Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MEKANIKA TANAH GEOTEKNIK

Karakteristik Tanah

DISUSUN OLEH:

Candrika Dewanggana Salsabila 21080116130064

Santika Budi Hapsari 21080116130069

Vania Hanifah Hapsari A. 21080116140070

Aisyah Bahrani 21080116140074

Ega Ghifari Pratomo 21080116140104

Octora Andra 21080116140107

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

Tanah adalah lapisan yang menempati lapisan atas kulit bumi yang terdiri dari benda
padat (bahan anorganik dan organik) serta air dan udara tanah. Selain itu tanah (bahasa Yunani:
pedon; bahasa Latin: solum) bisa juga diartikan sebagai bagian kerak bumi yang tersusun dari
mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi
karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus
sebagai penopang akar.

Karena fungsinya yang sangat vital, maka dari itu diperlukan pemahaman yang
mendalam tentang tanah dalam kehidupan kita sehari-hari terutama saat berhubungan dengan
suatu perencanaan kontruksi, perencanaan pembangunan infrastruktur pemerintah,
perencanaan galian, dll yang juga sangat vital perannya di kehidupan kita dan akan fatal bila
terjadi kesalahan. Mekanika tanah adalah suatu cabang dari ilmu teknik yang mempelajari
perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yang disebabkan oleh
gaya-gaya yang bekerja. Istilah mekanika tanah diberikan oleh Karl von Terzaghi pada tahun
1925 melalui bukunya "Erdbaumechanik auf bodenphysikalicher Grundlage" (Mekanika
Tanah berdasar pada Sifat-Sifat Dasar Fisik Tanah), yang membahas prinsip-prinsip dasar dari
ilmu mekanika tanah modern, dan menjadi dasar studi-studi lanjutan ilmu ini, sehingga
Terzaghi disebut sebagai "Bapak Mekanika Tanah".

Oleh karena itu, seorang insinyur wajib mengetahui dan memahami ilmu mekanka
tanah atau lebih khususnya mengenai sifat-sifat tanah dan pengaruh gaya-gaya yang bekerja
pada tanah sebelum memulai perencanaan suatu proyek pembangunan. Hal ini dimaksudkan
untuk meminimalisir kesalahan agar proyek dapat berjalan lancar dan tidak mengalami hal-hal
yang tidak diinginkan.
BAB II
ISI

2.1 Tahapan Pembentukan Tanah


Tanah merupakan gejala alam permukaan daratan, membentuk suatu zona yang disebut
pedosfer, berupa pecahan dan lapukan batuan (rock) bercampur dengan bahan organik.
Menurut Bowles (1984), tanah adalah campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu
atau seluruh jenis dari kerikil, pasir, lanau, lempung dan koloid.
Faktor pembentuk tanah ialah keadaan lingkungan yang berdaya menggerakkan proses
pembentukan tanah atau memungkinkan proses pembentukan tanah berjalan. Proses
pembentukan tanah berlangsung dengan tiga tahapan :
1. Mengubah bahan mentah menjadi bahan induk tanah
2. Mengubah bahan induk tanah menjadi bahan penyusun tanah
3. Menata bahan penyusun tanah menjadi tubuh tanah
Proses pembentukan tanah berlangsung dengan berbagai reaksi fisik, kimia, dan
biologi. Peningkatan intensitas penggunaan tanah, khususnya dalam bidang pertanian, dapat
menjadi salah satu faktor pembentuk tanah. Terdapat lima faktor pokok yang mempengaruhi
pembentukan tanah, antara lain :
1. Bahan induk
Bahan induk berasal dari batuan induk yang hancur, kemudian mengalami
pelapukan dan menjadi tanah. Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan
beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf.
2. Iklim
Iklim berpengaruh langsung atas suhu tanah dan keairan tanah. Unsur-unsur iklim
yang mempengaruhi pembentuhan tanah adalah suhu dan temperatur.
3. Organisme hidup
Faktor ini terbagi menjadi dua, yaitu yang hidup di dalam tanah dan yang hidup
diatas tanah. Yang hidup di dalam tanah mencakup bakteria, jamur, akar tumbuhan,
cacing tanah, rayap, semut, dsb. Bersama dengan makhluk hidup tersebut, tanah
membentuk suatu ekosistem. Organisme hidup berpengaruh terhadap proses
pembentukan tanah dalam proses pelapukan dan proses pembentukan humus.
4. Relief
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi :
1. Tebal/tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit, lapisan tanahnya lebih
tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena
terjadi sedimentasi
2. Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang memiliki drainase/pengaliran yang sering tergenang menyebabkan
tanahnya bersifat asam
5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus berubah akibat adanya pelapukan. Proses
pembentukan tanah yang terus berjalan menyebabkan induk tanah berubah berturut-
turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
a. Tanah muda
Pelapukan dan pencampuran bahan mineral dan organik, di permukaan tanah
dan pembentukan struktur tanah, sifat tanah didominasi sifat bahan induknya.
Contoh : Entisol (Aluvial, Regosol)
b. Tanah dewasa
Kemampuan tanah berproduksi tertinggi, karena tersedianya unsur hara. Contoh
: Inceptisol (latosol), Andisol (Andosol), Vertisol, Mollisol
c. Tanah tua
Pelapukan mineral dan pencucian basa, tanah kurus dan masam. Contoh :
Ultisol (Podsolik merah kuning) dan Oxisol (Laterit)
Tanah yang berhenti berubah menandakan bahwa tanah tersebut telah mencapai
keseimbangan dengan lingkungannya.

2.2 Sifat – Sifat Pada Tanah


Tanah sebagai Media Tumbuh Tanaman memiliki sifat dan karakteristik yang dapat
dilihat dari sifat fisik, kimiawi, maupun biologisnya dimana ketiganya berintegrasi dan saling
mempengaruhi satu sama lain dalam pertumbuhan suatu tanaman. Berikut ini penjabaran
masing-masing sifat dan karakteristik tanah baik dari sifat fisika, kimiawi, maupun
biologinya.
Tanah memiliki 3 jenis sifat secara garis besar, yaitu sifat fisik, sifat kimia dan sifat
biologisnya.
1. Sifat fisika tanah terdiri dari :
a. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur
itu terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu
perekat seperti bahan organik. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk,
ukuan dan ketahanan yang berbeda-beda. Menurut bentuknya, struktur tanah dapat
dibedakan menjadi:

Tipe-tipe struktur tanah yaitu:


1. Bentuk Lempeng
Dimensi horizon lebih berkembang dari vertikal menghasilkan bentuk lempeng.
Lempeng tebal disebut platy, sedangkan lempeng yang tipis disebut laminar.

2. Bentuk Prisma
Sumbu vertikal lebih berkembang dari lainnya, bagian samping agak datar (flat),
menghasilkan bangunan bentuk pilar. Jika puncak ped berbentuk bulat disebut
dengan struktur colmnar, jika datar disebut prisma.

3. Bentuk Gumpal
Perkembangan ketiga dimensi lebih kurang sama dan ped-ped berbentuk serupa
dengan muka datar atau bulat. Jika mukanya datar dan pinggirannya bersudut
tajam, maka strukturnya dinamakan gumpal bersudut (angular blocky).
4. Tiang (columnar)
Yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada sumbu
horizontal dengan bagian atasnya membuloat, struktur ini terdapat pada horison
B pada tanah iklim kering.

5. Remah (single grain)


Yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan sangat porous, struktur ini terdapat
pada horizon A.
6. Granular
Yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous, struktur ini
terdapat pada horison A.

b. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan permukaan tanah yang bersangkutan. Tekstur tanah
dipengaruhi oleh ukuran tiap butir yang ada di dalam tanah. Komponen mineral dari
tanah adalah pasir, lumpur dan tanah liat. Pada umumnya, tanah asli merupakan
campuran dari butir butir yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Dalam
sistem klasifikai tanah berdasarkan tekstur, tanah diberi nama atas dasar komponen
utama yang dikandungnya, missal lempung berpasir (sandy clay), lempung
berlanau (silty clay) dan seterusnya Berikut ini merupakan Tabel Klasifikasi
Ukuran Partikel :
Sumber Soil separates

Kerikil pasir debu liat

USDA > 2mm 2 mm–50 mm 50 mm-2 mm < 2mm

ISSS > 2mm 2 mm-20 mm 20 mm-2 mm < 2mm

USPRA > 2mm 2 mm-50 mm 50 mm-5 mm < 5mm

BSI, MIT, DIN > 2mm 2 mm-60 mm 60 mm-2 mm < 2mm

Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :


1. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung
minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
2. Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung
minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir
(3 macam)
3. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari :
a) tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur
lempung berpasir (Sandy Loam) atau lempung berpasir halus (2 macam).
b) tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat
halus, lempung (Loam), lempung berdebu (Silty Loam) atau debu (Silt) (4
macam).
c) tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat (Clay
Loam) atau lempung liat berdebu (Sandy-silt Loam) (3 macam).
Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro, tanah yang
didominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori meso, sedangkan yang
didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro. Pada tanah jenis Alfisol
memiliki tekstur lempung liat berpasir hingga liat, dan fraksinya halus, maka
terbentuk tanah liat yang mudah padat-kompak.
c. Warna Tanah
Secara langsung mempengaruhi penyerapan sinar matahari dan salah satu faktor
penentu suhu tanah. Secara tidak langsung berhubungan dengan sifat-sifat tanah,
misal informasi subsoil drainase, kandungan bahan organik surface horizon,
pembeda antar horison. Warna pada tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
terdapat di dalam tanah tersebut. Perbedaan warna pada tanah biasanya disebabkan
karena kandungan bahan organiknya. Pada umumnya, warna pada tanah antara
coklat, kuning, merah dan hitam. Bahkan ada tanah yang berwarna keputih-putihan
hingga abu-abu, bergantung pada jenis tanahnya. Kebanyakan tanah mempunyai
warna yang tak murni tetapi campuran kelabu, coklat, dan bercak (rust), kerapkali
2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan (mottling). Warna tanah
disebabkan oleh adanya bahan organik, dan atau status oksidasi senyawa besi
dalam tanah. Pada tanah jenis Alfisol memiliki warna coklat kemerahan hingga
merah gelap. Menunjukkan bahwa tanah tersebut mengandung sedikit bahan
organik tanah.

d. Drainase Tanah
Drainase tanah adalah kemampuan tanah dalam mengalirkan serta mengatuskan
kelebihan air yang ada di dalam tanah atau di permukaan tanah. Tanah yang
memiliki drainase buruk akan menyebabkan air cenderung menggenang.
e. Udara Tanah
Komponen udara tanah (atmosfer tanah) sama pentingnya dibandingkan dengan
fase padat dan cair bagi produktivitas tanah. Oksigen diperlukan bagi pernafasan
akar-akar tanaman, mikrobia, dan hewantanah. Karbondioksida membantu
melarutkan zat-zat hara sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Gas nitrogen
membantu produksi senyawa nitrogen oleh bakteria simbiotik dan non-simbiotik.
Uap air (bagian dari udara tanah) mencagah pengeringan akarakar tanaman dan
mikrobia, dan membantu memindahkan air di dalam tanah
f. Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah berarti kemampuan tanah untuk menempel pada objek lain dan
kemampuan tanah untuk menghindari deformasi atau berpisah.

g. Suhu Tanah
Temperatur tanah penting bagi germinasi biji tanaman, pertumbuhan akar tanaman
serta menyediakan nutrisi bagi tanaman tersebut
h. Permeabilitas Tanah
Permeambilitas tanah merupakan kecepatan air dalam merembes ke dalam tanah
secara horizontal dan vertikal melalui pori -pori tanah. Kecepatan perembesan air
ini dipengaruhi oleh tekstur tanah. Permeabilitas tanah juga diartikan sebagai
kecepatan tanah dalam meresapkan air dalam kondisi jenuh
i. Porositas Tanah
Semakin tinggi kepadatan tanah maka semakin rendah porositasnya dan sebaliknya
semakin rendah kepadatan tanah semakin rendah porositasnya

2. Sifat kimia tanah terdiri dari :


a. Kandungan pH Didalamnya
pH tanah merupakan sifat kimia tanah menunjukkan derajat keasaman dari
tanah. pH tanah ini bisa disebut normal jika nilainya berkisar 6,6 hingga 7,5.
Pada pH tanah inilah, seluruh unsur hara tanah yang penting, seperti nitrogen
tersedia dengan baik. Sedangkan bila tanah pada kondisi sangat asam dengan
pH kurang dari 4,0, maka reaksi kimia dalam tanah bisa menyebabkan unsur -
unsur dalam tanah seperti unsur AI, Mn dan Fe jadi memiliki konsentrasi tinggi.
Akibatnya, hal ini justru bisa bersifat meracuni. Semakin tinggi kadar ion H+di
dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan
ion OH– di dalam tanah. Pada tanah alkalis kandungan OH– lebih banyak dari
H+. Bila kandungan ion H+ sama dengan OH– maka tanah bereaksi netral yaitu
mempunyai pH=7. Pentingnya pH tanah adalah untuk :
 Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman
 Menunjukkan kemungkinan adanya unsure-unsur beracun
 Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme
pH optimum untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena pada
pH ini semua unsur hara makro tersedia secara maksimum kecuali Mo, sehingga
kemungkinan terjadinya toksisitas unsur mikro tertekan.

b. Jumlah Senyawa Organik


Bahan organik tanah ini terdiri dari sisa -sisa tanaman serta hewan yang ada di
dalam tanah, pupuk hijau, pupuk kandang, kompos, kotoran dan lendir cacing,
serangga, serta binatang -binatang besar lain. Kandungan bahan organik tanah
bisa dikenali dari warna tanahnya. Tanah yang di dalamnya mengandung bahan
organik tinggi relatif akan memiliki efek warna tanah cokelat hingga hitam.
Didalam tanah juga terkandung unsur hara esensial. Unsur-unsur hara esensial
merupakan unsure hara yang diperlukan oleh tanaman dan fungsinya dalam
tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain, sehingga bila tidak terdapat
dalam jumlah yang cukup di dalam tanah, tanaman tidak dapat tumbuh optimal.
Unsur-unsur hara ini dapat berasal dari udara, air, atau tanah. Jumlah unsur hara
esensial ada 17 yaitu :
v Unsur makro : C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S
v Unsur mikro : Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl, dan Co
Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banyak.
Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
Sifat kimia tanah pada jenis tanah Alfisol secara keseluruhan yaitu cenderung
memiliki pH basa, dan tingkat kejenuhan basa yang tinggi di seluruh profil
tanah. P-tersedia dari sangat rendah hingga sedang, K-dd dari rendah hingga
tinggi, Ca-dd dari sedang hingga sangat tinggi, Mg-dd dari sedang hingga
tinggi, KTK dari sedang hingga sangat tinggi dan unsur mikro (Fe dan Zn) yang
tinggi.
c. Nitrogen Total
Nitrogen, merupakan unsur hara utama bagi tanaman. Pengaruh nitrogen
dalam pertumbuhan tanaman sehingga sangat di butuhkan untuk
pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegatatif tanaman seperti
daun, batang dan akar

d. Kapasitas Tukar Kation


Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah. Dipengaruhi oleh reaksi tanah, tekstur
atau jumlah liat, jenis mineral liat, bahan organic, dan pengapuran serta
pemupukan. Kation adalah ion bermuatan positif seperti Ca2+, Mg+,, K+, Na+,
NH4+, H+, Al3+, dan sebagainya. Di dalam tanah kation-kation tersebut
terlarut di dalam air tanah atau dijerap oleh koloid-koloid tanah. Banyaknya
kation (dalam miliekivalen) yang dapat dijerap oleh tanah per satuan berat tanah
(biasanya per 100 gr) dinamakan Kapasitas Tukar Kation (KTK). Kapasitas
tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaitu miliekivalen per 100 gr
(me/100 gr). Satu ekivalen adalah suatu jumlah yang secara kimia setara dengan
1 gr hydrogen. Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu
menjerap dan menyediakan unsure hara lebih baik daripada tanah dengan KTK
rendah. Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi oleh kation basa, Ca, Mg, K,
Na dapat meningkatkan kesuburan tanah,. Karena unsure-unsur hara terdapat
dalam kompleks jerapan koloid maka unsur-unsur hara tersebut tidak mudah
hilang tercuci oleh air.

e. Kapasitas Pertukaran Anion (KTA)


Proses pertukaran anion berperan penting dalam kaitannya dengan ketersediaan
3 anion hara makro yang diserap tanaman, yaitu nitrat, fosfat, dan sulfat, yang
secara alami dihasilkan dari dekomposisi bahan organic dan pelapukan mineral
tanah. Makin tinggi nilai KTA berarti makin tinggi daya jerap (fiksasi) tanah
terhadap anion, sehingga pemberian pupuk pelepas anion seperti TSP (H2PO4–
), ammonium nitrat (NO3–), dan ammonium sulfat (SO42-), makin tidak efisien
karena makin tidak tersedian bagi tanaman. Begitu juga akibatnya pada daya
tolak terhadap kation-kation juga makin tinggi, sehingga pemupukan pelepas
kation sperti KCl (K+), kalsit (Ca2+) dan dolomite (Ca2+ dan Mg2+) juga
makin tidak efisien karena mudah tercuci/hilang dari tanah.

3. Sifat biologis tanah terdiri dari :


 Fauna Tanah
Dibedakan menjadi makrofauna dan mikrofauna
1) Makrofauna
Hewan-hewan besar penghuni tanah dapat dibedakan menjadi : (a) hewan-
hewan besar pelubang tanah, misalnya tikus, kelinci yang lebih sering
merugikan karena memakan dan menghancurkan tanaman, (b) cacing tanah,
berfungsi mengaduk dan mencampur tanah dan memperbaiki tata udara tanah
sehingga infiltrasi menjadi lebih baik, dan lebih mudah ditembus akar, (c)
arthropoda dan moluska, membantu memperbaiki tata udara tanah dengan
membuat lubang-lubang kecil pada tanah tersebut.
2) Mikrofauna
Hewan-hewan mikrofauna dalam tanah yang terpenting adalah protozoa dan
nematoda. Protozoa berperan dalam menghambat daur ulang (recycling)
unsure-unsur hara, ataupun menghambat berbagai proses dalam tanah yang
melibatkan bakteri. Nematoda berdasarkan jenis makanannya dibedakan
menjadi : (a) omnivorous, memakan sisa-sisa bahan organic, (b) predaceous,
memakan hewan-hewan tanah, (c) parasitic, merusak akar tanaman.

 Flora Tanah
Dibedakan menjadi makroflora dan mikroflora
1) Makroflora
Tanaman-tanaman tinggi merupakan makroflora sebagai produsen primer
bahan organic dan penyimpanan energy surya. Akar-akar tanaman
meningkatkan agregasi tanah, dank arena akar menembus ke lapisan tanah yang
dalam maka bila membusuk menjadi sumber humus tidak hanya dilapisan atas
tetapi juga dilapisan yang lebih dalam.
2) Mikroflora
Mikroflora dalam tanah sangat beraneka ragam. Bakteri, fungi, actinomycetes,
dan algae dapat ditemukan pada setiap contoh tanah. Bakteri, fungi, dan
actinomycetes membantu pembentukan struktur tanah yang mantap karena
tumbuhan mikro ini dapat mengeluarkan (sekresi) zat perekat yang tidak mudah
larut dalam air. Dalam hal pembentukan struktur tanah ini, fungi dan
actinomycetes jauh lebih efisien (lebih 17 kali lebih efisien) daripada bakteri,
tetapi bakteri mempunyai fungsi lain yang lebih penting. Bakteri autotroph
bermanfaat bagi manusia mempengaruhi sifat-sifat tanah sehubungan dengan
cara bakteri tersebut untuk mendapatkan energy. Bakteri autotroph dalam tanah
terpenting adalah bakteri nitrifikasi yang dapat mengoksidasi ammonia
nitrit (oleh nitrosomonas) dan nitrit nitrat (oleh nitrobacter). Sifat biologi
tanah pada jenis tanah Alfisol secara keseluruhan yaitu memiliki kehidupan
organisme tanah yang rendah, baik fauna tanah maupun flora tanah, karena jenis
tanah Alfisol memiliki BOT yang rendah padahal BOT adalah makanan
organisme tanah, khusunya cacing tanah. Sehingga, akibat keberadaan BOT
tersebut mempengaruhi pula keberadaan organisme dalam tanah yang banyak
membawa pengaruh pada kesuburan tanah itu sendiri.

2.3 Tanah di Indonesia


Tanah dapat terbentuk melalui 3 cara yaitu cara kimiawi, biologis dan fisik. Tanah di
Indonesia sangat beragam jenisnya.
1. Tanah Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan
induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi
dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga
tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial ungai, dataran aluvial pantai dan
daerah cekungan (depresi)

2. Tanah Humus
berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rumput rawa, dengan
ciri dan sifat: tidak terjadi diferensiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih dari 0,5
meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur,
konsistensi tidak lekat-agak lekat.

3. Tanah Podsol
Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil, susunan horizon terdiri dari
horizon albic (A2) dan spodic (B2H) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir
struktur gumpal, konsistensi lekat, kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat
masam, kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, peka
terhadap erosi.

4. Tanah Latosol
Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman
dalam, tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga
agak teguh, warna coklat merah hingga kuning.
5. Regosol
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir,
struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan
sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai.

6. Tanah Litosol
Jenis tanah ini berupa tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan
induknya batuan beku atau batuan sedimen keras, dan kedalaman tanah dangkal (<
30 cm) bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop)
Daftar Pustaka

Habib, Muhammad. 2012. "Struktur Tanah”,http://habib-


geo.blogspot.co.id/2012/11/struktur-tanah.html diakses pada 10 September
2017 pukul 20.00

Anonim. 2016. "7 Sifat Fisik Tanah dan Pengertiannya” , http://ilmugeografi.com/ilmu-


bumi/tanah/sifat-fisik-tanah, diakses pada 11 September 2017 pukul 19.00

Sugiharyanto. 2009. Diktat Mata Kuliah Geografi Tanah. Jurusan Pendidikan Geografi:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Wisjayati, Hasna. 2016. “Pengertian dan 3 Sifat Tanah”, https://portal-ilmu.com/sifat-


sifat-tanah/, diakses pada 21 Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai