Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA

(GPW 0101)

ACARA XI
PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN GEOGRAFI
REGIONAL INDONESIA

Disusun Oleh:

Nama : Salma Nabila Fauziah


NIM : 19/438819/GE/08954
Hari, Tanggal : Rabu, 20 November 2019
Waktu : 11.00 – 13.00 WIB
Asisten : 1. Dian Eky Pratiwi
2.Aura Puteri Pelangi

LABORATORIUM KEWILAYAHAN
DEPARTEMEN GEOGRAFI PEMBANGUNAN
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
ACARA XI
PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA

I. TUJUAN
1. Merumuskan strategi pembangunan wilayah berdasarkan kondisi fisik, sosial dan
ekonomi masing – masing daerah.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis
2. Pensil warna
3. Laptop
4. Peta Indonesia
5. Jurnal Geografi
6. Artikel Daring
7. Data SWOT Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Papua.
8. Data Potensi Program per Provinsi di Indonesia.

III. TINJAUAN PUSTAKA


Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat,
dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankanpemenuhan
kebutuhan generasi masa depan” (Brundtland Repoet dari PBB WCED, 1987). Ktt Dunia
tahun 2005 mendeskripsikan bahwa pembangunan berkelanjutan memiliki 3 tiang utama yaitu
sosial, lingkungan, dan ekonomi. World Commision on Environment and Development
mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang mempertemukan
kebutuhan generasi kini tanpa mengorbankan generasi mendatang.
Banyak cara untuk menentukan strategi dalam pembangunan regional beberapa
diantaranya adalah SWOT, comparative dan competitive advantage. Analisis yang berisi analisis
kandungan internal dan eksternal sering dikenal dengan istilah analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threat). Analisis ini digunakan untuk memahami kondisi internal
(kekuatan dan kelemahan) dan situasi eksternal (peluang dan ancaman) sehingga dapat
diperoleh posisi suatu organisasi atau isu dalam konteks dan konten yang diemban. Faktor
internaladalah faktor –faktor yang berkaitan dengan elemen – elemen yang dimiliki oleh suatu
organisasi baik itu sumberdaya, sumber dana, maupun manusiannya. Selain itu, faktor eksternal
adalah faktor – faktor yang berwujud peluang dan ancaman karena berada diluar dan dimiliki
organisasi lain (Rangkuti, 1999 dalam Baiquni, 2004).
Tabel elemen SWOT dan pertanyaan yang dapat membantu pengisiannya antara lain
adalah S (Strength) yang memiliki arti kekuatan utama organisasi ini secara internal (dari dulu
sampai sekarang), W (weakness) yang artinya apa kelemahan utama organisasi ini secara internal
dari dulu hingga sekarang, O (Opportunity) yaitu kesempatan eksternal yang dapat diraih oleh
organisasi ini mulai sekarang hingga masa yang akan datang, dan T (Threat) yaitu ancaman
eksternal apa yang akan terjadi terhadap organisasi ini (Baiquni, 1994 dan Freddy,1999).
Keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang merujuk pada kemampuan sebuah
organisasi atau daerag untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu
posisi yang menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya. Keunggulan komparatif
adalah suatu keunggulan yang dimiliki oleh suatu organisasi atau daerah untuk dapat
membandingkannya dengan yang lainnya. Keunggulan yang dimaksudkan yang dimaksud
adalah SDM, fisik ataupun ekonomi (Taringan, 2009).
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-
2015 dilaksanakan untuk mempercepat dan memperkuat pembangunan ekonomi sesuai
dengan keunggulan dan potensi strategis wilayah dalam enam koridor. Percepatan dan
perluasan pembangunan dilakukan melalui pengembangan delapan program utama yang terdiri
atas 22 kegiatan eknomi utama. Strategi pelaksanaan MP3EI adalah dengan mengintregasikan
tiga elemen utama, yaitu (1) mengembangkan potensi ekonomi wilayah di enam Koridor
Ekonomi (KE) Indonesia, yaitu KE Papua sampai Kepulauan Maluku, KE Sumatera, KE
Jawa; (2) memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara lokal dan terhubung secara
global (locally, integruted, globally connected); (3) memperkuat kemampuan sumber daya manusia
(SDM) dan ilmu pengetahuan teknologi nasional untuk mendukung pengembangan program
utama disetiap koridor ekonomi. Sesuai dengan yang dicanangkan, ketiga strategi utama itu
dilihat dari perspektif penelitian perguruan tinggi sesuai dengan cabang keilmuan di setiap
perguruan tinggi tersebut, dan sumber daya alam (SDA) yang berada dalam setiap koridor
terkait (Pemerintah RI, 2013).
Indonesia masih menjadi salah satu produsen besar di dunia untuk berbagai komoditas,
antara lain kelapa sawit (penghasil dan eksportir terbesar di dunia), kakao (produsen terbesar
kedua di dunia), timah (produsen terbesar kedua di dunia), nikel (cadangan terbesar ke empat
di dunia), dan bauksit (cadangan terbesar ke tujuh di dunia), serta komoditas unggulan lainya
seberti besi, baja tembaga, karet, dan perikanan. Indonesia juga memiliki cadangan energi yang
sangat besar seperti batu bara, panas bumi,gas alam, dan air yang sebagian besar dimanfaatkan
untuk mendukung industri andalan seperti tekstil, perkapalan, peralatan transportasi dan
pangan (AA Sandy, 1996).
Presiden RI sudah menginstruksikan langsung kepada tiga pilar pelaku, yaitu pemerintah
pusat dan pemerintah daerah, para pelaku bisnis, dan akademi yang sudah menghasilkan
invensi namun belum dapat disebut sebagai inovasi jika belum sampai ke pengguna atau pasar.
Dana telah dialokasikan kepada tiga pilar tersebut dan jika disinergikan tentunya akan dapat
mencapai tujuan, yaitu percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.
Tema penelitian yang dinyatakan prioritas berskala nasional adalah penelitian yang dapat
menyelesaikan masalah masyarakat dan bangsa. Penelitian MP3EI ini diletakkan pada delapan
program utama, yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, dan
telematika, serta pengembangan kawasan strategis. Kedelapan progamutama tersebut terdiri
atas 22 kegiatan ekonomi utama, yaitu pertanian, pangan, pariwisata, perikanan, baukskit,
tembaga, nikel, batu bara, minyak, dan gas, perkayuan, pertenakan, kakao, karet, kelapa sawit,
alutsista, besi baja, makanan-minuman, tekstil, perkapalan, telematika, peralatan transportasi,
dan KSN Selat Sunda, serta wilayah Jabodetabek serta distribusinya dalam koridor – koridor
terkait (Pemerintah RI, 2013).

