Anda di halaman 1dari 5

JURNAL MRI SPINE

Disusun Untuk Memehuni Tugas Mata Kuliah Teknik MRI Dasar

Dosen Pengampu : Emi Murniati, SST, M.Kes

Disusun oleh :

Karina Indaswari

P1337430217083

3C

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK RADIOLOGI

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2019
Axial Compression Frame for MRI of Thoracolumbar Spine

Tujuan :

Untuk menyajikan metode pemeriksaan MRI thoracolumbar dengan


tekanan disk intervertebral pada 150 kPa, dengan pasien tidak duduk.

Ringkasan :

MRI dilakukan pada pasien dengan dugaan penyakit hernia diskus dengan
posisi pasien supine (terlentang) dan posisi erect (berdiri) atau duduk. Pada
umumnya pasien, nyaman dengan posisi supine (terlentang), dan tidak nyaman
dalam posisi berdiri atau duduk. Nachemson dan Morris menunjukkan tekanan
intradiskus tulang belakang rata – rata dengan posisi terlentang : 15-20, posisi
berdiri : 100, dan posisi duduk : 150 kPa. Idealnya pasien dengan dugaan hernia
diskus harus dibuat dengan posisi duduk, untuk menghasilkan tekanan intradiskal
tertinggi.

Pada tahun 1996, Jolez menunjukkan perbandingan tonjolan diskus dalam


posisi duduk dan terlentang. Pada saat itu, di dunia hanya memiliki 2 pemindai
MRI dengan posisi duduk, dan harganya masing – masing $ 5 juta. Untuk
mendapatkan manfaat yang sama dan tanpa biaya, salah satu penulis merancang
dan membuat kompresi kayu seharga $75, dengan seorang pasien berbaring pada
bingkai kayu tersebut, akan terlihat cocok seperti bore MRI standar. Setelah 9
tahun digunakan, dibuatlah bingkai dari alumunium yang lebih maju, dengan
pengukuran tekanan.

Selama lebih dari 10 tahun dengan 143 pasien, digunakan bingkai kayu
dalam pemeriksaan MRI. Posisi pasien berbaring terlentang dengan lutut tertekuk
(tidak ada kompresi), dan kemudian dengan lutut tidak ditekuk atau diluruskan
(kompresi aksial). Dalam bingkai alumunium, pasien berbaring dengan kaki

1
diluruskan, dengan telapak kaki menempel dengan footplate. Pelindung bahu
menyebarkan tekanan di atas bahu dan trapezius, dan juga terhubung ke fooplate
dengan tali nondistensible. Pompa yang menghubungkan membuat jarak antara
footplate dan tali pengikat bahu menjadi lebih pendek, dan itu untuk
meningkatkan tekanan intradisk lumbar ke 150 kPa.

Pemeriksaan dilakukan dengan MRI 1,5 T dengan pembobotan T2 sagital,


parameter yang digunakan TR : 4000, TE : 170, matriks 256 x 256, diperoleh
gambaran dengan kompresi dan tanpa kompresi. Setelah diperoleh gambaran
dengan kompresi dilakukan pembobotan T1 untuk menentukan offset superior
karena perubahan posisi pasien. Dokter radiolog mengidentifikasi adanya tonjolan
atau hernia disk dan membandingkan secara kualitatif tingkat tonjolan antara
gambar yang dikompresi dan tidak dikompresi. Ada 10 pasien yang akan
menjalani pemeriksaan. Alat dan bahan yang digunakan : cairan aseptik, jarum
ukuran 18, anestesi lokal, C-arm. Pasien didalamnya disuntikan jarum steril yang
terhubung ke tekanan IC912 / VI gauge(Eliwell-Invensys) dengan tabung
nondistensible berdiameter 4 mm.

