiliki beban kerja non medis yang
tinggi, hal ini mengakibatkan sebagian waktu dokter puskesmas tersita oleh kegiatan
di luar gedung Puskesmas sehingga pelayanan pengobatan di Puskesmaspada
umumnya tidak diberikan langsung oleh dokter melainkan oleht tenaga paramedis.
Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab tidak puasnya peserta askes dalam
memperoleh pelayanan RJTP, yang terlihat dari rendahnya pemanfaatan puskesmas
oleh peserta askes hanya sebesar 36,9 % dari peserta yang membutuhkan.2
Untuk mengantisipasi permasalahan diatas, salah satu upaya yangdikembangkan
adalah dengan memperluas jaringan RJTP bagi peserta askes melalui pelayanan
dokter keluarga selain Puskesmas. Program pelayanan RJTP oleh dokter keluarga
sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1995 di Jawa Timur melalui proyek bantuan
Bank Dunia (HP4)2. Dari evaluasi terhadap program ini, ternyata diperoleh manfaat
yang besar dari aspek mutu pelayanan maupun pengendalian biaya sehingga layak
46
untuk dikembangkan di daerah lain. Program Asuransi Kesehatan Sosial merupakan
penugasan Pemerintah kepada PT.Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah
No. 69 tahun 1991 dengan peserta Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Negara, Penerima
Pensiun PNS, Penerima Pensiun TNI/Polri, Penerima Pensiun Pejabat Negara,
Veteran dan Perintis Kemerdekaan yang membayar iuran untuk jaminan
Pemeliharaan kesehatan, serta Pegawai Negeri Tidak Tetap (Dokter/Dokter
Gigi/Bidan – PTT, melalui SK Menkes nomor 1540/MENKES/SK/XII/2002,
tentang Penempatan Tenaga Medis Melalui Masa Bakti Dan Cara Lain).
Perbedaan prinsip antara pelayanan di Puskesmas dengan dokter keluarga adalah
pelayanan Puskesmas menggunakan pendekatan komunitas sedang pelayanan dokter
keluarga menggunakan pendekatan keluarga sebagai inti. Dengan pendekatan
konsep dokter keluarga maka hubungan antara peserta dengan dokternya akan
menjadi lebih baik dan pengenalan kesehatan keluarga diharapkan lebih mendalam
sehingga diharapkan pelayanan dokter keluarga juga diarahkan pada upaya promotif
dan preventif selain upaya kuratif sesuai dengan penyakit yang dideritanya melalui
pembayaran di muka (pra bayar). Perkembangan sistem pembiayaan dan pelayanan
kesehatantelah melangkah lebih jauh dengan diperkenalkannya konsep kapitasi
sejak tahun 1990, dimana seluruh biaya pelayanan kesehatan didasarkan pada
jumlah kartu pengenal di suatu wilayah dan kemudian daerah yang bersangkutan
diberi kewenangan untuk mengelola biaya tersebut7. Sejalan dengan perkembangan
sistem pembiayaan, PT. Askes juga menerapkan sistem pelayanan kesehatan antara
lain sistem rujukan, konsep dokter keluarga dan konsep wilayah. Semua kebijakan
itu dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
optimal dengan biaya yang terkendali.
Adanya perubahan mekanisme pembayaran dari bentuk fee for service ke bentuk
prospective payment system antara lain melalui sistem kapitasi (bayar di muka)
masih menyimpan beberapa pertanyaan, antara lain apakah perubahan bentuk
pembayaran tersebut dapat mengarahpada efisiensi tanpa mengorbankan kualitas
pelayanan dan apakah perubahan tersebut juga menguntungkan pemberi pelayanan
kesehatan dalam hal ini dokter keluarga. Hal ini patut diperhatikan karena kepuasan
pemberi layanan kesehatan juga dapat berpengaruh terhadap kualitas dalam
memberikan pelayanan kesehatan4. Dalam penelitian Mega Karyati, dkk tahun 2004
47
ditemukan bahwa sebanyak 60,5 % dokter keluarga tingkat kepuasannya rendah
terhadap pembayaran kapitasi, dan ditemukannya keluhan tentang jumlah peserta
yang sedikit dan tidak merata antara dokter keluarga, besaran kapitasi masih kurang,
tidak dilibatkan dalam penentuan jumlah kapitasi serta jumlah kunjungan yang
tinggi.
Peserta mendapatkan pelayanan kesehatan pada Pemberi Pelayanan Kesehatan
(PPK) yang bekerjasama dengan PT. Askes (Persero), yang terdiri : Puskesmas,
Dokter Keluarga, Klinik dan Balai Pengobatan Umum
1. Rumah Sakit Pemerintah
2. Rumah Sakit TNI/POLRI/Swasta
3. Rumah Sakit Swasta tertentu
4. Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD)/PMI
5. Apotik
6. Optikal
7. Balai Pengobatan Khusus (BP Paru, BP Mata dan sebagainya)
8. Laboratorium Kesehatan Daerah di seluruh Indonesia
Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh PT. ASKES adalah :
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Puskesmas atau Dokter Keluarga, yang
meliputi layanan Rawat Jalan Tingkat Pertama dan Rawat Inap Tingkat Pertama.
2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan di Rumah Sakit, yang meliputi layanan :
a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan
c. Rawat Inap Ruang Khusus (ICU,ICCU)
d. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency)
e. Persalinan
f. Pelayanan Transfusi Darah
g. Pelayanan Obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) PT. Askes
h. Tindakan medis operatif dan tindakan medis non operatif
i. Pelayanan cuci darah
j. Cangkok (transplantasi) Ginjal dan ESWL (tembak batu ginjal)
k. Penunjang Diagnostik, seperti Laboratorium, Radiodiagnostik,
Elektromedik, termasuk USG, CT Scan dan MRI
48
3. Alat Kesehatan, yang meliputi :
a. IOL, Pen dan Screw dan Implant lainnya
b. Kacamata (hanya peserta, tidak untuk anggota keluarga)
c. Gigi Tiruan (hanya peserta, tidak untuk anggota keluarga)
d. Alat Bantu Dengar (hanya peserta, tidak untuk anggota keluarga)
e. Kaki/ tangan tiruan (hanya peserta, tidak untuk anggota keluarga)

Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin oleh PT ASKES


1. Pelayanan yang tidak mengikuti prosedur atau ketentuan yang berlaku
2. Penyakit akibat upaya bunuh diri atau dengan sengaja menyakiti diri
3. Operasi plastik kosmetik, termasuk obat-obatan
4. Check Up atau General Check-Up
5. Imunisasi diluar imunisasi dasar Seluruh rangkaian usaha ingin punya anak
(infertilitas) Penyakit akibat ketergantungan obat atau alkohol
6. Sirkumsisi tanpa indikasi medis
7. Obat-obatan diluar DPHO termasuk Obat gosok, vitamin, kosmetik, makanan
bayi
8. Pelayanan kursi roda, tongkat penyangga, korset dan lain-lain
9. Pengobatan di luar negeri
10. Pelayanan ambulance, pengurusan jenazah dan pembuatan visum et repertum
termasuk biaya foto copy, administrasi, telepon, dan transportasi
11. Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan, tindakan persalinan, masa nifas
anak ketiga dan seterusnya
12. Usaha meratakan gigi, dan membersihkan karang gigi

H. Ruang Lingkup Program Jamkesmas


Ruang lingkup pelayanan kesehatan Program Jamkesmas di Puskesmas dan
Jaringannya pada tahun ini prinsipnya sarna dengan tahun sebelumnya. Ruang
Iingkup kegiatan ini antara lain adalah jenis kegiatannya diutamakan pada upaya
pelayanan kesehatan perorangan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang
berupa rawat jalan, rawat inap dan pertolongan persalinan bagi peserta Program
Jamkesmas, disamping upaya pelayanan kesehatan masyarakat yang terbatas pada
49
upaya pencegahan yang bersifat sekunder yaitu : diagnosis awal kemungkinan
berkembangnya suatu penyakit (early diagnostic) dan tindakan yang tepat untuk
mengurangi faktor risiko ancaman penyakit tersebut terhadap masyarakat (prompt
treatment) melalui berbagai upaya pelayanan kesehatan di baik di dalam gedung
maupun luar gedung. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan program Jamkesmas
mencakup semua kelompok umur, semua jenis pelayanan kesehatan dasar yang
tersedia di Puskesmas dan jaringannya, dengan standar, pedoman SOP yang sarna
bagi setiap masyarakat sesuai indikasi medis. Ruang Iingkup Program Jamkesmas di
Puskesmas dan Jaringannya meliputi :
1. Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer
a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat primer
Pelayanan rawat jalan tingkat primer yang dimaksud adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas dan jaringannya termasuk UKBM
(Poskesdes, Posyandu, Pos UKK. dll.),.~1 wilayah tersebut yang mencakup :
1) Pemeriksaan kesehatan dan konsultasi kesehatan:
2) Pelayanan Pengobatan umum.
3) Pelayanan Gigi termasuk cabut dan tambal.
4) Penanganan gawat darurat.
5) Pelayanan gizi kurang/Buruk.
6) Tindakan Medis / operasi kecil.
7) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (pemeriksaan ibu hamil, ibu nifas
dan neonatus, bayi, anak balita).
8) Pelayanan Imunisasi wajib bagi bayi dan ibu hamil.
9) Pelayanan kesehatan melalui Kunjungan rumah.
10)Pelayanan Keluarga Berencana (alat kontrasepsi disediakan BKKBN).
termasuk penanganan efek samping dan komplikasi.
11)Pelayanan Laboratorium dan penunjang diagnostik lainnya.
12) Pemberian obat.
13)Rujukan.
Tempat pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat Primer tersebut dapat
dilakukan di Puskesmas dan Jaringannya baik berupa kegiatan pelayanan
kesehatan di dalam gedung maupun kegiatan pelayanan kesehatan di luar
50
gedung yang meliputi: .
1) Puskesmas perawatan.
2) Puskesmas.
3) Puskesmas Keliling.
4) Puskesmas Pembantu.
5) Pos Kesehatan Desa.
6) Pos UKBM (Posyandu, Pos UKK, Pos Obat Desa dan lainnya). Atau
sarana lainnya yang tersedia di wilayah tersebut termasuk rumah
penduduk.
b. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Primer
Pada kondisi pasien rawat jalan perlu dilakukan perawatan maka sebagai
alternatif untuk perawatan lanjutan adalah dilakukan rawat inap di
Puskesmas Perawatan sesuai dengan kemampuan sarana yang dimiliki,
apabila tidak memiliki kemampuan perawatan lanjutan harus dilakukan
rujukan ke PPK lanjutan yang memberikan pelayanan Program Jamkesmas.
Jenis pelayanan pada Puskesmas perawatan tersebut :
1) Penanganan Gawat Darurat.
2) Perawatan pasien rawat inap termasuk perawatan gizi buruk dan gizi
kurang.
3) Perawatan Persalinan.
4) Perawatan satu hari (one day care).
5) Tindakan medis yang diperlukan.
6) Pemberian obat.
7) Pemeriksaan Laboratorium dan penunjang medis lainnya.
8) Rujukan.
c. Pelayanan Pertolongan Persalinan
Pelayanan pertolongan persalinan normal dapat dilakukan di Puskesmas
dan Jaringannya termasuk Poskesdes, Bidan dan dokter praktek sedangkan
