Anda di halaman 1dari 26

i

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP TEORI GAYA HIDUP TIDAK SEHAT

1. Definisi

Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam

aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri

untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of

reference ialah sesuatu yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku

dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu, terutama

bagaiamana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya

hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata

orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya

(Widiastuti dalam Wijayaputra N dan Wibisono C, 2013).

Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah

terukur dibandingkan dengan kepribadian. Gaya hidup didefinisikan

sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya

(pattern in which people live and spend time and money) (Engel,

Blackwell dan Miniard, dalam Listyorini, 2012).

Sedangkan menurut Setiadi (2010), gaya hidup didefinisikan

sebagai, cara hidup yang diperoleh dari bagaimana orang menghabiskan

waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri

dan juga dunia sekitarnya. Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda

dengan masyarakat lainnya, bahkan dari masa kemasa gaya hidup suatu

individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis.

7
8

2. Jenis-jenis Gaya Hidup

Menurut Mowen & Minor dalam Hanwan, (2011) ,terdapat

sembilan jenis gaya hidup yaitu sebagai berikut:

a. Funcionalists

Seseorang yang berusia kurang dari 55 tahun dan telah

menikah serta memiliki anak dengan gaya hidup menghabiskan

uang untuk hal-hal yang penting, pendidikan rata-rata, pendapatan

rata-rata, kebanyakan pekerja kasar (buruh).

b. Nurturers

Seorang yang berusia muda dan berpendapatan rendah,

mereka berfokus pada membesarkan anak, baru membangun

rumah tangga dan nilai-nilai keluarga, pendidikan diatas rata-rata.

c. Aspirers

Berfokus pada menikmati gaya hidup tinggi dengan

membelanjakan sejumlah uang di atas rata-rata untuk barang-

barang berstatus, khususnya tempat tinggal, pendidikan tinggi,

pekerja kantor, menikah tanpa anak.

d. Experientials

Membelanjakan jumlah di atas rata-rata terhadap barang-

barang hiburan, hobi, dan kesenangan (convenience), pendidikan

rata-rata, tetapi pendapatannya diatas rata-rata karena mereka

adalah pekerja kantor.


9

e. Succeeders

Rumah tangga yang mapan, berusia setengah baya dan

berpendidikan tinggi, pendapatan tertinggi dari kesembilan

kelompok, menghabiskan banyak waktu pada pendidikan dan

kemajuan diri, menghabiskan uang di atas rata-rata untuk hal-hal

yang berhubungan dengan pekerjaan.

f. Moral majority

Pengeluaran yang besar untuk organisasi pendidikan,

masalah politik dan gereja. Pendapatan tertinggi kedua, pencari

nafkah tunggal.

g. The golden years

Kebanyakan adalah para pensiunan, tetapi pendapatannya

tertinggi ketiga, melakukan pembelian tempat tinggal kedua,

melakukan pengeluaran yang besar pada produk-produk padat

modal dan hiburan.

h. Sustainers

Kelompok orang dewasa dan tertua, sudah pensiun, tingkat

pendapatan terbesar dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari,

pendidikan rendah, pendapatan terendah kedua.

i. Subsisters

Tingkat sosial ekonomi rendah, persentase kehidupan pada

kesejahteraan di atas rata-rata, kebanyakan merupakan keluarga-

keluarga dengan pencari nafkah dan orang tua tunggal jumlahnya

di atas rata-rata kelompok minoritas.


10

3. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Adanya perubahan gaya hidup dari generasi ke generasi

dikarenakan adanya perubahan social dalam tatanan masyarakat serta

lingkungan yang berubah. Perubahan-perubahan tersebut diakibatkan

oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini akan mempengaruhi gaya hidup

seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup ada dua faktor,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Armstrong dalam

Ajiwibawani, 2015).

a. Faktor yang berasal dari dalam diri (internal) terdiri dari sikap,

pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan

persepsi. Seseorang bertindak berdasarkan adanya motif dan

persepsi yang terbentuk pada diri mereka. (Mowen dan Minor

dalam Ajiwibawani, 2015).

b. Faktor yang berasal dari luar (eksternal) terdiri dari kelompok

acuan, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan Gaya hidup

seseorang dapat dilihat melalui aktivitas, minat, dan pendapat

yang ditunjukkan oleh seseorang, (Setiadi dalam Habibi dalam

Ajiwibawani, 2015) .

