Tujuan :
elektronika
tegangan, mengapa arus listrik perlu ditahan ? bahwa setiap komponen, elemen,
rangkaian elektronik membutuhkan catu arus atau tegangan yang tidak sama,
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Oleh katena itu catu arus dan tegangan
dapat digunakan resistor, sebagai penahan arus, pembagi arus, dan pembagi
tegangan
Kemampuan resistor dalam menahan arus listrik disebut resistansi, dengan satuan
ohm (Ω).
1
Gambar 1 : Simbol-simbol Resistor tetap.
dalam praktek dilapangan sering digunakan metode kode warna (colour codes
methode). Suatu resistor biasanya memiliki empat atau lima gelang warna pada
tabel berikut :
2
Tabel 1 : Kode Warna Resistor.
Coklat 1 1 X 101 1%
Merah 2 2 X 102 2%
Orange 3 3 X 103
Kuning 4 4 X 104
Hijau 5 5 X 105
Biru 6 6 X 106
Ungu 7 7 X 107
Abu-abu 8 8 X 108
Putih 9 9 -
Emas - - X10-1 5%
Tanpa
- - - 20 %
Warna
G1 G2 G3 G4
3
Gelang 4 (G4) : warna emas : nilai 5 %
Jika diperhitungkan nilai toleransinya maka range resistansi yang mungkin terjadi
adalah :
Untuk perhitungan nilai resistansi dari resistor yang memiliki lima gelang warna
Coklat 1 1 1 X 101 1%
Merah 2 2 2 X 102 2%
Orange 3 3 3 X 103
Kuning 4 4 4 X 104
Hijau 5 5 5 X 105
Biru 6 6 6 X 106
Ungu 7 7 7 X 107
Abu-abu 8 8 8 X 108
Putih 9 9 9 -
Emas - - - X10-1 5%
4
Tanpa - - - 20 %
Warna
Contoh perhitungan ;
G1G2G3G4 G5
Jika diperhitungkan nilai toleransinya maka range resistansi yang mungkin terjadi
adalah :
Selain mengetahui besar resistansi, harga rating daya resistor juga sangat
perlu untuk diketahui, sebab rating daya menunjukan daya maksimum yang dapat
5
Daya pada resistor sebesar :
P = I2 R
Dimana :
R= Resistansi (Ohm).
Secara simbolik Hubungan dua resistor secara seri ditunjukan pada gambar 4
berikut;
R1 R2
A 2k 3k B
Resistor R1 dengan nilai resistansi 2 kilo ohm dihubung seri dengan Resistor R2
dengan nilai resistansi 3 kilo ohm, maka akan terbentuk nilai reistansi dari
RA-B = R1 +R2
RA-B = 2k + 3k
Dengan kata lain bahwa Resistansi total (Rs) dari sejumlah resistor yang
6
Rs = R1 + R2 + R3 +…+ Rn
Variabel Resistor
Variabel resistor adalah resistor dengan nilai resistansi yang dapat diubah-
ubah secara manual dengan memutar ataupun menggeser tuas yang tersedia. Ada
dua jenis variabel resistor yang umum digunakan, yaitu potensiometer dan
dengan cara memutar atau menggeser dengan jari secara langsung, sedangkan
digunakan untuk pengaturan nilai resistansi dengan rutinitas yang tinggi seperti
tertentu saja.
gambar berikut :
7
Gambar 4: bentuk fisik variabel resistor (potensiometer)
membentuk dua resistor. Yaitu resistor dari pin1 ke pin2 dan resistor dari pin2 ke
kilo ohm, ini adalah nilai resistansi yang dibentuk dari pin 1 sam pai pin3. Jika
tuas diputar ke kiri, berlawanan dengan arah jarum jam maka resistansi antara
pin1 dengan pin2 akan membesar, sedangkan resistansi antara pin2 dengan pin3
akan mengecil. Dan sebaliknya jika tuas diputar ke kanan searah jarum jam maka
reisitansi antara pin1 dengan pin2 akan mengecil, sedangkan resistansi antara pin2
mono. Ada juga potensiometer dengan enam kaki, ini adalah potensiometer stereo,
8
yaitu gabungan dari dua potensiometer mono yang dapat diatur secara bersamaan
menggunakan satu tuas. Dan ada pula potensiometer yang dilengkapi pin CT
(cabang tengah, center tap), yaitu sebuah terminal yang membagi dua resistor
Resistor non linier adalah resistor dengan nilai resistansi yang dapat berubah –
oleh kondisi lingkungan sekitarnya, seperti kuat cahaya dan temperatur (suhu).