pertolongan persalinan pervaginam dengan penyulit dapat dilakukan di
Puskesmas dengan Fasilitas PONED sesuai kompetensinya. Pelayanan
pertolongan persalinan tersebut mencakup :
1) Observasi Proses Persalinan.
51
2) Pertolongan persalinan normal.
3) Pertolongan persalinan pervaginam dengan penyulit (Puskesmas dengan
fasilitas PONED).
4) Pelayanan gawat darurat persalinan.
5) Perawatan Nifas (Ibu dan neonatus).
6) Pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostik lain.
7) Pemberian obat.
8) Akomodasi dan makan pasien.
9) Rujukan
Tempat pelayanan pertolongan persalinan dapat dilakukan di sarana
pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas dan jaringannya, Poskesdes, Bidan,
Dokter Praktek, Rumah bersalin maupun dirumah penduduk oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten
d. Pelayanan Spesialistik
Pada dasarnya Program Jamkesmas di Puskesmas dan Jaringannya
termasuk Poskesdes adalah pelayanan kesehatan perorangan Primer tetapi
dalam rangka peningkatan akses pelayanan kesehatan perorangan sekunder
apabila Puskesmas memiliki fasilitas pelayanan spesialistik baik berupa
pelayanan dokter spesialis yang bersifat tetap (rawat jalan) maupun
pelayanan penunjang spesialistik (Iaboratorium, Radiologi, dll) maka
kegiatan tersebut dapat menjadi bagian kegiatan program Jamkesmas di
Puskesmas dan Jaringannya tetapi perlu pengaturan secara khusus (perlu
pembatasan khususnya berbagai jenis tindakan dengan memperhatikan
kondisi 'sarana, prasarana, kompetensi dan ketersediaan dana).
e. Pelayanan Rujukan
Rujukan pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah proses rujukan
kasus maupun rujukan spesimen/penunjang diagnostik yang dapat berasal
dari Poskesdes, Pustu ke Puskesmasl Puskesmas perawatan, antar Puskesmas
dan dari Puskesmas ke PPK rujukan (RS, BBKPM,BKPM,BKMM,BKIM)
atau sarana penunjang medis lainnya. Prosedur rujukan dilaksanakan secara
berjenjang dan terstruktur dengan prinsip portabilitas. Pelaksanaan rujukan
harus didasarkan pad a indikasi medis sehingga Puskesmas harus dapat
52
melakukan kendali dalam hal rujukan, sehingga Puskesmas dapat melakukan
filtrasi rujukan (kasus yang dapat ditangani Puskesmas sesuai kompetensi
dan tidak memelukan rujukan harus ditangani di Puskesmas).
Prosedur rujukan harus disertai dengan surat rujukan. Pengendalian
rujukan oleh Puskesmas tersebut akan sangat berdampak pada pengendaliaan
biaya karena dana Jamkesmas yang ada di Puskesmas termasuk didalamnya
adalah dana untuk transportasi rujukan. Pada kondisi gawat darurat proses
rujukan dapat langsung dari Puskesmas Pembantu, Poskesdes ke PPK
rujukan terdekat.
Pelayanan rujukan diatas adalah berupa penyediaan biaya transportasi
dari Pustu, Poskesdes/Polindes ke Puskesmas atau dari Puskesmas
pembantu, Poskesdes, Puskesmas ke PPK rujukan dan biaya rujukan
pemeriksaan spesimen/penunjang medis.
f. Jenis Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer yang dibatasi dan tidak
dijamin oleh Jamkesmas:
1) Jenis pelayanan kesehatan yang dibatasi
Pelayanan yang bersifat spesialistik di Puskesmas hanya untuk rawat
jalan sedangkan perlu dibatasi berbagai tindakan operatif, rawat inap
oleh dokter spesialis dengan pertimbangan ketersediaan sarana,
prasarana, kompetensi, dan ketersediaan dana.
2) Jenis pelayanan kesehatan tidak dijamin
a) Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan.
b) Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika.
c) General check up.
d) Prothesis gigi tiruan.
e) Pengobatan alternatif (antara lain akupunktur, pengobatan
tradisional) dan pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah.
f) Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya
mendapat keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan
Impotensi.
g) Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam.
h) Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosial.
53
Tabel 3. Pelayanan Kegiatan Rawat Inap RSUD Sukoharjo Berdasarkan Cara
pembayaran pada Triwulan I Tahun 2012

Jenis Pembayaran Pasien rawat inap


Pasien keluar
Januari Februari Maret
ASKES 167 150 145
Umum 270 305 424
Jamkesmas 372 350 388
Gratis - - -
Jamperda 265 147 3
Jampersal 182 174 235
Jumlah 1256 1126 1195

I. Rujukan Pasien Rawat Inap di RSUD Sukoharjo


Tabel 4. Cara Pasien Rawat Inap Keluar dari Perawatan di RSUD Sukoharjo tahun
2011
PASIEN KELUAR
Jumlah
< 48 jam

> 48 jam
Dirujuk

TRIWULAN
Pulang

APS

Pasien Jumlah

Triwulan I 3002 2586 151 76 62 65 2940


Triwulan II 3210 2789 186 72 63 70 3180
Triwulan III 2932 2571 215 74 71 53 2984
Triwulan IV 3371 2949 188 76 68 68 3349
12515 10895 740 298 264 256 12453
(Data sekunder, 2011)