4. Faktor Resiko Gaya Hidup Tidak Sehat

Menurut Warganegara, E. & Nur, N, (2016) dalam gaya hidup

mempunyai beberapa faktor resiko yaitu:

a. Merokok

Efek berbahaya dari merokokterhadap kematian yang

disebabkan oleh kanker, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit


11

pernapasan kronis telah lama diketahui. Selain itu, paparan asap

rokok pada perokok pasif seperti ibu hamil, anak-anak, dan orang

dewasa yang tidak hamil di rumah maupun di tempat tempat umum

menyebabkan hasil kelahiran yang merugikan.

b. Konsumsi Alkohol

Alkohol merupakan zat psikoaktif dengan memproduksi

substansi yang membuat ketergantungan pengkonsumsinya. Dampak

alkohol ditentukan oleh volume alkohol yang dikonsumsi, pola

minum, dan kualitas alkohol yang dikonsumsi. Pada tahun 2012,

sekitar 3.3 juta kematian, atau sekitar 5.9% dari seluruh kematian

global disebabkan oleh konsumsi alkohol. Konsumsi Alkohol sangat

umum di seluruh dunia meskipun membawa risiko yang merugikan

bagi kesehatan dan konsekuensi sosial terkait efek memabukkan,

sifat beracun, dan ketergantungan.

c. Pola makan yang buruk

Sekitar 16 juta (1%) DALYs (ukuran potensial kehilangan

kehidupan karena kematian dini dan tahun-tahun produktif yang

hilang karena cacat) dan 1.7 juta (2.8%) dari kematian di seluruh

dunia disebabkan oleh kurangnya konsumsi buah dan sayur.

Konsumsi cukup buah dan sayur mengurangi risiko penyakit

kardiovaskular, kanker perut, dan kanker kolorektal. Konsumsi

makanan tinggi kalori seperti makanan olahan yang tinggi lemak dan
12

gula cenderung menyebabkan obesitas dibandingkan makanan

rendah kalori seperti buah dan sayuran.

d. Kurangnya Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang tidak memadai merupakan satu dari

sepuluh faktor risiko utama kematian global. Orang yang kurang

aktif secara fisik memiliki 20%-30% peningkatan faktor risiko

penyebab kematian dibandingkan dengan mereka yang setidaknya

melakukan aktivitas fisik selama 150 menit per minggu, atau setara

seperti yang direkomendasikan WHO. Aktivitas fisik yang teratur

mengurangi risiko penyakit jantung iskemik, diabetes, kanker

payudara, dan kanker kolon. Selain itu, aktivitas yang cukup

mengurangi risiko strok, hipertensi, dan depresi. Aktivitas fisik juga

merupakan penentu utama dari pengeluaran energi dan dengan

demikian penting untuk keseimbangan energi dan kontrol berat

badan.
13

5. Pathway

Gaya hidup
tidak sehat

Pola Makan Minuman Kurang


Buruk Beralkohol aktivitas

Junkfood Makanan Kalori tidak


kadar gula terbakar
tinggi

Karbohidrat,
Protein, Lemak

Obesitas

6. Penyakit Akibat Gaya Hidup Tidak Sehat

Menurut Warganegara, E. & Nur, N (2016), Penyakit yang sering

muncul akibat dari gaya hidup tidak sehat antara lain:

a. Penyakit Kardiovaskuler

Penyebab utama penyakit kardiovaskuler adalah merokok,

aktivitas fisik yang kurang, dan diet yang tidak sehat. Merokok, diet

yang tidak sehat, dan aktivitas fisik yang kurang meningkatkan

risiko serangan jantung dan stroke. Tekanan darah tinggi tidak

memiliki gejala, namun dapat menyebabkan serangan jantung dan


14

stroke. Lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskuler

terjadi di negara berpenghasilan rendah sampai menengah. Status

ekonomi yang rendah meningkatkan paparan faktor risiko dan

kerentanan terhadap penyakit kardiovaskuler.

