Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

TATA PARAGRAF BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh :

Kelompok 10

1. Putri kurnia sari 1814901005


2. Komang tiara K.G 181490100
3. Inda maharani 181490100
4. M.rifky fery fernando 18149010

Dosen Pembimbing :

DR.Nurlaksana Eko R,M.Pd

PRODI NERS TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
BAHASA INDONESIA tentang”TATA PARAGRAF” .
Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,baik secara langsung
maupun tidak langsung .Kami juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi, maupun dari segi penulisan, untuk itu kami mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tanjung karang,20 november 2018

penulis

2
DAFTAR ISI
Kata pengantar .............................................................................................. 2
Daftar isi......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4
1. Latar belakang ................................................................................... 4
2. Rumusan masalah ............................................................................. 4
3. Tujuan ............................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 5
1. Konsep dasar paragraf ........................................................................ 5
2. Jenis jenis paragraf ............................................................................. 6
BAB III PENETUP ................................................................................... 14
1. Kesimpulan ...................................................................................... 14
2. Saran ............................................................................................... 14
3. Daftar pustaka .................................................................................. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan
pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf
dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam
kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sajian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas
satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan
sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari konsep dasar paragraf?
2. Apa saja jenis jenis paragraf?
C. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui tentang tata paragraf bahasa indonesia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PARAGRAF


Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau
kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide
pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk
menjelaskan atau mendukung ide utama. Untuk mendapatkan paragraf yang baik
perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1) Posisi Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang
mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun
oleh beberapa paragraf. Jadi, kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai
unsur pembangun anak bab, atau secara tidak langsung sebagai pembangun karangan
itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa paragraf merupakan satuan terkecil karangan,
sebab di bawah paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil yang mampu
mengungkapkan gagasan secara utuh dan lengkap.

2) Batasan paragraf
Pengertian paragraf ini ada beberapa pendapat, antara lain :
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia: paragraf adalah bagian bab dalam suatu
karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai
dengan garis baru)
2. The Jiang Gie dan A. Didyamartaya: paragraf ialah satuan pembagian lebih
kecil di bawah sesuatu bab dalam buku. Paragraf biasanya diberi angka Arab.

3) Kegunaan paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per
paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
1) Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan
paragraf
2) Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3) Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
4) Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis

5
5) Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar,
transisi, dan penutup.
4) Unsur unsur paragraf
Keempat unsur ini tampil secara bersama-sama atau sebagian, oleh karena itu, suatu
paragraf atau topik paragraf mengandung dua unsur wajib (katimat topik dan kalimat
pengembang), tiga unsur, dan mungkin empat unsur.

5) Struktur paragraf
Struktur paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
1. Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas.
2. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang,
dan kalimat penegas.
3. Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
4. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat
pengembang.
5. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat
pengembang.
6. Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
7. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.

B. JENIS JENIS PARAGRAF


1. Jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuan.

Jenis jenis paragraf sebenarnya ada banyak, yang pertama kita bahas berdasarkan sifat
dan tujuan (Keraf (1980:63-66)) yaitu :

1. Paragraf Pembuka

Paragraf ini letaknya di awal sebuah wacana. Paragraf ini berfungsi sebagai pembuka atau
pengantar isi sebuah karangan kepada pembaca. Sebelum memasuki isi dan inti karangan,
paragraf ini mengantarkan dan mempersiapkan pikiran pembaca agar lebih fokus, serta isinya
mempengaruhi pembaca supaya tertarik melanjutkan isi bacaan.

Contoh paragraf pembuka :

6
“Besok internet mendatangi desa kita. Internet membuat kita menyaksikan dunia. Internet
juga dapat menyampaikan surat ke sahabat kita di pulau seberang, bahkan hingga ke negara
tetangga.” Itulah bunyi iklan layanan masyarakat yang dapat disaksikan lewat televisi.
Bayangkan, melalui internet kita dapat mengakses kabar terkini dari seluruh penjuru dunia.
Kita pun bisa mengetahui keadaan roket yang tengah diuji di angkasa luar.

Dengan suatu blog, kita dapat menjadi penulis dengan memposting tulisan karya kita.
Bahkan, kita pun dapat berbincang sambil menatap sahabat pena yang berada di Australia
melalui web camera. Dengan hanya duduk di depan komputer, kita dapat menggunakan
fasilitas chatting, browsing, gaming, atau surfing.

2. Paragraf Penghubung

Paragraf ini letaknya di antara pembuka dan penutup pada sebuah karangan. Paragraf ini
memuat isi dari sebuah karangan. Paragraf penghubung menguraikan isi dan inti sebuah
tulisan. Sifat dari paragraf penghubung sesuai dengan tipe tulisannya seperti narasi, deskripsi,
eksposisi, dll.

Contoh paragraf penghubung :

Meskipun begitu jangan lupa bahwa bersahabat dengan internet terdapat aturan yang
sebaiknya kita patuhi. Jika tidak mengetahui aturan bermainnya, berteman dengan internet
dapat merugikan. Tentunya kita pernah mendengar dari TV atau koran terdapat penculikan
anak, kemudian orang tuanya diminta memberikan sejumlah tebusan berupa uang jika ingin
anaknya dikembalikan. Ternyata setelah diselidiki, kasus penculikan tersebut bermula dari
kegemaran anak terhadap internet seperti chatting. Anak tersebut tanpa sadar memberikan
identitas atau data – data pribadi miliknya kepada orang yang ia ajak chatting padahal orang
tersebut merupakan penjahat yang sedang menyamar menjadi anak-anak. Hal tersebut sangat
mungkin mengingat chatting tidak bisa melihat teman yang di ajak berbincang secara nyata
alias maya.

Supaya kejadian tersebut tidak terulang, apalagi menimpa diri kita, maka sebaiknya kita
mengikuti aturan berikut:

Jangan memberi data pribadi ke seseorang yang tidak kita kenal

Jangan pergi sendirian ketika ingin bertemu dengan teman chatting

7
Tidak malu untuk bertanya kepada orang tua/kakak

Jangan mengakses sembarang situs

Jangan lupa log out atau sign out akun ketika selesai

Hati-hati terhadap virus di software tertentu

Buatlah kesepakatan dalam penggunaan internet

3. Paragraf Penutup

Paragraf penutup ialah paragraf yang letaknya di akhir sebuah sebuah karangan. Paragraf
berfungsi sebagai penutup pada sebuah karangan. Paragraf ini menunjukkan tulisan telah
berakhir, bentuknya kesimpulan, pengulangan secara ringkas, penekanan atau komentar
akhir. Bentuknya disesuai dengan kebutuhan maupun jenis tulisan.

Berikut contoh untuk paragraf penutup:

Contoh paragraf penutup :

Hal – hal di atas tidak susah untuk dilakukan hanya perlu kesadaran, kedisiplinan serta
tanggung jawab diri kita sendiri. Ketika itu dilakukan, internet akan sangat berguna bagi
kehidupan, khususnya diri kita.

Jenis Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Utamanya:

1. Paragraf deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di awal
sebuah paragraf dan bersifat deduksi. Kata deduksi asalnya dari bahasa latin : deducere,
dedectum deduxi, yang artinya “menuntun ke bawah”; ataupun ‘menurunkan’; deductio
artinya ‘penuntun atau pengantaran’.

Paragraf ini paragraf yang diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum, lalu dijabarkan
dan dikembangkan menjadi pernyataan yang sifatnya khusus. Pernyataan yang sifatnya
khusus tersebut dapat berupa rincian, penjelasan, bukti-bukti maupun contoh-contoh. Karena
paragraf tersebut dikembangkan dari pernyataan yang umum kemudian mengemukakan
pernyataan – pernyataan yang sifatnya khusus, dapat kita dikatakan bahwa penaralan paragraf
deduktif tersebut dari umum ke khusus.

8
Contoh wacana yang menggunakan paragraf deduktif:

Zaman sekarang kebudayaan Indonesia telah berangsur – angsur punah. Anak-anak akrab dan
hafal dengan kebudayaan luar negeri. Anak-anak sangat gemar dengan cerita Upin – Ipin,
Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang
ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea
maupun film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli daerah
seperti Malin Kundang, Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya.
Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan
permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli
daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya.

2. Paragraf induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di akhir
sebuah paragraf dan bersifat induksi. Kata induksi asalnya dari bahasa latin : duxi,
ducere, ductum yang artinya membawa ke; atau memasukan kedalam. selanjutnya istilah
induksi dapat dijelaskan dengan metode pemikiran yang berasal dari hal yang khusus untuk
menentukan simpulan atau hukum di akhir paragraf. Karena kalimat-kalimat atau pernyataan
khusus dapat berupa penjabaran dan contoh-contoh, dan pernyataan umum itu berupa hukum
atau simpulan, sehingga paragraf induktif berkembang dari contoh dan rincian menjadi
simpulan.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf induktif :

Tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena yang sekarang sedang berkembang adalah cerita –
cerita dari luar negeri lebih familiar bagi anak-anak diantaranya cerita Upin – Ipin,
Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang
ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea
maupun film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli daerah
seperti Malin Kundang. Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya.
Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan
permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli
daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya. Hal-
hal di atas mengindikasikan bahwa sekarang ini kebudayaan luar lebih disukai dan menjadi
kiblat untuk anak – anak maupun para remaja Indonesia.

9
3. Paragraf deduktif-induktif

Paragraf deduktif-induktif merupakan perpaduan antara paragraf deduktif dengan paragraf


induktif. Paragraf deduktif-induktif ini, posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di awal
dan akhir sebuah paragraf. Sebuah wacana yang menggunakan jenis paragraf ini
dikembangkan dengan kalimat yang bersifat umum di awal paragraf dan akhir paragraf
sedangkan kalimat-kalimat yang berada di tengah paragraf (diantara kalimat awal dan kalimat
akhir) sifatnya khusus berupa rincian atau contoh-contoh.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf deduktif-induktif:

Zaman sekarang kebudayaan Indonesia telah berangsur – angsur punah. Anak-anak akrab dan
hafal dengan kebudayaan luar negeri. Anak-anak sangat gemar dengan cerita Upin – Ipin,
Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang
ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea
maupun film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli daerah
seperti Malin Kundang, Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya.
Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan
permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli
daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya. Hal-
hal di atas mengindikasikan bahwa kebudayaan luar lebih disukai dan menjadi kiblat untuk
anak – anak maupun para remaja Indonesia.

4. Paragraf Ineratif

Paragraf ineratif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di tengah
sebuah paragraf. Sebuah wacana yang menggunakan jenis paragraf ini dikembangkan dengan
kalimat yang bersifat khusus di awal paragraf dan akhir paragraf isinya berupa rincian atau
contoh-contoh sedangkan kalimat-kalimat yang berada di tengah paragraf (diantara kalimat
awal dan kalimat akhir) sifatnya umum.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf ineratif:

Anak-anak zaman sekarang lebih gemar dengan cerita Upin – Ipin, Spongebob, Avatar,
Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di
televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea maupun film-
film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman. Budaya asli indonesia sudah berangsur-angsur

10
punah. Cerita asli daerah seperti Malin Kundang Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande
Lumut, dan lain sebagainya secara senggaja ditinggalkan. Selain itu dalam hal permainan
mereka lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau
komputer hingga game online ketimbang permainan asli daerah kita seperti engklek, gobak
sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya.

2.Jenis Paragraf Berdasarkan Kontennya

Jenis jenis paragraf berdasarkan kontennya sangat banyak digunakan, terutama bagi anda
yang ingin menjadi jurnalis.

1. Paragraf naratif

Paragraf naratif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana narasi.
Narasi adalah tipe wacana yang berisi kejadian atau kisah. Secara etimologis, naratif berasal
dari bahasa latin yaitu narrare berarti menceritakan atau bercerita, narratio berarti penceritaan
serta narrativus berarti bersifat penceritaan.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf naratif :

Pak Rudi adalah salah satu guru honorer di Kabupaten Grobogan yang setiap hari mengajar di
SD N 1 Karangrejo. Pekerjaan tersebut tetap ia lakukan hingga siang hari. Dari pekerjaannya
sebagai guru honor tersebut ia hanya mendapatkan balas jasa sebesar Rp. 500.000,00, sesuai
UMP guru di Kabupaten Grobogan. Meskipun begitu, Pak Rudi menjalaninya dengan penuh
keikhlasan demi mengamalkan ilmu-ilmunya.

2. Paragraf deskriptif

Paragraf deskriptif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana
deskripsi. Wacana deskripsi adalah tipe wacana yang berisi penggambaran atau pemaparan
dengan jelas, rinci dan lengkap mengenai suatu hal, baik seseorang, suasana, benda, tempat,
sifat, hewan maupun tumbuhan tertentu. Secara etimologis deskriptif berasal dari bahsa latin
yaitu describere berarti membuat gambaran dan descriptio artinya pembeberan atau
penggambaran.

Dalam mengembangkan paragraf ini penulis menjabarkan sesuatu secara lengkap, cermat dan
terperinci. Sehingga pembaca mendapatkan gambaran jelas tentang hal yang diceritakan.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf deskriptif :

11
Langit Grobogan mulai terang. Walau jalan raya sempit, tidak sedikit kendaraan yang
memadatinya dan terdengar menderu. Anak sekolah memdominasi jalanan tersebut. Pekerja
pun turut meramaikan jalanan dengan terburu-buru. Perlahan keramaian kendaraan di jalan
berkurang hingga siang hari. Meskipun jalanan sempit namun pepohonan di sekitar jalanan
meneduhi para pengguna jalan.

3. Paragraf ekspositori

Paragraf ekspositori adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana
ekspositori. Wacana ekspositori adalah tipe wacana yang berisi penjelasan, membentangkan
dan pemaparan akan sesuatu, sehingga pembaca memdapatkan pengetahuan dan wawasan
yang telah disampaikan penulis.

Ekspositori berasal dari bahasa latin yaitu exponere yang berarti membentangkan atau
memaparkan. Dalam memaparkannya, penulis menyebutkan contoh, proses atau bukti-bukti
konkret terhadap sesuatu.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf ekspositori :

Kabupaten Grobogan menjadi kabupaten terluas urutan kedua di Provinsi Jawa Tengah
setelah Cilacap. Awalnya kabupaten Grobogan beribukota di Kecamatan Grobogan namun
kemudian berpindah ke Kecamatan Purwodadi. Makanan khas daerah ini ialah becek.
Beberapa tempat wisata yang bisa kita kunjungi di Kabupaten Grobogan diantaranya Kedung
Ombo, Pemandangan Jatipohon, api abadi mrapen dan Bledug Kuwu.

4. Paragraf argumentatif

Paragraf argumentatif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana
argumentasi. Wacana argumentasi adalah tipe wacana yang berisi pendapat, pembuktian,
pendirian, gagasan, dalih, dasar atau hujah terhadap sesuatu.

Argumentatif berasal dari bahasa Latin yaitu rguere berarti membuktikan atau meyakinkan
seseorang dan argumentatio berarti pembuktian. Dalam mengembangkan paragraf ini, penulis
menjadikan pembaca yakin dengan menyertakan bukti konkret sesuai dengan fakta-fakta
yang ada. Sehingga pembaca dapat menyakini argumen penulis.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf argumentatif :

12
Polusi udara terjadi di seluruh negara, bahkan di daerah Grobogan utamanya terjadi di kota
purwodadi. Kendaraan bermotor menjadi sumber utama polusi di daerah ini. Hal ini
mengakibatkan udara menjadi tercemar. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan
mencatat bahwa Tahun 2016 terjadi kenaikan tingkat kendaraan dari tahun sebelumnya,
berakibat naiknya polutan udara sebanyak 125%.

5. Paragraf persuasif

Paragraf persuasif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana
persuasi. Wacana persuasi adalah tipe wacana yang berisi ajakan, bujukan atau himbauan
kepada seseorang dengan memberikan alasan dan prospek bagus bagi yang meyakini,
melaksanakan sesuatu, atau membeli benda tertentu.

Contoh wacana yang menggunakan paragraf persuatif :

Slogan Grobogan Bersemi sudah sepatutnya tidak sekedar klaim belaka. Kendaraan bermotor
yang bejubel telah merampas udara bersih yang menjadi hak kita sebagai warga Grobogan.
Bukan lagi zamannya kita mengkambing hitamkan orang lain. Langkah solutifnya, mari semi
kan tumbuhan-tumbuhan hijau di sekitar kita.

Uraian penggunaan paragraf beserta contohnya dalam kalimat di atas diharapkan dapat
menjadi acuan bagi anda yang sedang mempelajari penggunaan paragraf yang baik dan
benar. Jenis jenis paragraf di atas sangat penting digunakan sesuai dengan fungsi dan maksud
yang ingin anda sampaikan melalui tulisan / paragraf yang anda buat.

13
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang dirangkai atau dihubungkan sehingga


membentuk suatu gagasan tertentu. Paragaf dibedakan menjadi tiga yaitu paragraf yang
terbentuk berdasarkan sifat dan tujuan, berdasarkan letak kalimat utamanya, dan berdasarkan
isinya. Sebuah paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa persyaratan agar terbentuk
suatu gagasan yang mudah dimengerti oleh para pembaca.

B. Saran
Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD diperlukan sebuah
ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun sebuah paragraf harus seefektif
mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok secara jelas sehingga mudah dipahami.

14
DAFTAR ISI
https://khusnul05.wordpress.com/2013/11/19/makalah-bahasa-indonesia-tentang-paragraf/
https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-paragraf
http://rafitaranimarenti.blogspot.com/2012/01/makalah-paragraf.html

15

Anda mungkin juga menyukai