54
Tabel. 5. Cara Pasien Rawat Inap Keluar dari Perawatan di RSUD Sukoharjo
Triwulan I tahun 2012
PASIEN KELUAR
JML

< 48 jam

> 48 jam
Dirujuk
BULAN

Pulang

APS
Pasien Jumlah

Januari 1037 1007 70 17 17 14 1122


Februari 971 903 57 23 8 19 1009
Maret 1039 939 65 27 16 12 1056
Triwulan I 3047 2849 192 67 41 45 3187
(Data sekunder, 2012)
Dari semua pasien keluar dari rawat inap, sebanyak 2.1% keluar dari rawat inap
RSUD Sukoharjo ke Rumah Sakit Rujukan di atasnya.
J. Rujukan Pasien IGD di RSUD Sukoharjo
Tabel 6. Jumlah Pasien IGD RSUD Sukoharjo tahun 2011 Berdasar Rujukan
Masuk Keluar
Triwulan Mati
Rujukan Dts Pulang Dirujuk
Triwulan I 126 4146 1476 142 18
Triwulan II 109 4331 1535 208 16
Triwulan III 172 3891 1256 163 18
Triwulan IV 358 3971 1454 164 17
Jumlah 419 4462 1980 178 8
(Data Sekunder, 2011)
Tabel 7. Jumlah Pasien IGD RSUD Sukoharjo Triwulan I tahun 2012 Berdasar
Rujukan
Masuk Keluar
Bulan Mati
Rujukan Dts Pulang Dirujuk
Januari 105 1639 634 58 0
Februari 152 1341 669 75 4
Maret 162 1482 677 45 4
Jumlah 419 4462 1980 178 8
(Data Sekunder, 2012)

55
BAB IV
AKREDITASI

A. Definisi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159 a / MENKES / PER / II /
1988 tentang Rumah Sakit disebutkan bahwa “Akreditasi Rumah Sakit adalah
pengakuan bahwa Rumah Sakit memenuhi standar minimal yang ditentukan.”
Sedangkan menurut Keputusan Dirjen Yan. Medik Depkes RI, No.
HK.00.06.3.5.00788 tentang Komisi Gabungan Akreditasi Rumah Sakit adalah
“Suatu pengakuan dari Pemerintah yang diberikan kepada Rumah Sakit yang telah
memenuhi standar yang ditetapkan.”
Sedangkan yang berwenang melakukan akreditasi Rumah Sakit, baik milik
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, maupun swasta adalah “Komisi
Gabungan Akreditasi Rumah Sakit,” suatu tim yang bersifat non struktural yang
dibentuk berdasar Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI, yang
anggotanya terdiri dari unsur-unsur :
1. PERSI
2. Organisasi profesi bidang kesehatan
3. Ahli perumahsakitan
4. Departemen Kesehatan
5. Instansi atau unit terkait.
Akreditasi Rumah Sakit dilakukan sekurang-kurangnya setiap 3 tahun sekali dan
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Akreditasi Rumah Sakit mencakup penilaian
terhadap :
1. Fisik bangunan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Perlengkapan
4. Obat-obatan
5. Ketenagaan
6. Administrasi
Mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 436 / MENKES /
SK / IV / 1993, mengingat kemampuan Rumah Sakit, penerapan standar-standar

56
tersebut dapat secara bertahap, namun minimal sudah dapat memenuhi standar 5
kegiatan pelayanan pokok, yaitu :
1. Administrasi dan manajemen
2. Pelayanan medis
3. Pelayanan gawat darurat
4. Pelayanan keperawatan
5. Rekam medis

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran seberapa jauh rumah sakit-rumah sakit yang telah
memenuhi berbagai standar yang ditentukan, dengan demikian mutu pelayanan
rumah sakit dapat dipertanggung jawabkan.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada rumah sakit yang telah
mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
b. Memberikan jaminan kepada petugas rumah sakit bahwa semua fasilitas,
tenaga, dan lingkungan yang diperlukan tersedia, sehingga dapat mendukung
upaya penyambuhan dan pengobatan pasien dengan sebaik-baiknya.
c. Memberikan jaminan dan kepuasan kepada “costumers” dan masyarakat
bahwa pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit diselenggarakan sebaik
mungkin.

C. Akreditasi RSUD Kabupaten Sukoharjo


Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo terakreditasi penuh untuk 5
pelayanan pada tanggal 9 April 1999. Lima pelayanan tersebut adalah:
1. Administrasi dan manajemen
2. Pelayanan medis
3. Pelayanan gawat darurat
4. Pelayanan keperawatan
5. Rekam medis

57
Sedangkan pada bulan Oktober 2002 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sukoharjo telah terakreditasi penuh untuk 12 pelayanan dari 21 jenis pelayanan
yang dimiliki, yaitu :
1. Administrasi dan manajemen
2. Pelayanan medis
3. Pelayanan gawat darurat
4. Pelayanan keperawatan
5. Rekam medis
6. Kamar operasi
7. Pelayanan radiologi
8. Pelayanan laboratorium
9. Pelayanan farmasi
10. Pelayanan perinatal risiko tinggi
11. Pengendalian infeksi di rumah sakit
12. Keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana
Kemudian berdasarkan surat Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes
RI, No. YM. 01.10/III/3756/08 Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo telah
terakreditasi penuh untuk 16 kegiatan pelayanan, yaitu :
1. Administrasi dan manajemen
2. Pelayanan medis
3. Pelayanan gawat darurat
4. Pelayanan keperawatan
5. Rekam medis
6. Kamar operasi
7. Pelayanan radiologi
8. Pelayanan laboratorium
9. Pelayanan farmasi
10. Pelayanan perinatal risiko tinggi
11. Pengendalian infeksi di rumah sakit
12. Keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana
13. Pelayanan darah
14. ICU (Pelayanan intensif)

58
15. Pelayanan Rehabilitasi Medik
16. Pelayanan Gizi
RSUD Sukoharjo sudah berubah dari RS tipe C menjadi RS tipe B dengan
kelengkapan pelayanan yang ada saat ini.

59
BAB V
INSTALASI RAWAT JALAN
RSUD SUKOHARJO

A. Sasaran Dan Kebijakan


FALSAFAH :Pelayanan Rawat Jalan merupakan perwujudan pangamalan
nilai-nilai Pancasila serta pengabdian kepada Bangsa dan
Negara di bidang kesehatan
VISI :Terwujudnya pelayanan Rawat Jalan yang profesional dan
bermutu sehingga mendapatkan pelayanan yang optimal.
MISI :Memberikan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan yang
profesional berdasar standar pelayanan rawat jalan yang
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan
kemajuan IPTEK.

B. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia yang tersedia di RSUD Sukoharjo:
a. Tenaga Kesehatan
1) Tenaga medis
a) Dokter Spesialis : 26 orang
b) Dokter Umum : 25 orang
c) Dokter Gigi : 5 orang

2) Tenaga keperawatan dan bidan


a) Perawat : 193 orang
b) Bidan : 38 orang

3) Tenaga kefarmasian
a) Apoteker : 9 orang
b) Asisten Apoteker (D.III) : 11 orang
c) SMF (Asisten Apoteker) : 12 orang

60
4) Tenaga keteknisan medis
a) Perekam Medis : 15 orang
b) Radiografer : 5 orang
c) Radio diagnotis : 5 orang
d) Analis kesehatan : 23 orang
e) Ortotik prostetik : 1 orang
f) Refraksi optisi : 2 orang
5) Tenaga Gizi : 11 orang
6) Tenaga kesehatan Masyarakat : 8 orang
7) Tenaga keterapian fisik
a) Fisioterapi : 6 orang
b) Okupasi terapi : 2 orang
b. Tenaga Non Kesehatan
1) Administrasi : 54 orang
2) Tata Usaha : 45 orang
3) Keuangan : 20 orang
4) Penunjang : 5 orang
5) Pelayanan : 5 orang
6) Satpam : 22 orang
2. Peralatan Canggih
a. EEG (Electro Encephalogram)
b. Dental Unit
c. Electrical Surgery
d. Hemodialisa
e. Spirometri
f. Bronkoskopi
g. Audiometri
h. Foto gigi lengkap (panoramic)
i. Laparoskopi
3. Rencana Pengembangan
a. Poli Jantung
b. Poli Orthopedi

61
c. Poli Rehabilitasi Medik
d. CT Scan multislice

C. Bagan Struktur Organisasi Rawat Jalan

DIREKTUR

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
WAKIL
DIREKTUR
PELAYANAN

KEPALA
INSTALASI KABID
PELAYANAN
KEPERAWATAN

PENANGGUNGJAWAB
POLIKLINIK

Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi Rawat Jalan

62
D. Bagan Alur Pasien

PASIEN
 Datang sendiri
 Rujukan RS lain
 Puskesmas
 Dr. Swasta

PENDAFTARAN

Baru Lama

Dapat Register Punya register Tidak Ingat Register

KIUP

Dapat Register

R. JALAN GAWAT RAWAT INAP


DARURAT

IRJA,PENUNJANG IGD

PULANG DIRUJUK DIRAWAT


IRNA

Gambar 5. Bagan Alur Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo

63
E. Protap Tatalaksana Rawat Jalan
1. Tujuan
Agar penanganan pasien rawat jalan bisa terlaksana dengan baik sehingga
memberikan hasil yang optimal.
2. Latar Belakang
Penanganan pasien yang baik merupakan kunci utama kesembuhan pasien oleh
karena itu perlu disusun suatu tatalaksana pemeriksaan pasien termasuk pasien
rawat jalan.
3. Sasaran
Semua tenaga medis, paramedis dan non medis
4. Prosedur
a. Alur Penderita Rawat Jalan
Penderita mendaftar di loket pendaftaran sesuai dengan tujuan poliklinik
yang dituju, setelah membayar biaya pendaftaran pasien menuju poliklinik
tujuan, kartu pemeriksaan akan dibawa petugas poliklinik yang
bersangkutan.
b. Pemeriksaan Pasien
1) Pemeriksaan dilakukan di poliklinik sesuai tujuan pasien
2) Pemeriksaan dan lain-lain dicatat di kartu pemeriksaan pasien
3) Setiap pemeriksaan diberi tanggal dan tanda tangan dokter pemeriksa
c. Pengambilan Obat
Pengambilan obat di apotek rumah sakit, untuk resep yang belum
tersedia diambil di apotek yang lain.
d. Tindakan Khusus
1) Tindakan khusus sederhana dilakukan di poliklinik masing-masing
2) Tindakan khusus lebih lanjut dilakukan di IGD atau kamar operasi
e. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, rontgen, USG dan lain-lain
diberi surat pengantar oleh dokter yang meminta
f. Mekanisme Konsultasi

64
1) Konsultasi bisa dari dokter umum ke dokter spesialis dan antar dokter
spesialis, konsultasi ditulis di kartu pemeriksaan dan dijawab di kartu itu
juga.
2) Konsultasi bisa hanya konsul atau ambil alih pemeriksaan.
g. Rujukan Pasien
1) Rujukan dikirim dengan blangko rujukan khusus dan dialamatkan ke
instalasi kesehatan pemerintah.
2) Kiriman rujukan dibalas dengan blangko balasan rujukan.
h. Rawat Inap
1) Pasien yang akan dirawat inap ditulis di catatan rekam medik rawat inap
yang disediakan di poliklinik oleh dokter poliklinik.
2) Pasien dengan membawa catatan rekam medis rawat inap dari poliklinik
dikirim ke IGD untuk diproses penempatan di bangsal .

F. Protap Tatalaksana Rawat Inap


1. Tujuan
Tertib administrasi serta kelengkapan data pasien yang akan mondok/rawat inap
2. Ruang Lingkup
Tempat pendaftaran
3. Uraian Umum
Menulis secara lengkap identitas dan status sosial pasien
4. Prosedur
a. Setelah pasien dinyatakan mondok, pasien/keluarga mendaftar di ruang
pendaftaran serta pesan kamar.
b. Petugas pendaftaran menanyakan identitas pasien pasien dan menuliskan
identitas pasien yang dibutuhkan dalam lembar ringkasan masuk dan keluar
(RM-1) serta surat perawatan.
c. Petugas memberikan informasi tentang kamar yang kosong, tarif serta
peraturan selama dirawat.
d. Apabila pasien sudah pernah berobat maka berkas RM diambil dari ruang
penyimpanan.

65
e. Setelah selesai didaftar pasien mengantarkan berkas RM ke klinik yang
dituju.

G. Protap Pasien Rawat Jalan Yang Diharuskan Rawat Inap


1. Tujuan
Untuk tertib administrasi pasien rawat inap di RSUD Sukoharjo
2. Ruang Lingkup
Instalasi rawat jalan dan instalasi gawat darurat.
3. Prosedur
a. Setelah pasien periksa di instalasi rawat jalan atau instalasi gawat darurat
oleh dokter instalasi rawat jalan dan instalasi gawat darurat diharuskan
rawat inap maka petugas mengantar ke tempat pendaftaran pasien.
b. Petugas pendaftaran mencatat identitas pasien pada lembar RM 1 dan pada
surat perawatan serta memesan kamar ke ruang perawatan sesuai yang
dikehendaki pasien.
c. Pengiriman pasien untuk dirawat status yang disertakan harus sudah
ditandatangani oleh dokter instalasi rawat jalan atau instalasi gawat darurat.
d. Prosedur selanjutnya sesuai dengan prosedur perawat inap.

H. Protap Pendaftaran Gawat Darurat


1. Tujuan
Untuk tertib administrasi pasien yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
2. Ruang Lingkup
Pendaftaran dan Instalasi Gawat Darurat (IGD).
3. Uraian Umum
Mencatat status sosial, identitas pasien yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) surat keluarga (pihak yang hertanggung jawab lerhadap pasien tersebut).
4. Prosedur
a. Pasien didaftarkan terlebih dahulu oleh mengantar di tempat pendaftaran
(prosedur sesuai pendaftaran pasien baru/lama).
b. Tanyakan kepada keluarga yang mengantar apakah ada kasus polisi tidak.

66
c. Perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) menambahkan lembar masuk darurat
pada berkas rekam medis untuk diserahkan kepada dokter jaga.
d. Jika pasien tidak sadar dan tidak ada keluarga. maka untuk sementara
penulisan nama dengan nama ”X” baru setelah pasien sadar petugas
pendaftaran mendatangi pasien untuk memperoleh data selengkapnya untuk
mengetahui apakah sudah pernah berobat atau belum.
e. Bagi pasien yang sudah pernah berobat, maka berkas Rekam Mediknya
segera diantar ke ruang perawatan (sesuai prosedur peminjaman berkas
untuk keperluan pelayanan kesehatan).
f. Bagi yang belum pernah berobat, pendaftaran sesuai prosedur pendaftaran
pasien baru.

67
I. Pelayanan Kegiatan Rawat Inap RSUD Sukoharjo Tahun 2011 dan 2012

Tabel 8. Pelayanan Kegiatan Rawat Inap RSUD Sukoharjo Tahun 2011

PASIEN KELUAR Mati

perawatan
dirawat
TRIWU BOR

ALOS
Lama

GDR
APS

Jumlah

< 48 jam

Jumlah

NDR
BTO
Hari
> 48 jam

TOI
Dirujuk
Masuk
Pulang

LAN %

I 3002 2586 76 151 2813 62 65 127 15614 12835 81,03 4,4 1,0 16,7 2,26 4,32

II 3210 2789 72 186 3047 63 70 133 17830 14323 89,43 4,5 0,5 18,1 2,25 4,18

III 2932 2571 74 215 2860 71 53 124 14863 11694 72,22 3,9 1,5 17,0 1,82 4,16

IV 3371 2949 76 188 3213 68 68 136 16894 13447 83,05 4,0 0,8 19,0 2,07 4,06

Jumlah/
Rata- 12515 10895 298 740 11933 264 256 529 65201 52299 82,35 4,2 0,9 71,6 2,10 4,18
rata

68
Tabel 9. Pelayanan Kegiatan Rawat Inap RSUD Sukoharjo Triwulan I Tahun 2012

PASIEN KELUAR Mati

perawatan
dirawat
Masu BOR

ALOS
Lama

GDR
APS

Jumlah

< 48 jam

Jumlah

NDR
BTO
Hari
> 48 jam

TOI
Dirujuk
BULAN

Izin
k %

Januari 1037 1007 17 70 1094 17 14 31 5739 4814 83,94 4,29 0,82 6,06 1,27 2,76

Februari 971 903 23 57 980 8 19 27 5031 3861 71,97 4,99 1,49 5,45 1,90 2,68

Maret 1039 939 27 65 1031 16 12 28 5222 3969 69,21 4,95 1,67 5,71 1,15 2,65
Jumlah/
3047 2849 67 192 3105 41 45 86 15992 12644 75,11 5,02 1,32 17,23 1,43 2,70
Rata-rata