IV. LANGKAH KERJA

Menyiapkan alat
dan bahan

Mengisi tabel zonasi Mengisi tabel zonasi Mengisi tabel potensi


sektor unggulan pengembangan regional

Membuat Membuat
peta Membuat peta
peta tabel
berdasarkan tabel zonasi
potensi
tabel zonasi pengembangan
regional
sektor

Keterangan:
= input

= proses

= output

V. HASIL PRAKTIKUM
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu :
1. Tabel SWOT 5 Pulau Besar di Indonesia
2. Tabel Potensi Program per Provinsi
3. Peta Distribudi Program per Provinsi
VI. PEMBAHASAN

Perencanaan pembangunan suatu wilayah perlu mempertimbangkan keunggulan dan


kelemahan wilayah itu sendiri sehingga pemanfaatan sumber daya dapat dimanfaatkan secara
optimal dan solusi untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembangunan dapat dirumuskan
kebijakan yang sesuai. Adapun salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode SWOT
yang mempertimbangkan kekuatan (keunggulan), kelemahan, peluang keuntungan, dan tantangan.

Keunggulan dan kelemahan merupakan faktor internal dari wilayah itu sendiri.
Berdasarkan zonasi MP3EI maka terdapatzonasi yang perlu dikaji melalui metode SWOT yaitu
Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua- Maluku. Papua memiliki
beberapa keunggulan. Keunggulan yang ada di Pulau Papua diperoleh dari kekayaan alam dan
sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Papua memiliki tanah yang subur sehingga banyak
tanaman yang dengan mudah berkembang biak disana. Hal tersebut menyebabkan Papua memiliki
keanekaragaman jenis flora dan fauna. Bukan hanya itu, Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di
Papua sangatlah melimpah. Papua memiliki kandungan sumber daya alam berupa kekayaan hutan
dan juga pertambangan. Hasil tambang yang ada di Papua sangat kaya dan beragam, salah satu
contohnya Papua sebagi penghasil emas, namun kekayaan atau keunggulan tersebut belum bisa
dikelola dengan baik oleh pemerintah. Seringkali masyarakat setempat merasa dirugikan karena
hasil tambang dan sumber daya alam yang terkandung di tanah Papua tidak digunakan untuk
memajukan kesejahteraan rakyat. Mineral hasil pertambangan yang ada di Papua lebih
dimanfaatkan atau dikelola oleh pihak asing yang tentunya hal tersebut memberikan dampak yang
merugikan bagi masyarakat setempat. Keunggulan lainnya yang dimiliki oleh Papua adalah Papua
memiliki pulau – pulau kecil yang indah. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan
lokal maupun pancanegara untuk mengunjungi Papua. Papua menjadi destinasi wisata yang
menarik karena memiliki keindahan alam yang masih asri. Salah satu contohnya adalah Raja
Ampat. Raja Ampat merupakan tempat yang indah dan juga sebagai tempat tinggal atau habitat
dari berbagai macam terumbu karang. Keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di Pulau
Papua juga sangat beragam dan eksotis. Hal ini dikarenakan Papua dengan kondisi alam dan
lingkunganya yang sangat mendukung untuk hidup. Salah satu fauna yang terkenal dari Pulau
Papua adalah burung Cendrawarsih yang memiliki bulu yang indah. Kekayaan alam tersebut
sangatlah terjaga dikarenakan masyrakat Papua sendiri masih lebih banyak menggunakan cara –
cara tradisional dalam memanfaatkan kekayaan alamnya. Bukan hanya itu, keanekaragaman sosial
dan budaya yang ada di Papua turut menjadi keunikan tersendiri. Hal ini dikarenakan Papua
memiliki banyak suku dan budaya di dalamnya. Di Papua masih banyak suku pedalaman yang
tinggal dan kental dengan unsur budayannya.

Selain memiliki keunggulan, Papua juga memiliki kelemahan yang dapat menghalanngi
pembangunan wilayah di pulau tersebut. Salah satu kelemahan utama yang dimiliki Papua yang
sangat menonjol adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang mumpuni untuk
mengelola sumber daya alam yang dimiliki lingkungannya. Hal tersebut menyebabkan
pembangunan terhambat karena ketidakmampuan masyarakat setempat untuk mengelola dan
memanfaatkan secara optimal kekayaan alam yang ada di pulau Papua. Kualitas manusia yang ada
di pulau Papua masih tergolong rendah dibandingkan dengan pulau – pulau besar lainnya yang ada
di Indonesia. Masyarakat Papua cenderung memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan juga
memiliki angka melek huruf yang rendah pula. Hal tersebut menyebabkan kurangnya pengawasan
terhadap eksplorasi sumberdaya di lingkungannya. Kelemahan lain yang terdapat di pulau Papua
adalah adanya akses yang terbatas. Hal tersebut menyebabkan aksebilitas yang rendah dan
mempengaruhi pula produktivitas masyarakat setempat. Papua memiliki infrastruktur yang belum
sebagus yang ada di Pulau Jawa. Infrastruktur yang terbatas tersebut juga menjadi faktor
penghambat bagi masyarakat setempat untuk lebih berkembang dan berkualitas. Sebagai
contohnya, kurangnya sarana dan prasarana untuk kegiatan pendidikan, kesehatan, dan
transportasi. Pendidikan adalah faktor utama pembentuk manusia yang memiliki kualitas yang baik
sehingga dapat bersaing. Rendahnya tingkat pendidikan di pulau Papua menyebabkan masyarakat
Papua cenderung memiliki pemikiran yang pendek dan dangkal apabila menghadapi suatu
permasalahan, hal tersebutlah yang menyebabkan mereka lebih mengutamakan untuk
menggunakan emosional mereka dalam penyelesainan masalah. Pendidikan yang rendah tersebut
juga mempengaruhi masyarakat untuk dapat memanfaatkan kondisi di lingkungannya. Mereka jadi
kurang mengetahui bagaimana cara yang optimal untuk mengelola hasil dari sumber daya alam
yang telah didapatkan. Bukan hanya pendidikan, fasilitas kesehatan juga menunjang kualitas hidup
masyarakat untuk menjadi lebih baik. Sarana dan prasarana dalam bidang transportasi di Papua
juga masih dan sangat minim terlebih lagi mengingat kondisi lingkungan fisik dan kondisi lahan
yang ada di Papua yang apabila tidak diperhatikan oleh pemerintah hal tersebut menjadi faktor
penghambat kemajuan daerah tersebut.

