0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas pilihan pengobatan untuk infeksi Neisseria gonorrheae. Pengobatan utama adalah penisilin, seperti penisilin prokain-G. Untuk strain yang resisten terhadap penisilin, obat alternatifnya adalah sefalosporin generasi III seperti seftriakson, spektinomisin, atau kanamisin. Resistensi N. gonorrheae terhadap antibiotik semakin meningkat seiring waktu karena mutasi genetik, sehingga terapi har
Dokumen ini membahas pilihan pengobatan untuk infeksi Neisseria gonorrheae. Pengobatan utama adalah penisilin, seperti penisilin prokain-G. Untuk strain yang resisten terhadap penisilin, obat alternatifnya adalah sefalosporin generasi III seperti seftriakson, spektinomisin, atau kanamisin. Resistensi N. gonorrheae terhadap antibiotik semakin meningkat seiring waktu karena mutasi genetik, sehingga terapi har
Dokumen ini membahas pilihan pengobatan untuk infeksi Neisseria gonorrheae. Pengobatan utama adalah penisilin, seperti penisilin prokain-G. Untuk strain yang resisten terhadap penisilin, obat alternatifnya adalah sefalosporin generasi III seperti seftriakson, spektinomisin, atau kanamisin. Resistensi N. gonorrheae terhadap antibiotik semakin meningkat seiring waktu karena mutasi genetik, sehingga terapi har
Pilihan utama pada pengobatan Neisseria gonorrheae yaitu penisilin.
Penisilin yang efektif ialah penisilin prokain-G. Dosisnya 4,8 juta Unit + 1 gram probenesid. Obat lain yang dapat digunakan yaitu ampisilin dan amoksilin. Dosisnya yaitu 3,5 gram ampisilin + 1 gram probenesid, sedangkan untuk amoksilin dosisnya yaitu 3 gram + 1 gram probenesid. Kontraindikasi untuk pemberian golongan obat penisilin ini yaitu alergi penisilin serta pada daerah yang tinggi insidens Neisseria gonorrheae Penghasil Penisilinase (N.G.P.P).1,2
Pengobatan untuk N.G.P.P ialah spektinomisin, kanamisin, sefalosporin,
kuinolon, tiamfenikol. Dapat diberikan sefalosporin generasi III yaitu seftriakson dosisnya 250 mg i.m, spektinomisin dosisnya 2 gram i.m, kanamisin dosisnya 2 gram i.m, tiamfenikol dosisnya 3,5 gram secara oral. Sedangkan golongan kuinolon yang dapat diberikan yaitu ofloksasin 400 mg.1,2
Sejak meluasnya pemakaian penisilin, resistensi gonokokus terhadap
penisilin perlahan-lahan timbul karena seleksi mutan kromosom, sehingga sekarang banyak strain yang memerlukan penisilin G kadar tinggi (MIC ≥2μg/mL) untuk menghambatnya. N gonorrhoeae penghasil penisilinase (PPNG) juga mengalami peningkatan dalam prevalensinya. Sering ditemukan bentuk resisten terhadap tetrasiklin yang diperantarai secara kromosom (MIC ≥2μg /mL). Selain resistensi terhadap tetrasiklin dalam kadar tinggi (MIC ≥32 μg/ mL), terdapat juga resistensi spektinomisin seperti resistensi terhadap antimikroba lain. Karena masalah resistensi terhadap antimikroba pada N gonorrhoeae, Pelayanan Kesehatan Masyarakat di AS menganjurkan agar infeksi genital atau rektal yang tidak berkomplikasi diobati dengan seftriakson 250 mg secara intramuskuler dalam dosis tunggal. Terapi tambahan dengan doksisiklin 100 mg yang diberikan melalui oral dua kali sehari selama 7 hari, dianjurkan bagi yang kemungkinan disertai infeksi klamidia; pada wanita hamil, selain doksisiklin diberikan juga eritromisin basa 500 mg melalui oral empat kali sehari selama 7 hari. Modifikasi terapi ini dianjurkan untuk infeksi N gonorrhoeae jenis lain.3 Referensi : 1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2010. 2. Gillespie S, Bamford K. At a Glance Mikrobiologi Medis dan Infeksi. Edisi 3. Jakarta: Erlangga; 2009. 3. Brooks FG, Butel S J, Morse S A. mikrobiologi kedokteran jawetz, melnick dan adelberg. Edisi 23. Jakarta: EGC; 2007.