Kondensator (Kapasitor)
terbentuk dari dua plat penghantar sejajar yang dipisahkan oleh dielektrik isolasi.
kapasitansi dengan satuan farad (F), dalam ilmu elektronika banyak dipakai satuan
9
Simbol-simbol kapasitor dapat dilihat pada gambar :
Kapasitor non polar adalah kapasitor tanpa polaritas kaki, artinya tidak ada
istilah kaki positif atau negatif, dengan demikian dalam penggunaannya boleh
dipasang terbalik..
Kapasitas kapasitor non polar dapat dihitung dengan kode angka yang
Kapasitasnya = 100.000 pF
104
= 100 nF
10
contoh lainnya adalah sebagai berikut :
Jika tertulis .02 dengan titik di depan angka, maka nilai kapasitasnya adalah 0,02
F
Kapasitor bipolar adalah kapasitor yang memiliki polaritas kaki positif dan
gambar rangkaian, tidak boleh terbalik. Kaki yang terdekat dengan Tanda garis
(negatif) pada badan kapasitor adalah kaki negatif. Kapasitor bipolar disebut juga
elektrolit.
varco. Varco adalah variabel condensator, atau kapasitor variabel, yaitu kapasitor
dengan nilai resistansi dapat diubah-ubah. Salah satu penggunaan varco adalah
11
Gambar 9 : bentuk varco
Transformator
P S
magnet atau fluksi dalam inti. Fluksi tersebut akan mengalir kelilitan sekunder.
12
Bila K > 1, maka transformator adalah step down.
perbandingan tegangan yang dihasilkan, yaitu trafo step up (penaik tegangan) dan
step down (penurun tegangan). Dalam elektronika audio, penggunaan trafo step
down lebih dominan dobanding step up. Salah satunya adalah menurunkan
tegangan dari sumber 220 Vac menjadi tegangan yang lebih rendah, misalnya 12
Dioda
(semi konduktor), artinya dioda hanya dapat mengalirkan arus listrik dari satu
arah saja dan menghentikan arus listrik dari arah yang berlawanan.
13
Gambar 12: Simbol dan bentuk fisik dioda
Dioda memiliki dua kaki (elektroda) yaitu anoda atau positif dan katoda atau
negatif. Jika ditinjau secara fisik, kaki katoda (negatif) adalah kaki yang dekat
teminalnya biasa disebut anoda dan bahan tipe N yang mengandung atom negatif.,
terminalnya biasa disebut katoda. Antara kedua bahan terdapat daerah pertemuan
bias) dan tegangan atau bias mundur (reverse bias). Seperti yang ditunjukkan
pada gambar 13, dasar dari sistem pengoperasian dioda adalah bahwa atom
bermuatan sejenis bila didekatkan akan saling tolak menolak dan atom berlainan
SF DIODE SR DIODE
+ +
A K
K A
Pergerakan muatan
SF + + -- --
+ SR -- + ++
P ++ J--
--- N -- N J P ++
+ + -- --
- ++
14
Gambar 13: Pembiasan pada dioda.
minimal 0,7 Volt untuk dioda silikon dan 0,2 Volt untuk dioda germanium. Pada
saat saklar SF ditutup (Gbr 13.a), maka akan mengalir arus positif dari sumber
positif, maka atom-atom tersebut akan terdorong ke daerah junction oleh atom-
atom dari sumber tegangan yang juga bermuatan positif. Karena atom-atom
bermuatan negatif dari bahan N juga terdorong ke daerah junction, maka akan
terjadi gaya tarik menarik antara atom positif dan atom negatif, sehingga daerah
Apabila dioda diberi teganga mundur (reverse bias), maka dioda akan
saklar SR ditutup maka akan mengalir arus positif dari sumber menuju bahan tipe
N yang mengandung atom-atom negatif. Karena atom dari sumber dan atom
menyebabkan daerah junction tidak dapat ditembus, dan dioda tidak berkonduksi.
Salah satu fungsi dioda adalah sebagai penyearah, dapat dibedakan atas
penuh (Full Wave Rectifier), seperti ditunjukkan pada gambar 14 dan 15.
