Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

ANALISIS JURNAL

Efeftivitas Terapi Mendongeng Terhadap Kecemasan Anak Usia Toddler dan Prasekolah Saat
Tindakan Keperawatan

Oleh : Nidaa’ A’diilah1,Irman Somantri2

No Komponen Yang dikritisi Hasil Penelitian

1 Judul Efeftivitas Terapi Mendongeng Terhadap Kecemasan Anak Usia

Toddler dan Prasekolah Saat Tindakan Keperawatan

Kekurangan : belum dicantumkan waktu penelitian pada judul jurnal


ini

Saran : dari kami perlu dicantumkan tahun kapan penelitian

berlangsung

2 Abstrak Latar Belakang :

Hospitalisasi menjadi saat yang memberikan perasaan tidak nyaman


bagi anak yang dapat mengakibatkan kecemasan. Hasil studi

pendahuluan pada Ruang Anak RS X ditemukan 6 pasien kategori


toddler-prasekolah menunjukkan reaksi cemas ketika akan

dilakukan tindakan keperawatan, sedangkan 4 pasien sebaliknya.

Peran perawat dalam hal ini adalah mendukung perilaku koping

anak, menstimulasi perkembangannya, dan mengurangi

ketidaknyamanan, salah satu caranya dengan terapi mendongeng.


Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi mendongeng

terhadap tingkat kecemasan anak usia toddler dan prasekolah

selama tindakan keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian


kuantitatif dengan desain eksperimen semu ini menggunakan
pendekatan posttest design with a comparison group. Variabel yang

digunakan adalah terapi mendongeng dan tingkat kecemasan.


Sampel penelitian menggunakan teknik quota purposive
sampling, yaitu 15 sampel untuk tiap kelompok. Hasil penelitian

25
menunjukkan mean skor kecemasan toddler
4.40, sedangkan prasekolah 1.80, artinya skor kecemasan prasekolah
lebih rendah dibandingkan toddler setelah

terapi mendongeng. Simpulan penelitian menunjukkan terdapat

perbedaan skor kecemasan pada usia toddler


dan prasekolah setelah pemberian terapi mendongeng. Namun,
terapi lebih efektif diberikan kepada prasekolah.

3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efektifitas terapi mendongeng terhadap tingkat

kecemasan antara anak usia toddler dan prasekolah saat tindakan


keperawatan.

4 Metode Penelitian Penelitian kuantitatif ini menggunakan rancangan penelitian


eksperimen semu dengan menggunakan pendekatan posttest

design with a comparison group (Burns & Grove, 2007). Variabel

penelitian yang digunakan adalah terapi mendongeng dan tingkat

kecemasan. Populasi penelitian adalah seluruh anak yang dirawat di


Ruang Anak RS X. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive

sampling (Notoatmodjo, 2010) didapatkan 15 responden untuk tiap

kategori dengan kriteria inklusi: anak dirawat pada hari ke 1–3 di

rumah sakit, tidak mengalami gangguan mental, berada pada

rentang skor kecemasan 7–9, dan belum pernah mempunyai


pengalaman dirawat di rumah sakit (baru pertama kali dirawat di

rumah sakit). Instrumen yang digunakan di buat berdasarkan ciri-ciri


kecemasan berdasarkanteori kecemasan hospitalisasi pada anak
dari

Wong (2008) dan The Assesment of Anxiety States by Rating dari

Hamilton (de Vries, 2008).

5 Hasil Penelitian Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin
dan hari dirawat. Berdasarkan Tabel 1, karakteristik responden

toddler dan prasekolah di Ruang Anak RS X memiliki frekuensi jenis


kelamin yang sama, terdiri dari laki-laki sebanyak 46,7% dan
perempuan 53,3%. Hal ini menyatakan bahwa jenis kelamin tidak

26
berpengaruh besar dalam hasil penelitian ini. Pada karakteristik hari
dirawat, kelompok toddler lebih banyak dilakukan pengambilan
data pada hari ke-2 yaitu sebesar 53,3%, sedangkan pada kelompok

prasekolah adalah anak yang dirawat pada hari ke-3 sebesar 66,7%.

Hari ke- dirawat berpengaruh pada skor kecemasan anak. Semakin


lama dia dirawat, maka skor kecemasan akan semakin rendah.