69
J. 10 Besar Penyakit Di RSUD Sukoharjo

Tabel 10. 10 Besar Kunjungan Penyakit di RSUD Sukoharjo pada Tahun 2011
No Rawat Jalan
1 Chronic Renal Failure 5369
2 TB Paru 3407
3 Diabetes Melitus 3403
4 Dyspepsia 3078
5 Hipertensi 2926
6 ISPA 2220
7 Presbiopia 2081
8 Impacted cerumen 1642
9 Otitis Media 1251
10 Stroke Non Hemoragik 1137
(Data Sekunder, 2011)
Tabel 11. 10 Besar Penyakit Rawat Inap di RSUD Sukoharjo pada Tahun 2011
No Rawat Inap
1 Gastrienteritis Akut (GEA) 932
2 Thypoid fever 481
3 Hipertensi 419
4 Stroke non hemoragik 394
5 Dyspepsia 289
6 Chronic Renal Failure 241
7 Diabetes mellitus 219
8 Vertigo 204
9 Congestive Heart Failure 184
10 Hernia Inguinal 172
(Data Sekunder, 2011)

70
Tabel 13. 10 Besar Kunjungan Penyakit IGD di RSUD Sukoharjo Tahun 2011
No Kode Rawat Darurat
1 T14.0-9 Vulnus 2087
2 RS0.9 Fever 1569
3 A09 Gastroenteritis Akut 1219
4 T10 Hipertensi 563
5 R11 Vomitus 460
6 R06.0 Dispnea 453
7 J45.9 Asma Bronkiale 421
8 S06.0 Comotio/Contutio Cerebri 395
9 R10.4 Abdominal Pain 387
10 K30 Dispepsia 355
(Data Sekunder, 2011)

1. Bed Occupancy (BOR)


Yaitu prosentase pemakaian tempat tidur pada satu tahun waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit.


BOR
hp
x
100
%
 
TT
x hT

Keterangan:
hp : Jumlah perawatan rumah sakit
TT : Jumlah tempat tidur
hT : Jumlah hari dalam satuan waktu
Angka BOR yang baik adalah 60 - 85 %

2. Average Length of Stay (ALOS)


Yaitu rata-rata lama rawatan seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan

71
gambaran mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosis tertentu yang
dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut).



ALOS
hpk
 pk

Keterangan:
hpk : Jumlah hari perawatan pasien keluar
pk : Jumlah pasien keluar
Secara umum ALOS yang baik adalab 6 - 9 hari

3. Bed Turn Over (BTO)


Yaitu frekuensi pemakajan tempat tidur, atau dengan perkataan
lain beberapa kali dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun)
tempat tidur rumah sakit dipakai. Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi dan pemakaian tempat tidur.


BTO
pk
TT

Keterangan:
pk : Jumlah pasien keluar
TT : Jumlah tempat tidur
Pemakaian satu tempat tidur selama satu tahun sebaiknya rata-rata 40-50
kali

4. Turn Over Interval (TOI)


Yaitu rata-rata hari, tempat tidür tidak ditempati dari saat terisi
berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi dari
pada penggunaan tempat tidur.
TT
xH hp

TOI
pk
Keterangan:
pk : Jumlah pasien keluar

72
hp : Jumlah perawatan rumah sakit
TT : Jumlah tempat tidur
H : Hari
Sebaiknya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1- 3 hari

5. Net Death Rate (NDR)


Yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap
1000 pendarita keluar. Indikator ini dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit.



NDR
pm
x
1000
0


000
pk

Keterangan:
pk : Jumlah pasien keluar
pm : Jumlah pasien mati 48 jam dirawat
Nilal NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per
1000 penderita keluar.

6. Gross Death Rate (GDR)


Yaitu angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.



GDR
pmt
x
1000
0


000
pk

Keterangan:
pk : Jumlah pasien keluar
pmt : Jumlah pasien mati seluruhnya
Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 nilai Bed
Occupancy Rate / BOR (prosentase pemakaian tempat tidur pada satu
tahun waktu tertentu) rata-rata 89.39%. Indikator ini memberikan
gambaran tingkat pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit sudah baik.

73
Untuk nilai Average Length of Stay (ALOS) yaitu rata-rata lama
rawatan seorang pasien pada tahun 2011 berkisar antara 4.50 hari.
Indikator ini menunjukkan gambaran tingkat efisiensi dan mutu pelayanan
masih kurang dari standar, karena nilai ALOS dikatakan baik bila bernilai
6-9 hari. Tapi hal ini berlaku apabila diterapkan pada diagnosis tertentu
yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut).
Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata hari tempat tidür tidak
ditempati dari saat terisi berikutnya, dari data tahun 2011 diketahui rata-
rata TOI 0.54 hari.
Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian 48 jam setelah
dirawat untuk tiap-tiap 1000 pendarita keluar. Nilai NDR 2011 rata-rata
adalah 2,24 permil. Sedangkan untuk Gross Death Rate (GDR) yaitu
angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar pada tahun
2009 adalah 4,17 permil, hal ini masih dalam batas yang baik.
Dari berbagai indikator mutu rumah sakit diatas dapat
disimpulkan bahwa kualitas pelayanan rawat inap RSUD Sukoharjo sudah
cukup baik, dimana beberapa parameter menunjukkan nilai yang masih
dalam batas standar.

74
BAB VI
ANALISIS MASALAH

A. ANALISIS FAKTOR INTERNAL


1. Kekuatan
a. Adanya visi dan misi organisasi merupakan pedoman dalam
pelaksanaan program bidang kesehatan.
b. RSUD Kabupaten Sukoharjo yang berstatus Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) memberikan keleluasaan (fleksibilitas) dalam
manajemen keuangan demi peningkatan pelayanan medis.
c. Struktur organisasi yang jelas merupakan faktor yang mendukung
tercapainya visi misi serta tujuan dari RSUD Sukoharjo
d. Sumber daya manusia kesehatan merupakan potensi pengembangan
pembangunan bidang kesehatan.
e. Adanya fasilitas kesehatan merupakan sarana penunjang kelancaran
pelayanan kesehatan.
f. Adanya berbagai jenis pelayanan poliklinik spesialis yang cukup
memadai
g. Letak yang strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan umum akan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
2. Kelemahan
a. Terbatasnya jenis maupun jumlah alat-alat medis tertentu seperti di
IGD, instalasi radiologi.
b. Tidak adanya dokter spesialis tertentu mengakibatkan kurang
lengkapnya jenis pelayanan rumah sakit, misalnya dokter spesialis
orthopedi, dokter spesialis bedah syaraf, dokter spesialis bedah
urologi, dokter spesialis rehabilitasi medis, dokter spesialis onkologi
c. Ruang/tempat yang dinilai kurang luas seperti ruang penyimpanan
rekam medis dan ruang tunggu pasien mengakibatkan proses

75
pelayanan medis sedikit terhambat dan menimbulkan
ketidaknyamanan pasien.

B. ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL


1. Peluang
a. Jumlah penduduk yang banyak dengan wilayah yang luas akan
merupakan sumber daya yang menguntungkan untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat.
b. Adanya kerjasama lintas sektoral akan mempermudah tercapainya
masyarakat yang sehat.
c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mempermudah masuk
dan keluarnya informasi dari dan ke rumah sakit yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pelayanan kesehatan.
d. Kompetisi pelayanan akan memberikan kebebasan kepada masyarakat
untuk memperoleh pelayanan yang memuaskan.
e. Tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan hidup sehat
secara mandiri, memberikan harapan sebagai modal utama dalam
rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2. Ancaman
a. Transisi pola kebijakan daerah akan mengakibatkan perombakan
sebagian kebijaksanaan rumah sakit yang membutuhkan waktu untuk
sosialisasi.
b. Adanya keterbatasan tenaga, sarana maupun prasarana yang ada
dikhawatirkan akan menimbulkan ketidaklancaran pelayanan medis.
c. Dengan banyaknya rumah sakit dan balai pengobatan di wilayah
Kabupaten Sukoharjo akan meningkatkan persaingan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

76
BAB VII
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. RSUD Kabupaten Sukoharjo merupakan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) dimana standar pelayanan minimal ditetapkan oleh kepala daerah
dengan peraturan kepala daerah serta memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan
penerapan praktek bisnis yang sehat.
2. Pembagian struktur, tugas pengawasan dan pengendalian kegiatan
pelayanan kesehatan/keperawatan pada beberapa unit pelaksana fungsional
sudah cukup baik.
3. Komite medis yang dibentuk berfungsi membantu dan memberikan
pertimbangan kepada direktur Rumah Sakit mengenai tugas dan
wewenang serta pengaturan tenaga medis.
4. Jenis pelayanan di Instalasi Rawat Jalan RSUD Sukoharjo meliputi
poliklinik spesialis yang cukup memadai
5. Instalasi Rawat Inap RSUD Sukoharjo melaksanakan pelayanan rawat
inap berdasarkan visi dan misi RSUD dan menyelenggarakan pelayanan
asuhan medis dan keperawatan paripurna bagi pasien rawat inap.
6. Pembiayaan kesehatan masyarakat yang diberlakukan antara lain : umum,
Askes , Jamkesmas
7. Instalasi-instalasi di RSUD Kabupaten Sukoharjo merupakan asuhan
keperawatan medis dan penunjang pelayanan medis yang bertujuan
menyelenggarakan upaya kesehatan kuratif dan rehabilitatif.
8. Bidang Mutu dan pendidikan RSUD kabupaten Sukoharjo untuk
meningkatkan mutu pelayanan, penelitian, dan pengembangan serta
peningkatan SDM di RSUD Sukoharjo.

77
B. SARAN
1. Penambahan tenaga dokter spesialis orthopedic, dokter spesialis bedah
syaraf, dokter spesialis rehabilitasi medik, dokter spesialis bedah onkologi,
dokter spesialis bedah urologi, dokter ahli forensik, untuk mengoptimalkan
pelayanan medis pasien.
2. Penempatan paramedis yang dibutuhkan hendaknya pada tempat yang
tepat sesuai dengan keahlian dan tingkat kemampuan masing-masing.
3. Penambahan tenaga kerja untuk mengurangi beban kerja yang bertambah
pada bagian administrasi (TU), instalasi forensik.
4. Peningkatan kemampuan dan pelatihan pada paramedis baru yang merata
di instalasi rawat inap, IBS, ICU.
5. Perlu dilakukan pengaturan jadwal yang baik dan sesuai antara jadwal
operasi dan pelayanan poliklinik sehingga pelayanan oleh dokter spesialis
tersebut kepada pasiennya dapat berjalan lancar dan efisien.
6. Perluasan ruangan demi kelancaran arus kerja pegawai sehingga
mempercepat proses pelayanan kesehatan seperti perluasan ruang rekam
medis.
7. Perluasan atau penataan ulang ruang tunggu pasien poliklinik agar pasien
merasa lebih nyaman serta pemberlakuan sistem antrian di instalsi farmasi
untuk menertibkan pelayanan medis.
8. Memaksimalkan sarana dan prasarana yang tersedia serta menambah
peralatan baru seperti di instalasi radiologi, IBS, IGD dan laboratorium.
9. Melakukan perbaikan atau penggantian alat yang rusak seperti peralatan di
instalasi laboratorium, IBS dan IGD.

78
DAFTAR PUSTAKA

Djojodibroto, Darmanto. 1997. Kiat Mengelola Rumah Sakit. Jakarta. Hipokrates.


pp 141-2
Haryanto, Wibowo. dkk. 2002. Prosedur Tetap Pelayanan Medik Aspek
Administrasi / Manajerial RSUD Kabupaten Sukoharjo.
Ramelan, Wahyuning. dkk. 1993. Standar Pelayanan Medis. Volume I. Edisi 2.

79

Anda mungkin juga menyukai