Dengan melihat keunggulan dan kelemahan yang merupakan faktor internal dari pulau
Papua, tinjauan lebih lanjut dapat dilakukan dengan melihat faktor eksternal yang ada. Faktor
eksternal yang mempengaruhi adalah pembahasan mengenai peluang dan juga tantangan yang akan
dihadapi oleh daerah tersebut. Keunggulan yang dimiliki Papua apabila dimanfaatkan secara
optimal akan memberikan peluang besar dalam kemajuan pembangunan wilayah di Pulau Papua.
Peluang yang dapat muncul adalah pengembangan seni dan budaya. Pengembangan seni dan
budaya ini tentu saja dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan Papua. Budaya dan seni
yang berkembang dapat menarik antusianisme masyarakat atau akademisi untuk mempelajari seni
dan kebudayaan yang ada. Pengembangan wisata cagar alam juga dapat menjadi peluang yang
menguntungkan karena selain dapat melestarikan keanekaragaman hayati tetapi juga dapat menarik
wisatawan lokal maupun asing untuk berkunjung dan berlibur di Pulau Papua. Pengelolaan sumber
daya alam secara optimal juga dapat memberikan peluang bagi kemajuan pembangunan wilayah di
Papua dikarenakan dapat menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di Papua sehingga
dapat membantu Papua untuk dapat mengelola sumber daya alamnya lebih efektif.

Tantangan yang akan dihadapi Papua adalah kondisi geografisnya. Hal ini dikarenakan
Pulau Papua menjadi salah satu pulau yang rawan bencana. Kekayan sumber daya hutan juga
menjadi sebuah ancaman bagi Papua sendiri apabila sumberdaya hutan tersebut tidak dapat
dikelola dengan baik dan tidak dapat dilindungi sehingga hal yang dapat terjadi adalah adanya
perusakan akan sumberdaya hutan. Perusakan sumberdaya hutan yang dapat mengancam salah
satu contohnya adalah pembakaran hutan untuk membuka lahan, penebangan liar, dan juga
perburuan satwa – satwa langka. Kekayaan sumberdaya lautan juga dapat terancam apabila tidak
dijaga dengan baik. Hal tersebut dapat mengakibatkan eksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan. Banyaknya suku dan etnis yang ada di Pulau Papua dapat menjadi sebuah ancaman.
Hal ini dikarenakan seringkali antarsuku atau etnis yang berbeda mengalami konflik karena
antarsuku yang satu dengan yang lainnya sama – sama menganggap bahwa sukunya masing –
masing adalah suku yang paling berkuasa, sedangkan yang lain tidak. Bukan hanya itu, adanya rasa
tidak dihargai oleh bangsa sendiri dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah untuk
mengembangkan Papua juga menjadi faktor pendorong adanya gerakan Papua Merdeka. Hal
tersebut bukan hanya menjadi ancaman yang besar bagi kesatuan dan keutuhan masyarakat di
Pulau Papua sendiri, melainkan juga menjadi ancaman yang nyata bagi keutuhan bangsa Indonesia.

VII. KESIMPULAN
1. Untuk menentukan perumusan strategi dalam pembangunan wilayah diperlukan
pemahaman yang mendalam terhadap daerah tersebut. Unsur yang dipahami harus mencakup
berbagai aspek baik alam dan manusia serta mempertimbangkan hubungan timbal balik
terhadap unsur lainnya untuk menghindari adanya kesalahan dalam penentuankebijakan yang
tepat untuk membangun daerah tersebut.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

A.A. Sandy, I Made. (1996). Republik Indonesia: Geografi Indonesia. Jakarta: PT Indograph Bakti.
Baiquni. (1994). Pendekatan dan Metode Partisipatory Action Research (PAR) untuk Pendampingan
Masyarakat. Yogyakarta.
Baiquni. (2004). Manajemen Strategis. Yogyakarta: Program Studi Kajian Sekolah Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada.
Pemerintah Republik Indonesia. (2013). Paduan MP3EI 2013. Jakarta: Pemerintah Republik
Indonesia.
Rangkuri, Freddy. (1999). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Taringan, Robinson. (2009). Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
WCED. (1987). Our Common Future. Oxford: Oxford University Press.

Anda mungkin juga menyukai