Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN PALIATIF

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. NIMADE MELINIA (1814901003)


2. PUTRI KURNIA SARI (1814901005)
3. INDAH WULANDARI BERUTU (1814901007)
4. OKTIA HANI PERTIWI (1814901008)
5. NADYA ULFA ANNISA (1814901016)
6. M. IQBAL ASSEGHAF (1814901021)
7. KHOLISATUL MUAWANAH (1814901025)
8. M. AGUNG PRASETIA (1814901027)
9. NADIA INTAN HATINA (1814901035)
10. ZIDANE RIZAL (1814901039)

Dosen : Sulastri, S.Kep.,M.Kep.Sp.jiwa

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu penyakit yang belum bisa disembuhkan sampai saat ini.
berbagai masalah fisik yang muncul akibat dari penyakit ini misalnya
penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, dan gangguan aktivitas
lainnya. Selain itu, penderita kanker juga mengalami gangguan psikososial
dan spiritual yang menghabat kuaita hidup seseorang dan keluarganya.
Perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien
terminal, yang dapat dilakukan secara sederhana sering kali prioritas utama
adalah kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien. Tujuann
perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup seseorang dan
menganggap kematian adalah proses yang normal tanpa harus mempercepat
atau menundanya. Selain itu menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual ,
mengusahakan pasien tetap aktif sampai akhr hayatnya dan membantu
mengatasi duka cita pada keluarganya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan bahwa terdapat beberapa ha
yang akan dibahas yaitu:
1. Apakah Pengertian Keperawatan Paliatif?
2. Apa Sajakah Tahapan Teori Kubbler Ross?
3. Apakah Tujuan Paliatif Care?
4. Apa Sajakah Prinsip Paliatif Care?
5. Bagaimanakah Sikap Yang Harus Dimiliki Perawat Untuk Perawatan
Paliatif?

2
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa maksud dari keperawatan paliatif
2. Untuk mengetahui apa saja tahapan dalam teori kehilangan atau teori
kubbler ross
3. Untuk mengetahui tujuan dari paliatif care
4. Untuk mengetahui prinsip yang digunakan dalam paliatif care
5. Untuk mengetahui sikap yang harus dimiliki perawat dalam melakukan
perawatan paliatif

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keperawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latin ''palliare''untuk jubah) adalah setiap
bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada
pengurangan keparahan gejala penyakit, daripada berusaha untuk
menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan dari penyakit itu
sendiri atau memberikan menyembuhkan.
Pengertian Paliatif careMenurut WHO palliative care merupakan
pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam
menghadapi masalah yang berkaitan dengan masalah yang mengancam jiwa,
melalui pencegahan dan menghentikan penderitaan dengan identifikasi dan
penilaian dini, penangnanan nyeri dan masalah lainnya, seperti fisik,
psikologis, sosial dan spiritual(WHO, 2017).
Paliatif care berarti mengoptimalkan perawatan pasien dan keluarga untuk
meningkatkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah, dan
mengobati penderitaan.
Paliatif caremeliputi seluruh rangkaian penyakit melibatkan penanganan
fisik, kebutuhan intelektual, emosional, sosial dan spiritual untuk
memfasilitasi otonomi pasien, dan pilihan dalam kehidupan. (Ferrell, 2015)
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Paliatif
caremerupakan sebuah pendekatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup
orang-orang dengan penyakit yang mengancam jiwa klien dan keluarganya
dalam menghadapi masalah tersebut, baik dari aspek fisik, psikologis, sosial,
maupun spiritual.
2.2 Teori Kubbler Ross
Paliatif care erat kaitannya dengan kondisi terminal. Kondisi terminal
adalah suatu kondisi ata keadaan dimana seseorang mengalami penyakit/sakit
yang tidak mempunyai haraan untuk sembuh sehinga dekat dengan proses
kematian.
Teori kubbler ross adalah teori yang dikenal dengan sebutan Lima
Tahapan Kedukaan (The Five Stages of Grief) atau Lima Teori Kehilangan

4
(The Five Stages of Coping With Loss), pertama kali diperkenalkan oleh Dr.
Elisabeth Kubler Ross pada bukunya tahun 1969, On Death and Dying.

Lima tahapan teori Kubbler Ross, yang lebih dikenal dengan singkatannya
dalam bentuk DABDA, termasuk:

1. Penyangkalan (Denial) — “Saya tidak percaya”, “Hal ini tidak mungkin


terjadi". Penyangkalan biasanya merupakan pertahanan sementara untuk
diri sendiri. Perasaan ini pada umumnya akan digantikan dengan
kesadaran yang mendalam akan kepemilikan dan individu yang
ditinggalkan setelah kematian..
2. Marah (Anger) — "Kenapa saya ? Ini tidak adil!"; "Bagaimana mungkin
hal ini dapat terjadi pada saya?"; "Siapa yang harus dipersalahkan?"
Ketika berada pada tahapan kedua, individu akan menyadari bahwa ia
tidak dapat senantiasa menyangkal. Oleh karena kemarahan, orang
tersebut akan sangat sulit untuk diperhatikan oleh karena perasaan marah
dan iri hati yang tertukar.
3. Menawar (Bargaining) — "Biarkan saya hidup untuk melihat anak saya
diwisuda."; "Saya akan melakukan apapun untuk beberapa tahun."; "Saya
akan memberikan simpanan saya jika..."

5
Tahapan ketiga melibatkan harapan supaya individu dapat sedemikian
rupa menghambat atau menunda kematian. Biasanya, kesepakatan untuk
perpanjangan hidup dibuat kepada kekuasaan yang lebih tinggi dalam
bentuk pertukaran atas gaya hidup yang berubah. Secara psikologis,
individu mengatakan, "Saya mengerti saya akan mati, tetapi jika saja saya
memiliki lebih banyak waktu..."
4. Depresi (Depression) — "Saya sangat sedih, mengapa perduli dengan
lainnya?"; "Saya akan mati .. Apa keuntungannya?"; "Saya merindukan
orang saya cintai, mengapa melanjutkan?"
Pada tahapan keempat merupakan puncaknya. Seseorang bisa saja menjadi
sangat tidak berdaya dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
sampai pada tahap berikutnya. Penderita menolak dibesuk dan
menghabiskan banyak waktu untuk menangis dan berduka. Proses ini
memberikan kesempatan kepada pasien yang sekarat untuk memutus
hubungan dengan sesuatu yang dicintai ataupun disayangi. Tidak
disarankan untuk mencoba menghibur individu yang berada pada tahapan
ini. Ini merupakan waktu penting untuk berduka yang harus dilalui.
5. Penerimaan (Acceptance) — "Semuanya akan baik-baik saja."; "Saya
tidak dapat melawannya, Saya sebaiknya bersiap untuk hal itu."
Ini merupakan tahapan terakhir, individu tiba pada kondisi sebagai
makhluk hidup atau kepada yang dicintainya dan bisa menerima apa yang
telah terjadi.

Dr. Kubbler Ross menambahkan bahwa sangatlah penting untuk


mengetahui bahwa tahapan-tahapan ini tidak berarti harus diselesaikan atau
kronologis. Tidak semua yang mengalami peristiwa yang mengancam nyawa
atau peristiwa yang mengubah hidup, merasakan kelima tanggapan ataupun
mereka yang mengalami hal tersebut, melakukannya dalam urutan
sebagaimana tertulis. Reaksi atas penyakit, kematian dan kehilangan
sangatlah khusus selayaknya mereka yang mengalaminya.

Tidak semua orang melalui seluruh tahapan ataupun dalam urutan


susunan. Beberapa tahapan mungkin dilewati sepenuhnya, sebagian lain akan

6
mengalami dalam urutan tahapan yang berbeda, sebagian akan mengalami
kembali dan bagian lain mungkin akan terjebak pada satu tahapan.

Pada awalnya, Kübler-Ross menerapkan tahapan-tahapan ini pada


penderita penyakit gawat, kemudian diterapkan pada bentuk lain mengenai
kerugian/kehilangan milik pribadi yang sangat luar biasa (pekerjaan,
penghasilan, kebebasan). Termasuk dalam hal ini adalah peristiwa penting
dalam kehidupan seperti kematian seseorang yang sangat dicintai, perceraian,
kecanduan obat-obatan, awal menderita sakit atau penyakit gawat, diagnosa
ketidaksuburan, juga banyak tragedi dan bencana lainnya.

2.3 Tujuan Paliatif Care


Tujuan paliatif care atau perawatan paliatif adalah:
1. Mencapai kualitas hidup maksimal bagi penderita dan keluarga.
Pengobatan paliatif tidak hanya diberikan pada penderita menjelang akhir
hayatnya, namun juga diberikan segera setelah diagnosis penyakit (seperti
kanker) ditegakan, bersama pengobatan kuratif atau tidak dapat
disembuhkan secara medis (stadium akhir).
2. Meyakini bahwa hidup dan mati merupakan proses yang normal, tidak,
menghambat atau menunda kematian, mengurangi nyeri dan gejala
penyakit lainnya, integrasi fisik, psikis, sosial, emosional dan spiritual
dalam memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan individu dan
keluarga.
3. Menyediakan sistem dukungan untuk membantu keluarga dalam
mengatasi masalah sepanjang perawatan pasien dan masa berduka.
2.4 Prinsip Paliatif Care
Dalam perawatan paliatif ada beberapa prinsp yang digunakan atau dianut
dalam pelaksanaanya yaitu:
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses
yang normal.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.
4. Menjga keseimbangan psikologis, sosial, dan spritual.

7
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.
6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarganya.
2.5 Sikap Yang Harus Dimiliki Perawat Untuk Perawatan Paliatif
Sebagai seseorang yang memberikan bantuan dalam perawatan paliatif ada
beberapa sikap yang harus dimiliki yaitu:
1. Mempunyai falsafah hidup yang kokoh, agama, dan sistim nilai.
2. Mempunya kemampuan untuk tidak “Judgemental” terhadap pasien yang
mempunyai sistem nilai berbeda.
3. Mempunyai kemampuan mendengar dengan baik dan memotivasi pasien.
4. Tidak menunjukan reaksi berlebihan jika terdapat bau ataupun kondisi
yang tidak wajar.
5. Mampu mengkaji, mengevaluasi secara cermat dari perilaku non verbal.
6. Senantiasa menemukan cara untuk menangani setiap masalah.
7. Menunjukan perilaku caring.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keperawatan paliatif atau paliatif care adalah pendekatan yang bertujuan
untuk mengurangi penderitaan klien, meningkatkan kualitas hidupnya, juga
memberi dukungan kepada keluarganya baik dari aspek fisik, psikologis,
sosial, maupun spiritual. Tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit dan yang ditangani bukan hanya penderita tapi
keluarganya juga.
Adapun tahapan dalm teori Kubber Ross yaitu : Penyangkalan (Denial);
Marah (Anger); Menawar (Bargaining); Depresi (Depression); Penerimaan
(Acceptance).

3.2 SARAN
Sebagai calon perawat sebaiknya kita memahami dengan benar konsep
keperawatan paliatif ini agar kita bisa menerapkan dengan baik karena kita
akan membantu orang lain dalam menghadapi sebuah masalah misalnya pada
pasien terminal dan membantu keluarganya.

9
DAFTAR PUSTAKA

ArifinNurul Binti Zaenal.2012.Konsep Dasar Keperawatan Paliatif.


http://ukhtihuda.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-keperawatan-palliatif.html.
Diakses pukul:11.00

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22345/BAB%20II.pdf?se
quence=5&isAllowed=y. Diakses pukul:11.09

Anonim. Perspektif Keperawatan Paliatif.


https://www.slideshare.net/vickyvicky127/prespektif-keperawatan-
paliatif.Diakses pukul: 11.11

Anonim. 2013. Pengertian Dan tujuan Perawatan


Paliatif.https://rinawahy06.wordpress.com/2013/02/05/pengertian-dan-tujuan-
perawatan-paliatif/. Diakses pada pukul:11.29

Anonim. Model Kubbler Ross.


https://id.wikipedia.org/wiki/Model_K%C3%BCbler-Ross. Diakses pukul 10.30

10

Anda mungkin juga menyukai