15
DIODE
Input Output
ac DC
a. Rangkaian dasar
V+ V+
0 t 0
V- V–
16
BRIDGE
D1
D4
Input
ac
D3 D2 Output
DC
a. Rangkaian dasar
V+ V+
0 t 0 t
V- V-
mengalirkan kedua siklus positif dan negatif. Selama setengah siklus (positif) dari
17
mendapat forward bias sehingga berkonduksi, sedangkan dioda D1dan D3
Penyearah gelombang penuh juga dapat dirangkai dengan dua buah dioda,
0
tetapi input sinyal ac terdiri dari dua phasa dengan beda phasa 180 dapat
digunakan trafo step down CT (Centre Tap). Rangkaian dasarnya seperti pada
gambar berikut :
P1 D1
Input
CT
ac D2
Output
P2 DC
a. Rangkaian dasar
V+ V+
0 t 0 t
V- V–
bias, dioda D1 berkonduksi. Pada saat yang bersamaan phasa 2 adalah negatif,
dioda D2 reverse bias, dioda D2 tak berkonduksi . Pada siklus berikutnya phasa 1
adalah negatif, dioda D1 reverse bias, dioda D1 tak berkonduksi. Pada saat yang
18
Dengan demikian terminal output DC senantiasa mendapat tegangan positif dari
yang biasa disebut LED (light emitting diode), digunakan sebagai indikator atau
penanda. Dioda ini akan memancarkan cahaya bila diberi bias maju yang cukup.
LED juga memiliki polaritas kaki, seperti ditunjukan pada gambar diatas,
elektroda yang kecil adalah positif, sedangkan elektroda yang lebar adalah negatif,
ini adalh kondisi pada umumnya.kadangkala ditemui LED dengan polaritas kaki
yang terbalik.
Selain dioda penyearah dan dioda LED, ada jenis dioda lainnya yaitu dioda
19
Gambar 19 : bentuk fisik dan simbol dioda zener.
Transistor
dioda yang disambung anti seri. Cara persambungan anti seri ini membedakan dua
Transistor memiliki dua junction dan tiga elektroda (kaki), yaitu kaki
Basis (B), Colector (C), dan Emitor (E).seperti ditunjukkan pada gambar berikut :
20
P +++ +++ P N ---- N
+++ J1 ------ J2 +++ ---- J1
----
+++++
J2 ----
------ ---- +++++
+++ +++ ----
N P
A A K K
K A
a. Konstruksi PNP
b. Konstruksi NPN
C PNP E C NPN E
B B
c. Simbol PNP
d. Simbol NPN
Transistor dalam bahasan diatas adalah jenis transistor bipolar (dua polaritas),
selain itu ada jenis transistor lainnya, antara lain: Uni Junction Transistor (UJT),
Field Effect Transistor (FET). Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor
(MOSFET)
21
Gambar 22 : simbol dan bentuk fisik UJT
22
Integrated Circuit (IC)
terintegrasi berbagai sifat dan fungsi komponen lainnya seperti transistor, dioda
resistor dan lainnya. Dengan adanya rangkaian terpadu ini maka dimensi, ukuran
memiliki kode atau nomor tertentu dengan fungsi yang tertentu pula. Misalnya, IC
U1
maupun rangkaian terpadu atau Integrated Circuit (IC). IC adalah suatu Chip yang
23
didalamnya telah terintegrasi sejumlah komponen untuk melakukan suatu fungsi
tertentu.
misal :
input output
78 xx
78 05
input output
ground ground
Gambar 26 : IC Stabilisator 78 xx .
78L05
IN OUT
+
COM
+
output DC
5 volt
24
PENGGUNAAN MULTIMETER
Tujuan :
Mengenal multimeter
Multimeter sering disebut AVOmeter atau multitester, alat ini biasa dipakai untuk
25
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust
Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya :
saklar pemilih diputar pada posisi (Ohm), test lead + (merah dihubungkan
yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan
26
6. Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih
multimeter.
Menggunakan Multimeter
angka 0 pada skala DCmA , DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri (lihat
gambar 2 a), dan untuk skala ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan (lihat
gambar 2 b). Jika belum tepat harus diatur dengan memutar sekrup pengatur
DC
(a) (b)
27
Untuk mengukur resistansi suatu resistor, posisi saklar pemilih multimeter
diatur pada kedudukan dengan batas ukur x 1. Test lead merah dan test
lead hitam saling dihubungkan dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan
mengatur tombol pengatur kedudukan jarum pada posisi nol pada skala .
Jika jarum penunjuk meter tidak dapat diatur pada posisi nol, berarti
baterainya sudah lemah dan harus diganti dengan baterai yang baru. Langkah
sedemikian rupa sehingga mata kita tegak lurus dengan jarum meter dan tidak
jarum penunjuk meter berada pada bagian tengah daerah tahanan. Jika jarum
penunjuk meter berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka batas
nol, kemudian dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor tersebut dan hasil
dengan batas ukur x 10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri
daerah tahanan, maka batas ukurnya diubah lagi menjadi K dan dilakukan
proses yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x 10. Pembacaan
hasilnya pada skala K, yaitu angka penunjukan jarum meter dikalikan
dengan 1 K .