Dua model diatas cocok untuk mendapatkan taksiran tekanan fooplate


sebagai fungsi tekanan intradiskus. Pada model pertama, tekanan footplate cocok
sebagai fungsi kuadratik dari nilai kPa. Pada model kedua, log10 dari tekanan
footplate cocok sebagai fungsi kuadratik dari nilai kPa. Untuk model kedua,
estimasi dari tekanan footplate pada nilai 150 kPa diubah kembali. Dihasilkan
gambaran MRI, pasien dengan kompresi dan tanpa kompresi menggunakan
bingkai kayu, dapat terlihat peningkatan tonjolan pada diskus dengan
menggunakan kompresi. Dalam 10 tahun terakhir dalam melakukan pemeriksaan
MRI tulang belakang di dengan kompresi, tidak ada terjadinya komplikasi
neurologis.

2
Ketika penyakit hernia pada diskus, harus dilakukan pemeriksaan MRI.
Posisi duduk atau berdiri dilakukan untuk pasien yang merasakan sangat sakit,
dan posisi supine untuk pasien dengan kondisi yang nyaman dan tekanan
intrakranial rendah. Pemeriksaan MRI menggunakan bingkai membuat rasa sakit
pasien sebagai diskogenik. Meskipun bingkai alumunium belum banyak
dilakukan, tetapi alat ini lebih unggul dari kompresi kayu. Berdasarkan data in
vivo, dapat diperoleh target tekanan intradiskus sebesar 150 kPa. Kompresi aksial
yang dilakukan dapat menambahkan citra tonjolan diskus dan mengolah pola
nyeri pasien, hal tersebut bisa menjadi data tambahan untuk ahli bedah tulang
belakang untuk membenarkan prosedur intervensi.

Dalam pengalaman kami selama periode 10 tahun, telah menemukan


kompresi aksial untuk MRI tulang belakang torakolumbal dengan kasus diduga
penyakit hernia diskus. Metode ini berguna dalam menghasilkan hasil diagnostik
yang lebih baik karena dapat memperlihatkan penambahan tonjolan diskus dan
mereproduksi pola nyeri pasien. Pemeriksaan MRI dan CT tulang belakang pada
dugaan penyakit disk hernia harus dilakukan dengan kompresi aksial.

Ulasan :
Saya berpendapat bahwa jurnal diatas sudah informatif dan baik, karena
memberikan edukasi dan infromasi tambahan kepada kami, agar memiliki
pengetahuan yang lebih tentang pemeriksaan MRI Spine
Pemeriksaan MRI yang sering dijumpai untuk kasus vertebrae, dilakukan
dengan posisi supine, dengan kaki lurus tidak ditekuk. Ternyata setelah membaca
jurnal diatas, dapat diketahui bahwa kondisi pasien dengan dugaan penyakit
hernia pada diskus harus memiliki tekanan yang besar (150 kPa) untuk melihat
secara mendetail tonjolan yang dihasilkan pada diskus, padahal untuk memiliki
tekanan diskus yang besar, pasien harus dalam keadaan duduk. Tetapi itu
membuat pasien sangat tidak nyaman. Pada metode ini dengan adanya bingkai
kayu atau alumunium, yang dapat mengkompresi dan membuat tekanan diskus

3
menjadi lebih besar dengan pasien dalam posisi tiduran, posisi tersebut sangat
nyaman untuk pasien, dan dapat mereproduksi rasa sakit pasien.

Tetapi dibagian kesimpulan pada jurnal diatas, mengatakan bahwa :


Pemeriksaan MRI dan CT tulang belakang pada dugaan penyakit disk hernia
harus dilakukan dengan kompresi aksial. Pada metode diatas, akan susah
dilakukan dengan pasien yang nonkoperatif, pasien akan sangat gelisah jika harus
dilakukan kompresi untuk menghasilkan tekanan diskus yang besar.

Menurut saya, metode ini dapat diterapkan untuk menghasilkan gambaran


citra MRI yang lebih informatif, dan dapat membantu dokter bedah tulang dalam
menentukan prosedur interverensi yang tepat kepada pasien.

Anda mungkin juga menyukai