Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Pembelajaran Aktif Tipe The Power of Two

terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas XI SMA


Negeri 2 Sigi
Siti Madina, Marungkil Pasaribu dan Sahrul Saehana
e-mail: madina.siti2428@gmail.com
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu – Sulawesi Tengah

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe the power
of two terhadap pemahaman konsep fisika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sigi. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen kuasi menggunakan desain The ekuivalen Prestest-postest design. Sampel dipilih dengan
menggunakan teknik purposive sampling dan menghasilkan kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI
IPA 2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan berupa tes pemahaman konsep fisika dalam bentuk tes
esai berjumlah 10 soal yang telah divalidasi melalui validitas ahli. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh
rerata skor pretest pemahaman konsep fisika siswa kelas eksperimen adalah 19.25 dengan standar deviasi 2.92,
untuk rerata skor posttest adalah 31.33 dengan standar deviasi 3.76. Untuk kelas kontrol diperoleh rerata skor
pretest 18.95 dengan standar deviasi 2.32, sedangkan untuk rerata skor posttest adalah 25.14 dengan standar
deviasi 3,58 Analisis data tes dilakukan dengan teknik statistik uji-t dua pihak untuk menguji perbedaan rerata
skor pemahaman konsep fisika siswa dengan taraf signifikan α=0,05. Diperoleh nilai hasil t hitung = 5.83 dan ttabel =
2.02. Ini berarti bahwa nilai thitung berada diluar daerah penerimaan Ho. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, ada
pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe the power of two terhadap pemahaman konsep fisika siswa kelas XI SMA
Negeri 2 Sigi.

Kata Kunci: Pembelajaran Aktif, The Power of Two, Pemahaman konsep fisika

I. PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan masih kurang terhadap materi pelajaran yang
teknologi menuntut dunia pendidikan khususnya diberikan guru.
sekolah harus mampu menghasilkan sumber Permasalahan bagi seorang guru adalah
daya manusia yang mampu menghadapi bagaimana menguasai proses pembelajaran agar
tantangan dan kebutuhan zaman. Kemampuan dapat memberikan pengalaman yang bermakna
untuk terampil menggunakan lingkungan apakah bagi siswa, lingkungan yang harus dirancang
itu berupa alat atau alam untuk memperoleh sedemikian rupa sehingga siswa diberi
sejumlah fakta dalam menyusun konsep atau kesempatan untuk berlatih memecahkan
membuktikan kebenaran suatu teori dan hukum masalah. Pembelajaran fisika sebaiknya
termasuk konsep yang diajarkan di sekolah. menghadirkan permasalahan-permasalahan yang
Salah satu mata pelajaran yang menuntut hal berkaitan dengan konsep-konsep fisika dan
tersebut adalah fisika. Pada umumnya fisika mengarahkan siswa pada pemecahan
dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit permasalahan-permasalahan tersebut sehingga
karena fisika selalu dihadapkan pada pembelajaran fisika akan lebih menarik bagi
permasalahan yang berupa konsep [1]. siswa.
Siswa hanya menunggu dan mendengar Untuk mengatasi masalah tersebut
pelajaran yang diberikan oleh guru tanpa dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang
memberikan komentar. Hal ini terjadi karena menarik serta dapat membuka peluang interaksi
metode pembelajaran yang digunakan dari berbagai pihak. Salah satu strategi yang
cenderung satu arah dan berpusat pada guru. dapat mengaktifkan siswa dan memberi peluang
Ketika guru memberikan latihan tidak beberapa kepada siswa untuk berinteraksi agar
siswa yang dapat menjawab. Hal itu terjadi mempunyai keberanian untuk bertanya tentang
karena mereka tidak paham dengan konsep materi yang belum dipahaminya sehingga
materi yang diajarkan oleh guru. Cara belajar mereka menjadi paham dengan konsep materi
siswa masih bersifat individu yaitu siswa tidak yang dipelajari adalah strategi pembelajaran
mau belajar dengan teman yang belum aktif tipe the power of two. Strategi
mengerti karena tidak terbiasa berbagi pembelajaran the power of two ini termaksud
pengetahuan dengan teman. Hal ini yang dalam pembelajaran aktif dimana siswa belajar
mengakibatkan pemahaman konsep siswa dalam kelompok kecil yang beranggotakan dua
orang. Kegiatan pembelajaran ini digunakan
untuk memperkuat arti penting serta sinergi dua Tabel 1 Desain penelitian The Ekuivalen Pretest-Postest
Design
orang dengan prinsip bahwa berpikir berdua
Kelompok Tes awal Penelitian Tes akhir
lebih baik dari pada sendiri [2].
Hubungan antara pembelajaran aktif tipe Eksperimen O1 X O1
the power of two dengan pembelajaran fisika
adalah dimana pada pembelajaran tipe ini siswa Kontrol O1 - O1
diharuskan aktif dalam pembelajaran yang
dimana siswa saling berpasangan. Dalam proses Keterangan:
pembelajaran upaya yang harus dilakukan untuk X : Strategi pembelajaran the power of two
mengaktifkan seluruh siswa yaitu dengan 𝑂 : pretes dan postes
memberikan kesempatan pada siswa untuk
saling berinteraksi satu sama lain. Dalam Populasi yang digunakan pada penelitian
interaksi ini, siswa membentuk kelompok untuk ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA yang terdiri
bekerja, belajar dan saling bertukar pikiran yang dari 4 kelas dengan jumlah siswa 92 orang pada
memungkinkan mereka menyukai proses semester genap tahun ajaran 2016/2017. Dari
pembelajaran serta mata pelajaran fisika. populasi tersebut diambil dua kelas yang
Berdasarkan latar belakanag di atas dijadikan sebagai sampel penelitian. Satu kelas
peneliti tertarik melakukan suatu penelitian sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas yang
yaitu, pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe lainnya sebagai kelas kontrol.
the power of two terhadap pemahaman konsep Instrumen yang digunakan untuk melihat
fisika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sigi yang kemampuan berpikir kritis siswa. Tes yang
bertujuan untuk menyelidiki pengaruh strategi digunakan berupa tes essay sebanyak 10 nomor
pembelajaran aktif tipe the power of two soal yang dilakukan sebanyak dua kali pengujian,
terhadap pemahaman konsep fisika siswa. yaitu pada tahap awal sebelum perlakuan (pre-
test) dan tahap akhir setelah perlakuan (post-
II. METODE PENELITIAN test). Tes ini sebelumnya divalidasi oleh validator
ahli
Jenis penelitian yang digunakan adalah Data yang diperoleh dari penelitian ini
jenis penelitian eksperimen kuasi. Metode selanjutnya diolah dengan menggunakan uji
eksperimen kuasi (quasi experimental) pada statistik berupa uji normalitas (Chi kuadrat), uji
dasarnya sama dengan eksperimen murni, homogenitas (Fisher), dan uji hipotesis (uji-t dua
bedanya adalah pada pengontrolan variabel. pihak).
Dalam desain ini kontrol atau pengendalian
variabel tidak bisa dilakukan secara ketat, atau III. HASIL DAN PEMBAHASAN
secara penuh. Pengontrolannya hanya dilakukan
pada satu variabel saja, yaitu variabel yang  Hasil Penelitian
paling dominan, yaitu strategi pembelajaran the
power of two. Hasil pengolahan data pre-test dan post-
Penelitian ini menggunakan metode test untuk masing-masing kelas yaitu kelas
eksperimen kuasi, dengan desain penelitian “the eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh nilai
ekuivalen, pretest-posttest desingn” yaitu maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dan
penelitian yang dilaksanakan pada dua kelas standar deviasi. Seperti pada Tabel 2 berikut.
yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas Table 2 Deskripsi Skor Tes Pemahaman konsep siswa
kontrol, yang mana kedua kelas ini diperkirakan Siswa Untuk Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
keadaan/kondisinya berdasarkan hasil tes awal Pre-test Post-test
yang diberikan pada kedua kelas yang dapat Uraian
dilihat pada Lampiran 12 dan 13. Kemudian Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
dilaksanakan pembelajaran dengan
Sampel
menggunakan strategi pembelajaran the power 24 22 24 22
(n)
of two pada kelas eksperimen dan pada kelas Skori
kontrol diberikan model pembelajaran maksimu 24 21 37 32
konvensional. Setelah pembelajaran selesai, m
Skor
dilakukan post-tes untuk mengidentifikasi minimum
12 12 26 18
pemahaman konsep fisika pada kedua kelas Skor rata-
19,25 18,95 31,33 25,14
(kelas eksperimen dan kelas kontrol) [3]. rata
Adapun desain penelitiannya disajikan seperti Standar
2,92 2,32 3,76 3,58
deviasi
pada Tabel 1.
Uji normalitas data digunakan untuk
mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Data yang akan diuji
normalitas adalah data hasil Pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian
normalitas data preetest pada penelitian Berdasarkan hasil postest yang diberikan
menggunakan uji Chi-kuadrat dengan kriteria pada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka
penerimaan χ2hitung < χ2tabel, taraf signifikan α = diperoleh hasil untuk kelas eksperimen nilai
0,05, dan derajat kebebasan dk = k – 3 hasil minimum 26 dan nilai maksimum 37. Nilai rata-
pengujian normalitas tes awal antara kelas rata pada kelas eksperimen sebesar 31,33. Pada
eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat kelas kontrol diperoleh nilai minimum 18 dan
pada Tabel 3. nilai maksimum 32. Untuk nilai rata-rata pada
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Tes Awal Kelas Eksperimen kelas kontrol 25,14. Adapun data tersebut
dan Kelas Kontrol
disajikan pada Tabel 6 berikut ini.
Tes Awal
Tabel 6. Skor tes akhir pemahaman konsep siswa
Uraian Keterangan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Eksperimen (Xc) (Xb)
Kontrol
Skor minimum
Sampel 18 26
24 22
Skor maksimum
χ2hitung 32 37
0,64 4,81
Jumlah siswa
χ2tabel 22 24
5,99
Skor rata – rata
Keterangan 25,14 31,33
Normal
Standar deviasi
Dari tabel terlihat bahwa nilai χ2hitung kelas 3,58 3,76
eksperimen maupun kelas kontrol lebih kecil Setelah terpenuhinya uji normalitas dan
daripada nilai χ2(1 – α) (k – 3). Artinya, hasil ini homogenitas, maka dilakukan uji-t dua pihak. Uji t
menunjukan bahwa data tes awal kelas
eksperimen maupun kelas kontrol terdistribusi
tersebut diperoleh berdasarkan data tes akhir. Hasil
normal. dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Uji Hipotesis postest
Pengujian data homogenitas ini
ttabel
menggunakan uji-F dengan kriteria jika Fhitung < No Kelas thitung (𝛼 = Keputusan
Ftabel maka data homogen. Hasil uji homogenitas
X
0,05)
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat 31,33
1 Eksperimen
dilihat pada Tabel 4. H1
5,83 2,02
Tabel 4 Hasil Uji Homogenitas Tes Awal 25,14 diterima
2 Kontrol
Uraian
Tes awal Keterangan
Berdasarkan Tabel 7 thitung > ttabel atau
Fhitung
1,58 5,38 > 2,02. Hal ini berarti, nilai thitung berada
Homogen diluar daerah penerimaan H0. Dengan demikian
Ftabel
2,03
H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran
Berdasarkan kriteria, dimana Fhitung < Ftabel aktif tipe the power of two terhadap pemahaman
maka data tersebut bersifat homogenitas. konsep fisika siswa.