6 Manfaat penelitian 1. Memberikan sumber refernsi bagi para peneliti berikutnya

dalam melakukan penelitian dalam hal yang sama

2. Dapat memberikan pengetahuan mendalam terhadap


orang tua agar dapat mengajarkan mendoingen untuk

melatih verbal dan motoric kasar dan rasa cemas yang

berlebih mengimajinasikan pola pikir anak

3. Penelitian ini dapat menjadikan landasaran teori rumah

sakit dalam pemberian dukungan perkembangan anak pada

psaien dengan kondisi kecemasan pada anak

7 Kesimpulan Terapi mendongeng efektif terhadap penurunan skor kecemasan

baik pada anak usia toddler maupun anak usia pra-sekolah, namun

berdasar analisis uji beda didapatkan perbedaan skor kecemasan

pda anak usia

toddler dan prasekolah setelah pemberian terapi mendongeng


selama tindakan keperawatan di RS X. Jadi meskipun terapi ini

dapat memberikan efek menurunkan


kecemasan, tetapi terapi mendongeng akan lebih efektif diberikan
kepada kelompok usia praskolah dibandingkan dengan usia toddler,

hal ini berhubungan dengan proses tumbuh kembang pada anak

usia prasekolah yang sudah mampu melakukan reframing pesan-


pesan lebih baik dibandingkan dengan usia toddler. Anak pada usia

prasekolah akan lebih cepat untuk memberikan makna bagi dongen

yang diberikan oleh perawat.

27
Catatan Perkembangan Anak P

Catatan perkembangan hari pertama tanggal 4 februari 2020


Waktu PRE POST
Dinas pagi : Selasa 4 Pukul 10.30 Pukul 11.00
Februari 2020 DS : DS :
 Keluarga pasien mengatakan bayi P  Ibu pasien mengatakan bahwa
masih merasa takut dan cemas ketika anaknya sangat senang dan jauh lebih
ada petugas yang datang untuk baik daripada sebelum diberikan
tindakan terapi mendongeng
memeriksanya
DO:
DO :
 Bayi P tampak tidur dalam waktu
 Ketika diajak berkomunikasi bayi P sebentar setelah selesai diberikan
hanya tersenyum intervensi
 Tangan bayi p terpasang templon  Ibu bayi P mengatakan anaknya
dibagian tangan kanan tanpa terpasang sekarang lebih sering tersenyum
infus dengan orang lain daripada
 T: 36.8℃. sebelumnya
 T : 36,7 ℃,
 RR: 20 x/menit
 RR : 24 x/menit
 BB: 8,6 kg  BB: 8,6 kg
 TB: 83 cm  TB: 83 cm
 LK: 18 cm  LK: 18 cm
 LLA: 12 cm  LLA: 12 cm
 Kesadaran: Compos Mentis  Kesadaran: Compos Mentis
Dinas siang : Selasa Pukul : 17.00 Pukul : 17.20
4 Februari 2020 DS : DS:
 Bayi p terlihat ketakutan dan  Ibu bayi p mengatakan perasaan
menangis saat melihat perawat bayinya jauh lebih nyaman dan
dengan berbaju biru biru datang tersenyum ketika setelah diberikan
kepadanya terapi dongeng dengan gerakan
DO:
DO :  Bayi p terlihat tersenyum setelah
 Bayi p terlihat menangis saat kami dibacakan cerita dongeng dengan
datang melihat keadaan gerakan
 T:37,4  RR : 20 x/menit
 RR : 24  T : 36,5 ℃

Catatan perkembangan hari ke-2 tanggal 5 Februari 2020


Dinas pagi : Rabu , 5 Februari 2020 Pukul : 11.00 Pukul : 11.30
DS : DS :
 Bayi P terbangun  Bayi P masih tetap menangis
dari tidur dan setelah diberikan cerita dongeng
menangis karena
bayi P merasa DO :

28
kesakitan saat  Bayi P menangis saat dibacakan
diberikan injeksi cerita dongeng
obat  T : 37 ℃,
DO :  RR : 24 x/m
 Pasien menangis
setelah diberikan
injeksi
 RR : 23 x/m
 S : 36,2 ℃
Pukul : 16.00 Pukul : 16.25
DS : DS :
 Bayi P merasa tenang dan o Hasil yang didapatkan adalah
sedikit tersenyum oleh anaknya senang, bayi P kurang
karena bayi P saat itu fokus dan harus dipancing pakai
sedang berada bersama gerakan tangan seperti buaya
ibunya hap hap sambil memegang buku
setelah di akhir cerita di buku
DO : dia fokus karena sambil
 Bayi P tidak menangis menggunakan gerakan tangan
dan tenang DO :
 Bayi P masih terpasang  Posisi bayi P keadaan supinasi
tampasang tamplon  Bayi P masih terpasang tamplon
 RR : 23 x/m  RR : 24 x/m
 S : 36,2 ℃  S : 36,5 ℃,

29

Anda mungkin juga menyukai