b. Kanker

Faktor risiko utama kanker adalah merokok, konsumsi alkohol,

faktor makanan (termasuk konsumsi sayur dan buah yang kurang),

aktivitas fisik yang kurang, infeksi kronis dari Helycobacter pylori,

virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan beberapa jenis Human

Papilloma Virus (HPV), serta lingkungan dan risiko kerja yang

berhubungan dengan pengion dan radiasi.

c. Penyakit Pernapasan Kronis

Penyakit pernapasan kronis adalah penyakit pada saluran udara

dan struktur paru lainnya seperti asma dan alergi pernapasan,

penyakit paru obstruktif kronis, penyakit paru kerja (kerusakan paru

akibat debu, uap, atau gas berbahaya yang terhirup pekerja di tempat

kerja), sleep apnea syndrome, dan hipertensi pulmonal. Faktor risiko

dari penyakit pernapasan kronis adalah merokok (baik aktif maupun

pasif), terpapar polusi udara, paparan allergen, infeksi saluran

pernapasan berulang pada anak, serta debu kerja dan bahan kimia.
15

d. Diabetes Mellitus

Diabetes merupakan penyakit yang salah satunya disebabkan

karena gaya hidup tidak sehat. Ada dua tipe diabetes, yaitu diabetes

mellitus tipe 1 dan diabetes mellitus tipe 2. Diabetes mellitus tipe 1

ditandai dengan kurangnya produksi insulin: tanpa pemberian insulin

harian, diabetes mellitus tipe 1 akan berakibat fatal. Diabetes

mellitus tipe 2 disebabkan karena penggunaan insulin yang tidak

efektif, diabetes mellitus tipe 2 merupakan 90% tipe dari penderita

diabetes di seluruh dunia, hal ini merupakan dampak dari kelebihan

berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Peningkatan kadar gula

darah adalah efek dari diabetes yang tidak terkontrol sehingga

perlahan dapat merusak jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan

saraf sehingga memiliki implikasi yang buruk terhadap kesehatan

dan kualitas hidup.

e. Obesitas

Obesitas adalah suatu penyakit serius yang dapat

mengakibatkan masalah mosional dan sosial. Obesitas meningkat

seiring dengan kebiasaan, cara mengkonsumsi, dan gaya hidup.

(Novitasary dalam Rahmat I, Raharjo S, Kinanti R, 2018).

f. Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan

berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur

jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan


16

meningkatnya kerapuhan tulang serta risiko terjadinya patah tulang

(Harvey & Cooper dalam Marjan & Marliayati, 2013).

7. Mengatasi Resiko Gaya Hidup Tidak Sehat

a. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah

timbulnya penyakit termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan

osteoporosis, bentuk kanker, obesitas, dan cedera. Partisipasi dalam

aktivitas fisik juga dikenal untuk mengurangi depresi, stres dan

kecemasan, dan meningkatkan kepercayaan diri, tingkat energi,

kualitas tidur, dan kemampuan untuk berkonsentrasi (VicHealth,

2010).

Secara fisiologis, olahraga dapat dijadikan wahana

pemberdayaan kemampuan fungsi fisiologis seperti meningkatkan

kesehatan, kebugaran, dan meningkatkan kualitas komponen kondisi

fisik seperti kerja jantung dan paru-paru, kelincahan, kecepatan, dan

kekuatan. Sedangkan Secara sosial, olahraga dapat digunakan

sebagai media sosialisasi melalui interaksi dan komunikasi dengan

orang lain atau lingkungan sekitar. Salah satu indikasi meningkatnya

keinginan masyarakat akan derajat kesehatan yang tinggi,

penampilan jasmani yang proporsional dan aktualisasi diri yang

lebih luas dalam lingkungannya mencerminkan bahwa kebutuhan

masyarakat semakin beragam sehingga membutuhkan tempat atau

wahana yang dapat menyalurkan serta memenuhi kebutuhan tersebut

(Zulkarnaen, 2010).
17

Menurut Yohanes Sunardi (2012). Beberapa olahraga yang

disarankan untuk menjaga kesehatan

1) Renang

Berenang merupakan salah satu olahraga yang membuat

seluruh bagian tubuh kita bergerak. Jumlah kalori yang dibakar

pada saat berenang tergantung pada satu faktor tambahan, yaitu

gaya yang dilakukan. Menurut beberapa penelitian, gaya kupu-

kupu merupakan gaya yang paling banyak membakar kalori.