Berdasarkan Tabel 4 dimana nilai Fhitung < Ftabel.
Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut  Pembahasan
memiliki varians yang sama (homogen). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Setelah terpenuhinya uji normalitas dan apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran
homogenitas, maka dilakukan uji-t dua pihak. Uji aktif tipe the power of two terhadap pemahaman
t tersebut diperoleh berdasarkan data tes awal. konsep fisika siswa. Pada awal penelitian kedua
Tabel 5 Uji beda rata-rata (dua pihak) tes awal kelas kelas terlebih dahulu diberikan pretest, tes awal
eksperimen dan kelas kontrol
(pretest) digunakan untuk mengetahui
Nilai
rata-
pengetahuan awal siswa sebelum diberi
No Kelas rata t hitung t table Keputusan perlakuan. Sedangkan tes akhir (posttest)
diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir
X
Kelas
siswa di kedua kelas dan sebagai data analisis
1 19,25 penelitian, yang selanjutnya digunakan sebagai
Eksperimen H0
0,39 2,02
Kelas diterima pembanding untuk melihat apakah terdapat
2 18,25
Kontrol perbedaan pemahaman konsep antara kedua
Berdasarkan data Tabel 5 diketahui thitung kelas tersebut pada materi kalor.
< ttabel atau 0,39 < 2,02. Hal tersebut berarti, Berdasarkan hasil pengolahan data yang
nilai thitung berada pada daerah penerimaan H0. telah dilakukan, diketahui bahwa kemampuan
Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak, dan awal siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat dari pemberian tes awal (pretest) pada kelas
pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe the eksperimen (XI IPA 3) dengan skor rata-rata
power of two terhadap pemahaman konsep fisika sebesar 19.25 sedangkan skor rata-rata pada
siswa. kelas kontrol (XI IPA 2) adalah 18.95. Untuk
pemberian tes akhir (posttest) pencapaian skor memiliki kemampuan berbeda-beda. Dimana
rata-rata pada kelas eksperimen (XI IPA 3) peneliti memasangkan tiap kelompok
sebesar 31.33 sedangkan pada kelas kontrol (XI berdasarkan kemampuan berbeda-beda, siswa
IPA 2) sebesar 25.14. Dari hasil penelitian ini yang memiliki kemampuan tinggi dipasangkan
dapat dilihat bahwa skor rata-rata kelas dengan siswa yang tingkat kemampuannya
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. rendah, sedangkan yang memiliki tingkat
Kemudian berdasarkan uji normalitas posttest, kemampuan sedang dipasangkan pula dengan
bahwa data yang diperoleh terdistribusi normal yang memiliki tingkat kemampuan sedang.
dan mempunyai varians yang homogen. Sebelum membagi kelompok peneliti sudah
Berdasarkan hasil penelitian tersebut bertanya kepada guru mata pelajaran fisika
dapat diketahui bahwa dengan memberikan siswa mana saja yang memiliki tingkat
perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setelah
dan kelas kontrol, akan memperoleh kemampuan pembagian kelompok siswa yang telah
pemahaman konsep yang berbeda. Pada kelas dipasangkan duduk bersama-sama untuk
eksperimen diberi perlakuan dengan melakukan diskusi.
pembelajaran aktif tipe the power of two Fase keempat yaitu meminta pasangan
sedangkan pada kelas kontol yang menggunakan berbagi jawaban. Pada fase ini peneliti meminta
model konvensional. Perlakuan dengan strategi kepada masing-masing pasangan untuk berbagi
pembelajaran aktif tipe the power of two yang jawaban tentang meteri pengertian kalor dan
diberikan pada satu kelas saja yaitu kelas perubahan wujud benda yang ada pada LDS
eksperimen, dimana siswa melakukan diskusi masing-masing, dimana pasangan berbagi
kelompok (berpasangan). Sedangkan kelas jawaban dengan jawaban yang telah dibuat oleh
kontol menggunakan model pembelajaran pasangannya. Dalam hal ini pasangan kelompok
konvensinal. mendiskusikan jawaban tentang materi
Pemahaman konsep siswa pada kelas pengertian kalor dan perubahan wujud benda
eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. yang tepat dan benar untuk dijadikan jawaban
Sebelum kelas eksperimen diberi perlakuan para akhir meraka.
siswa memberikan jawaban yang salah dan Fase kelima yaitu meminta pasangan
tanpa alasan yang ilmiah. Setelah diberi untuk menyusun jawaban. Pada fase ini peneliti
perlakuan, sebagian besar siswa mampu meminta pada setiap pasangan untuk menyusun
menjawab soal dengan tepat dan dengan alasan jawaban akhir tentang materi pengertian kalor
yang ilmiah. Sedangkan pada kelas kontrol, tidak dan perubahan wujud benda yang telah mereka
banyak siswa yang dapat menjawab soal dengan sepakati dalam diskusi kelompok. Dimana
tepat. jawaban ini adalah jawaban yang telah mereka
Fase pertama yaitu memberikan sepakati saat berdiskusi dalam hal ini jawaban
pertanyaan kepada siswa. Dalam hal ini peneliti akhir yang telah disusun adalah hasil diskusi
membagikan LDS kepada masing-masing siswa, pasangan (2 siswa) yang telah menyepakati
dalam fase ini siswa diberikan pertanyaan yang jawaban pengertian kalor dan perubahan wujud
membutuhkan pemikiran meraka masing- benda yang ada pada LDS.
masing. Pertanyaan menyangkut soal Fase keenam yaitu meminta pasangan
pemahaman konsep fisika dalam hal ini materi membandingkan jawaban. Pada fase ini peneliti
pembelajaran adalah pengertian kalor dan meminta setiap pasangan untuk
perubahan wujud benda. Pertanyaan yang membandingakan jawaban dengan jawaban
diajukan adalah “ketika anda menunangkan air pasangan lain. Dalam fase ini peneliti menunjuk
hangat ke dalam gelas untuk membuat susu, 2 pasangan untuk membandingkan jawaban
anda memegang gelas tersebut, apa yang anda mereka dipapan tulis, masing-masing pasangan
rasakan pada tanganmu” memaparkan jawaban tentang materi pengertian
Fase kedua yaitu menjawab pertanyaan. kalor dan perubahan wujud benda yang telah
Dimana peneliti meminta siswa untuk menjawab meraka jawab bersama. Dimana dalam hal ini
petanyaan yang ada pada LDS terkait materi masing- masing pasangan memiliki jawaban
pengertian kalor dan perubahan wujud benda, yang berbeda-beda tentang pengertian kalor dan
dalam hal ini peneliti memberikan siswa waktu perubahan wujud benda.
untuk menjawab pertanyaan. Pada fase ini Fase ketujuh yaitu membuat rangkuman.
masing-masing siswa menjawab pertanyaan Pada fase ini peneliti meminta siswa untuk
tentang pengertian kalor dan perubahan wujud mebuat rangkuman tentang materi pengertian
benda yang ada pada LDS, siswa menjawab soal kalor dan perubahan wujud benda, dari
dengan jawaban mereka masing-masing tanpa pertanyaan yang telah diberikan tetang materi
meminta jawaban dari teman lain. pengertian kalor dan perubahan wujud benda.
Fase ketiga yaitu membagi siswa kedalam Persentase pemahaman konsep
kelompok (berpasangan). Pembentukan dikategorikan baik berkisar 76%-100%, cukup
tim/kelompok terdiri dari 2 orang siswa yang berkisar 56%-75% dan kurang berkisar 0-55%.
Pada kategori interpreting dalam soal nomer 1 hipotesis, thitung> ttabel atau 5.83 > 2.02 atau H0
presentase pemahaman konsep fisika siswa kelas ditolak dan H1 diterima, yang berarti pengaruh
eksperimen memiliki tingkat prensentase sebesar strategi pembelajaran aktif tipe the power of two
79.16% dikaterogikan baik sedangkan kelas terhadap pemahaman konsep fsiska siswa.
kontrol memiliki tingkat presentase sebesar Perbedaan ini disebabkan karena kelas
68.18% dikatergorikan cukup. Dalam hal ini eksperimen lebih aktif saat pembelajaran
presentase kelas eksperimen lebih tinggi berlangsung sedangkan kelas kontrol lebih pasif
dibading kelas kontrol. Pada kategori classifying saat pembelajaran berlangsung.
dalam soal nomer 4 presentase pemahaman
konsep fisika siswa kelas eksperimen memiliki b. Saran – Saran
tingkat presentase sebesar 85.41%
dikategorikan baik sedangkan kelas kontrol Berdasarkan hasil penelitian yang
memiliki tingkat presentase sebesar 69.31% dilakukan, maka peneliti menyarankan kepada
dikategorikan cukup. Dalam hal ini presentase guru maupun calon guru yang ingin
kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe
kontrol. Pada kategori summarizing dalam soal the power of two. Sebaiknya, dalam
nomer 8 presentase pemahaman konsep fisika menggunakan strategi pembelajaran yang
siswa kelas eksperimen memiliki tingkat terpenting adalah keaktifan siswa dan motivasi
presentase sebesar 83.33% dikategorikan baik belajarnya, sehingga merupakan tugas guru
sedangkan kelas kontrol memiliki tingkat untuk meningkatkan hal tersebut. Peneliti
presentase sebesar 57.95% dikategorikan cukup. mengharapkan adanya penelitian lain yang
Dalam hal ini presentase kelas eksperimen lebih menggunakan strategi pembelajaran aktif
tinggi dibanding kelas kontrol. Pada kategori dengan menggunakan metode-metode yang
examplying dalam soal nomor 10 presentase lebih inofatif.
pemahaman konsep fisika siswa kelas
eksperimen memiliki tingkat presentase sebesar DAFTAR PUSTAKA
91.66% dikategorikan baik sedangkan kelas
kontrol memiliki tingkat presentase sebesar [1] Jumarni. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Square Terhadap
68.18% dikategorikan cukup. Dalam hal ini
Pemahaman Konsep Pada Pokok Bahasan Usaha dan
presentase kelas eksperimen lebih tinggi Energi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Palu. E-Jurnal
dibanding kelas kontrol [4]. Pend Fisika Tadulako, 2,1.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian [2] Yusmawati. 2013. Pengaruh Penggunaan Strategi
Pembelajaran Aktif Tipe The Power Of Two Terhadap
yang Berdasarkan penjelasan di atas dapat
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
dilihat bahwa pemahaman konsep fisika pada Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kampar Timur Kabupaten
siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan Kampar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah
kelas kontrol. Dapat dilihat bahwa kelas yang dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulrtan
Syarifkasim Riau Pekanbaru
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe
[3] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan:
the power of two yaitu kelas eksperimen memiliki Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:
tingkat presentase yang baik sedangkan kelas CV Alfabeta
kontrol yang menggunakan pembelajaran [4] Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan
Edisi 2. Jakarta: PT Bumi Aksara
konvensional memiliki tingkat presentase
pemahaman konsep fisika yang cukup. Hal ini
disebabkan karena perbedaan perlakuan yang
diberikan pada kedua kelas. Ini menunjukkan
adanya pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe
the power of two terhadap pemahaman konsep
fisika siswa pada konsep kalor.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis


data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran
aktif tipe the power of two terhadap pemahaman
konsep fisika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sigi.
Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian

Anda mungkin juga menyukai