28
Untuk mengukur tegangan DC (misal dari baterai atau power supply DC),
saklar pemilih multimeter diatur pada kedudukan DCV dengan batas ukur
yang lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Test lead merah pada kutub
diukur, dan test lead hitam pada kutub (-) multimeter dihubungkan ke kutub
negatip (-) dari sumber tegangan yang akan diukur. Hubungan semacam ini
500 V; 250 V dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah
pemilih multimeter diputar pada kedudukan ACV dengan batas ukur yang
paling besar misal 1000 V. Kedua test lead multimeter dihubungkan ke kedua
pemilih pada multimeter diputar ke posisi DCmA dengan batas ukur 500
mA. Kedua test lead multimeter dihubungkan secara seri pada rangkaian
29
Gambar 30. Multimeter untuk Mengukur Arus DC
saklar pilih diputar setahap demi setahap untuk mengubah batas ukurnya dari
500 mA; 250 mA; dan 0, 25 mA. Yang perlu diperhatikan adalah bila jarum
Pemeriksaan komponen
1. Menguji Resistor
dilihat langsung dari fisiknya yaitu terbakar atau harga resistansinya naik.
kode-kode warna yang terdapat pada resistor atau dapat juga dengan
30
2. Menguji Dioda
Pengujian dioda dilakukan dengan menguji nilai resistansi maju dan resistansi
mundur .Jika nilai resistansi maju kecil dan nilai resistansi mundur besar
R x 1. Pasangkan test lead hitam multimeter dengan kaki Anoda dan test lead
merah dengan kaki Katoda, jika jarum meter bergerak berarti resistansi
majunya kecil. Sekarang baliklah test lead merah mendapat Anoda dan test
lead hitam mendapat katoda, jika jarum tidak bergerak berarti resistansi
baik.
3. Menguji Kondensator
lead merah dan hitam pada kaki kondensator, jika jarum bergerak ke kanan
4. Menguji Transistor
menguji transistor adalah hampir sama dengan menguji dioda, yaitu dilakukan
31
a. Transistor NPN
2) Hubungkan test lead hitam pada basis dan test lead merah pada emitor.
Hasilnya :
Jarum alat ukur tidak bergerak sama sekali, berarti dioda basis –
emitor putus.
3) Test lead hitam tetap pada basis, test lead merah dipindahkan ke
kolektor.
Hasilnya :
Jarum alat ukur tidak bergerak sama sekali, berarti dioda basis –
kolektor putus.
Gambar 31.
32
Gambar 31. Menguji Transistor NPN
4) Hubungkan test lead merah pada basis dan test lead hitam pada emitor
Hasilnya :
Jarum alat ukur tidak bergerak sama sekali, atau bergerak sedikit,
5) Test lead merah tetap pada basis, test lead hitam dipindahkan ke
kolektor.
Hasilnya :
Jarum alat ukur tidak bergerak sama sekali atau bergerak sedikit,
33
Jarum alat ukur menyimpang jauh ke kanan, berarti dioda basis –
b. Transistor PNP
Cara dan hasil yang sama seperti pada transistor NPN, hanya polaritas-
34
merah hitam non deflek
lead hitam pada basis dan test lead merah pada emitor atau kolektor., jika
sedangkan nilai induktansinya tidak dapat diukur dengan alat ukur Ohm.
Hasilnya :
kumparan baik
Jarum alat ukur menyimpang menunjuk angka nol ohm, kemungkinan ada
35
Jarum alat ukur tidak menyimpang sama sekali, berarti kumparan putus.
6. Uji Transformator
sebagai berikut :
Hasilnya :
Jarum alat ukur tidak bergerak sama sekali, maka berarti gulungan primer
putus.
b. Dengan cara dan hasil yang sama seperti pada langkah 1, ukurlah nilai
Hasilnya :
Jarum alat ukur tidak bergerak sama sekali, maka kondisinya baik
Jarum alat ukur bergerak, berarti ada hubung singkat antara primer dengan
inti
d. Dengan cara dan hasil yang sama pada langkah 3, ukurlah resistansi antara
36
e. Dengan meletakan selektor masih pada posisi tertinggi, ukurlah resistansi
Hasilnya :
Jarum alat ukur tidak bergerak sama sekali, berarti kondisinya baik.
Jarum alat ukur bergerak, berarti ada hubung singkat antara gulungan
37