NU menarik dukungan dan menterinya dari kabinet sehingga keretakan dalam kabinetnya inilah yang
memaksa Ali harus mengembalikan mandatnya pada presiden.
Deklarasi Juanda” itu memiliki isi 3 pokok tentang wilayah perairan Indonesia, yaitu:
1. Darat dan laut Indonesia adalah satu kesatuan wilayah yang bulat, yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Laut dan selat yang terdapat di antara pulau-pulau menjadi pemersatu karena
menghubungkan pulau yang satu dengan yang lainnya.
2. Perantara garis pangkal untuk menentukan wilayah laut, dengan cara menarik garis lurus yang
menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau terluar hingga 200 titik pangkal yang
dihubungkan oleh 196 garis pangkal lurus. Semua perairan yang berada di dalam garis pangkal
lurus merupakan perairan nusantara yang memiliki kedaulatan hukum.
3. Batas-batas wilayah Indonesia diukur sejauh 12 mil dari garis pangkal lurus.
Rumusan Deklarasi Juanda akhirnya mendapat pengakuan dunia internasional pada konvensi Hukum
Laut Internasional di Jamaika, Amerika Tengah. Dalam konvensi itu, keberadaan wilayah perairan
Indonesia meliputi:
Perairan Nusantara
Perairan Nusantara adalah semua laut dan selat yang menghubungkan pulau-pulau wilayah Indonesia.
Luas perairan Indonesia mencapai 2,7 juta km2.
Laut Wilayah
Laut Wilayah atau biasa disebut laut teritorial, ditetapkan sejauh 12 mil yang diukur dari garis pangkal
lurus. Wilayah laut meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya, maupun ruang di atas laut, serta seluruh
kekayaan yang di kandungnya.
Landas kontinental dapat diartikan sebagai lanjutan daratan suatu benua yang terendam hingga
kedalaman 200 meter di bawah permukaan laut. Sumber-sumber daya alam yang berada di landas
kontinen adalah milik pemerintah Republik Indonesia.
Zona Ekonomi Eksklusif ditetapkan pada 21 Maret 1980, yang isinya adalah sebagai berikut.
1. Jalur laut wilayah Indonesia selebar 200 mil, yang diukur dari garis pangkal laut wilayah
Indonesia.
2. Pemerintah Indonesia berhak melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya hayati dan
sumber daya alam non hayati, yang berada di dasar laut dan tanah di bawahnya, serta
memanfaatkan air lautnya.
3. Pemerintah memiliki kebebasan melakukan pelayaran dan penerbangan sesuai dengan prinsip-
prinsip hukum laut internasional.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 1983
TENTANG
ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA
BAB II
ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA
Pasal 2
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasan dengan laut wilayah Indonesia
sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi
dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut diukur dari garis
pangkal laut wilayah Indonesia.
Pasal 3
(1) Apabila Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif negara-negara
yang pantainya saling berhadapan atau berdampingan dengan Indonesia, maka batas zona ekonomi
eksklusif antara Indonesia dan negara tersebut ditetapkan dengan persetujuan antara Republik Indonesia
dan negara yang bersangkutan.
(2) Selama persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) belum ada dan tidak terdapat keadaan-keadaan
khusus yang perlu dipertimbangkan, maka batas zona ekonomi eksklusif antara Indonesia dan negara
tersebut adalah garis tengah atau garis sama jarak antara garis-garis pangkal laut wilayah Indonesia atau
titik-titik terluar Indonesia dan garis-garis pangkal laut wilayah atau titik-titik terluar negara tersebut, kecuali
jika dengan negara tersebut telah tercapai persetujuan tentang pengaturan sementara yang berkaitan dengan
batas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia termaksud.
BAB III
HAK BERDAULAT, HAK-HAK LAIN, YURISDIKSI
DAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
Pasal 4
(1) Di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, Republik Indonesia mempunyai dan melaksanakan :
a. �Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, pengelolaan dan konservasi sumber daya
alam hayati dan non hayati dari dasar laut dan tanah di bawahnya serta air di atasnya dan kegiatan-
kegiatan lainnya untuk eksplorasi dan eksploitasi ekonomis zona tersebut, seperti pembangkitan tenaga
dari air, arus dan angin;
c. �Hak-hak lain dan kewajiban-kewajiban lainnya berdasarkan Konvensi Hukum Laut yang berlaku.
(2) Sepanjang yang bertalian dengan dasar laut dan tanah di bawahnya, hak berdaulat, hakhak lain, yurisdiksi
dan kewajiban-kewajiban Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan menurut peraturan
perundang-undangan Landas Kontinen Indonesia, persetujuan-persetujuan antara Republik Indonesia
dengan negara-negara tetangga dan ketentuan-ketentuan hukum internasional yang berlaku-
(3) Di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, kebebasan pelayaran dan penerbangan internasional serta kebebasan
pemasangan kabel dan pipa bawah laut diakui sesuai dengan prinsip-prinsip hukum laut internasional yang
berlaku.
ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL
1. Budi Utomo
Didirikan oleh para pelajar STOVIA dibawah pimpinan dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908. Dan
setelah kemerdekaan, karena Budi Utomo sebagai organisasi pertama, maka tgl 20 Mei ditetapkan
sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
4. )Indische Partij
Didirikan oleh Tiga Serangkai, yang terdiri dari Suwardi Suryaningrat / Ki Hajar Dewantara, dr. cipto
Mangunkusumo, dan dr. EFE Douwes Dekker / Danur Dirjo Setiabudi pada 25 Desember 1912 1912.
Tujuan utama dari IP adalah : membangun lapangan hidup dan menganjurkan kerjasama atas dasar
persamaan ketatanegaraan guna memajukan tanah air Hindia Belanda untuk mempersiapkan
kehidupan rakyat yang merdeka.
5. )Muhammadiyah
Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan 18 November 1912 di Yogyakarta.
Tujuan pendirian Muhammadiyah antara lain :
1. Memajukan pengajaran dan pendidikan berdasarkan agama Islam;
2. Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut peraturan agama Islam,
yang diselaraskan dengan kehidupan modern.
Langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut antara lain dengan :
1. Mendirikan dan membantu pendirian sekolah-sekolah yang berdasarkan Islam
2. Mendirikan kegiatan-kegiatan social
3. Menyebarluaskan ketentuan agama Islam
4. Mendirikan organisasi kepemudaan (Hisbul Wathan)
5. Membentuk Majelis Tarjih yang bertugas mengeluarkan fatwa.
6.)Perhimpuan Indonesia (PI)
PI didirikan oleh para mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di negeri Belanda. PI
merupakan penjelmaan dari Perkumpulan Pelajar Indonesia di Negeri Belanda yang bernama Indische
Vereeninging (IV) tahun 1908. Tahun 1923 berubah menjadi Indonesiiche Vereeninging, dan tahun
1924 akhirnya menjadi Perhimpunan Indonesia.
Tujuan dari PI adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, ditempuh dengan mengambil
haluan politik yang non-kooperatif dan menyatakan bahwa tanah air Indonesia adalah satu dan tidak
dapat dibagi-bagi.
Tokoh PI antara lain : Moh. Hatta, Iwa Kusumasumantri, dan Ali Sastro Amidjojo
7. )Partai Nasional Indonesia (PNI)
Didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 oleh sebuah studi club di Bandung dibawah pimpinan Ir. Soekarno.
Tujuan PNI adalah :
1. Selp-help, yaitu bekerja menurut kemampuan sendiri, baik dalam lapangan politik,ekonomi, maupun
budaya;
2. Non-kooperatif, yaitu tidak menjalin kerjasama dengan penjajah;
3. Sosio-demokrasi atau marhaenisme, yaitu dengan pengerahan masa rakyat tertindas yang hidup
dalam kemiskinan ditanah yang kaya raya.
Setelah penangkapan yang dilakukan kepada tokoh PNI yaitu : Ir. Soekarno, Maskun,
Gatot Mangkupraja, dan Supriadinata pada tanggal 24 Desember 1929 oleh pemerintah Belanda,
kemudian di adili dan dipenjara, PNI terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Partai Indonesia (Partindo) dibawah pimpinan Sartono
2. Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) dibawah pimpinan Moh. Hatta.
SESUDAH KEMERDEKAAN
Gencatan senjata antara tentara Indonesia dan pihak Sekutu justru berbuntut ke insiden Jembatan
Merah. BrigJen Mallaby yang kala itu berpapasan dengan milisi Indonesia terlibat baku tembak karena
kesalahpahaman semata. Kematian Mallaby memicu kemarahan tentara Sekutu. MayJen Robert
Mansergh yang menggantikan Mallaby lantas mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 yang
meminta pihak Indonesia untuk menyerahkan semua persenjataan dan mengibarkan bendera putih.
Tidak diindahkan, salah satu perang paling destruktif di Indonesiapun tak terelakkan. Inggris
mengerahkan 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang untuk mengepung
Surabaya. Arek-arek Surabaya tak mengenal kata menyerah. Dengan perlengkapan seadanya, mereka
memutuskan untuk memberi perlawanan. 6.000 rakyat Indonesia tewas dan 200.000 lainnya harus
mengungsi. Peristiwa Surabaya lantas menjadi pemicu upaya pertahanan kemerdekaan di wilayah lain.
Ultimatum Tentara Sekutu kepada Tentara Rakyat Indonesia untuk meninggalkan kota Bandung
memicu salah satu gerakan paling spektakuler di sejarah perang Indonesia ini. Sadar bahwa kekuatan
senjata tidak akan berimbang dan kekalahan sudah pasti di depan mata, TRI tidak rela jika Sekutu
memanfaatkan Bandung sebagai pusat militer untuk menginvasi wilayah yang lain. Berdasarkan hasil
musyawarah, sebuah tindakan bumi hangus dipilih untuk memastikan hal ini tidak terjadi. 200.000
penduduk Bandung membakar rumah mereka selama kurun waktu 7 jam dan bersama bergerak
mengungsi ke wilayah selatan.
Operasi Trikora digelar dengan satu tujuan utama yang sederhana namun jelas dengan berbagai
usaha: merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan
Irian Barat dengan Indonesia. Belanda yang keras kepala dan tidak ingin menyerahkan Irian Barat
kepada Indonesia harus merasakan konsekuensi yang tidak ringan dari keputusannya tersebut.
Berbekal persenjataan berat yang baru saja didapatkan dari Uni Soviet, sebuah operasi militer besar-
besaran dikerahkan; terbesar yang pernah dilakukan Indonesia sepanjang sejarah.
Indonesia semakin berani ketika perlengkapan senjata dan koordinasi militernya yang masih muda
mulai menunjukkan potensi pertahanan yang cukup kuat. Belanda yang di kala itu sedang menjajal
usaha invasi keduanya datang seolah tak terbendung. Namun, TNI tidak tinggal diam. Sebuah rencana
serangan disusun untuk menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya memiliki sebuah kemampuan
sebuah negara berdaulat, tetapi juga eksistensi badan militer. Yogyakarta dipilih sebagai ajang
pembuktian. Selain sebagai ibu kota, Yogyakarta kala itu juga memuat banyak wartawan asing yang
signifikan untuk publisitas dan memperkenalkan Indonesia. Serangan dimulai saat fajar, berlangsung
selama 6 jam, dan berhasil memukul mundur Belanda.
5. Pertempuran Laut Aru (Maluku) 15 Januari 1962
Tidak diragukan lagi, perang laut paling dramatis yang pernah terjadi di Indonesia adalah Pertempuran
Laut Aru yang merupakan bagian dari operasi Trikora. Tiga kapal perang tempur Indonesia yang
ditugaskan melakukan operasi penyusupan, RI Matjan Tutul, RI Matjan Kumbang, dan RI Harimau,
harus berhadapan dengan sebuah takdir buruk. Operasi yang seharusnya berjalan rahasia ini ternyata
terendus oleh pihak otoritas Belanda. Mereka mengirimkan dua kapal jenis destroyer dan pesawat
tempur untuk menenggelamkan ketiga kapal perang Indonesia. Namun, dengan heroiknya, RI Matjan
Tutul memutuskan untuk maju dan mengalihkan perhatian musuh, memberikan kesempatan kepada
dua kapal yang lain untuk melarikan diri. Komodor Yos Sudarso wafat dalam pertempuran ini.
Kecemasan Soekarno bahwa Malaysia dan Kalimantan Utara akan menjadi kaki tangan kolonial
membuat operasi Dwikora dikerahkan. Malaysia yang kala itu berada di bawah wewenang kekuasaan
Inggris diberikan kesempatan untuk melakukan referendum dan menentukan nasibnya sendiri. Namun,
masyarakat Malaysia saat itu justru mulai menghasilkan sikap anti-Indonesia dan "meludahi" Tanah Air
kita. Soekarno yang marah memutuskan untuk berperang. Sebuah pidato terkenal, Ganyang Malaysia,
juga diproklamasikan saat itu. Perang agen rahasia, sabotase, dan militer terbuka dikerahkan.
Indonesia harus melawan tiga negara sekaligus: Malaysia, Inggris, dan Australia.
Instruksi Presiden Soekarno pada tanggal 31 Agustus 1945 untuk mengibarkan bendera Merah Putih di
seluruh pelosok Nusantara tidak serta-merta membuat kedaulatan Indonesia berjaya. Belanda
tampaknya tak kehilangan akal untuk terus menancapkan taringnya di atas Tanah Air. Berkedok
sebuah lembaga kemanusiaan, Intercross, Belanda melakukan langkah-langkah politik dan berunding
dengan pihak Jepang di Hotel Yamato. Pada tanggal 18 September 1945, sekelompok orang Belanda
W.V. Ch Ploegman mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) di atas hotel tersebut. Tentu saja
ini memicu kemarahan besar rakyat Surabaya. Para pemuda berkumpul di luar hotel dalam jumlah
masif, marah karena kedaulatan Indonesia yang terinjak. Mereka merangsek paksa, masuk ke dalam
hotel dan memicu apa yang kita kenal sebagai Insiden Hotel Yamato. Bagian biru bendera Belanda
tersebut dirobek. Bendera yang kini hanya menyisakan warna merah dan putih dikibarkan kembali
dengan disertai pekik "Merdeka" para pemuda Surabaya.
Tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak mengenal sosok kharismatik, Jenderal Soedirman. Dalam
kondisi kesehatan yang bahkan tidak memungkinkan untuk bergerak sendiri, Jenderal Soedirman tetap
memimpin pergerakan dari atas tandu. Taktik utamanya adalah dengan bergerilya, menyerang
pasukan musuh, dan kemudian bersembunyi. Beliau adalah ahli strategi yang mumpuni dan sering
berhasil menyerang pasukan Belanda dan Sekutu di titik-titik yang memang berdampak signifikan.
Sayangnya, beliau harus kalah kepada ketidakberdayaan melawan penyakit tuberkolosis yang semakin
parah.
9. Perang Ambarawa (Semarang) Tanggal 12 Desember 1945,
Sekutu memang tidak pernah berhenti berulah. Kedatangan awal di Semarang untuk semata mengurus
tahanan perang Jepang justru berbuntut menjadi kekacauan. Rakyat marah ketika melihat para
tahanan yang sebagian besar merupakan eks-tentara Belanda tersebut justru dipersenjatai. Serangan
dilancarkan oleh Tentara Keamanan Rakyat yang berhasil memukul mundur pasukan Sekutu hingga
mereka terpaksa bertahan di kompleks gereja. Tanggal 12 Desember 1945, kesatuan-kesatuan TKR
datang untuk menyerang dan memulai perang selama 1,5 jam. Melalui strategi flanking, Indonesia
berhasil merebut Ambarawa dan memukul mundur Sekutu.
Bagi Anda yang belum mengenal sejarah Bali sebelumnya, Puputan mungkin tampil sebagai sebuah
konsep yang masih asing terdengar. Namun, bagi yang pernah mempelajarinya, Puputan merupakan
tindakan paling patriotik yang ada dalam sejarah Indonesia. Puputan adalah tradisi masyarakat Bali
untuk memberikan perlawanan terhadap siapa pun agresor yang berani menyentuh Tanah Air hingga
titik darah penghabisan. Tidak ada kata mundur, tidak ada kata menyerah. Salah satu perang puputan
paling dramatis adalah Puputan Margarana yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai. Dalam usaha
mempertahankan desa Marga dari serangan NICA, Ngurah Rai yang berhasil merampas senjata api
dari tentara Belanda berkomitmen untuk mengobarkan perang perlawanan hingga titik darah
penghabisan. Tentara Belanda yang sempat kewalahan dan kalah terpaksa meminta bantuan sebagian
besar pasukannya di Bali dan pesawat pengebom dari Makassar untuk membasmi perlawanan ini. 96
orang tewas, termasuk I Gusti Ngurah Rai. Dari pihak Belanda? Kurang lebih 400 orang tewas.
Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Sekutu yang diboncengi serdadu Belanda dan NICA di bawah
pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di kota Medan. Pada awalnya kedatangan mereka
disambut oleh tokoh dan masyarakat di Sumatera Utara. Akan tetapi, tindakan tentara Sekutu
menyakitkan rakyat. Mereka membebaskan para tahanan Belanda dan dibentuk Medan Batalyon KNIL
Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
akhirnya disahkan menjadi Undang-Undang. Pengesahan dilakukan dalam rapat paripurna di
Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/5/2018).
Pasal 1: Definisi Terorisme Definisi terorisme ini menjadi pembahasan yang paling alot dan yang paling
terakhir disepakati oleh pemerintah dan DPR. Pada akhirnya, terorisme didefinisikan sebagai
perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror
atau rasa takut secara meluas, menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan
kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau
fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
Pasal 12 A: Organisasi Teroris Pasal ini mengatur, setiap orang yang dengan sengaja menjadi anggota
atau merekrut orang untuk menjadi anggota korporasi yang ditetapkan pengadilan sebagai organisasi
terorisme dipidana paling singkat 2 tahun dan paling lama 7 tahun
Pasal 12 B: Pelatihan Militer Pasal ini mengatur setiap orang yang dengan sengaja menyelenggarakan,
memberikan, atau mengikuti pelatihan militer, pelatihan paramiliter, atau pelatihan lain, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri, dengan maksud merencanakan, mempersiapkan, atau melakukan tindak
pidana terorisme atau ikut berperang di luar negeri untuk tindak pidana terorisme, dipidana paling
singkat 4 tahun dan paling lama 15 tahun.
Pasal 13 A: Penghasutan Pasal ini mengatur, setiap orang yang memiliki hubungan dengan organisasi
Terorisme dan dengan sengaja menyebarkan ucapan, sikap atau perilaku, tulisan, atau tampilan
dengan tujuan untuk menghasut orang atau kelompok orang untuk melakukan kekerasan atau
ancaman kekerasan yang dapat mengakibatkan tindak pidana terorisme, dipidana paling lama 5 tahun.
Pasal 16 A: Pelibatan Anak Pasal ini mengatur, setiap orang yang melakukan tindak pidana terorisme
dengan melibatkan anak, ancaman pidananya ditambah sepertiga
Pasal 25: Waktu Penahanan Pasal ini mengatur tersangka teroris bisa ditahan dalam waktu yang lebih
lama. Jika sebelumnya penahanan seorang tersangka untuk kepentingan penyidikan dan penuntutan
hanya bisa dilakukan dalam waktu 180 hari atau 6 bulan, kini menjadi 270 hari atau 9 bulan.
Pasal 28: Penangkapan Pasal ini mengatur polisi memiliki waktu yang lebih lama untuk melakukan
penangkapan terhadap terduga teroris sebelum menetapkannya sebagai tersangka atau
membebaskannya. Jika sebelumnya polisi hanya memiliki waktu 7 hari, kini bisa diperpanjang sampai
21 hari.
Pasal 31 dan 31A: Penyadapan Pasal ini mengatur, dalam keadaan mendesak penyidik kepolisian
bisa langsung melakukan penyadapan kepada terduga teroris. Setelah penyadapan dilakukan, dalam
waktu paling lama tiga hari baru lah penyidik wajib meminta penetapan kepada ketua pengadilan
negeri setempat. Izin penyadapan dari ketua pengadilan negeri kini dapat diberikan untuk jangka waktu
paling lama 1 tahun dan dapat diperpanjang satu kali untuk jangka waktu paling lama 1 tahun.
Pasal 33 dan 34: Perlindungan Pasal ini mengatur penyidik, penuntut umum, hakim, advokat, pelapor,
ahli, saksi, dan petugas pemasyarakatan beserta keluarganya dalam perkara terorisme wajib diberi
perlindungan oleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa, dan atau
hartanya.
Pasal 35A-B dan 36A-B: Hak Korban Empat tambahan pasal baru ini mengatur secara lebih
komprehensif hak korban terorisme.
Pasal 43-C: Pencegahan Pasal ini mengatur bahwa pemerintah wajib melakukan pencegahan tindak
pidana terorisme.
Pasal 43 E-H: BNPT Keempat pasal mengatur mengenai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT). Disebutkan bahwa BNPT berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Pasal 43 I: TNI Tambahan satu pasal ini mengatur tugas TNI dalam mengatasi aksi terorisme
merupakan bagian dari operasi militer selain perang.
Pasal 43J Pasal ini mengatur DPR untuk membentuk tim pengawas penanggulangan terorisme.
Ketentuan mengenai pembentukan tim pengawas ini diatur dengan Peraturan DPR