Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN DAN ULASAN JURNAL SPINE MRI

Evaluation of low back pain with low field open magnetic resonance imaging
scanner in rural hospital of Southern India.

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah MRI Dasar

Dosen Pengampu: Emi Murniati, SST, M. Kes

Disusun Oleh:

Amien Rachman

P1337430217037

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2019
Judul Evaluation of low back pain with low field open magnetic resonance
imaging scanner in rural hospital of Southern India.
(Evaluasi nyeri punggung bawah dengan bidang pemindaian
resonansi magnetik terbuka lapangan rendah di rumah sakit pedesaan
India Selatan.)
Jurnal Neurosciences in Rural Practice.
Tahun 2016
Penulis Oleh : Sadhanandham Shrinuvasan dan Ranganathan Chidambaram
Reviewer AMIEN RACHMAN (P1337430217037)
Tanggal 29 Desember 2019

I. RINGKASAN
A. Pengantar
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan penyebab umum LBP pada
kelompok umur yang berbeda dan peran MRI dalam mendeteksi spektrum berbagai
temuan patologis.
Low back pain (LBP) adalah gejala paling umum yang dikaitkan dengan
pembatasan aktivitas normal dan kecacatan terkait pekerjaan yang melibatkan otot
tulang belakang dan punggung. LBP dapat diklasifikasikan menjadi akut (0-6
minggu), subakut (6-12 minggu), dan kronis (> 12 minggu) berdasarkan durasi
penyakit. Prevalensi LBP seumur hidup telah dilaporkan 70-85%. [1] LBP akut
adalah salah satu kondisi yang paling umum ditemui dalam perawatan primer.
Ketika nyeri punggung akut dikaitkan dengan gejala neurologis, maka pemeriksaan
ekstensif diperlukan untuk mencari penyebab seperti diskus intervertebralis hernia,
stenosis spinal, dan sindrom kauda equine, yang hanya menyumbang 5% dari kasus
nyeri punggung akut. [2]
Pencitraan resonansi magnetik (MRI) digunakan pada kasus ini karena
paparan radiasi yang lebih rendah dan penggambaran yang lebih baik dari jaringan
lunak di sekitar vertebra, dan telah menjadi salah satu modalitas pencitraan yang
disukai dalam evaluasi nyeri punggung. MRI juga memainkan peran penting dalam
nyeri punggung yang terkait dengan radikulopati atau stenosis tulang belakang serta
nyeri punggung yang terkait dengan defisit neurologis progresif.

B. Bahan dan Metode


Jurnal ini menggunakan penelitian prospektif yang dilakukan di
Departemen Radiodiagnosik selama periode 2 tahun antara Juli 2013 dan Juli 2015.
Populasi penelitian mencakup semua pasien yang dirujuk ke rumah sakit tersebut
untuk pemeriksaan lumbar MRI dengan keluhan LBP. Pasien yang memiliki
implan logam feromagnetik dan kasus yang tidak kooperatif dikeluarkan dari
penelitian.

Pencitraan dan analisis gambar

Semua pemeriksaan MRI dilakukan pada pemindai terbuka MRI 0,4 Tesla
HITACHI. Semua pasien menjalani pemeriksaan MRI sesuai protokol, yaitu
gambar sagittal, gambar axial T1- and T2-weighted dan short tau inversion
recovery (STIR) coronal. Pada sequence khusus seperti myelogram, gambar
gadolinium-enhanced T1-weighted juga dilakukan kapan pun jika diperlukan.
Semua gambar ditinjau di stasiun kerja PACS elektronik oleh ahli radiologi, dan
diagnosis konsensus diberikan oleh dua ahli radiologi dalam kasus kontroversial.
Semua level lumbar dan dalam beberapa kasus untuk mencari keterlibatan multi-
vertebral maka dilakukan skrining seluruh tulang belakang.

Analisis statistik

Frekuensi distribusi berbagai penyebab LBP dan distribusi berbagai etiologi


di antara kelompok umur yang berbeda dievaluasi secara manual.

C. Hasil dan Pembahasan


Penelitian ini melibatkan total 235 kasus. Ada 121 pria dan 114 wanita. Usia
pasien berkisar antara 21 hingga 68 tahun dengan rata-rata 41,3 tahun. Etiologi
yang paling umum dalam penelitian ini adalah penyakit pada diskus dan herniasi.
Kondisi paling umum kedua yang ditemukan terkait dengan herniasi disk adalah
spondylolysis dengan atau tanpa listhesis. Vertebral collapse baik karena trauma
atau osteoporosis, dan etiologi infektif (piogenik dan tuberkulosis) adalah penyebab
paling umum lainnya. Sedangkan kondisi neoplastik jarang menyebabkan nyeri
punggung dalam penelitian ini. MRI lumbar spine tidak menunjukkan kelainan
dengan studi normal tetapi secara kebetulan penyebab lain nyeri punggung seperti
kista pecah, kista hemoragik, dan penyakit radang panggul pada wanita, serta
kalkulus ureter dengan hidroureteronephrosis pada pria.
Prevalensi LBP pada populasi India ditemukan bervariasi antara 6,2% (pada
populasi umum) hingga 92% (pada pekerja konstruksi). Status sosial ekonomi
rendah dan pendidikan yang buruk telah ditemukan terkait dengan LBP. [3] Dalam
penelitian ini, nyeri punggung lebih banyak ditemukan pada pria, dan umumnya
terlihat pada dekade ketiga dan keempat

Disc Degeneration

Degenerasi disk umumnya terlihat pada kelompok usia lanjut. Diskus


intervertebralis cenderung mengalami degenerasi karena berkurangnya pasokan
oksigen dan nutrisi akibat proses penuaan yang normal atau trauma. Dalam studi
ini, sebagian besar degenerasi disebabkan oleh proses penuaan yang normal.

Disc herniations (bulges, protrusion, extrusion)

MRI adalah metode pilihan untuk evaluasi morfologi disk karena


sensitivitas yang baik (60-100%) dan spesifisitas (43-97%) untuk herniasi disk
(baik penonjolan dan ekstrusi). [2] Studi ini menunjukkan 93 kasus disc
protrusions, 83 kasus disc bulge, dan 17 kasus disc extrusion, yang didiagnosis
sesuai dengan ketentuan pasien pasien tersebut.

Lumbar canal stenosis

Dalam penelitian ini, ada 40 kasus stenosis kanal tulang belakang, yang
semuanya merupakan sekunder dari herniasi diskus, dan tidak ada kasus anomali
kongenital yang menyebabkan stenosis.

Spondylolysis and spondylolisthesis


Spondylolysis lumbosakral adalah defek unilateral atau bilateral pars
interarticularis yang mengenai satu atau lebih vertebra lumbar. Spondylolysis
lumbosakral paling sering terjadi pada L5, terhitung 85% dari semua kasus, [9] dan
ini merupakan penyebab spondylolisthesis yang paling umum. [10] Dalam
penelitian ini, ada 18 kasus spondylolisthesis; 12 di antaranya disebabkan oleh
spondylolysis dan sisanya oleh malalignment sendi facetal, dan sebagian besar dari
semua kasus melibatkan tingkat vertebra L5-S1.

Spondylodiscitis infektif

Penelitian ini melibatkan lima penyebab infeksi, empat di antaranya etiologi


TB dan satu disebabkan oleh infeksi piogenik. Satu kasus spondilitis TB dikaitkan
dengan abses psoas

Trauma

Fraktur vertebra lumbar dapat disebabkan oleh trauma parah atau


melemahnya patologis tulang. Osteoporosis adalah penyebab mendasar dari banyak
fraktur lumbar, terutama pada wanita pascamenopause. Dalam penelitian ini, ada
lima kasus fraktur traumatis dan empat kasus fraktur kompresi sekunder akibat
osteoporosis.

Tumor

Penelitian ini menunjukkan empat kasus neoplasma yang menyebabkan


nyeri punggung yang meliputi kasus tumor tulang yang agresif, menunjukkan
kolaps vertebra L5 dengan konvexitas posterior dan perubahan sumsum
subchondral yang berhubungan dengan lesi litik ekspansil yang melibatkan
hemivertebra kanan, pedikel, dan proses transversal. Biopsi dari lesi menunjukkan
fitur tumor sel raksasa ganas. Hemangioma vertebral dengan komponen jaringan
lunak epidural menyebabkan kompresi medula tali pusat, multiple myeloma, dan
karsinoma sel ginjal metastatik.

Miscellaneous
MRI tidak menunjukkan kelainan tulang belakang lumbar dalam 24 kasus
(10,2%). Sebagian besar pasien dengan studi normal adalah wanita muda.
Kebetulan penyebab lain dari sakit punggung seperti kista pecah, kista hemoragik,
dan penyakit radang panggul ditemukan pada wanita, sedangkan kalkulus ureter
dengan hydroureteronephrosis ditemukan pada pria.

D. Kesimpulan
Penggunaan MRI dengan resolusi kontras jaringan lunak yang melekat,
kemampuan multiplanar, dan kurangnya radiasi pengion tetap modalitas yang
sangat berharga dalam evaluasi LBP, terutama dalam patologi disk dan sumsum.
Studi ini menunjukkan prevalensi LBP yang tinggi pada kelompok usia menengah
di antara populasi pedesaan dengan degenerasi diskus dan herniasi sebagai etiologi
umum LBP. MRI tetap menjadi modalitas pilihan yang unik dalam evaluasi
terperinci dari penyebab LBP lainnya seperti trauma tulang belakang, infeksi, dan
kondisi neoplastik.

II. ULASAN
A. Metode

Jurnal ini menggunakan penelitian prospektif, yaitu penelitian yang bersifat


longitudinal dengan mengikuti perjalanan penyakit ke depan berdasarkan urutan
waktu. Terbukti dengan dilakukannya penelitian di Departemen Radiodiagnosik
selama periode 2 tahun antara Juli 2013 dan Juli 2015 dan populasi penelitian
mencakup semua pasien yang dirujuk ke rumah sakit tersebut untuk pemeriksaan
lumbar MRI dengan keluhan LBP. Metode analisa yang digunakan adalah
Frekuensi distribusi berbagai penyebab LBP dan distribusi berbagai etiologi di
antara kelompok umur yang berbeda dievaluasi secara manual.

Penjelasan metode penelitian tersebut sudah memuat jenis parameter dan


jenis pesawat MRI yang digunaakan serta sudah menggunakan teknologi
pengarsipan gambar dan sistem komunikasi, yaitu PACS. Namun, penelitian
tersebut belum menjelaskan tentang peralatan, bahan, posisi pasien dan teknik
pemeriksaan secara detail serta hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam
pemeriksaan tersebut. Sehingga pembaca kurang dapat dalam memahami metode
penelitian tersebut secara mendalam, akan lebih baik penulis menjelaskan lebih
rinci tentang hal-hal tersbut.
B. Pembahasan
Penggunaan bahasa pada jurnal tersebut mudah dipahami oleh pembaca
sehingga dapat mengetahui tujuan dan isi yang ingin disampaikan oleh penulis
kepada pembaca. Dalam sub pokok bahasan penulis menjelaskan dengan rinci
mulai dari penejelasan, pelaksanaan penelitian, dan penggunaan metode-metode
yang telah disebutkan. Teori dan model analisis yang digunakan tepat. Analisisnya
sangat rinci dan mudah dipahami
Kekurangan penelitian ini adalah karena waktu yang diperlukan untuk
penelitian ini relatif lebih lama dan memerlukan jumlah sampel yang cukup besar,
maka penelitian ini sangat mahal dan tidak efisien. Keterbatasan lainnya, kadang-
kadang hasil penelitian ini berlakunya tidak cukup lama. Sementara itu, subyek
yang dipakai sebagai sampel ada saja yang tidak dapat diikuti sampai selesai (drop
out).
III. DAFTAR PUSTAKA JURNAL ASLI
1. Andersson GB. Epidemiological features of chronic low-back pain. Lancet.
1999;354:581–5. [PubMed] [Google Scholar]
2. Jarvik JG, Deyo RA. Diagnostic evaluation of low back pain with emphasis on
imaging. Ann Intern Med. 2002;137:586–97. [PubMed] [Google Scholar]
3. Bindra S, Sinha AG, Benjamin AI. Epidemiology of low back pain in Indian
population: A review. Int J Basic Appl Med Sci. 2015;5:166–79. [Google Scholar]
4. Modic MT, Steinberg PM, Ross JS, Masaryk TJ, Carter JR. Degenerative disk disease:
Assessment of changes in vertebral body marrow with MR imaging. Radiology.
1988;166((1 Pt 1)):193–9. [PubMed] [Google Scholar]
5. Roudsari B, Jarvik JG. Lumbar spine MRI for low back pain: Indications and yield.
Am J Roentgenol. 2010;195:550–9. [PubMed] [Google Scholar]
6. Hapani H, Hapani J, Anjana T, Jagruti K. Magnetic resonance imaging of back pain in
young population. J Evol Med Dent Sci. 2014;3:12644–9. [Google Scholar]
7. Fardon DF, Milette PC. Nomenclature and classification of lumbar disc pathology:
Recommendations of the combined task forces of the North American Spine Society,
American Society of Spine Radiology, and American Society of Neuroradiology.
Spine. 2001;26:E93–113. [PubMed] [Google Scholar]
8. Kent DL, Haynor DR, Larson EB, Deyo RA. Diagnosis of lumbar spinal stenosis in
adults: A metaanalysis of the accuracy of CT, MR, and myelography. AJR Am J
Roentgenol. 1992;158:1135–44. [PubMed] [Google Scholar]
9. Patel DR, Nelson TL. Sports injuries in adolescents. Med Clin North Am.
2000;84:983–1007. [PubMed] [Google Scholar]
10. Lonstein JE. Spondylolisthesis in children. Cause, natural history, and management.
Spine (Phila Pa 1976) 1999;24:2640–8. [PubMed] [Google Scholar]
11. Modic MT, Feiglin DH, Piraino DW, Boumphrey F, Weinstein MA, Duchesneau PM,
et al. Vertebral osteomyelitis: Assessment using MR. Radiology. 1985;157:157–66.
[PubMed] [Google Scholar]
12. Voormolen MH, van Rooij WJ, van der Graaf Y, Lohle PN, Lampmann LE, Juttmann
JR, et al. Bone marrow edema in osteoporotic vertebral compression fractures after
percutaneous vertebroplasty and relation with clinical outcome. AJNR Am J
Neuroradiol. 2006;27:983–8. [PubMed] [Google Scholar]
13. Parizel PM, van der Zijden T, Gaudino S, Spaepen M, Voormolen MH, Venstermans
C, et al. Trauma of the spine and spinal cord: Imaging strategies. Eur Spine J.
2010;19(Suppl 1):S8–17. [PMC free article] [PubMed] [Google Scholar]
14. Kosuda S, Kaji T, Yokoyama H, Yokokawa T, Katayama M, Iriye T, et al. Does bone
SPECT actually have lower sensitivity for detecting vertebral metastasis than MRI? J
Nucl Med. 1996;37:975–8. [PubMed] [Google Scholar]
15. Shih TT, Huang KM, Li YW. Solitary vertebral collapse: Distinction between benign
and malignant causes using MR patterns. J Magn Reson Imaging. 1999;9:635–42.
[PubMed] [Google Scholar]

Anda mungkin juga menyukai