2) Bersepeda

Olahraga ini bahkan bisa dilakukan oleh para manula,

tentu saja tergantung medan yang ditempuh dan kecepatannya.

Bersepeda santai dengan kecepatan di bawah 15 km/jam dapat

membakar 200 sampai 400 kalori.

3) Basket

Bermain bola basket dapat membakar 350 sampai 550

kalori dalam satu jam dengan asumsi jenis permainan biasa,

bukan pertandingan.

4) Lari

Lari merupakan induk dari semua olahraga dan bisa

dilakukan oleh semua umur. Berlari membakar sekitar 600

sampai 950 kalori setiap jam (asumsi kecepatan 9,5 km/jam).

Berlari juga bermanfaat bagi kesehatan jantung.


18

5) Mendayung

Olahraga mendayung dapat membakar rata-rata 400

sampai 650 kalori dalam satu jam mendayung kayak ataupun

kano akan membakar kalori lebih sedikit dibandingkan olahraga

mendayung.

6) Tenis

Olahraga tenis dapat membakar sekitar 400 sampai 600

kalori per satu jam. Tenis menggerakkan tubuh bagian atas dan

bagian bawah dengan gerakan memukul dan berlari, serta

beberapa variasi dari keduanya.

7) Senam aerobik

Menurut Indrawati (2015) Olahraga aerobik yang

dilakukan secara benar dan dengan takaran yang tepat, manfaat

senam aerobik yaitu:

a) Dapat meningkatkan kemampuan kontrol emosi, pelepasan

ketegangan meningkatnya kreativitas serta peningkatan

pengalaman estetis

b) Dapat meningkatkan fungsi system tubuh, peningkatan

kekuatan, daya tahan otot dan kardiovaskuler, serta

peningkatan fleksibilitas dan komponen kebugaran lainnya

c) Dapat meningkatkan keharmonisan fungsi saraf dan otot,

melalui berbagai latihan koordinasi di dalamnya


19

d) Dalam meningkatkan kecerdasan, peserta senam pada suatu

kelas senam aerobik harus tetap mengikut koreografi yang

diberikan oleh instruktur

e) Dapat meningkatkan kepekaan terhadap kondisi lingkungan

sehingga mampu beradaptasi dengan mudah, dan menjaga

keharmonisan dalam hidup bersama

f) Dapat meningkatkan kemampuan menerima membedakan,

menerjemahkan isyarat, karena dalam melakukan senam

aerobik terutama yang diiringi dengan musik seseorang

harus tetap mengikuti musik tersebut.

b. Makan Sehat

Makanan sehat merupakan makanan yang kaya akan gizi

seimbang yang dibutuhkan tubuh. Makanan bergizi yaitu

makanan yang cukup memiliki kandungan karbohidrat, lemak,

protein, mineral, vitamin yang dipadukan secara seimbang

sesuai dengan kebutuhan. Makanan sehat bukan berarti makanan

lezat, enak, dan mewah, karena banyak makanan seperti itu yang

justru tidak menyehatkan dan memicu penyakit.

Menu makanan yang sehat yaitu makanan yang

mengandung sejumlah protein (kedelai, daging, ikan, telur, dll),

karbohidrat (nasi, gandum, kentang, dll), mineral (sayursayuran),

dan juga vitamin (buah-buahan). Fungsi makanan sehat adalah :

1. Sumber energi, yaitu zat di dalam makanan yang dapat

menghasilkan energi untuk dapat melakukan segala


20

aktivitas. Zat makanan yang berperan aktif menghasilkan

energi yang dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat dan juga

lemak.

2. Pembangun tubuh, yaitu zat di dalam makanan yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh

yang rusak. Zat makanan yang berperan aktif adalah protein

dan mineral.

3. Pelindung tubuh, yaitu zat di dalam makanan yang menjaga

keseimbangan (homeostasis) metabolisme tubuh, seperti

mengatur kerja hormon, tulang, jantung, dan syaraf. Zat

makanan yang berperan aktif adalah protein, vitamin,

mineral, dan air (Irawan, 2016). Makan yang mengandung

rendah kalori seperti bauh dan sayur. Kalori adalah satuan

unit yang digunakan untuk mengukur nilai energi yang

diperoleh tubuh ketika mengkonsumsi makanan/minuman.

Setiap harinya orang dewasa membutuhkan asupan 1200 –

1500 kalori.

Tabel makanan sehari hari dan jumlah kandungan kalorinya

per 100 gram

Tabel 2.1
Makanan kalori

Nasi 180 kkal


Jagung kuning muda 147 kkal
Beras hitam 351 kkal
Nasi beras merah 149 kkal
Bihun 348 kkal
21

Biskut 458 kkal


Makaroni 353 kkal
Mi basah 88 kkal
Ubi hutan 127 kkal
Kentang 62 kkal
Papeda 61 kkal
Ubi jalar merah 151 kkal
Kacang kedelai 381 kkal
Kacang merah 314 kkal
Kacang tanah 525 kkal
Tahu 80 kkal
Tempe murni 201 kkal
Bayam 16 kkal
Daun pare 49 kkal
Daun talas 59 kkal
Kangkung 28 kkal
Jengkol 192 kkal
Sawi 28 kkal
Alpukat 85 kkal
Anggur 30 kkal
Apel 58 kkal
Durian 134 kkal
Jambu air 46 kkal
Jambu biji 49 kkal
Manga 52 kkal
Nanas 40 kkal
Papaya 46 kkal
Pisang mas 127 kkal
Rambutan 69 kkal
Salak 77 kkal
Semangka 28 kkal
Ayam 298 kkal
Bebek 108 kkal
Daging kambing 149 kkal
22

Daging sapi 201 kkal


Ikan 113 kkal
Telur ayam 157 kkal
Susu sapi 61 kkal

B. KONSEP TEORI DIAGNOSA OBESITAS

1. Definisi

Menurut Herman & Kamitsuru (2015) Obesitas adalah suatu

kondisi ketika individu mengalami penumpukan lemak abnormal atau

berlebihan terkait usia dan jenis kelamin yang melampaul berat badan

berlebih.

2. Batasan Karakteristik :

a. ANAK<2 tahun: Ukuran tidak digunakan pada anak di usia ini

b. ANAK 2-18 tahun: Body mass index [BMI]>30 kg/m2 atau

persentil >ke-95 untuk usia dan jenis kelamin

c. DEWASA: Body mass index [BMI]>30 kg/m2

3. Faktor yang Berhubungan

a. Asupan kalsium diet pada anak rendah

b. Bayi menyusu formula atau campuran

c. Berat badan berlebih pada bayi

d. Diabetes melitus maternal

e. Faktor ekonomi

f. Faktor yang diturunkan (mis., distribusi jaringan adiposa,

penggunaan energi, aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid,

lipolisis)
23

g. Frekuensi makanan restoran atau gorengan tinggi

h. Gangguan genetik

i. Gangguan tidur

j. Ibu merokok

k. Konsumsi alkohol berlebihan

l. Konsumsi minuman bergula

m. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan

n. Obesitas parental

o. Penambahan berat badan anak cepat

p. Penambahan berat badan selama bayi cepat, termasuk minggu

pertama, 4 bulan

q. pertama, dan tahun pertama

r. Penggunaan energi di bawah asupan energy berdasarkan penilaian

standar (mis. Penilaian WAVE)

s. Perilaku kurang gerak yang terjadi selama >2 jam/hari

t. Perilaku makan terganggu

u. Persepsi makanan terganggu

v. Pubertas prematur

w. Rata rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan untuk

usia dan jenis kelamin

x. Sering makan kudapan

y. Skor perilaku tidak menolak dan menahan makan tinggu

z. Takut kekurangan supply makanan

aa. Ukuran porsi lebih besar dari yang dianjurkan


24

bb. Waktu tidur pendek

C. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Proses asuhan keperawatan keluarga meliputi 5 fungsi keperawatan

keluarga, yaitu : keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mampu

mengambil keputusan, mampu merawat anggota keluarga yang sakit, mampu

memodifikasi lingkungan yang aman bagi anggota keluarga yang sakit, dan

mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan

dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan data

dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi

status kesehatan klien (Sunaryo dkk, 2016).

Pengkajian keluarga merupakan tahapan dimana seorang perawat

mengambil informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga

yang dibinanya. Dalam asuhan keperawatan keluarga terdapat dua jenis

pengkajian, yaitu : pengkajian keluarga dan pengkajian individu sebagai

keluarga.

Menurut Setiawan (2016) pengkajian keluarga meliputi 7

komponen pengkajian yaitu data umum, riwayat dan tahap

perkembangan keluarga, pengkajian lingkungan, struktur keluarga, fungsi

keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan, harapan keluarga.

Sedangkan pengkajian pasien sebagai individu meliputi: fisik, mental,

emosi, sosial, maupun spiritual pasien.


25

Pengkajian yang perlu dikaji dalam obesitas pada keluarga yang

mengalami gaya hidup tidak sehat adalah dengan mengukur kemampuan

seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari, penentuan kemandirian,

mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien dengan

menggunakan pengkajian status fungsional .

Selain itu juga dilakukan pengkajian fungsi kognitif pasien.

Pengkajian status kognitif merupakan pemeriksaan status mental

sehingga dapat memberikan gambaran perilaku, kemampuan mental dan

fungsi intelektual. Pengkajian ini ditekankan pada pengkajian tingkat

kesadaran, perhatian, ketrampilan bahasa, ingatan, ketrampilan berhitung

dan menulis, serta kemampuan konstruksional.

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons

manusia terhadap gangguan kesehatan/ proses kehidupan, atau

kerentanan respons dan seseorang individu, keluarga, kelompok, atau

komunitas Herman & Kamitsuru (2015)

a. Obesitas

b. Defisiensi pengetahuan

c. Ketidak patuhan

d. Ketidakefektifan manajemen keluarga

e. Kenyamanan lingkungan

3. Intervensi

Intervensi keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah


26

sesuai dengan diagnosis keperawatan yang dalam dunia keperawatan

dikenal dengan proses keperawatan (Chistensen, 2009 dalam Sunaryo

2016).

Dalam perencanaan keperawatan ini akan dikaitkan dengan 5 tugas

keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya,

mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga, memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit,

memodifikasi lingkungan yang aman bagi anggota keluarga yang

sakit ,dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Perencanaan yang digunakan dalam masalah keperawatan obesitas

berdasarkan NOC (Nursing Outcome Classification) dan NIC (Nursing

Intervention Classification):

a. NOC : Kontrol Resiko Keluarga : Obesitas


Tabel 2.2
Kriteria Hasil dan Skala Kontrol Resiko Keluarga
Indikator Awal Tujuan

1. Mengenali faktor resiko 1 4

2. Mengenali konsekuensi dari obesitas 1 4

3. Mencari Informasi yang dapat 1 4


dipercaya mengenai obesitas

4. Memperoleh informasi yang dapat 1 4


dipercaya terkait dengan strategi
penurunan berat badan

Keterangan:

1 : tidak pernah menunjukkan

2 : jarang menunjukkan

3 : kadang kadang menunjukkan

4 : sering menunjukkan
27

5 : secara konsisten menunjukkan

NIC : Manajemen Berat Badan

1. Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara intake

makanan, latihan, peningkatan berat badan, dan penurunan berat

badan.

2. Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, budaya, dan

faktor herediter yang dapat memengaruhi berat badan.

3. Diskusikan resiko yang mungkin muncul jika terdapat kelebihan

berat badan atau berat badan kurang.

4. Hitung berat badan ideal pasien.

b. NOC : Pengetahuan : Gaya Hidup Sehat


Tabel 2.3
Kriteria hasil dan skala Pengetahuan : Gaya Hidup Sehat
Indikator Awal Tujuan

1. Kisaran berat badan personal yang 1 4


optimal
2. Kisaran indeks masa tubuh yang 1 4
optimal
3. Strategi untuk membatasi lemak 1 4
jenuh dan kolesterol

Keterangan :

1 : tidak ada pengetahuan

2 : pengetahuan terbatas

3 : pengetahuan sedang

4 : pengetahuan banyak

5 : pengetahuan sangat banyak


28

NIC : Promosi Kesehatan

1. Indentifikasi faktor internal atau eksternal yang dapat

meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk (berperilaku) sehat.

2. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini

pada individu, keluarga, atau kelompok sasaran.

3. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini

pada individu, keluarga, atau kelompok sasaran.

c. NOC : Perilaku Patuh : Aktivitas yang Disarankan


Tabel 2.4
Kriteria Hasil dan Skala Perilaku Patuh : Aktivitas Yang Disarankan
Indikator Awal Tujuan

1. Mengidentifikasi hambatan untuk 1 4


melakukan aktivitas fisik
2. Melaporkan gejala yang dialami 1 4
selama aktivitas
3. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik 1 4
sehari hari

Keterangan :

1 : tidak pernah menunjukkan

2 : jarang menunjukkan

3 : kadang kadang menunjukkan

4 : sering menunjukkan

5 : secara konsisten menunjukkan

NIC : Terapi Akivitas

1. Berikan informasi mengenai aktivitas yang bisa dilakukan sehari

hari.
29

2. Ajarkan untuk memilih aktivitas dan pencapaian tujuan melalui

aktivitas yang konsisten dengan kemampuan fisik fisiologi dan

sosial.

3. Beri informasi tentang bagaimana teknik yang tepat agar dapat

melakukan aktivitas dengan efektif.

4. Fasilitasi aktivitas yang diinginkan.

d. NOC : Koping Keluarga


Tabel 2.5
Kriteria hasil dan skala Koping Keluarga
Indikator Awal Tujuan

1. Menetapkan fleksibilitas peran 1 4

2. Menggunakan strategi 1 4
pengurangan stress yang
berpusat pada keluarga
3. Peduli terhadap semua 1 4
kebutuhan keluarga

Keterangan :

1 : tidak pernah menunjukkan

2 : jarang menunjukkan

3 : kadang kadang menunjukkan

4 : sering menunjukkan

5 : secara konsisten menunjukkan

NIC : pemeliharaan proses keluarga

1. Identifikasi efek perubahan peran terhadap proses keluarga.

2. Dukung untuk tetap kontak dengan anggota keluarga.

3. Bantu keluarga untuk menetapkan strategi normalisasi terhadap

situasi yang mereka hadapi.


30

e. NOC : Keamanan Lingkungan Perawatan Kesehatan


Tabel 2.6
Kriteria Hasil dan Skala Keamana Lingkungan Perawatan Kesehatan
Indikator Awal Tujuan

1. Penyediaan pencahayaan 1 4

2. Tempat menyimpan obat 1 4


obatan yang aman
3. Sistem manajemen 1 4
perawatan di tempat

Keterangan :

1 : tidak adekuat

2 : sedikit adekuat

3 : cukup adekuat

4 : sebagian besar adekuat

5 : sepenuhnya adekuat

NIC :

1. Libatkan pasien atau keluarga dalam memutuskan kebutuhan

pemeliharaan kesehatan.

2. Sediakan informasi mengenai bagaimana membuat rumah aman

dan bersih.

3. Bantu anggota keluarga untuk mengembangkan harapan yang

realistik dari mereka sendiri dalam melaksanakan peran mereka.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku

keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan

diselesaikan (Potter dan Perry, 2005 dalam Sunaryo dkk, 2016).


31

Implementasi keperawatan memiliki tujuan yaitu membantu

atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari- hari,

memberikan arahan keperawatan untuk mencapi tujuan yang berpusat

pada klien, mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang

relevan dengan perawatan kesehatan yang berkelanjutan dari klien

(Asmadi, 2008 dalam syahdrajat, 2016).

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah kategori perilaku keperawatan

dalam menentukan pembuatan dan pencatatan hasil tindakan

keperawatan yang telah dicapai.

Menurut Asmadi (2008) evaluasi ada 2 macam yaitu evaluasi

formatif dan sumatif. Evaluasi formatif berfokus pada proses

keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini

dilakukan setelah perawat mengimplementasikan intervensi

keperawatan. Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang

dilakukan setelah semua proses keperawatan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai