Anda di halaman 1dari 10

BAB 4.

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental
dengan rancangan two group pra-post test design (Nursalam, 2015).
Quasi experimental design sering digunakan di lapangan, dikarenakan
peneliti lapangan sulit untuk melakukan randomisasi (Notoatmodjo,
2012). Pretest dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen, selanjutnya diberikan intervensi terapi pijat refleksi kaki
pada kelompok eksperimen dan tidak diberikan intervensi terapi pijat
refleksi kaki pada kelompok kontrol. Posttest dilakukan pada kedua
kelompok ketika intervensi selesai dilakukan. Estimasi waktu pada setiap
pertemuan untuk memberikan intervensi terapi pijat refleksi kaki 30
menit.

Pretest Perlakukan Posttest


Eksperimen P1 P2
Kontrol P3 P4

Gambar 4.1 pola rancangan penelitian (Setiadi, 2007)

Keterangan:
X : perlakuan terapi pijat refleksi kaki pada responden
P1 : pretest kelompok eksperimen
P2 : posttest kelompok eksperimen
P3 : pretest kelompok kontrol
P4 : posttest kelompok kontrol
4.2 Populasi Dan Sampel
4.2.1 populasi penelitian
Populasi penelitian merupakan jumlah seluruh objek yang akan
diteliti (Notoadmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien
gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa di Ruang No 28 IRNA 1
RSUD dr. Saiful Anwar Malang yang berjumlah 12 responden.

4.2.2 Sampel Penelitian


Sampel penelitian merupakan sebagian dari seluruh populasi
(Sugiyono, 2016). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan ancidental sampling yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, artinya bisa siapa saja yang kebetulan bertemu
dengan peneliti dan dianggap cocok menjadi sumber data akan menjadi
sampel dalam penelitian ini (Sugiyono, 2016). Responden dengan kriteria
inklusi dan eksklusi akan dilakukan penelitian.

4.2.3 Kriteria Subjek Penelitian


Kriteria dari subjek penelitian terdiri dari kriteria inklusi dan eksklusi
a) Kriteria inklusi antara lain:
1) Bersedia menjadi responden
2) Pasien yang menderita hipertensi primer,
3) Berusia 30-65 tahun
4) Mempunyai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
5) Mengonsumsi obat hipertensi

b) Kriteria eksklusi antara lain:


1) Pasien yang mengalami memiliki luka pada telapak kaki
(misalnya luka bakar, luka gangren, dan tumor, patah tulang
terbuka, peradangan akut , dan infeksi dan emboli)
2) Pasien dengan telapak kaki mengalami peradangan akut yang
ditandai dengan kalor (rasa panas),tumor (adanya benjolan),
dolor (nyeri hebat), rubor (kulit kemerahan).
3) Pasien mengalami stroke
4) Mengundurkan diri sebagai responden

4.3 Lokasi Penelitan


Penelitian ini dilakukan di Ruang No. 28 IRNA 1 RSUD dr.
Saiful Anwar Malang.

4.4 Waktu Penelitian


Penyusunan EBN (Evidence Based Nursing) dimulai bulan
Desember 2019. Pengambilan data dan penelitian dilakukan pada bulan
Januari 2020 penyusunan laporan dan hasil penelitian dilakukan pada
bulan Februari 2020.

4.5 Definisi Operasional


Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang
menjelaskan semua variabel yang ada dalam penelitian untuk
memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian (Setiadi, 2007).
Definisi operasional dijelaskan secara rinci pada table 4.1.
Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Indikator Skala ukur Alat ukur Hasil ukur
Variabel Terapi pijat refleksi kaki Fase orientasi: - SOP Foot Reflexion --
independen: terapi merupakan manipulasi pada 1 Persiapan pasien
pijat refleksi kakijaringan tubuh bagian kaki 2 Persiapan alat
(Foot reflexion) dengan mengkombinasikan
lima teknik khusus Fase kerja:
(effleurage, petrissage, 1. Melakukan
percussion, friction dan refleksi pijat kaki
stretching) untuk
mempersingkat waktu Fase terminasi:
pemulihan dari kelelahan, 1 Evaluasi respon
dan meningkatkan sirkulasi 2. Reinforcement
darah tanpa meningkatkan positif
beban jantung. Diberikan 3. Akhiri pertemuan
selama 30 menit dalam 3
hari berturut turut
Variabel dependen: Tekanan darah pada pasien Tekanan darah sistol Rasio Sphygmomanometer Tekanan darah
Tekanan darah gagal ginjal kronis yang dan diastol (sistol (GEA Medical) dan dalam satuan
pada pasien gagal menjalani hemodialisa di 140- stetoskop, mmHg dan nadi
ginjal kronis yang Ruang No. 28 IRNA 1 RSUD 159 mmHg dan per menit
menjalani dr. Saiful Anwar Malang Diastol (90-99
hemodialisa yang diukur lima menit mmHg).
sebelum diberikan intervensi
dan lima menit sesudah
diberikan intervensi
34

4.6 Pengumpulan Data

4.6.1 Sumber Data


a) Data primer
Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung dari
sumber data (Setiadi, 2007). Hasil pengukuran dari tekanan darah
dan nadi pada pasien sebelum dan sesudah diberikan intervensi
terapi pijat refleksi kaki akan digunakan peneliti sebagai data
primer.
b) Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diproleh secara tidak
langsung atau dari pihak lain (Setiadi, 2007). Data sekunder
dalam penelitian ini didapatkan dari RSUD dr. Saiful Anwar
Malang.

4.6.2 Teknik Pengumpulan Data


Proses pengambilan data dilakukan pada saat sebelum dan
sesudah memberikan intervensi terapi pijat refleksi kaki pada pasien
gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa di Ruang No. 28
IRNA 1 RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Teknik pengambilan data
dilakukan dengan mengukur tekanan darah sistol dan diastol
menggunakan sphygmomanometer pada lima menit sebelum
diberikan intervensi dan lima menit setelah diberikan intervensi.
Setiap responden akan diberikan intervensi dengan durasi 30 menit
per hari selama 3 hari (Marisna, 2017). Langkah-langkah
pengambilan data penelitian adalah sebagai berikut:
a) Peneliti meminta kesediaan subjek untuk menjadi responden
dengan menandatangani lembar persetujuan (informed consent)
b) Peneliti melakukan kontrak waktu dan tempat untuk
melakukan intervensi terapi pijat refleksi kaki
c) Peneliti melakukan pretest kepada responden kelompok perlakuan
dan kontrol dengan mengukur tekanan darah
35

d) Intervensi terapi pijat refleksi kaki dilakukan sesuai SOP


(Standart Operastional Procedure) selama 30 menit pada
kelompok perlakuan
e) Peneliti melakukan posttest kepada responden kelompok perlakuan
dan kontrol dengan mengukur tekanan darah

4.1.1 Alat Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan sphygmomanometer, stetoskop, dan
lembar observasi tekanan darah responden.

4.7 Pengolahan Data


4.7.1 Editing
Editing merupakan proses pemeriksaan kelengkapan data yang ingin
diukur dan didapatkan dari responden. Pengambilan data ulang dapat
dilakukan jika ada data atau jawaban yang belum lengkap (Notoatmodjo,
2012). Pemeriksaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
memeriksa kelengkapan karakteristik responden dan kelengkapan data
dokumentasi hasil pengukuran tekanan darah dan lembar observasi.
4.7.2 Coding
Coding merupakan proses pemberian kode dari bentuk kalimat ke
dalam bentuk angka. Coding akan berguna dalam analisis data, terutama
dalam proses memasukkan data (Notoatmodjo, 2012). Coding yang
digunakan pada jenis perlakuan (1: kelompok kontrol, 2: kelompok
intervensi).
4.7.3 Entry Data
Entry data merupakan proses input data yang didapatkan dari jawaban
responden dalam bentuk kode yang sudah dibuat sebelumnya untuk
dimasukkan ke dalam softwarecomputer (Notoatmodjo, 2012). Peneliti
memasukkan data hasil dari penelitian berupa karakteristik responden dan
data hasil pengukuran tekanan darah kedalam softwarecomputer statistic.
36

4.7.4 Cleaning
Cleaning merupakan proses peninjauan kembali hasil input data pada
software untuk mengetahui kemungkinan salah kode, salah input, data
kurang lengkap dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Peneliti
melakukan cleaning untuk pengecekan kembali hasil input data karakteristik
responden, dan data hasil tekanan darah reponden untuk mencegah adanya
kesalahan yang mungkin terjadi.

4.8 Analisa Data


4.8.1 Analisa univariat
Analisa univariat atau analisa deskriptif merupakan analisa yang
digunakan untuk menjelaskan karakteristik dari responden (Notoatmodjo,
2012). Penyajian data dari analisis deskriptif bergantung pada jenis data.
Jenis data numerik maka sajian data analisa berupa mean, median, standar
deviasi. Jenis data kategorik maka sajian data analisa berupa presentase atau
proporsi (Notoatmodjo, 2012). Analisis deskriptif digunakan untuk
menggambarkan karakteristik dari responden yang meliputi data responden
yang meliputi data usia dan tekanan darah responden disajikan dalam bentuk
sentral.
4.8.2 Analisa Bivariat
Sebelum dilakukan uji analisa bivariat, peneliti melakukan uji
normalitas dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk karena jumlah sampel
kurang dari 50 responden. Uji normalitas data dengan nilai p>0,05 berarti
data berdistribusi normal maka menggunakan uji statistik t-test berpasangan.
Jika nilai p< 0,05 berarti data berdistribusi tidak normal maka menggunakan
uji statistik Wilcoxon. Pada uji tidak berpasangan peneliti menggunakan uji
statistic untuk menguji beda antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi.
37

4.9 Etika Penelitian


Masalah etik penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek
menjadi isu serius saat ini. Pada penelitian ilmu keperawatan subjek yang
digunakan adalah manusia, sehingga penting bagi peneliti untuk memahami
prinsip-prinsip etika dalam penelitian (Nursalam, 2015).

4.9.1 Kebebasan (otonomi)


Peneliti harus memberi kebebasan kepada subjek untuk memutuskan
berpartisipasi dalam penelitian atau tidak. Informed consent merupakan
surat yang berisi informasi lengkap tentang tujuan penelitian, pengumpulan
data, dan potensi bahaya serta manfaat dari intervensi yang diberikan (Potter
& Perry, 2005).
Peneliti memberikan informasi kepada subjek yang berkaitan dengan
manfaat, dampak dan prosedur dalam penelitian. Peneliti juga menjelaskan
bahwa subjek berhak untuk memutuskan ikut berpartisipasi dalam penelitian
atau tidak. Peneliti juga menjelaskan kerahasiaan data yang diperoleh akan
dijaga apabila subjek memutuskan untuk ikut berpartisi dalam penelitian,
maka subjek diminta untuk menandatangani informed consent.

4.9.2 Kerahasiaan (confidentiality)


Semua orang termasuk subjek penelitian atau responden memiliki hak
privasi. Oleh sebab itu, peneliti hanya diperbolehkan menampilkan data
berupa coding atau inisial (Notoatmodjo, 2012).
Peneliti wajib menjaga kerahasiaan identitas dan informasi dari
responden. Peneliti harus menjamin tidak menyebarluaskan data informasi
kepada orang lain dan tidak menggunakan data informasi untuk hal-hal yang
dapat merugikan responden. Peneliti merahasiakan identitas responden
dengan menggunakan coding baik pada lembar observasi maupun pada
dokumentasi penelitian.
38

4.9.3 Keadalian (justice)


Subjek penelitian memiliki hak untuk diperlakukan adil baik sebelum,
selama dan sesudah penelitian. Peneliti harus menjamin bahwa semua
responden memperoleh perlakuan yang sama tanpa membedakan jenis
kelamin, etnis, agama, usia, golongan dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).
Pada penelitian ini, semua responden mendapatkan intervensi dengan terapi
pijat refleksi kaki durasi yang sama, memberi perlakuan yang sama dengan
melakukan pengukuran tekanan darah dengan posisi yang sama.

4.9.4 Kemanfaatan (beneficiency)


Penelitian sebisa mungkin mendapatkan manfaat sebanyak-banyaknya
dan memberikan dampak yang seringan-ringannya (Notoatmodjo, 2012).
Sebelum melakukan penelitian. Peneliti melakukan terapi pijat refleksi kaki
sesuai dengan prosedur agar mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin
35

Daftar Pustaka

Marisna, D. 2017. Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Perubahan


Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Wilayah Kerja Puskesmas
Kampung Dalam. Skripsi. Pontianak: Program Studi Pendidikan Ners
Universitas Tanjungpura
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam, 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Edisi 4. Ahli Bahasa: Renata. Komalasari, dkk.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Edisi. Yogyakarka:
Graha Ilmu.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai